Anda di halaman 1dari 22

PENGENALAN FOSIL

Nur Alfiyah Suhas Suparman1, Dian Ponco Legiwo 2

[1]
Praktikan Paleontologi, laboratorium Paleontologi, Departemen Teknik Geologi,
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Asisten Laboratorium Paleontologi, Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
[2]

Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Paleontologi berasal dari kata paleo yang berarti tua, dahulu, ontos yang berarti
hidup, dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan masa lampau. Berdasarkan
asal katanya, fosil berasal dari bahasa latin yaitu “fossa” yang berarti "galian", adalah
sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Praktikum ini
dilakukan dengan maksud untuk memberikan pemahaman awal melalui pengenalan dan
pendeskripsian beberapa fosil dan bertujuan agar praktikan dapat memahami dan
mengetahui definisi dari fosil dan agar praktikan dapat memahami dan mengetahui proses
pemfosilan. Metode yang digunakan pada praktikum Acara 1 Pengenalan Fosil adalah
mengenali dan mendeskripsikan sampel. Dalam praktikum kali ini menggunakan 7
sampel yaitu fosil peraga dengan nomor 870, 1590, 170, 1837, 805, 948, 959. Fosil yang
di praktikum kan berasal dari beberapa filum yaitu filum Mollusca, filum Cnidaria, filum
Foraminifera, filum Arthropoda, dan filum Echinodermata. Fosil erat kaitannya dengan
geologi karna fosil dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui lingkungan
pengendapan, indikator untuk mengetahui umur batuan, sebagai sumber energi dan
lainnya.
Kata Kunci : Fosil, Proses pemfosilan, taksonomi

I. Pendahuluan Geologi didalamnya mencakup


mineral, batuan dan fosil akan tetapi
1.1 Latar Belakang
ini tidak hanya sebatas obyeknya
Bidang Ilmu Geologi meliputi
tetapi juga terkait proses dan
segala hal yang berkaitan dengan
penjelasan pembentukannya.
bumi, penyusun serta proses
Paleontologi berasal dari kata
terjadinya. Selain itu, studi tentang
paleo yang berarti tua, dahulu, ontos
yang berarti hidup, dan logos yang mempelajari kehidupan yang pernah
artinya ilmu pengetahuan. Sehingga ada di muka bumi sepanjang sejarah
dapat disimpulkan bahwa bumi, mengetahui kondisi geografi
paleontologi adalah ilmu yang dan iklim pada zaman saat fosil
mempelajari tentang kehidupan masa tersebut hidup, menentukan umur
lampau. Dalam paleontologi yang relatif batuan yang terdapat di alam
dipelajari biasanya mengenai fosil- didasarkan atas kandungan fosilnya,
fosil sisa makhluk hidup yang hidup untuk menentukan lingkungan
beribu-ribu tahun yang lalu. Fosil pengendapan batuan didasarkan atas
sendiri adalah jejak kehidupan masa sifat dan ekologi kehidupan fosil
lalu. Fosil merupakan jejak/sisa yang dikandung dalam batuan
kehidupan masa yang memiliki tersebut, Untuk korelasi antar batuan
bagian tubuh keras yang mati secara batuan yang terdapat di alam
alami dan berusia diatas 500 ribu juta (biostratigrafi) yaitu dengan dasar
tahun. . Dahulu teori evolusi banyak kandungan fosil.
diuji dengan melihat fosil-fosil yang Pada praktikum kali ini
merupakan peninggalan makhluk dimaksudkan untuk praktikan dapat
hidup pada masa lalu. Tetapi perlu mendeskripsikan dan mengenali fosil
diketahui juga bahwa Charles dari ciri dan bentuknya serta
Darwin ketika membuat buku “the pembagian kelasnya.
origin of species” tidak diawali
1.2 Maksud Dan Tujuan
dengan fosil namun lebih banyak
memanfaatkan fenomena burung- Maksud dari praktikum ini

burung di Galapagos. Perkembangan adalah untuk memperkenalkan dan

teori evolusi saat ini sudah memberikan pemahaman awal pada

menggunakan bermacam - macam praktikum paleontologi.

metode mutahir, tetapi jelas tidak Adapun tujuan yang ingin di

hanya kearah masa kini dengan capai dari praktikum acara satu

memanfaatkan DNA saja. pengenalan fosil adalah:

Dalam ilmu geologi, tujuan


mempelajari fosil adalah untuk
1) Agar Praktikan dapat mencoba untuk menjelaskan sebab
memahami dan mengetahui sebab dibandingkan dengan
definisi dari fosil melakukan percobaan untuk
2) Mahasiswa dapat memahami mengamati gejala atau dampaknya.
dan mengetahui proses Berbeda dengan mempelajari hewan
pemfosilan atau tumbuhan yang hidup di jaman
sekarang, paleontologi menggunakan
1.3 Alat Dan Bahan
fosil atau jejak organisme yang
Adapun alat dan bahan yang terawetkan di dalam lapisan kerak
digunanakan dalam praktikum kali bumi, yang terawetkan oleh proses-
ini adalah sebagai berikut : proses alami, sebagai sumber utama
1) LKP (Lembar Kerja penelitian. Oleh karena itu
Praktikan) paleontologi dapat diartikan sebagai
2) ATK ilmu mengenai fosil sebab jejak jejak
3) Penggaris kehidupan masa lalu terekam dalam
4) Clipboard fosil. Pengamatan paleontologi sudah
5) Jam Tangan didokumentasikan sejak abad ke 5
6) Sampel Fosil sebelum masehi, dan ilmu ini baru
berkembang pada abad ke 18 setelah
II. Tinjauan Pustaka
Georges Cuvier menerbitkan hasil
2.1 Pengertian Paleontologi pekerjaannya dalam “Perbandingan
Paleontologi adalah ilmu yang Anatomi” dan kemudian berkembang
mempelajari tentang bentuk bentuk secara cepat pada abad ke 19. Fosil
kehidupan yang pernah ada pada yang dijumpai di China sejak tahun
masa lampau termasuk evolusi dan 1990 telah memberi informasi baru
interaksi satu dengan lainnya serta tentang yang paling awal terjadinya
lingkungan kehidupan nya evolusi binatang-binatang, awal dari
(paleoekologi) selama umur bumi ikan, dinosaurus dan evolusi burung
atau dalam skala waktu geologi dan mamalia.
terutama yang diwakili oleh fosil. Paleontologi pada dasarnya
Sebagaimana ilmu sejarah yang berada diantara batas biologi dan
geologi dan saling berbagi dengan dalam bukunya “Systema Naturae”
arkeologi yang batasnya sulit untuk (1735) serta hasil penelitiannya pada
ditentukan. Sebagai pengetahuan, tahun tahun berikutnya. Dalam
paleontologi juga berkembang taksonomi dari Linneaeus terdapat 3
menjadi beberapa sub bagian, Kingdom yang dibagi menjadi Kelas
beberapa diantaranya mengfokuskan dan kemudian dibagi lagi menjadi
pada perbedaan organisme fosil Orde, Famili, Genus, dan Spesies
sedangkan lainnya menghususkan serta tingkatan yang lebih rendah
pada ekologi dan sejarah dari Spesies.Klasifikasi organisme
lingkungannya, seperti iklim masa yang didasarkan pada taksonomi
purba. Tubuh fosil dan jejak fosil secara tradisional merupakan
adalah merupakan bukti utama dari klasifikasi ilmiah. Istilah ini
kehidupan masa lampau, dan bukti khususnya digunakan untuk
geokimia dapat membantu untuk membedakan dengan Sistematika
mengetahui evolusi dari kehidupan Cladistic. (Noor, 2012).
sebelum organisme yang cukup besar 2.2 Pengertian Fosil
tinggal sebagai fosil.
Kira-kira 550 juta tahun yang lalu
Untuk mengklasifikasi organisme
longsoran lumpur yang terjadi di
purba pada umumnya sangat sulit,
dasar laut purba. Tumbuhan dan
kebanyakan organisme purba tidak
binatang terangkut pada proses
cocok dengan “Taksonomi Linnean”
tersebut ke dasar laut yang lebih
yang biasa dipakai untuk
dalam lapisan sedimen lumpur yang
mengklasifikasikan kehidupan
kemudian mengalami litifikasi
organisme dan para ahli paleontologi
menjadi serpih. Selanjutnya serpih
lebih sering menggunakan klasifikasi
mengalami pengankatan membentuk
“Cladistic” untuk menggambarkan
pegunungan yang tinggi. Pada batuan
evolusinya melalui “family trees”.
tersebut ditemukan sejumlah sisa-
Taksonomi Linnaean adalah bentuk
sisa organisme tadi yang beberapa
khusus dari klasifikasi biologi
jenis diantaranya masih tetap hidup
(taksonomi) yang dibuat oleh Carl
Linnaeus sebagaimana disusun
sampai sekarang sedang yang lainnya syarat sebagai berikut (Djauhari
telah musnah. Noor, 2012) :
Sisa-sisa kehidupan dimasa a) Sisa-sisa organisme.
lampau yang telah mengalami b) Terawetkan secara alamiah.
pembatuan disebut fosil. Fosil yang c) Pada umumnya padat
tertua adalah jejak yang sangat kecil /kompak/keras.
dari organisme yang menyerupai d) Berumur lebih dari 11.000
bakteri yang pernah hidup sekitar tahun.
3000 juta tahun yang lalu. Cabang Istilah "fosil hidup" adalah
ilmu geologi yang pernah dipelajari istilah yang digunakan suatu
tentang kehidupan yang pernah ada spesies hidup yang menyerupai
di masa lampau disebut paleontologi. sebuah spesies yang hanya
Paleontologi sangat membantu ahli diketahui dari fosil. Beberapa
geologi dalam melakukan fosil hidup antara lain ikan
interpretasi mengenai sejarah bumi. coelacanth dan pohon ginkgo.
Fosil, dari bahasa Latin yaitu Fosil hidup juga dapat mengacu
fossa yang berarti "menggali keluar kepada sebuah spesies hidup
dari dalam tanah”. Fosil adalah yang tidak memiliki spesies
semua sisa, jejak, ataupun cetakan dekat lainnya atau sebuah
dari manusia, binatang, dan tumbuh- kelompok kecil spesies dekat
tumbuhan yang telah terawetkan yang tidak memiliki spesies
dalam suatu endapan batuan dari dekat lainnya. Contoh dari
masa geologis atau prasejarah yang kriteria terakhir ini adalah
telah berlalu. Fosil mahluk hidup nautilus. Mempelajari evolusi
terbentuk ketika mahluk hidup pada tidak bisa meninggalkan fosil.
zaman dahulu terjebak dalam lumpur Dahulu teori evolusi banyak
atau pasir dan kemudian jasadnya diuji dengan melihat fosil-fosil
tertutup oleh endapan lumpur yang merupakan peninggalan
Berdasarkan dari definisi fosil, makhluk hidup pada masa lalu
maka fosil harus memenuhi syarat- (Djauhari Noor, 2012).
2.3 Tipe Dan Jenis Fosil
Menurut ahli paleontologi Fosil jenis ini sering juga
ada beberapa jenis fosil tetapi disebut sebagai trace fosil (fosil
secara umum ada dua macam jejak), karena yang terlihat
jenis fosil yang perlu diketahui, hanyalah sisa-sisa aktifitasnya.
yaitu: fosil yang merupakan Jadi ada kemungkinan fosil itu
bagian dari organisme itu sendiri bukan bagian dari tubuh
dan fosil yang merupakan sisa- binatang atau tumbuhan itu
sisa aktifitasnya (Djauhari Noor, sendiri. Pada gambar
2012) : diperlihatkan bagaimana fosil
1. Tipe fosil yang berasal dari jejak terbentuk sebagai hasil dari
organismenya sendiri aktivitasnya. Adapun jenis fosil
Tipe pertama ini adalah jejak antara lain “coprolite”
binatangnya itu sendiri yang
terawetkan/tersimpan, dapat
berupa tulangnya, daun-nya,
cangkangnya, dan hampir semua
yang tersimpan ini adalah bagian
dari tubuhnya yang “keras”.
Dapat juga berupa binatangnya
(fosil bekas kotoran binatang)
yang secara lengkap (utuh)
dan “trail and tracks” (fosil
tersipan. misalnya fosil
bekas jejak langkah binatang).
Mammoth yang terawetkan
Gambar 2.1 Fosil Jejak
karena es, ataupun serangga
Penyimpanan atau
yang terjebak dalam amber
pengawetan fosil cangkang
(getah tumbuhan).
dapat berbentuk cetakan, berupa
2. Tipe fosil yang merupakan
cetakan bagian dalam (internal
sisa-sisa aktifitasnya
mould) dicirikan bentuk
permukaan yang halus, atau
external mould dengan ciri
permukaan yang kasar.
Keduanya bukan binatangnya mineral atau karna penggantian
yang tersiman, tetapi hanyalah seluruhnya oleh berbagai bahan lain.
cetakan dari binatang atau Proses-proses pemfosilan dapat
organisme itu. terjadi melalui berbagai cara (Amin,
2014) :
1) Fosil-fosil yang tidak
termineralisasi (Rongga-rongga
dalam cangkangnya tidak terisi
oleh berbagai mineral)
a. Fosil-fosil yang tidak
berubah seiring dijumpai
Gambar 2.2 Fosil dari Organismenya pada batuan-batuan berumur
Mesozoikum dan
2.4 Proses-Proses Pemfosilan
Kenozoikum, seperti gigi
Proses pemfosilan dapat terjadi ikan hiu, berbagai tulang
dengan cara yang bermacam-macam, dan cangkang molluska.
serta dipengaruhi oleh keadaan b. Kadang-kadang dapat
lingkungan sekitarnya. Hewan- kejatuhan getah tumbuhan
hewan dan tumbuhan jika mati dan mati karna terbungkus
jasadnya mungkin dapat terwaetkan olehnya yang kemudian
dalam keadaan yang tidak berubah. dapat menjadi fosil.
Dalam hal ini bahan yang menyusun c. Tumbuhan atau bahan
cangkangnya setelah menjadi fosil organik lainnya setelah mati
masih sama dengan bahan yang dengan cepat tertutup oleh
dimiliki oleh hewan atau tumbuhan lapisan tanah. Karna panas
semula sewaktu hidupnya. Ada pula di dalam bumi maka gas
hewan atau tumbuhan yang dalam tumbuhan atau bahan
cangkangnya terawetkan dalam organik tersebut menguap
keadaan berubah, misalnya karna dan yang tertinggal
perubahan atau pengurangan zat-zat hanyalah zat organik dalam
bentuk suatu gambaran atau
tepak dari fosil sehingga lama kelamaan
bersangkutan yang dapat menutupi suatu daerah yang
terlihat dengan jelas di luas. Sering terjadi bahwa
dalam batuan, minyak bumi itu mengalir
d. Pemfosilan berupa mumi. hilang dan tinggallah
Proses ini jarang terjadi dan aspalnya yang merupakan
hanya terdapat di daerah danau aspal. Di dalam
ataupun di gua yang danau tersebut sering
hawanya sangat kering terperangkap hewan yang
sekali. Karna udara yang kemudian tidak dapat keluar
sangat kering itu maka lagi dan mati di tempat itu.
hewan yang mati akan lekas f. Pemfosilan dengan cara
menjadi kering dan dengan pembekuan. Dalam hal ini
begitu bakteri pembusuk hewan yang mati tertutup
tidak ada kesempatan untuk serta terlindung oleh lapisan
membusukkan hewan yang es yang membekukannya
mati. Dengan car aitu hewan dengan segera. Oleh karna
yang mati tersebut akan itu dinginnya es tersebut
menjadi fosil berupa mumi. maka tidak ada bakteri
e. Pemfosilan dalam aspal. Di pembusuk yang dapat hidup
beberapa daerah di dunia dalam bangkai itu untuk
terdapat berbagai tempat membusukkannya dan
dimana aspal keluar dari udaranya tertahan oleh
dalam tanah. Hal ini lapisan es itu. Sebagai
disebabkan karna suatu contoh paling terkenal dari
lapisan tanah mengandung proses fosilisasi ini adalah
minyak bumi serta aspal penemuan fosil Mammot.
terbuka oleh kikisan dan 2) Fosil-Fosil Yang Termineralisasi
akibatnya minyak bumi Proses fosilisasi meliputi
tersebut mengalir keluar beberapa cara, sebagai berikut :
dari permukaan tanah
a. Histometabasis : Merupakan kerrang. Hanya lubangnya
suatu istilah yang khusus saja yang terisikan
dipakai untuk tumbuhan sedangkan bahan semula
terutama fosil kayu yang yang Menyusun tulang
mengalami penggantian ataupun cangkang tersebut
total. Molekul demi molekul tetap tidak berubah.
dari jaringan tumbuhan d. Koprolit : Adalah kotoran
diganti oleh berbagai hewan yang berubah
mineral lain yang meresap menjadi fosil.
ke dalam jasad tumbuhan
tersebut setelah terpendam
dalam tanah. Struktur mikro
dari tumbuhan tersebut
masih terpelihara dan
tampak jelas. Mineral yang
Gambar 2.3 Fosil Koprolit
menggantikannya pada
e. Gastrolit : Kadang-kadang
umumnya adalah rijang,
ditemukan batu membulat
opal ataupun kalsedon.
yang halus dipermukaannya
b. Penggantian (replacement) :
didalam badan hewan yang
Proses ini mencakup suatu
telah menjadi fosil.
penggantian total dari
3) Bentuk-bentuk pemfosilan yang
bahan-bahan yang
lain
Menyusun cangkang
a. Impresi adalah suatu fosil
prganism dengan mineral-
yang terdapat dalam batuan
mineral lain.
sedangkan fosilnya sendiri
c. Permineralisasi : Adalah
telah lenyap.
suatu proses pengisian dari
Impresi dapat dibagi
tiap-tiap lubang (pori) oleh
menjadi:
mineral-mineral lain yang
 Tapak (Eksternal Mold)
yang terdapat dalam tulang
adalah impresi yang
ataupun dalam cangkang
gambaran bagian luar Dalam ilmu geologi, tujuan
fosil yang ditinggalkan mempelajari fosil adalah (Noor,
olehnya dalam batuan. 2012) :
 Tuangan (Internal Mold) a) Untuk mempelajari kehidupan
adalah impresi yang yang pernah ada di muka bumi
terjadi karna fosil itu sepanjang sejarah bumi;
sendiri oleh satu dan lain b) Mengetahui kondisi geografi dan
hal telah lenyap dan iklim pada zaman saat fosil
rongga kosong di dalam tersebut hidup;
lapisan tanah yang c) Menentukan umur relatif batuan
ditinggalkan oleh fosil itu yang terdapat di alam didasarkan
sendiri diganti oleh zat atas kandungan fosilnya;
lain. d) Untuk menentukan lingkungan
 Cetakan (Cast) : Cast pengendapan batuan didasarkan
dapat terjadi jika rongga atas sifat dan ekologi kehidupan
antara tapak dan tuangan fosil yang dikandung dalam
terisi oleh suatu zat lain batuan tersebut;
dari luar, sedangkan fosil e) Untuk korelasi antar batuan
sendiri oleh satu da lain batuan yang terdapat di alam
hal telah lenyap. (biostratigrafi) yaitu dengan
b. Liang dalam tanah yang dasar kandungan fosil yang
dibuat untuk tempat sejenis/seumur.
kediaman hewan, misalnya
2.6 Fosil Indek
cacing, kerrang dan lain-lain
bila terisi oleh batuan juga Fosil Indek adalah organisme

dapat mejadi fosil. yang hadir selama periode waktu


tertentu dimana kemunculan dan
2.5 Tujuan Mempelajari Fosil kepunahannya pada periode waktu
Fosil masih merupakan alat yang terbatas. Fosil Indek dipakai
terbaik dalam mempelajari, sebagai pedoman dalam penentuan
mengkaji, dan menguji teori evolusi. umur batuan dimana fosil tersebut
terawetkan. Pada Gambar 2.5 sebelumnya dan hal ini dapat kita
diperlihatkan daftar fosil indek yang ketahui melalui pengamatan fosil-
digunakan sebagai kunci pada skala fosil yang terekam di dalam lapisan-
waktu geologi (Amin, 2014). lapisan batuan sepanjang sejarah
bumi. Apabila penelusuran kita
lanjutkan hingga ke lapisan batuan
yang paling tua, maka kita akan
sampai pada suatu keadaan dimana
tidak satupun fosil ditemukan,
apakah itu fosil yang berasal dari
reptil, burung, mamalia, vertebrata
berkaki empat, tumbuhan darat, ikan,
cangkang, dan atau binatang lainnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka
Gambar 2.5 Fosil Indek
ketiga prinsip utama diatas dapat kita
2.7 Hukum Suksesi Fauna (Fosil)
sintesakan menjadi satu prinsip yang
Apabila kita telusuri fosil-fosil berlaku secara umum yang disebut
yang terkandung dalam lapisan sebagai Hukum Suksesi Fosil (Law
batuan, mulai dari lapisan yang Faunal Succession). Prinsip suksesi
termuda hingga ke lapisan yang fauna yang juga dikenal dengan
tertua, maka kita akan sampai pada hukum suksesi fauna didasarkan atas
suatu lapisan dimana salah satu hasil pengamatan pada perlapisan
spesies fosil tidak ditemukan lagi. batuan sedimen yang mengandung
Hal ini menandakan bahwa spesies fosil dan fosil-fosil tersebut masing
fosil tersebut belum muncul (lahir) masing satu dan lainnya secara
atau spesies fosil tersebut merupakan vertikal memunjukan urutan yang
hasil evolusi dari spesies yang lebih khas/spesifik yang dapat ditelusuri
tua atau yang ada pada saat itu. secara luas. Hal ini memungkinkan
Dengan kata lain dapat disimpulkan perlapisan dapat diidentifikasi dan
bahwa kemunculan suatu spesies ditentukan umurnya oleh fosil yang
merupakan hasil evolusi dari spesies ada dalam batuan. Dengan
menerapkan hukum superposisi, fosil
yang terdapat dalam batuan dapat
1. Tahapan Pendahuluan
untuk menentukan urutan waktu saat
Pada tahapan awal, kami
batuan tersebut diendapkan. Dengan
pertama-tama melaksanakan
teori evolusi maka urut-urutan fosil
asistensi umum. Pada asistensi
yang terawetkan dalam batuan dapat
umum dijelaskan materi singkat
dipahami (Amin, 2014).
tentang fosil dan bentuk-bentuk
III. Metode Praktikum fosil. Setelah pemberian materi,

3.1 Metode asisten memberi tugas


pendahuluan.
Metode yang digunakan dalam
2. Tahapan Praktikum
praktikum Acara 1 Pengenalan Fosil
Kegiatan praktikum dilakukan
adalah mengenali dan
di Laboratorium Paleontologi,
mendeskripsikan sampel.
Departemen Teknik Geologi,
3.2 Tahapan Praktikum Universitas Hasanuddin. Sebelum

Tabel 3.1 Diagram Alir melakukan kegiatan praktikum,


pertama kali dilakukan adalah

Tahapan
melakukan responsi guna
Pendahuluan mengetahui sejauh mana ilmu yang
ditangkap praktikan seusai asistensi
acara. Setelah responsi dilakukan,
Tahapan
Praktikum dilanjutkan dengan kegiatan
praktikum. Praktikan diberikan 7
sampel fosil untuk kemudian di
Analisis Data
deskripsikan dan dituliskan pada
lembar kerja praktikan.
3. Analisis Data
Pembuatan Pada tahapan ini kami
Laporan
melakukan asistensi dengan
asisten terkait lembar kerja yang
telah diisi dengan deskripsi Famili Cystiphyllumidea, Genus
sampel fosil untuk memperoleh Cystiphyllum, dan Mempunyai
hasil yang benar. spesies Cystiphyllum “Americanum”
4. Pembuatan Laporan EDW. & H.
Setelah memperoleh analisis Setelah organisme ini mati, akan
data yang benar berdasarkan hasil mengalami transportasi oleh media
asistensi dari asisten, dilanjutkan geologi berupa air, angin atau es ke
dengan penyusunan laporan sesuai daerah cekungan, selama tranportasi,
dengan format laporan yang telah material-material yang tidak resisten
ditentukan. terhadap pelapukan akan mengalami
5. Pengumpulan Laporan pergantian terhadap material yang
Laporan yang telah selesai dan resisten terhadap pelapukan. Setelah
telah diasistensikan kembali serta itu material tersebut terendapkan
telah diperoleh hasil yang benar pada daerah cekungan yang relatif
kemudian dikumpulkan di tempat stabil. Bersaman dengan itu,
dan waktu yang telah disepakati. material-material sedimen juga ikut
tertransportasikan. Di daerah
IV. Hasil Dan Pembahasan
cekungan inilah material akan
4.1 Fosil Peraga 807 terakumulasi, semakin lama material
akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan
tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
Foto 4.1 Fosil Peraga 807
material sementasi yang halus.
Fosil dengan nomor peraga 807
Setelah itu material mengalami
ini berasal dari filum Cnidaria,
sementasi dan terjadi proses leaching
dengan kelas Anthozoa, Ordo
(proses pencucian fosil). Seiring
Cystiphyllida, termasuk dalam
dengan berjalannya waktu, akhirnya
organisme dan material sedimen Fosil dengan nomor peraga
terlitifikasi (pembatuan), sehingga 1590 ini masuk dalam filum
organisme tersebut menjadi fosil. Mollusca, kelas Anthozoa, ordo
Adapun proses pemfosilan yang Nauthillida, famili
terjadi pada fosil ini adalah Pseudasterocerasidea, ordo
permineralisasi. Perminelarisasi yaitu Pseudasteroceras dan spesies
penggantian sebagian tubuh fosil Pseudasteroceras Stellaeformis
oleh mineral sehingga bentuk fosil GUMB.
masih terlihat. Fosil ini berbentuk Setelah organisme ini mati, akan
tabular. Tidak bereaksi ketika mengalami transportasi oleh media
ditetesi HCl yang menandakan geologi berupa air, angin atau es ke
bahwa fosil ini memiliki komposisi daerah cekungan, selama tranportasi,
kimia berupa Silikat (SiO2), material-material yang tidak resisten
sehingga diketahui bahwa terhadap pelapukan akan mengalami
lingkungan pengendapan dari fosil pergantian terhadap material yang
ini adalah laut dalam, serta resisten terhadap pelapukan. Setelah
berdasarkan skala waktu geologi itu material tersebut terendapkan
fosil ini berumur 370-360 Juta Tahun pada daerah cekungan yang relatif
(Devon Tengah). stabil. Bersaman dengan itu,
Kegunaan dari fosil ini adalah material-material sedimen juga ikut
untuk mengetahui lingkungan purba, tertransportasikan. Di daerah
menentukan umur batuan dan cekungan inilah material akan
lainnya. terakumulasi, semakin lama material
akan bertambah dan menumpuk dan
4.2 Fosil Peraga 1590
mengalami tekanan, dari tekanan
tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.

Foto 4.2 Fosil Peraga 1590


Setelah itu material mengalami Kegunaan dari fosil ini adalah untuk
sementasi dan terjadi proses leaching mengetahui lingkungan purba,
(proses pencucian fosil). Seiring menentukan umur batuan, perubahan
dengan berjalannya waktu, akhirnya iklim serta regresi laut.
organisme dan material sedimen
4.3 Fosil Peraga 170
terlitifikasi (pembatuan), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil.
Adapun proses pemfosilan yang
terjadi pada spesies ini adalah
Replacement, yaitu penggantian
secara keseluruhan bagian dari fosil
dengan mineral lain. Hampir mirip
dengan permineralisasi, hanya saja Foto 4.3 Fosil Peraga 170

sisa organisme asli telah terbawa


Fosil dengan nomor peraga 170
pergi setelah sebelumnya terkubur
ini berasal dari filum Arthropoda ,
dalam sedimen kemudian larut oleh
dengan kelas Trilobita, Ordo
air tanah, sehingga meninggalkan
Asaphida, termasuk dalam Famili
rongga pada batuan yang selanjutnya
Homotelusidea, Genus Homotelus,
terisi oleh material baru berupa
dan Mempunyai spesies Homotelus
karbonatan, silikat dan senyawa besi,
Bromidensis ESKER.
terkadang hingga molekul per
Setelah organisme ini mati, akan
mlekul, sehingga struktur halus dari
mengalami transportasi oleh media
fosil tersebut tetap terjaga dengan
geologi berupa air, angin atau es ke
baik. Memiliki bentuk radial, dengan
daerah cekungan, selama tranportasi,
komposisi kimia silikat sehingga
material-material yang tidak resisten
proses pengendapannya berada di
terhadap pelapukan akan mengalami
laut dalam serta berdasarkan skala
pergantian terhadap material yang
waktu geologi fosil ini memiliki
resisten terhadap pelapukan. Setelah
perkiraan umur 195-176 Juta Tahun
itu material tersebut terendapkan
(Jura Bawah).
pada daerah cekungan yang relatif
stabil. Bersaman dengan itu,
material-material sedimen juga ikut dangkal, serta berdasarkan skala
tertransportasikan. Di daerah waktu geologi fosil ini berumur 500-
cekungan inilah material akan 435 juta tahun (Ordovisium Bawah).
terakumulasi, semakin lama material Kegunaan dari fosil ini adalah
akan bertambah dan menumpuk dan untuk mengetahui lingkungan purba,
mengalami tekanan, dari tekanan menentukan umur batuan dan
tersebut akan mengakibatkan lainnya.
material terkompaksi mengakibatkan
4.4 Fosil Peraga 1873
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching
(proses pencucian fosil). Seiring
dengan berjalannya waktu, akhirnya
Foto 4.4 Fosil Peraga 1873
organisme dan material sedimen
terlitifikasi (pembatuan), sehingga Fosil dengan nomor peraga
organisme tersebut menjadi fosil. 1837 ini berasal dari filum
Adapun proses pemfosilan yang Mollusca , dengan kelas Bivalvia,
terjadi pada fosil ini adalah Ordo Venerida, termasuk dalam
permineralisasi. Perminelarisasi yaitu Famili Corbiculanidae, Genus
penggantian sebagian tubuh fosil Corbicula, dan Mempunyai spesies
oleh mineral sehingga bentuk fosil Carbicula Gravesi (DESH.).
masih terlihat. Fosil ini berbentuk Setelah organisme ini mati, akan
Byfuring. Bereaksi ketika ditetesi mengalami transportasi oleh media
HCl yang menandakan bahwa fosil geologi berupa air, angin atau es ke
ini memiliki komposisi kimia berupa daerah cekungan, selama tranportasi,
Karbonatan (CaCO3), sehingga material-material yang tidak resisten
diketahui bahwa lingkungan terhadap pelapukan akan mengalami
pengendapan dari fosil ini adalah laut pergantian terhadap material yang
resisten terhadap pelapukan. Setelah residu karbon (C) berupa lapisan-
itu material tersebut terendapkan lapisan tipis dan kumpulan unsur C
pada daerah cekungan yang relatif yang menyelubungi atau
stabil. Bersaman dengan itu, menyelimuti sisa-sisa organisme
material-material sedimen juga ikut yang terkompaksi tadi. Fosil ini
tertransportasikan. Di daerah inilah berbentuk Convex. Bereaksi ketika
material akan terakumulasi, semakin ditetesi HCl yang menandakan
lama material akan bertambah dan bahwa fosil ini memiliki komposisi
menumpuk dan mengalami tekanan, kimia berupa Karbonatan (CaCO3),
dari tekanan tersebut akan sehingga diketahui bahwa
mengakibatkan material terkompaksi lingkungan pengendapan dari fosil
mengakibatkan pori-pori akan ini adalah laut dangkal, serta
mengecil, air yang terkandung di berdasarkan skala waktu geologi
antara material-material akan keluar, fosil ini berumur 55-50 juta tahun
masuklah material sementasi yang (Eosen Bawah).
halus. Setelah itu material Kegunaan dari fosil ini adalah
mengalami sementasi dan terjadi untuk mengetahui lingkungan purba,
proses leaching (proses pencucian menentukan umur batuan, perubahan
fosil). Seiring dengan berjalannya iklim serta regresi laut
waktu, akhirnya organisme dan
4.5 Fosil Peraga 805
material sedimen terlitifikasi
(pembatuan), sehingga organisme
tersebut menjadi fosil. Adapun
proses pemfosilan yang terjadi pada
fosil ini adalah karbonisasi.
Karbonisasi artinya menguapnya
kandungan gas-gas atau zat lain yang
mudah menguap dalam tubuh Foto 4.5 Fosil Peraga 805
tumbuhan/hewan karna tertekannya
rangka atau tubuh kehidupan tersebut Fosil dengan nomor peraga 805
dalam sedimentasi dan meninggalkan ini berasal dari filum
Echinodermata , dengan kelas dengan berjalannya waktu, akhirnya
Echinoidea, Ordo Cidaroida, organisme dan material sedimen
termasuk dalam Famili Cidaresidae, terlitifikasi (pembatuan), sehingga
Genus Cidares, dan Mempunyai organisme tersebut menjadi fosil.
spesies Cidares Vesicularis GOLD. Adapun proses pemfosilan yang
Setelah organisme ini mati, akan terjadi pada fosil ini adalah
mengalami transportasi oleh media permineralisasi. Perminelarisasi yaitu
geologi berupa air, angin atau es ke penggantian sebagian tubuh fosil
daerah cekungan, selama tranportasi, oleh mineral sehingga bentuk fosil
material-material yang tidak resisten masih terlihat. Fosil ini berbentuk
terhadap pelapukan akan mengalami Globular. Bereaksi ketika ditetesi
pergantian terhadap material yang HCl yang menandakan bahwa fosil
resisten terhadap pelapukan. Setelah ini memiliki komposisi kimia berupa
itu material tersebut terendapkan Karbonatan (CaCO3), sehingga
pada daerah cekungan yang relatif diketahui bahwa lingkungan
stabil. Bersaman dengan itu, pengendapan dari fosil ini adalah laut
material-material sedimen juga ikut dangkal, serta berdasarkan skala
tertransportasikan. Di daerah waktu geologi fosil ini berumur 100-
cekungan inilah material akan 65 juta tahun (Kapur Atas).
terakumulasi, semakin lama material Kegunaan dari fosil ini adalah
akan bertambah dan menumpuk dan untuk mengetahui lingkungan purba,
mengalami tekanan, dari tekanan menentukan umur batuan, perubahan
tersebut akan mengakibatkan iklim serta regresi laut.
material terkompaksi mengakibatkan
4.6 Fosil Peraga 948
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching
(proses pencucian fosil). Seiring

Foto 4.6 Fosil Peraga 948


Fosil dengan nomor peraga 948 sementasi dan terjadi proses leaching
ini berasal dari filum Foraminifera , (proses pencucian fosil). Seiring
dengan kelas Globothalamea, Ordo dengan berjalannya waktu, akhirnya
Rotallida, termasuk dalam Famili organisme dan material sedimen
Nummulitesidea, Genus terlitifikasi (pembatuan), sehingga
Nummulites, dan Mempunyai spesies organisme tersebut menjadi fosil.
Nummulites Millecaput. Adapun proses pemfosilan yang
Setelah organisme ini mati, akan terjadi pada fosil ini adalah
mengalami transportasi oleh media permineralisasi. Perminelarisasi yaitu
geologi berupa air, angin atau es ke penggantian sebagian tubuh fosil
daerah cekungan, selama tranportasi, oleh mineral sehingga bentuk fosil
material-material yang tidak resisten masih terlihat. Fosil ini berbentuk
terhadap pelapukan akan mengalami Plate. Bereaksi ketika ditetesi HCl
pergantian terhadap material yang yang menandakan bahwa fosil ini
resisten terhadap pelapukan. Setelah memiliki komposisi kimia berupa
itu material tersebut terendapkan Karbonatan (CaCO3), sehingga
pada daerah cekungan yang relatif diketahui bahwa lingkungan
stabil. Bersaman dengan itu, pengendapan dari fosil ini adalah laut
material-material sedimen juga ikut dangkal, serta berdasarkan skala
tertransportasikan. Di daerah waktu geologi fosil ini berumur 50-
cekungan inilah material akan 44 Juta tahun (Eosen Tengah).
terakumulasi, semakin lama material Kegunaan dari fosil
akan bertambah dan menumpuk dan Foraminifera memiliki banyak
mengalami tekanan, dari tekanan kegunaan di eksplorasi minyak
tersebut akan mengakibatkan bumi dan digunakan secara rutin
material terkompaksi mengakibatkan untuk menafsirkan umur dan
pori-pori akan mengecil, air yang lingkungan terjadinya proses geologi
terkandung di antara material- berupa pengendapan batuan
material akan keluar, masuklah (paleoenvironment) dari lapisan
material sementasi yang halus. sedimen di sumur minyak. Fosil
Setelah itu material mengalami foraminifera yang teraglutinasi
terkubur dalam di cekungan sedimen Favositesidae, Genus Favosites, dan
dan dapat digunakan untuk Mempunyai spesies Favosites
mengestimasi kematangan termal, Polymorphus GOLDF.
yang merupakan faktor kunci untuk Setelah organisme ini mati, akan
pembentukan minyak mengalami transportasi oleh media
bumi. Foraminifera juga dapat geologi berupa air, angin atau es ke
digunakan dalam arkeologi dalam daerah cekungan, selama tranportasi,
pembuktian beberapa jenis bahan material-material yang tidak resisten
baku batu. Beberapa tipe batu, terhadap pelapukan akan mengalami
seperti batu gamping, umumnya pergantian terhadap material yang
ditemukan mengandung foraminifera resisten terhadap pelapukan. Setelah
yang membatu. Jenis dan konsentrasi itu material tersebut terendapkan
dari fosil-fosil dalam sampel batu pada daerah cekungan yang relatif
dapat digunakan untuk stabil. Bersaman dengan itu,
menyesuaikan sampel tersebut pada material-material sedimen juga ikut
sumber yang diketahui memiliki tertransportasikan. Di daerah
"tanda fosil" yang sama cekungan inilah material akan
terakumulasi, semakin lama material
4.7 Fosil Peraga 959
akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan
tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Foto 4.7 Fosil Peraga 959
Setelah itu material mengalami

Fosil dengan nomor peraga 959 sementasi dan terjadi proses leaching

ini berasal dari filum Cnidaria, (proses pencucian fosil). Seiring

dengan kelas Anthozoa, Ordo dengan berjalannya waktu, akhirnya

Tabulata, termasuk dalam Famili organisme dan material sedimen


terlitifikasi (pembatuan), sehingga umur geologi lebih dari 500.000
organisme tersebut menjadi fosil. Juta tahun.
Adapun proses pemfosilan yang 2. Fosilisasi merupakan proses
terjadi pada fosil ini adalah penimbunan sisa-sisa hewan
permineralisasi. Perminelarisasi yaitu atau tumbuhanyang terakumulasi
penggantian sebagian tubuh fosil dalam sedimen atau endapan-
oleh mineral sehingga bentuk fosil endapan baik yang mengalami
masih terlihat. Fosil ini berbentuk pengawetan secara menyeluruh,
Braching. Bereaksi ketika ditetesi sebagian ataupun jejaknya saja.
HCl yang menandakan bahwa fosil Proses Pemfosilan dapat
ini memiliki komposisi kimia berupa dijabarkan sebagai berikut :
Karbonatan (CaCO3), sehingga a. Histometabasis, pengganti-
diketahui bahwa lingkungan an sebagian tubuh fosil
pengendapan dari fosil ini adalah laut tumbuhan dengan pengisian
dangkal, serta berdasarkan skala mineral lain dimana fosil
waktu geologi fosil ini berumur 370- tersebut diendapkan
360 Juta Tahun (Devon Tengah). b. Permineralisasi ,Histometa-
Kegunaan dari fosil ini adalah basis pada binatang
untuk mengetahui lingkungan purba, c. Rekristalisasi, Berubahnya
menentukan umur batuan dan seluruh/sebagian tubuh fosil
lainnya. akibat P & T yang tinggi,
sehingga molekul-molekul
V. Penutup
dari tubuh fosil (non-
5.1 Kesimpulan kristalin) akan mengikat

Kesimpulan yang dapat di ambil agregat tubuh fosil itu

dari praktikum kali ini adalah : sendiri menjadi kristalin

1. Fosil merupakan jejak atau sisa d. Replacement/Mineralisasi,

kehidupan baik langsung atau Penggantian seluruh bagian

tidak langsung yang terawetkan fosil dengan mineral lain.

dalam lapisan kulit bumi, terjadi e. Dehydrasi/Leaching

secara alami dan mempunyai


f. Mold / Depression, Fosil 2. Memberikan penjelasan
berongga dan terisi mineral lebih banyak memakai
lempung. contoh.
g. Trail & Track 3. Tetap memberikan ilmu
Trail adalah cetakan/jejak- yang bermanfaat.
jejak kehidupan binatang
purba yang menimbulkan DAFTAR PUSTAKA
kenampakan yang lebih
Amin, Mustaghfirin. 2014.
halus ;
Paleontologi. Jakarta :
Track sama dengan trail,
Kemendikbud
namun ukurannya lebih
besar. Noor, Djauhari. 2012. Pengantar

5.2 Saran Geologi. Bogor: Universitas

Adapun saran untuk Pakuan

laboratorium dan asisten adalah


sebagai berikut :

5.2.1 Saran Untuk Laboratorium

1. Semoga kebersihan
Laboratorium tetap
terjaga.
2. Tetap menjaga alat dan
sampel yang ada di
laboratorium.
3. Suhu AC tetap dalam
kondisi yang kondusif.

5.2.2 Saran Untuk Asisten

1. Meningkatkan keramahan
pada praktikan.

Anda mungkin juga menyukai