Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Paleontologi berasal dari bahasa yunani kata “paleo” yang artinyamasa
lampau, “onto” yang artinya kehidupan dan ”logos” yang artinya adalah ilmu.
Jadi secara umum paleontologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masa
lampau.
Sejarah paleontologi di mulai oleh Abbe Giraud-Saulavie warga Negara
perancis pada tahun 1777 setelah melakukan penelitian pada batu gamping.
Dari hasil penelitiannya tersebut kemudian membuat suatu prinsip mengenai
paleontologi yaitu,jenis-jenis fosil dan hokum ini di kenal dengan hukum faunal
succession.
Setelah itu sejalan dengan perkembangan ilmu biologi muncul Baron Cuvier
pada kisaran waktu 1769-1832 yang menyusun tentang sistematika
paleontologi. Dengan di susunnya sistematika tersebut membuat peneliti
peneliti paleontologi dapat lebih terarah.
Dalam mengurutkan sesuatu kejadian dengan kejadian yang lain nya
berpedoman pada sejumlah hokum atau prinsip antara lain, hokum superposisi
adalah lapisan yang termuda terletak pada lapisan yang paling atas, hokum
keaslian horizontal lapisan sedimen akan diendapkan dengan permukaan yang
horizontal dan mendekati sejajar dengan permukaan dasar tempat
pengendapan. Jika dasar tempat pengendapan tidak rata, maka sedimen pada
permukaanya akan mengikuti bentuk dasar cekungannya namun kemudian
akan tetap horizontal permukaannya, hokum penerobosan adalah suatu intrusi
batuan beku adalah lebih muda daripada batuan yang diterobosnya.
Seiring berjalannya waktu banyak bermunculan berbagai jenis makhluk
hidup. Dan manusia mulai mempelajari tentang jenis-jenis makhluk hidup dan
mengetahui sejarah tersebut dari fosil ditemukan berupa sisa tubuh dari
makhluk tersebut atau jejak sisa dari fosil.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui, dan mengklasifikasi fosil.
2. Mengetahui jangka waktu hidup dari fosil.
3. Menentukan umur serta lingkungan pengendapan.

1.3 Alat dan Bahan


1. Pensil
2. Lembar

Laporan Praktikum Paleontologi Pendahuluan 1


BAB II
DASAR TEORI

Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau atau


praakasara present is the key to the past ilmu paleontology mencakup studi fosil
untuk menentukan evolusi pada suatu organisme dan dengan interaksiknya
dengan organisme lain dan lingkungan sekitarnya (Sukandarrumidi, 2008).
Paleontologi berasal dari bahasa yunani kata “paleo” yang artinya masa
lampau, “onto” yang artinya kehidupan dan ”logos” yang artinya adalah ilmu.
Jadi secara umum paleontologi berarti ilmu yang mempelajari tentang masa
lampau. Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan
masa lampau dalam skala umur geologi.Terdapat dua macam istilah klasifikasi
organisma, yaitu :Natural classification, adalah suatu penggolongan organisma
berdasarkan pada jenis lingkungan yang ditempatinya, misalnya lingkungan.
Artificial classification, adalah suatu penggolongan organisme berdasarkan sifat-
sifatnya (Shrock &Twenhofel, 1952).
Paleontologi adalah ilmu yang ruang lingkup hidup purba yang biasanya
adalah dengan mempelajari fosil-fosilnya. Paleontologi adalah mempelajari fosil
makhluk hidup untuk mempelajari jejak kehidupan dan segala sesuatu tentang
zaman purba. Secara sempit, Paleontologi dapat diartikan ilmu mengenai fosil
sebab jejak kehidupan zaman purba terekam dalam fosil (Noor, 2012)
Fosil adalah sisa kehidupan purba yang terawetkan secara alamiah dan
terekam pada bahan-bahan dari kerak bumi.sisa kehidupan tersebut dapat
berupa cangkang binatang, jejak atau cetakan yang mengalami pembentukan
atau penggantian oleh mineral. Catatan fosil ( fossil record ) adalah susunan
teratur di mana fosil mengendap dalam lapisan/ strata,pada batuan sedimen
yang menandai berlalunya waktu geologis.Semakin atas letak strata tempat fosil
ditemukan,semakin muda usia fosil tersebut . (Bemmelen,1949).
Tidak semua organisme yang mati dapat terfosilkan hal ini di pengaruhi
oleh beberapa faktor alami. Faktor-faktor perusak yang mencegah organisme
terfosilkan: biologi, pada faktor ini adalah adanya kehidupan yang menjadi
mangsa organisme lainnya.kondisi ini mengakibatkan organisme yang dimangsa
tidak dapat terawetkan,Fisikaorganisme mati bisa terawetkan apabila
lingkungannya mendukung proses pemfosilan. Lingkungan di mana organisme
mati biasanya terjadi proses sedimentasi yang sangat berpengaruh untuk terjadi
atau tidaknya proses pemfosilan, kimiawi tubuh keras dari organisme biasanya
mengandung unsur-unsur kimia yang udah larut di dalam air. Ada bermacam-
macam fosil bila ditinjau dari dari kejadiannya, antara lain:Bagian keras yang
terawetkan dan menjadi fosil seperti keadaannya semula. Misalnya: tulang,gigi,

Laporan Praktikum Paleontologi Pendahuluan 2


cangkang.Suatu rongga yang terbentuk karena bagian keras yang semula ada,
terlarut oleh air dan akibatnya terbentuk rongga yang bentuknya seperti
semula.Hasil pembatuanAwetan yang terdapat dalam lapisan seperti batu
amberJejak, lubang, tempat tinggal, kotoran (Siswanto, dan Noerwidi, 2015).
Proses pemfosilan terbagi menjadi 3 fosil tak termineralisasi fosil
termineralisasi dan fosil yang lain fosil tak terminalisasi dibagi menjadi 4 yang
pertama fosil yang tidak mengalami perubahan secara keseluruhan, yaitu fosil
yang jarang terjadi dan merupakan keistimewaan dalam proses pemfosilan
contohnya nya mamut di Siberia yang ter bekukan dalam endapan es tersier
yang kedua fosil yang terubah sebagian proses ini umumnya dijumpai pada
batuan Mesozoikum dan kenozoikum contohnya tulang dan rangka atau
cangkang mollusca yang ketiga distilasi atau karbonisasi yaitu menguapnya
kandungan gas gas atau zat lain yang mudah menguap tumbuhan atau hewan
karena tertekannya rangka atau tubuh kehidupan tersebut dalam sedimentasi
dan meninggalkan residu karbon atau berupa lapisan lapisan tipis yang
keempat Amber yaitu hewan atau tumbuhan yang terperangkap Dalam getah
tumbuhan seperti Damar dan akhirnya ter fosil kan.
Fosil yang termineralisasi proses ini terbagi menjadi 4 yaitu Replacement,
histometabasis, permineralisasi, dan leaching proses Replacement merupakan
penggantian total material penyusun organisme oleh mineral-mineral asing,
histometabasis adalah penggantian total tiap tiap molekul dari jaringan
tumbuhan oleh mineral-mineral asing yang meresap ke dalam jasad tumbuh-
tumbuhan, permineralisasi adalah pengisian an-nahl mineral asing ke dalam
tiap pori-pori dalam kulit kerang tanpa mengubah material penyusunnya,
leaching adalah proses pelarutan dinding tes oleh air tanah.
Proses pemfosilan yang lain terbagi menjadi 9 bagian impression,mold, cast,
koprolit, gastrolit, trail, track, foot print, dan burrow. Impression adalah jejak-
jejak organisme yang memiliki relief rendah contohnya berkas daun yang jatuh
di lumpur, mold adalah cetakan tapak yang di tinggalkan oleh organisme
bereelief tinggi, cast adalah cetakan dari jejak oleh material asing yang terjadi
apabila rongga antar tapak dan tuangan terisi zat lain dari luar, koprolit adalah
kotoran binatang yang ter fosil kan dan berbentuk nodul nodul memanjang
dengan komposisi phosphate, gastrolith fosil yang dahulu tertelan oleh salah
satu hewan tertentu misalnya pada reptil untuk membantu pencernaan trail
adalah jejak ekor binatang yang fosil kan, track adalah jejak kuku binatang
yang terfosil kan, foodprint adalah jejak kaki hewan yang terkucilkan, burrow
adalah lubang-lubang yang berbentuk seperti lubang bor atau pipa yang
merupakan tempat tinggal.

Laporan Praktikum Paleontologi Pendahuluan 3


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pendalaman mengenai
proses pemfosilan, syarat terjadi pemfosilan , dan factor-factor pencegah
atau perusak organisme terfosilkan. Paleontology adalah ilmu yang
mempelajari kehidupan masa lampau atau praakasara ilmu paleontology
mencakup studi fosil untuk menentukan evolusi pada suatu organism dan
dengan interaksiknya dengan organism lain dan lingkungan sekitarnya.
Ilmu paleontology berada pada batas antara ilmu biologi dan geologi,
tetapi berbeda dengan arkeologi karena paleontology tidak memasukkan
kebudayaan homo sapien modern, paleontologi kini mendayagunakan
berbagai jenis metode ilmiah dan sains penggunaan berbagai metode ini
memungkinkan paleontology untuk menemukan sejarah evolusioner
kehidupan.
Adapun bagian tubuh yang masih dapat diamati dari fosil itu sendiri
adalah, test yaitu bagian keseluruhan dari suatu fosil, suture yaitu
hubungan antar bagian yang lain, aperture yaitu mulut bagian atas, dan
septa yaitu pembatas yang memisahkan rongga atau ruang.
Proses pemfosilan fosil ini dimulai dari organisme yang mati, kemudian
tertransportasikan oleh media geologi berupa air yang mengubah bentuk
dan kedudukannya. Selama transportasi, material yang terdapat pada
organisme ini akan menyesuaikan diri dan berubah menjadi material yang
lebih stabil. Kemudian fosil ini akan terendapkan pada daerah yang lebih
rendah yang relatif kedudukannya berupa cekungan.
Setelah itu organisme akan tertutupi oleh lapisan batuan sedimen.
Lapisan tersebut lama kelamaan akan bertambah tebal yang mengakibatkan
sinar matahari tidak dapat menembus lapisan tersebut. Sehingga bakteri
pembusuk tidak dapat bekerja dan mempermudah proses pemfosilan
organisme berkontak langsung dengan air yang mengandung ion-ion
terlarut, seperti silika, kalsium karbonat atau oksida besi.
Syarat terjadinya pemfosilan yaitu Organisme yang mati tidak menjadi
mangsa organisme lainnya,Memiliki bagian tubuh yang atau rangka yang
keras (resisten),Rongga-rongga pada bagian yang keras yang dimasuki zat
kerisik sehingga merubah struktur kimiawi tanpa mengubah struktur fisik,
Diawetkan oleh lapisan es, misal fosil mammouth, Kejatuhan atau terlingkupi
oleh getah,Orgnisme jatuh pada lingkungn anaerob.

Laporan Praktikum Paleontologi Pendahuluan 4


BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1 kita dapat mengetahui lebih dalam tentang fosil
2.kita dapat mengetahui umur terbentuk dari fosil tersebut
3.kita dapat mengetahui lingkungan pengendapan dari fosil tersebut dari yang
termineralisasi, tak termineralisasi, dan fosil yang lain.

4. 2 Saran
Untuk praktikan agar lebih memahami materi-materi yang telah dijelaskan
oleh asisten laboratorium paleontologi baik itu yang telah dipelajari atau yang
belum dipelajari agar diskusi berjalan dengan lancar.

Laporan Praktikum Paleontologi Pendahuluan 5


DAFTAR PUSTAKA

Shrock R.R & Twenhotel W. H., (1953) – Principles of Invertebrata Paleontology,


McGraw – Hill Book Company inc, New York.

Sukandarrumidi, (2008). Paleontologi Aplikasi.

Noor, (2012). Pengantar geologi.

Siswanto dan Noerwidi. 2015. Perbandingan Data Geologi, Paleontologi, dan


Arkeologi Situs Patiayam dan Semedo. SBA. Vol. 18 No. 4 :16

Bemmelen,R. W. Van. 1949. Geology of Indonesia, Goevernment Printing Office,


The Hague, Netherland.

Laporan Praktikum Paleontologi Pendahuluan 6

Anda mungkin juga menyukai