Anda di halaman 1dari 16

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH EVOLUSI

BUKTI EVOLUSI

OLEH :

VEREN ADELINA SUKARNO

14534030

JURUSAN BIOLOGI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2017
BAB I

PEMBAHASAN

1. RUDIMENTASI

Sisa-sisa organ atau struktur tubuh hasil rudimentasi dapat dianggap sebagai bukti evolusi.
Organ atau struktur tubuh tersebut pada hakikatnya sudah tidak berguna lagi. Namun masih
dapat dijumpai pada tubuh organisme. Contohnya tulang ekor pada manusia, umbai cacing
pada usus manusia, sisa kaki pada ular Phyton.

Organ yang Mengalami Rudimentasi/Organ Tubuh yang Tersisa

Rudimentasi organ merupakan petunjuk adanya evolusi. Organ yang berguna pada
suatu makhluk hidup, pada makhluk hidup lain mungkin kurang berfungsi. Contoh tulang
ekor pada manusia kurang berfungsi sehingga mengalami rudimenter. Organ yang
mengalami rudimenter akan membuang waktu saja untuk terus-menerus menyediakan darah,
zat makanan, dan ruangan bagi organ yang tidak lagi memiliki fungsi penting. seleksi alam
cenderung menguntungkan individu yang memiliki organ dalam bentuk tereduksi, dan
dengan demikian cenderung akan menghilangkan struktur yang tidak berfungsi lagi. Namun
pada kelompok mamalia lain, ekor sangat berkembang dan berfungsi sebagai ekor, begitu
juga pada kelompok Vertebrata lainnya.

Alat-alat sisa digunakan sebagai petunjuk adanya evolusi. Kenyataanya meskipun alat
tersebut tidak lagi menunjukkan suatu fungsi nyata tapi tetap dijumpai secara nyata dan
jumlahnya boleh dikatakan cukup banyak. Penganut faham evolusi melihat adanya
kelemahan dari penganut faham ciptaan khusus, bertolak dari alat-alat tersisa yang tidak lagi
ada gunanya itu. Adapun organ-organ sisa antara lain: apendiks, selaput mata sebelah dalam,
otot-otot penggerak telinga, tulang ekor, gigi taring yang runcing, geraham ketiga, rambut
didada, mammae pada laki-laki, musculus piramidalis dan masih banyak lagi .

Sisa-sisa organ tubuh pada hewan yang masih ditemukan antara lain sisa kaki belakang pada
ular piton yang mirip benjolan kuku, dan sisa bangunan sayap pada burung kiwi.
2. BIOGEOGRAFI

Bukti Biogeografi

Biogeografi adalah mempelajari distribusi geografi dari tanaman dan hewan. Dengan
mempelajari biogeografi kita dapat menjelaskan mengapa spesies-spesies berdistribusi, dan
apa bentuk distribusi yang diperlihatkan mengenai habitat dan daerah asal mula mereka.

Dari perjalanan Darwin mengelilingi dunia dengan H.M.S. Beagle, ia menemukan bahwa
spesies tanaman dan hewan umumnya tidak berdistribusi jauh dari habitat yang potensial.
Studi-studi mengenai biogeografi sejak Darwin dibuktikan berulang-ulang oleh para ilmuan.

Kesimpulan mendasar dari studi biogeografis memperlihatkan bahwa suatu spesies baru
muncul pada satu tempat dan kemudian menyebar menuju keluar dari titik atau tempat
asal.Beberapa spesies kemudian menjadi lebih luas distribusinya, tetapi mereka tidak dapat
melewati barier-barier alami yang terpisah daerah biogeografis yang besar.

Oleh karena itu, meskipun lingkungan hidup sesungguhnya identik pada daerah biogeografis
berbeda, jarang ditempati oleh spesies yang sama. Buktinya, setiap daerah geografi besar di
dunia mempunyai karakteristik kelompok tanaman dan hewan. Sebagai contoh, di Australia
semacam kanguru (marsupial) mempunyai kantong yang berperan sebagai tempat menyusui
dan melindugi anaknya, pada daerah biogeografi yang lain kanguru (marsupial) hampir tidak
ditemukan.

Selanjutnya, catatan fosil setiap daerah menampilkan suatu garis evolusioner kejadian-
kejadian biologis yang terpisah dari semua daerah-daerah lain. Dengan setiap garis
evolusioner, banyak fosil-fosil yang telah ditemukan dapat dibentuk atau disusun suatu
spesies yang pernah hidup pada daerah tertentu.

Bukti-bukti observasi atau pengamatan memperkuat konsep bahwa seleksi alam berlaku, oleh
kekuatan besar dari lingkungan sehingga muncul spesies baru yang hanya dapat hidup
beradaptasi atau dapat menyesuaikan diri dengan kondisi topografinya maupun kondisi iklim
disekelilingnya. Sebagai buktinya, apa yang dilihat Darwin ketika menemukan bahwa spesies
pada pulau tertentu terhalang untuk berhubungan dengan spesies pada pulau-pulau dekat, dan
bahwa spesies sepulau umumnya berhubungan dengan spesies terdekat yang hidup sedaratan.
Sebaliknya, tidak ada bukti yang mendukung keberadaan sekelompok island
species (spesies yang hanya ada pada pulau tertentu) dengan karakteristik tertentu
ditemukan dalam habitat-habitat pulau lain kemanapun kita mengelilingi dunia.

Pada tingkatan yang lebih spesifik, biogeografi menunjukkan banyak bukti-bukti menyolok
yang mengarah pada kejadian evolusi konvergen (convergent evolution). Organisme-
organisme pada kenyataannya mempunyai biogeografi berbeda-beda, meskipun diturunkan
dari keturunan nenek moyang yang sangat berbeda, memiliki kesamaan proses adaptasi pada
habitat-habitat khusus.

Sebagai contoh, tanaman kaktus (famili Cactaceae) ditemukan di gurun pasir sebelah
tenggara Amerika Utara, dan di gunung pasir Andes, tetapi tidak ada dimanapun di tempat
lain. Di samping itu habitat-habitat kering dan tandus di Afrika ditempati oleh sekelompok
tanaman dari famili Euphorbiaceae. Contoh-contoh ini memperjelas teori kekuatan seleksi
alam dimana terbentuk ciri-ciri atau bentuk-bentuk yang sangat sama oleh karena adaptasi
pada lingkungan yang sama

Lebih jauh dijelaskan, dua tempat yang memiliki iklim yang sama belum tentu keadaan flora
dan faunanya sama, bahkan mungkin berbeda sama sekali. Sebagai contoh kepulauan
Galapagos dan kepulauan Cape Verde mempunyai iklim yang sama tetapi flora dan faunanya
berbeda. Flora dan fauna di kepulauan Galapagos hampir sama dengan flora dan fauna yang
terdapat di Amerika Selatan.

Dihasilkannya 13 spesies burung Finch di kepulauan Galapagos disebabkan oleh adanya


penyebaran geografi. Burung yang berasal dari Amerika Selatan yang bermigrasi ke
kepulauan Galapagos ini menemukan lingkungan baru yang berbeda dengan lingkungan
asalnya sehingga terbentuk varian-varian yang sesuai dengan lingkungan yang baru dan
terus berkembang.
Cara penyebaran ini ada 2 macam yaitu penyebaran aktif dan penyebaran pasif. Penyebaran
aktif ialah penyebaran yang didorong oleh faktor-faktor dari dalam diri inidividu itu sendiri,
misalnya perpindahan populasi burung dari suatu tempat ke tempat lain untuk mencari
makanan;

Sedangkan penyebaran pasif ialah penyebaran yang disebabkan oleh faktor-faktor lain,
misalnya penyebaran buah kelapa oleh air. Dalam melakukan penyebaran itu banyak
rintangan yang tidak dapat diterobos atau dilalui.

Jika dapat diterobos lingkungan yang baru itu tidak memenuhi persyaratan bagi hidupnya,
oleh karena itu baik penyebaran aktif maupun penyebaran pasif tidak selalu berakibat
perluasan daerah.
3. FOSIL

Gambar fosil dinosaurus

Fosil merupakan sisa tubuh makhluk hidup yang telah membatu karena proses geologis yang
membentuknya baik proses fisika ataupun proses kimia.

Fosil dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:


- Fosil biologis, merupakan fosil tubuh makhluk hidup, baik yang utuh maupun yang tidak
utuh.
- Fosil sisa, atau tanda adanya kehidupan merupakan fosil yang berasal bukan dari bagian
tubuh makhluk hidup. Misalnya feses, jejak telapak kaki, alat atau perkakas.
Kegunaan fosil untuk evolusi adalah membantu rekonstruksi kehidupan dimasa lalu.

Data Fosil

Istilah fosil berasal dari bahasa latin fodere yang berarti menggali. Fosil dapat berupa tulang-
belulang, tubuh, jejak, dan sisa makhluk hidup yang terawetkan dalam batuan sediment.
Sehingga Cuvier menyimpulkan bahwa pada masa tertentu telah diciptakan makhluk hidup
yang berbeda dari masa ke masa lainnya.
Misalnya adaptasi kuda, zebra, keledai merupakn suatu adaptasi makhluk hidup yang jutaan
tahun yang lalu merupakan hewan yang lemah, kecil berangsur-angsur menjadi hewan yang
lincah, kuat dan berlari sangat cepat.(Widodo dkk, 2003).

Fosil merupakan makhluk hidup atau sebagian dari makhluk hidup yang tertimbun oleh
tanah, pasir, lumpur dan akhirnya membatu, kadang-kadang hanya berupa bekas-bekas
organisme. Umumnya fosil yang ditemukan adalah dalam keadaan tidak utuh yaitu hanya
suatu bagian atau beberapa bagian dari tubuh makhluk. Hancurnya tubuh makhluk hidup
tersebut disebabakan oleh pengaruh angin, air, bakteri pembusuk, hewan-hewan pemakan
bangkai dan masih banyak yang lain.(Widodo dkk, 2003).

Fosil dapat ditemukan diberbagai macam lapisan bumi, sehingga penentuan umurnya
didasarkan atas umur lapisan yang mengandung fosil-fosil itu. Umumnya fosil yang terdapat
di lapisan yang paling dalam, mempunyai umur yang lebih tua sedangkan umur fosil yang
ditemukan pada lapisan yang lebih atas mempunyai umur yang lebih muda.

Dengan membandingkan fosil yang ditemukan diberbagai lapisan bumi yaitu mulai dari
sederetan fosil yang ditemukan pada lapisan bumi yang tua sampai yang muda menunjukkan
adanya perubahan yang terjadi secara berangsur-angsur, maka dapat disimpulkan bahwa fosil
merupakan petunjuk adanya evolusi. Ilmu yang mempelajari tentang fosil yang
menggungkapkan banyaknya keterangan yang membenarkan adanya evolusi adalah
Palaentologi.

Fosil binatang paling purba yang ditemukan adalah fosil inventrebata ( binatang yang tidak
bertulang belakang) primitive penghuni air.

Menurut catatan Dobzhansky, struktur tubuhnya sudah amat rumit dan maju. Ada yang
tubuh dan kulitnya bersendi-sendi. Sesungguhnya binatang ini adalah mahkluk yang baik
adaptasinya dengan lingkunganya, yang berupa laut tenang pada zaman kuno. Kemudian
dalam batuan yang terjadi sekitar 450 juta tahun yang lalu muncullah sisa-sisa mahkluk
macam baru. Mahkluk tersebut yaitu ostrakodermata, yang rupanya mirip ikan sedangkan
bentuknya kasar. Ostrakodermata memiliki kerangka dalam, tidak memiliki rahang dan
binatang ini menyusuri dasar laut sambil menghisap makananya. Binatang ini dikenal sebagai
leluhur lampre masa kini.(Moore, R. 1979).
Sementara waktu berlalu, rekaman batuan menunjukkan bahwa mahkluk yang lingkupnya
terbatas ini mulai digantikan oleh ikan berahang yang disebut plakodermata dan akantodi.
Ikan semacam ini tidak perlu menyelam menyusuri dasar laut untuk mencari makan, tetapi
pada tingkat kedalaman manapun binatang ini dapat memakan berbagai macam makanan
ataupun menangkap mangsa. Ikan tuna rahang terlahir dengan busur insang yang sedikit
mengalami perubahan dan berbentuk huruf V yang menghadap ke samping.

Tetapi ikan yang amat berbeda dengan semua pendahuluanya muncul dalam batuan yang
kira-kira berumur 390 juta tahun. Bagian depan tengkoraknya dapat diangkat dan diturunkan
sedikit, suatu perubahan yang mengalami guncangan manakal rahang di tutup rapat. Gigi-
giginya runcing tajam dan amat cocok untuk menangkap mangsa. Suatu tulang semacam itu
dan struktur yang berhubungan dengannya pada waktu kemudian dikenal sebagai tulang
binatang daratan.

Ikan yang lain dari yang lain ini disebut Crossopterygii (sirip cuping). Kira-kira 365 juta
tahun yang lalu, selama Zaman Devon, beberapa Crossopterygii melangkah ke darat.
Mungkin hidupnya menghuni sungai yang pada musim panas terik mongering menjadi
kolam-kolam yang bertebaran di sana sini.

Selain itu ditemukanya fosil mahkluk hidup yang lebih tinggi tingkatanya dari pada
Crossopterygii adalah amfibi primitif yaitu Ichtyostega. Amfibi tersebut memiliki ekor ikan,
paru-paru dan sekaligus memiliki tungkai serta kaki yang cukup berkembang. Sambil
merangkak-rangkak di sepanjang tepian sungai, ikan ini menangkap serangga yang baru
mulai berkeliaran di sana.

Ketika saatnya tiba, mutasi dan seleksi kembali menunjukkan hasil yang mengagumkan.
Beberapa amfibi menghasilkan telur yang terbungkus belulang kuat dan keras. Dengan
demikian telurnya lebih terlindung dari pada telur lembut ikan dan amfibi lainya. Telur baru
yang lebih baik ini dibuahi di dalam tubuh dan disimpan dalam tempat yang aman hingga
menetas.
Dengan kesempurnaan yang ada padanya, binatang petelur ini bebas dari air. Embrio yang
terlindung baik dapat berkembang dalam perairanya sendiri, yakni rongga amnion telur dan
terjaga tidak hanya terhadap kekeringan, melainkan juga terhadap bahaya daratan sekitar.
Kelompok baru dan lebih bebas yang ber-evolusi dari leluhur amfibi dengan cara itu adalah
reptil dan dimulailah abad reptilia.

Rekaman fosil menunjukkan bahwa burung-burung timbul dari leluhur yang sama dengan
leluhur reptilia peterbang, yakni arkosaurus. Dua diantara burung purba itu jatuh di laguna
karang yang sekarang ini adalah Bavaria, Jerman.

Binatang tersebut bercirikan kepalanya panjang dengan gigi-gigi tajam, leher panjang,
tungkai belakang yang kokoh dan corak bulunya yang banyak, tercetak pada batu kapur
litografis yang indah. Seandainya bulu terbang yang panjang dan larikan unik bulunya yang
menurun di kedua sisi ekor tidak tercetak pada batu, maka sedikit orang yang percaya bahwa
mahkluk yang begitu serupa reptile dapat berbulu. Tetapi bulu-bulu tersebut memang bulu
sejati burung, dan Archaeopteryx diklasifikasikan sebagai burung yang paling purba dan
paling sederhana yang pada waktu itu mengambil alih ruang angkasa. (Anonimous c, 2008).

Ilustrasi reptil terbang yang diberi nama Darwinopterus modularis, sebagai bentuk
penghormatan mereka terhadap pencetus teori evolusi Charles Darwin. Temuan itu
dipublikasikan dalam jurnal terbitan Inggris,Proceedings of the Royal Society B.

Fosil ini ditemukan di gunung batu, yang terbentuk 160 juta tahun silam di sisi utara China,
awal tahun ini. Masa itu merupakan masa pertengahan dan akhir periode
Jurassic. Darwinopterus menyerupai reptil yang mirip elang dengan kepala dan leher mirip
pterosurus yang lebih maju.(Anonimous, 2009).
Darwin menyatakan bahwa pertumbuhan kehidupan itu seperti pertumbuhan pohon. Tetapi
dengan semakin terisinya catatan fosil, perkembangan kehidupan dapat diusut sepanjang
setengah milyar tahun terakhir sejak adanya bumi.

Teori evolusi di dukung dan dibuktikan oleh sisa-sia binatang yang tak dapat disangkal, yang
hidup dan mati selama massa perkembanganya dari bentuk organic pertama hingga
pendahulu terdekat manusia. Satu-satunya yang masih harus dibuktikan adalah bukti
timbulnya manusia sendiri.(Moore, R. 1979).

Petunjuk dan bukti tentang adanya evolusi dapat dipelajari dari studi tentang struktur organ
berbagai makhluk hidup yang memiliki kesamaan. Sebagai petunjuk apabila dapat digunakan
untuk mengarahkan menuju adanya evolusi. Sedangkan sebagai bukti apabila terdapat suatu
bukti kebenaran yang telah ditemukan. Petunjuk-petunjuk serta bukti-bukti evolusi ada
beberapa hal, antara lain melalui:
4. RADIASI ADAPTASI

Adaptasi

Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik. Dalam karangan ini akan
dijelaskan tentang adaptasi yang dilakukan oleh hewan dan tumbuhan dan perbedaan
adaptasi yang dilakukan oleh hewan dengan adaptasi yang dilakukan oleh tumbuhan terhadap
lingkungannya.

Adaptasi Hewan : kemampuan hewan untuk menyesuaikan dirinya terhadap perubahan-


perubahan keadaan alam atau lingkungannya (seleksi alam). Adapun jenis-jenis dan macam-
macam adaptasi pada hewan adalah:

a. Adaptasi Morfolog

Adalah penyesuaian pada organ tubuh yang disesuaikan dengan kebutuhan organisme hidup.
Misalnya seperti gigi singa, harimau, citah, macan, yang runcing dan tajam untuk makan
daging, sedangkan pada gigi sapi, kambing, kerbau, biri-biri, domba tidak runcing dan tajam
karena giginya lebih banyak dipakai untuk memotong rumput atau daun dan untuk
mengunyah makanan.

b. Adaptasi Fisiologi

Adalah penyesuaian yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang menyebabkan adanya
penyesuaian pada alat-alat tubuh untuk mempertahankan hidup dengan baik. Contoh pada
onta yang punya kantung air di punuknya untuk menyimpan air agar tahan tidak minum di
padang pasir dalam jangka waktu yang lama serta pada anjing laut yang memiliki lapisan
lemak yang tebal untuk bertahan di daerah dingin.

c. Adaptasi Tingkah Laku

Adalah penyesuaian mahkluk hidup pada tingkah laku / perilaku terhadap lingkungannya
berupa kemampuan hewan untuk merubah warna kulit tubuhnya sesuai dengan lingkungan
sekitarnya sehingga kurang dapat terlihat. Kemampuan hanya bisa dilakukan oleh beberapa
hewan, seperti cumi-cumi, sotong dan bunglon. Sebagai contoh pada bunglon yang dapat
berubah warna kulit sesuai dengan warna yang ada di lingkungan sekitarnya dengan tujuan
untuk menyembunyikan diri sehingga tidak terlihat oleh dari para pemangsa seperti pada
contoh gambar di bawah ini:

Adaptasi Tumbuhan: penyesuaian diri yang dilakukan oleh tumbuhan terhadap lingkungan
yang baru, baik perubahan fisiologis maupun morfologis dan proses penyesuaian ini berjalan
lambat dan sangat tergantung kepada kondisi lingkungan barunya, apakah sesuai dengan
sangat hidup tumbuhan tersebut dan kandungan unsur hara yang terdapat di lingkungan
tersebut.

Dalam proses adaptasi, tumbuhan melalui berbagai tahapan, yaitu:

a. Tahap Aklimatisasi : tahap di mana tumbuhan berusaha keras untuk dapat


mempertahankan hidup di tempat baru dengan mengubah kemampuan fisiologis dan atau
morfologi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.

b. Tahan Naturalisasi : tahap di mana tumbuhan telah mampu menyesuaikan dirinya dengan
faktor lingkungan dan terus berusaha untuk menyempurnakan proses adaptasinya ke arah
yang positif.

c. Tahap Domestikasi : tahap di mana proses adaptasi tumbuhan sudah dapat menyesuaikan
diri dengan, lingkungan barunya dan sudah mulai dapat menjalankan kehidupannya untuk
melewati siklus hidupnya dengan baik
5. HOMOLOGI

Kesamaan dasar dalam struktur yang diturunkan dari nenek moyang yang umum disebut
struktur homolog. Lebih jelasnya, homologi adalah struktur dasar sama yang diturunkan
secara genetik dari nenek moyang yang umum tetapi kemudian memiliki fungsi yang
berbeda. Suatu contoh homologi yang baik adalah tulang lengan depan vertebrata.

Semua vertebrata seperti burung, ikan paus, dan manusia mempunyai struktur dasar tulang
lengan depan yang sama kemudian melewati proses perubahan (evolusi) dari nenek moyang
yang umum, kemudian menampilkan fungsi yang berbeda.

Kesamaan anggota gerak tidak hanya meliputi tulang, tetapi juga otot, saraf, persendian
dan pembuluh darah. Semua kesamaan menunjukkan bahwa
organ tersebut berasal dari struktur yang sama, dan selanjutnya berubah struktur
sehingga fungsinya berbeda. Peristiwa ini dikenal dengan nama homologi

Konsep lain dari anatomi perbandingan yaitu analogi. Analogi adalah menunjukkan fungsi
yang sama, tetapi mempunyai struktur dasar yang berbeda. Misalnya sayap burung dengan
sayap serangga mempunyai fungsi yang sama tetapi struktur dasarnya berbeda. Burung
mempunyai kerangka tulang sayap sedangkan serangga mempunyai sayap yang tersusun dari
lapisan kitin yang keras, tetapi keduanya berfungsi untuk terbang

Sayap burung dan sayap kelelawar berbeda dengan sayap serangga maupun sayap kupu-
kupu, meskipun fungsinya sama. Hal ini disebabkan karena asal usul organ atau bentuk
dasarnya berbeda tetapi berkembang sehingga mempunyai fungsi yang sama.

Anatomi perbandingan yang juga diidentifikasi yakni struktur vestigial. Struktur vestigial
adalah struktur-struktur tertentu yang tidak berkembang terus pada beberapa organsime,
tetapi dalam perkembangan selanjutnya berfungsi lain. Struktur vestigial termasuk
rudimentasi, sayap pada mutan vestigial (Drosophila melanogaster) kekurangan penglihatan
pada hewan-hewan penghuni gua, gigi geraham manusia, tulang ekor pada manusia (pada
mamalia yang lain ekornya tumbuh memanjang).
DAFTAR PUSTAKA

Amin,M. dkk.2003. Panduan Belajar Evolusi. Jakarta: DEPDIKNAS.

Anonimous. 2006. Horses, Evolution and Transitional Forms. (Online),


(http://www.Darwinisme.org/horse.html, )

Anonimous. 2007. Petunjuk Evolusi. (Online),(http://www.kaskus.us/showthread,

Anonimous a.2008. Petunjuk-petunjuk adanya evolusi .(Online),


(http://www.biologi.us/showthread,)

Anonimous b, 2008. Strugle for the exsistance dan Survival of the fittest. (Online),
(http://www.bringyou.to/apologetics/p15.html)

https://evolusiblog.wordpress.com/handout/bukti-bukti-evolusi/

https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=11&idmateri=330&mnu=Ma
teri5&kl=10

https://safnowandi.wordpress.com/2015/03/12/petunjuk-dan-bukti-evolusi/
SOAL TANYA JAWAB OBJEKTIF

1. Manakah yang merupakan contoh dari rudimentasi ?


A) Tulang ekor pada manusia,
B) umbai cacing pada usus manusia,
C) sisa kaki pada ular Phyton.
D) Semua pilihan diatas benar

Jawaban D

2. Apa fungsi dalam mempelajari biogeorafis ?


A) Untuk mengetahui organ atau struktur tubuh tersebut pada hakikatnya sudah tidak
berguna lagi
B) dapat menjelaskan mengapa spesies-spesies berdistribusi
C) menjelaskan tentang hewan yang mati dan tertimbun dibumi
D) penyesuaian diri

Jawaban B

3. Fosil dibedakan menjadi 2 bagian, fosil biologis dan fosil sisa, manakah yang merupakan
contoh dari fosil sisa, kecuali ?
A) Tubuh makhluk hidup
B) Feses,
C) jejak telapak kaki,
D) alat atau perkakas.

Jawaban A
4. Contoh proses adaptasi yang dilakukan oleh hewan adalah ?
A) Adaptasi Domestikasi
B) Adaptasi Aklimatisasi
C) Adaptasi fisiologis dan tingkah laku
D) Adaptasi sendiri

Jawaban C

5. Contoh dari suatu homologi yaitu ?


A) onta yang punya kantung air di punuknya
B) tulang lengan depan vertebrata
C) hewan tidak bertulang belakang
D) hewan berutlang belakang

Jawaban B

Anda mungkin juga menyukai