Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Istilah Makropaleontologi tidak lepas dari pengertian paleontologi. Paleontologi adalah

salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari tentang bentuk-bentuk kehidupan yang pernah

ada pada masa lampau termasuk evolusi dan interaksi satu dengan lainnya serta lingkungan

hidupnya selama umur bumi atau dalam skala waktu geologi terutama yang diwakili oleh fosil.

Makropaleontologi merupakan cabang ilmu paleontologi yang mempelajari sisa-sisa organisme

yang telah terawetkan dan mengalami proses pemfosilan berupa fosil dengan ukuran makro,

sedangkan proses pemfosilan adalah semua proses yang melibatkan penimbunan hewan atau

tumbuhan dalam sedimen yang terakumulasi serta pengawetan seluruh atau Sebagian maupun

pada jejak-jejaknya. Pada umumnya fosil ini terjadi pada lingkungan sedimen. Fosil dalam

“Paleontologi” terbagi menjadi 2 jenis, yaitu, Fosil Makro/besar (Macrofosil) dan Fosil

Mikro/kecil (Microfosil.

1.2 Maksud dan tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari dibuatnya laporan ini yaitu :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan fosil dan bagaimana proses terjadinya.

2. Praktikan dapat memahami dan mengetahui proses pemfosilan.

3. Praktikan dapat mengetahui klasifikasi dari setiap proses pemfosilan.

1.3 Alat dan bahan

Alat :

1. LKP (Lembar Kerja Praktikan)

2. Tabel skala waktu geologi


3. ATK

4. Fosil

Bahan :

1. HCL
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Makro Paleontologi


Paleontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk bentuk kehidupan yang
pernah ada pada masa lampau termasuk evolusi dan interaksi satu dengan lainnya serta
lingkungan kehidupannya (paleoekologi) selama umur bumi atau dalam skala waktu geologi
terutama yang diwakili oleh fosil.
Sebagaimana ilmu sejarah yang mencoba untuk menjelaskan sebab-sebab dibandingkan
dengan melakukan percobaan untuk mengamati gejala atau dampaknya. Berbeda dengan
mempelajari hewan atau tumbuhan yang hidup di jaman sekarang, paleontologi menggunakan
fosil atau jejak organisme yang terawetkan di dalam lapisan kerak bumi, yang terawetkan oleh
proses -proses alami, sebagai sumber utama penelitian. Oleh karena itu paleontologi dapat
diartikan sebagai ilmu mengenai fosil sebab jejak jejak kehidupan masa lalu terekam dalam fosil.
Pengamatan paleontologi sudah didokumentasikan sejak abad ke 5 sebelum masehi, dan ilmu ini
baru berkembang pada abad ke 18 setelah Georges Cuvier menerbitkan hasil pekerjaannya dalam
“Perbandingan Anatomi” dan kemudian berkembang secara cepat pada abad ke 19. Fosil yang
dijumpai di China sejak tahun 1990 telah memberi informasi baru tentang yang paling awal
terjadinya evolusi binatang-binatang, awal dari ikan, dinosaurus dan evolusi burung dan
mamalia.
Fosil adalah sisa kehidupan purba yang terawetkan secara alamiah dan terekam pada
bahan-bahan dari kerak bumi. Sisa kehidupan tersebut dapat berupa cangkang binatang, jejak
atau cetakan yang mengalami pembentukan atau penggantian oleh mineral. Suatu Catatan fosil (
fossil record ) merupakan susunan teratur di mana fosil mengendap dalam lapisan/ strata, pada
batuan sedimen yang menandai berlalunya waktu geologis. Semakin atas letak strata tempat fosil
ditemukan, semakin muda usia fosil tersebut.

A. Syarat Terbentuknya Fosil


1. Mempunyai bagian yang keras
2. Terhindar dari proses oksidasi dan reduksi
3. Terendapkan pada batuan sedimen yang berbutir halus agar tidak larut dan tidak rusak
4. Terawetkan dalam waktu geologi minimal 500.000 tahun

B. Jenis Fosil
1. Organisme itu sendiri
Tipe pertama ini merupakan pengawetan langsung pada binatang/ tumbuhan itu sendiri ketika
mati. Biasanya yang terawetkan hanya tulang, kerangka daun atau cankang, tapi ada fosil yang
terawetkan secara utuh/ lengkap seperti fosil mammoth yang terawetkan karena es dan fosil
seranga yang terawetkan karena getah tumbuhan (Petrified wood)

2. Sisa-sisa aktifitasnya
Fosil sisa aktifitas kehidupan disebut sebagai Trace fossil atau fosil jejak, kemungkinan fosil
tersebut bukan bagian dari tubuh organisme. Pengawetan fosil cangkang dapat berupa cetakan
bagian dalam ( Internal mould) yang dicirikan dengan bentuk permukaan yang halus, dan
external mould dengan ciri permukaan yang kasar, keduannya bukanlah bagian dari tubuh
organisme melainkan hanyalah sebuah cetakan.

C. Proses yang Mempengarui Terbentuknya Fosil


1. Histometabasis
Merupakan sebuah proses pengantian mineral lain sebagian tubuh fosil tumbuhan dimana proses
fosialisasi itu terjadi.
2. Premineralisasi
Sebuah proses histometabasis pada fosil hewan.
3. Rekristalisasi
Perubahan sebagian atau seluruh bagian fosil akibat pengaruh tekanan dan suhu yang tinggi,
sehingga mengakibatkan molekul dari tubuh fosil yang bukan kristalin menjadi kristalin.
4. Replacemant
Penggantian sebagian anggota tubuh fosil dengan mineral lain
5. Leaching
Merupakan proses pelarutan yang terjadi pada bagian tubuh fosil sehingga terjadi replacement.
6. Mold
Bagian fosil yang berongga dan terisi mineral lempung.
7. Trail
Bekas jejak kehidupan binatang ataupun tumbuhan purba yang bertekstur halus dan berukuran
kecil.

8. Track
Bentuknya sama dengan trail hanya saja tekstur bekas jejaknya lebih kasar dan ukuranya lebih
besar.
9. Burrow
Merupakan lubang-lubang bekas tempat tinggal organisme.
10. Coprolite
Sisa kotoran organisme yang terendapkan, terpendam dan tersingkap.

D. Keterdapatan Fosil
1. Batuan Beku
Pada lokasi singkapan batuan beku tidak akan dijumpai fosil apapun, hal ini disebabkan karena
batuan beku terentuk dari hasil pembekuan magma sehingga tidak mungkin terdapat fosil.
2. Batuan Sedimen
Pada singkapan batuan sedimen terutama batuan sedimen yang berukuran butir halus akan
dijumpai suatu fosil, ini disebabkan karena batuan sedimen sangat baik untuk pengendapan suatu
organisme, hanya saja fosil yang didapati tidak sepenuhnya utuh, karena proses transportasi dan
sedimentasi yang memungkinkan rusaknya tubuh fosil tersebut.
3. Batuan Metamrof
Pada batuan metamorf, masih mungkin untuk dijumpai suatu fosil, namun kemungkinannya
sangat sedikit sekali, ini disebabkan karena fosil tersebut telah hancur bahkan telah hilang akibat
proses metamorfisme.

2. Konsep Identifikasi Fosil Makro


A. Taksonomi
Taksonomi adalah pengelompokan organisme berdasarkan kesamaan ciri fisik tertentu.
Dalam penyebutan organisme sering dipergunakan istilah taksa apabila tingkatan taksonominya
belum diketahui. Unit terkecil dalam taksonomi adalah spesies, sedangkan unit tertinggi adalah
kingdom. Diantara unit-unit baku dapat ditambahkan super jika terletak di atas unit baku, contoh:
super kingdom, merupakan unit yang lebih tinggi dari kingdom. Jika ditambahkan sub terletak di
bawah unit baku, contoh: subfilum, terdapat di bawah unit filum.
B. Filogeni
Filogeni adalah ilmu yang mempelajari hubungan kekerabatan suatu organisme dengan
organisme lainnya. Hubungan tersebut ditentukan berdasarkan morfologi hingga DNA. Filogeni
sangat diperlukan dalam mempelajari proses evolusi dan penyusunan taksonomi. Evolusi sendiri
dapat diartikan sebagai perubahan yang berangsur-angsur dari suatu organisme menuju kepada
kesesuaian dengan waktu dan tempat. Jadi evolusi sendiri merupakan proses adaptasi dari suatu
organisme terhadap lingkungannya.

1. Metode Penyusunan Filogeni


a. Fenetik
Metode penyusunan filogeni dengan pendekatan analisa numerik. Pendekatan tersebut meliputi
penghitungan Indeks ketidaksamaan, Indeks keanekaragaman, Anaisa pola dan berbagai indeks
yang lain. Dalam pendekatan fenetik semua subyek dan faktor yang dianalisispunya kedudukan
yang sama.
b. Kladistik
Metode ini muncul atas dasar pemikiran bahwa proses alamiah akan selalu mengambil jalan
yang paling singkat. Dalam kladistik setiap ciri fisik mempunyai tingkatan yang berbeda
2. Metode Identifikasi
1. Morfologi.
Pendekatan morfologi berupa deskriptif kualitatif, meliputi bentuk tubuh, struktur yang biasanya
berkembang, dan sebagainya.
2. Biometri
Pendekatan secara kuantitatif, yaitu berdasarkan ukuran tubuh dari suatu organisme.

3. Cara Menentukan Usia Fosil Makro


Fosil merupakan data historis yang handal hanya jika kita dapat menentukan umurnya.
Penentuan usia fosil umumnya dilakukan dengan cara penentuan usia relative dan penentuan usia
absolut.
A. Penentuan Usia Relatif
Terjebaknya organisme mati dalam sedimen akan membekukan fosil untuk selamanya. Dengan
demikian, fosil yang terdapat dalam lapisan batuan sedimen itu merupakan contoh lokal
organisme yang hidup pada waktu sedimen itu diendapkan. Karena sedimen yang lebih muda
akan menekan sedimen yang lebih tua, tebal lapisan ini akan memberitahu kita berapa usia
relative fosil tersebut.
Strata pada satu lokasi seringkali berkorelasi dengan strata pada lokasi lain melalui
kehadiran fosil yang sama, yang dikenal sebagai fosil indeks. Fosil Indeks adalah organisme
yang hadir selama periode waktu tertentu dimana kemunculan dan kepunahannya pada periode
waktu yang terbatas. Fosil Indeks dipakai sebagai pedoman dalam penentuan umur batuan
dimana fosil tersebut terawetkan. Fosil indeks terbaik untuk menghubungkan strata yang
letaknya berjauhan adalah cangkang hewan laut yang tersebar luas. fosil indeks merupakan kunci
pada skala waktu geologi.
Dengan mempelajari banyak tempat yang berbeda, para ahli geologi telah membuat suatu
skala waktu geologis dengan urutan masa-masa sejarah yang konsisten Masa-masa (period) ini
dikelompokkkan ke dalam empat zaman (era) yaitu zaman prakambrium, paleozoikum,
mesozoikum, dan kenozoikum. Masing-masing zaman mewakili waktu yang berbeda dalam
sejarah Bumi dan kehidupannya; perbatasannya ditandai dalam catatan fosil melalui radiasi
eksplosi dengan banyak bentuk kehidupan baru. Kepunahan massal juga menandakan banyaknya
batasan antara masa dan zaman. Sebagai contoh, permulaan masa Kambrium digambarkan oleh
suatu keanekaragaman besar hewan terfosilisasi yang tidak ada dalam batuan pada akhir zaman
Prakambrium. Sebagian besar hewan yang hidup mendekati akhir zaman Prakambrium punah
pada akhir zaman tersebut. Masa di dalam masing-masing zaman itu kemudian dibagi lagi
menjadi interval yang lebih sempit yang disebut dengan kurun (epoch) (hanya kurun pada zaman
sekarang).
Rekaman batuan atau Fossil Record adalah suatu rangkaian yang mencatat umur relatif
fosil; rekaman ini memberikan informasi tentang urutan suatu kelompok spesies digambarkan
dalam suatu urutan strata yang berevolusi. Namun demikian, rangkaian batuan sedimen tidak
memberitahukan umur absolut fosil yang terkubur.

B. Penentuan Usia Absolut


Penentuan usia absolut tidak dapat diartikan sebagai penentuan usia tanpa kesalahan.
Dalam penentuan usia ini, umur dinyatakan dalam tahun dan bukannya dalam istilah relatif.
Beberapa metode yang digunakan untuk menentukan usia absolut adalah sebagai berikut:
1. Penanggalan Radiokarbon( mengukur usia hingga 14.300 tahun )
Menurut definisi, setiap atom dari elemen tertentu memiliki sejumlah tertentu proton
pada intinya.Misalnya unsur karbon memiliki enam proton, tetapi jumlah neutron dalam inti
dapat bervariasi.Ini berbeda dengan bentuk elemen yang disebut isotop secara inheren bisa stabil
atau tidak stabil. Yang tidak stabil disebut isotop radioaktif, dan dari waktu ke waktu mereka
akan membusuk, membentuk partikel (neutron atau proton) dan energi (radiasi) karena itu
berubah menjadi isotop atau elemen lain. Mereka melakukan ini dengan laju yang konstan
disebut isotop “setengah-hidup (half life)”.
Kebanyakan unsur karbon berada dalam bentuk stabil karbon-12 (12C)- (enam proton,
enam neutron) atau karbon-13(13C), namun sejumlah yang sangat kecil (sekitar
0,0000000001%) ada sebagai radioaktif karbon-14(14C)-(enam proton, delapan
netron).Tumbuhan hidup dan hewan terdiri dari 14C bersama dengan isotop karbon lainnya,
tetapi ketika mereka mati dan fungsi metabolis mereka berhenti, mereka berhenti menyerap
karbon. Seiring dengan itu, 14C meluruh menjadi nitrogen-14(14N); setengahnya akan terjadi
setelah sekitar 5730 tahun (ini adalah isotop yang setengah-hidup), setelah sekitar 60.000 tahun,
semua 14C akan hilang.
Segala sesuatu yang suatu ketika dulu merupakan bagian dari obyek kehidupan seperti
arang,kayu, tulang, tepung sari atau kotoran yang memfosil (coprolites) yang ditemukan dapat
dikirim kelaboratorium, dimana para ilmuwan dapat mengukur berapabanyak 14C yang masih
tersisa.Karena mereka mengetahui berapa banyak yang ada di atmosfer dan, oleh karena itu,
berapa banyak seseorang telah menyerapnya selama hidupnya.Sehingga mereka bisa menghitung
berapa lama telah mati atau dari banyaknya pengendapan. Coprolite rata-rata berumur sekitar
14.300 tahun, tapi ada juga yang berusia lebih dari itu.
Penanggalan Karbon telah dikembangkan oleh ilmuwan Amerika Willard Libby dan teamnya di
Universitas Chicago pada 1962, yang berhasil mengkalkulasi lebih akurat 5730 dengan +/- 40
tahun (Libby half-life).

2. Penanggalan Argon (mengukur usia kira-kira 154.000 s/d 160.000 tahun)


Metode penanggalan argon bekerja dengan baik untuk beberapa penemuan arkeologi,
namun memiliki keterbatasan, sampai saat ini hanya dapat digunakan untuk mengukur usia
bahan organik kurang dari sekitar 60.000 tahun. Namun, ada isotop radioaktif lain yang dapat
digunakan untuk mengukur usia bahan non-organik (seperti batu) dan bahan-bahan yang lebih
tua (sampai miliaran tahun).
Salah satu dari radioisotop ini adalah adalah kalium- 40, yang dapat ditemukan di batuan
vulkanik. Setelah batu vulkanik mendingin, kalium- 40 (40K) akan meluruh menjadi argon-
40(40Ar) dengan waktu paruh 1,25 miliar tahun. Dengan ratio ini memungkinkan untuk
mengukur rasio 14K terhadap 40Ar, dengan ini dapat diperkirakan umur batu tersebut, tetapi
metode ini kadang kurang tepat. Namun, pada 1960 para ilmuwan menemukan satu cara bahwa
jika sampel batu tersebut disinari dengan neutron, maka terjadi 40K berubah menjadi Argon- 39
(39Ar), sebuah isotop tidak mudah ditemukan di-alam tapi lebih mudah untuk diukur.
Walaupun lebih rumit, proses ini menghasilkan pengukuran usia yang lebih tepat. Sebagai
contoh, para ilmuwan dari Universitas California di Berkeley mampu mengukur usia sampel
batuan dari letusan tahun 79 M dari gunung berapi Vesuvius, letusan yang terjadi dalam kurun
waktu 7 tahunan. Ketika pada tahun 1997 mereka menemukan peralatan dari batu, dan fosil sisa-
sisa beberapa jenis hewan, termasuk kuda nil, dan tiga tengkorak hominid, yang tidak dapat
diukur dengan C14 karena usianya terlalu tua.
Karena tengkorak Hominid dan artefak yang ditemukan di Herto tidak dapat diukur
usianya secara langsung karena bahan-bahan organiknya telah lama memfosil menjadi batu.
Maka para ilmuwan meneliti batuan-batuan dan pasir vulkanik yang menempel dan mengubur
fossil tersebut. Hasil pengukuran batuan ini menunjukkan usia sekitar 154.000 sampai dengan
160.000 tahun, dengan demikian tengkorak tersebut dapat disimpulkan berusia sekitar tahun
yang sama, sehingga Homo Sapien ini dapat dianggap yang tertua yang telah ditemukan selama
ini.

3. Penanggalan Termoluminisen (mengukur usia lebih dari 77.000 tahun)


Seperti dalam Penanggalan Argon metode penanggalan Termoluminisen ini dialakukan
dengan cara sampel dipanasi dengan suhu tinggi, kemudian dihitung/diamati mulai dari sejak
mula dipanasi. Dengan pemanasan suhu ekstrim tinggi menyebabkan sebagian elektron yang
terdapat pada kristal tertentu seperti kuarsa dan felspar dalam batuan tereliminir, sedang seiring
dengan lepasnya elektron tersebut maka dapat ditemukan jumlah jejak atom radioaktif yang
ditemukan dilingkungannya. Dengan cara memanasi ulang batuan tersebut ilmuwan dapat
melepaskan energi yang tersimpan, yang berupa pelepasan sebekas cahaya, ini yang dinamakan
“Termoluminisen”. Intensitas cahaya menunjukan Intensitas cahaya menunjukkan berapa lama
batuan tersebut sejak terakhir telah dipanaskan.
Begitu seekor organisme hidup mati, ia berhenti memproduksi karbon baru.
Perbandingan carbon-12 dengan carbon-14 di saat kematian sama untuk setiap mahluk hidup,
namun carbon- 14 meluruh dan tidak tergantikan. Peluruhan carbon-14 memiliki waktu paruh
5.700 tahun, sementara jumlah carbon-12 tetap dalam sampel. Dengan melihat perbandingan
carbon-12 dengan carbon-14 pada sampel dan membandingkannya dengan perbandingan dalam
organisme hidup, adalah mungkin menentukan usia mahluk yang dulunya hidup ini dengan
cukup teliti.
Karena waktu paruh carbon-14 5.700 tahun, ia hanya sah untuk penentuan usia benda hingga
60.000 tahun. Walau demikian, prinsip carbon-14 berlaku pada isotop lainnya pula. Potassium-
40 adalah unsur radioaktif lainnya yang alami ditemukan dalam tubuh anda dan memiliki waktu
paruh 1,3 miliar tahun. Radioisotop lainnya yang berguna untuk penanggalan radioaktif termasuk
Uranium-235 (waktu paruh = 704 juta tahun), Uranium-238 (Waktu paruh = 4,5 miliar tahun),
Thorium-232 (waktu paruh = 14 miliar tahun) dan Rubidium-87 (waktu paruh = 49 miliar tahun)

4. Cara Pembuatan Rekonstruksi


Rekonstruksi yang dimaksud adalah pembuatan gambar atau modelmakhluk hidup
berdasarkan sepotong tulang atau kadangkala hanya berupafragmen yang berhasil digali. Fosil-
fosil biasanya tidak tersusun dan tidak lengkap. Karenanya, rekaan apa pun yang didasarkan
padanya cenderung sangatspekulatif. Kenyataannya, rekonstruksi (gambar atau model) yang
dibuat evolusionis berdasarkan peninggalan-peninggalan fosil itu telah dipersiapkan secara
spekulatif namun cermat untuk mendukung pernyataan evolusi. Rekonstruksi berdasarkan sisa-
sisa tulang hanya dapat mengungkapkan karakteristik sangat umum dari obyek tersebut, karena
penjelasan terperinci sesungguhnya terletak pada jaringan lunak yang cepat sekali hancur. Jadi
cara membuat rekonstruksi dari fosil adalah berdasarkan perkiraan dari pembuatnya yang
disesuaikan dengan teori evolusinya, sejarah dan kondisi tempat ditemukannya fosil tersebut
pada masa lampau.

5. Ruang Lingkup Paleontologi


Pada dasarnya ruang lingkup paleontologi berkisar tentang segala sesuatu yang telah
hidup di masa lalu atau bisa dikatakan organisme purba (baik hewan, tumbuhan, protista, jamur
maupun bakteri) yang hingga kini sudah punah dan hanya tertinggal fosil-fosil, jejak peradaban,
lingkungan dan peninggalan-peninggalan lainnya. Sehinggga kita hanya meneliti dari jejak-jejak
yang tertinggal.Secara umum paleontologi dapat digolongkan menjadi dua yaitu Paleobotani
(tumbuhan purba) dan Paleozoologi (hewan purba). Jadi ruang lingkup paleontologi terbagi
dalam paleobotani dan paleozoologi.

A. Paleobotani (Tumbuhan purba)


Paleobotani (dari bahasa Yunani paleon berarti tua dan botany yang berarti ilmu tentang
tumbuhan) adalah cabang dari paleontologi yang khusus mempelajari fosil tumbuhan.Kajian
Paleobotani meliputi aspek fosil tumbuhan, rekonstruksi taksa, dan sejarah evolusi dunia
tumbuhan.Tujuan mempelajari Paleobotani adalah:
1. Untuk rekonstruksi sejarah dunia tumbuhan. Hal ini dapat dilakukan karena fosil tumbuhan
dari suatu kolom geologis tertentu berbeda dengan yang terdapat pada kolom geologis lainnya.
Dengan demikian dapat diketahui jenis tumbuhan yang ada dari waktu ke waktu, atau dengan
kata lain dapat diketahui sejarahnya, khususnya mengenai kapan kelompok tumbuhan tersebut
mulai muncul di muka bumi, kapan perkembangan maksimalnya, dan kapan kelompok
tumbuhan tersebut punah.
2. Untuk keperluan analisa pola dan suksesi vegetasi dari waktu ke waktu.
3. Untuk analisa endapan dari masa karbon (khususnya yang mengandung sisa tumbuhan),
yang berpotensi dalam presiksi sifat- sifat batubara. Dengan demikian dapat diketahui macam
batubara serta dari tumbuhan apa batubara tersebut berasal.
4. Untuk dapat melakukan dedukasi mengenai aspek-aspek perubahan iklim. Dengan cara ini
maka dimungkinkan untuk merekonstruksi lingkungan masa lampau beserta perubahan-
perubahan yang terjadi, dan juga untuk mempelajari hubungan antara tumbuhan dengan hewan
yang menghuni lingkungan tersebut. Salah satu perubahan iklim yang seringkali dapat diungkap
dengan pendekatan ini adalah perubahan ternperatur rata-rata.

B. Paleozoologi (Hewan vertebrata dan invertebrata purba)


Paleozoologi (berasal dari bahasa Yunani: paleon = tua dan zoon = hewan) adalah
cabang dari paleontologi atau paleobiologi, yang bertujuan untuk menemukan dan
mengindentifikasi fosil hewan bersel banyak dari sistem geologi atau arkeologi, untuk
menggunakan fosil tersebut dalam rekonstruksi lingkungan dan ekologi prasejarah. Jadi tujuan
dari mempelajari paleozoologi adalah:
1. Rekonstruksi sejarah kehidupan pada masa lampau baik di bidang hewan dan perkembangan
manusia. Proses rekonstruksi kehidupan dilakukan melalui rekonstruksi fosil karena fosil
ditemukan dalam lapisan/strata batuan yang berlainan sehingga dapat diketahui perkiraan waktu
munculnya dan kehidupan makhluk yang telah menjadi fosil tersebut.
2. Analisa pola dan suksesi suatu vegetasi dari waktu ke waktu. Kehidupan pada masa purba di
mana kondisi bumi yang dinamis sangat memungkinkan terjadinya perubahan kondisi
lingkungan yang ekstrim sehingga mempengaruhi kehidupan spesies dan vegetasi tanaman.
3. Analisa mengenai aspek-aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini bermanfaat untuk
merekonstruksi dampak perubahan iklim pada lingkungan, mempelajari bagaimana hubungan
antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada lingkungan tersebut.
4. Analisa kehidupan biokultural manusia sejak manusia muncul di bumi, proses evolusinya
melalui masa dan wilayah distribusinya seluas dan selama mungkin.
5. Analisa proses adaptif yang dilakukan makhluk hidup terhadap perubahan kondisi
lingkungan, makhluk yang mampu beradapatasi akan terus bertahan walaupun peiode waktu
geologi terus berjalan sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan punah. Proses adaptasi
membuka zona adaptif yang baru yaitu suatu kumpulan kondisi hidup dan sumber daya baru
yang memberikan banyak kesempatan yang sebelumnya tidak dimanfaatkan.
6. Sejarah Geologi dan Evolusi
1. Masa Archaezoikum
(1.500.000.000 Tahun )
Keadaan Makhluk Hidup : Mungkin Tumbuhan dan binatang bersel satu; tidak ada fosil
Cuaca dan lingkungan: Banyak aktivitas dalam perut bumi yang panas; pengendapan dan erosi
2. Masa Proterozoikum
( 925.000.000 tahun )
Keadaan Makhluk Hidup : Mungkin banyak binatang lunak; bekas- bekas spons dan
cacing; fosil jarang
Cuaca dan lingkungan : Proses pengendapan, aktivitas gunung api, erosi sering
terjadi

3. Masa Paleozoikum
A. Zaman Kambrium ( 550.000.000 tahun )
Kala : Atas, Tengah, Bawah
Keadaan Mahkluk Hidup : Banyak fosil laut; trilobite dominan ;
Mungkin binatang darat belum ada
Cuaca dan lingkungan : Daratan terangkat sedikit, banyak binatang
trilobite, moluska, krustasea awal

B. Zaman Ordovisum (480.000.000 tahun)


Kala : Atas, Bawah
Keadaan Mahkluk hidup : Vertebrata pertama; banyak binatang koral.Cacing, kerang
dan binatang laut
Keadaan Cuaca : Iklim lunak, kerang, nautiloid, vertebrata pertama

C. Zaman Silur ( 390.000.000 tahun )


Kala : Atas, Bawah
Keadaan Mahkluk Hidup : Kepiting kecil, laba-laba dan sejenisnya
Cuaca dan lingkungan : Iklim sedang, banyak terumbu karang, munculnya mahkluk
hidup pertama didarat

D. Zaman Devon ( 350.000.000 tahun)


Kala : Atas, tengah, Bawah
Keadaan mahkluk hidup : Amphibi pertama, trilobite berkurang, keong dan kerang
melimpah, siput darat dan kepiting pertama, ikan purba dan akan terus mengalami evolusi
sampai holosen, ostacoderm berevolusi.
Cuaca dan lingkungan : Iklim berubah-ubah. Banyak ikan munculnya amfibi pertama

E. Zaman Karbon ( 250.000.000 tahun )


Kala : Atas, Tengah, bawah
Keadaan Makhluk hidup : Amfibi dominan hasil evolusi dari zaman devon , reptile pertama
muncul, serangga muncul dengan melimpah.
Cuaca dan Lingkungan : Panas dan lembab, hutan rawa berbatubara, muncul serranga
raksasa

F. Zaman Perm ( 215.000.000 tahun )


Kala : Atas, bawah
Keadaan Makhluk hidup : Reptil primitif, amfibi purba berkurang, serangga-serangga
modern muncul. Serangga tersebut merupakan hasil evolusi
dari zaman karbon.
Cuaca dan Lingkungan : Iklim sangat ekstrim, trilobite tak dapat berevolusi dan
punah, dan reptile-reptil hidup dengan makmur.

4. Masa Mesozoikum
A. Zaman Trias ( 185.000.000 tahun )
Kala : Atas, Tengah, Bawah
Keadaan Makhluk hidup : Mamalia pertama, munculnya dinosaurus.
Cuaca dan lingkungan : Iklim kering, dinosaurus, prototype mamalia, serangga
berkepompong yang merupakan serangga hasil evolusi dari
zaman perm.

B. Zaman Jura ( 155.000.0000 tahun )


Kala : Helm, Doger, Lias
Keadaan makhluk hidup : Burung bergigi pertama hasil evolusi pertama dari ikan
purba, Reptil raksasa, hiu, ikan modern serta kerang.
Cuaca dan lingkungan : Iklim lunak, dinosaurus darat, dan laut yang berukuran raksasa,
burung bergigi

C. Zaman Kapur ( 120.000.000 tahun )


Kala : Atas , bawah
Kedaan makhluk hidup : Mamalia berkantung muncul, dan pemakan seranga, ular pertama
muncul merupakan evolusi reptile dari zaman sebelumnya, dan ikan-ikan berevolusi menjadi
lebih modern
Cuaca dan Lingkungan : Sebagian besar bumi tergenang air, dinosaurus punah

5. Masa Kenozoikum
A. Zaman Tersier ( 70.000.000 tahun )
Kala : Paleosin
Keadaan makhluk hidup : Mamalia jenis baru muncul
Kala : Eosen
Keadaan makhluk hidup : Mamalia purba punah
Kala : Oligosen
Keadaan makhluk hidup : Munculnya mamalia modern
Kala : Miosen
Keadaan makhluk hidup : Mamalia Berjaya
Kala : Pliosen
Keadaan makhluk hidup : Mamalia berkurang
Cuaca dan Lingkungan pada zaman ini : Benua terbentuk, tumbuhan modern muncul , kejayaan
mamalia

B. Zaman Kwarter ( 3000.000 tahun )


Kala : Pleistosen
Keadaan makhluk hidup : Manusia Purba, mamalia besar punah
Kala : Holosen
Keadaan makhluk hidup : Manusia muncul dan binatang modern merupakan hasil evolusi dari
zama sebelumnya
Cuaca dan Lingkungan pada zaman ini : Empat abad es, mamalia punah manusia muncul.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analitis-deskriptif, yaitu melakukan penelitian
dengan menganalisis sampel fosil kemudian sampel tersebut di deskripsi.
3.1.1 Tahapan pendahuluan
Tahapan ini meliputi studi pustaka, persiapan alat praktikum dan perizinan terhadap
tempat praktikum.
3.1.2 Tahapan Praktikum
Tahap ini praktikan melakukan analisis serta deskripsi terhadap sample fosil yang
diberikan.
3.1.3 Tahapan Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari analisis serta deskripsi sampel fosil tersebut kemudian
dikumpulkan untuk mengidentifikasi jenis, proses pembentukan, bentuk, tempat terbentuk dan
umur dari fosil tersebut
3.1.4 Laporan
Pembuatan laporan merupakan tahap akhir dari seluruh rangkaian penelitian berdasarkan
bahan aluan literatur dan hasil dari pengolahan data.

Metode Praktikum

Tahap pendahuluan

Tahapan Praktikan

Tahap pengolahan data

Pembuatan Laporan
laporan

Anda mungkin juga menyukai