Anda di halaman 1dari 19

PENGENALAN FOSIL

¹Nurul Hasanah, ²Hilman Hasman

¹Praktikan Paleontologi, Departemen Teknik Geologi, Fakultas Teknik


Universitas Hasanuddin
²Asisten Laboratorium Paleontologi, Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Fosil adalah sisa atau jejak yang merupakan rekaman bukti kehidupan masa lalu yang
terekam dan terawetkan secara alami dalam batuan. Fosil ini dapat berupa sisa kerangka
tubuh yang utuh atau berupa fragmen (pecahan) dari kerangka (Body Fossil) atau jejak
rekaman hasil kegiatan suatu organisme selam masa hidupnya (Trace Fossil atau fosil
jejak). Dengan demikian fosil adalah tanda adanya kehidupan di masa geologis lampau,
pra Holosen (lebih dari 11.000 tahun yang lalu).
Kata Kunci : Fosil, Masa Lalu, Organisme
I. Pendahuluan makhluk hidup dan mengetahui
sejarah tersebut dari fosil-fosil yang
Paleontologi berasal dari
ditemukan berupa sisa tubuh dari
bahasa yunani kata “paleo” yang
makhluk tersebut atau jejak sisa dari
artinya masa lampau, “onto” yang
makhluk tersebut.
artinya kehidupan dan ”logos” yang
Hal ini juga bisa mengetahui
artinya adalah ilmu. Jadi secara
bahwa makhluk hidup sudah hidup
umum paleontologi berarti ilmu yang
sejak lama dibumi. Perkembangan
mempelajari tentang masa lampau.
mempelajari fosil ini belanjut hingga
Seiring berjalannya waktu
sampei pada tahap untuk menentukan
banyak bermunculan berbagai jemis
umur batuan, sedimentasi, hingga
makhluk hidup dan ad di antaranya
mengetahui jenis makluk hidup yang
merupakan makluk hidup purba yang
blm dilihat.
langka. Dan manusia mulai
mempelajari tentang jenis-jenis
Secara umum makhluk hidup 1) Untuk mengetahui pengertian
dibedakan menjadi tumbuhan dan fosil.
hewan. Hewan sendiri dapat 2) Untuk mengetahui proses
dibedakan menjadi 2 yaitu hewan pemfosilan.
vertebrata (bertulang belakang) dan 3) Untuk mengidentifikasi dan
invertebrata (tidak bertulang mengenali jenis-jenis fosil.
belakang). Dalam makalah ini akan 4) Untuk mengetahui manfaat
dibahas tentang berbagai hewan dari mempelajari fosil.
invertebrate yang dibagi menjadi 5
1.3 Alat Dan Bahan
phylum yang akan dibahas dan
hewan vertebrata yaitu reptil. Adapun alat dan bahan yang
Phylum yang akan di analisis digunanakan dalam praktikum kali
pada praktikum ini antara lain yaitu ini adalah sebagai berikut :
Mollusca, coeleterata, arthropoda, 1) LKP (Lembar Kerja
Echinodermata, dan brachiopoda. Praktikan)
Oleh karena itu pada 2) ATK
praktikum kali ini diharapkan 3) Penggaris
praktikan dapat mengidentifikasi 4) Clipboard
jenis-jenis fosil dan dapat 5) Jam Tangan
membedakan fosil berdasarkan 6) Sampel Fosil
bentuknya.
II. Tinjauan Pustaka
1.2 Tujuan Praktikum
2.1 Paleontologi
Maksud dari praktikum ini
adalah untuk memperkenalkan dan Paleontologi berasal dari

memberikan pemahaman awal pada kata paleo yang berarti tua, dahulu,

praktikum paleontologi. ontos yang berarti hidup, dan logos


yang berarti ilmu pengetahuan.
Adapun tujuan yang ingin di capai
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
dari praktikum acara 1 pengenalan
paleontologi adalah ilmu yang
fosil adalah:
mempelajari tentang kehidupan masa c. Terkena proses kimiawi,
lampau. fisika, dan biologi sehingga
tidak memungkinkan
Paleontologi merupakan ilmu
terbentuknya fosil.
yang mempelajari mengenai ruang
d. Adanya proses – proses
lingkup hidup purba yang biasanya
geologi sehingga fosil – fosil
adalah dengan mempelajari fosil-
rusak.
fosilnya. Paleontologi adalah
mempelajari fosil makhluk Syarat – syarat kehidupan dapat
hidup untuk mempelajari jejak menjadi fosil adalah sebagai berikut.
kehidupan dan segala sesuatu tentang
1) Setelah mati terhindar dari
zaman purba. Secara sempit,
hewan yang masih hidup dan
Paleontologi dapat diartikan ilmu
tidak menjadi mangsanya.
mengenai fosil sebab jejak kehidupan
2) Mempunyai bagian tubuh
zaman purba terekam dalam fosil.
atau rangka yang keras.
Fosil adalah sisa kehidupan 3) Rongga – rongga pada
masa lampau baik secara langsung tumbuhan dimasuki zat kersik
maupun tidak langsung terjadi oleh atau rumah binatang moluska
prose salami minimal berumur mengalami penggantian.
Pleistocene (± 0,6 juta tahun). 4) Diawetkan atau tertimbun
oleh lapisan es. Contoh : fosil
Tidak semua kehidupan
mammoth.
organisme dapat menjadi fosil, hal
5) Kejatuhan atau terlingkupi
ini disebabkan oleh beberapa factor,
getah seperti serangga yang
di antaranya adalah sebagai berikut.
mati pada damar.
a. Ketika organism mati rusak
oleh bakteri pembusuk. 2.2 Cabang Ilmu Paleontologi

b. Setelah mati, organism a. Makropaleontologi


tersebut mengalami proses Ilmu yang mempelajari fosil –
oksidasi atau reduksi fosil dengan ukuran relative
sehingga hancur atau hilang. besar sehingga tidak
memerlukan alat bantu dalam 2.3 Invetebrata
proses pengamatannya.
Invertebrata ialah kelompok
b. Mikropaleontologi
hewan yang tidak memiliki tulang
Ilmu yang mempelajari fosil –
belakang. Animalia yang termasuk
fosil dengan ukuran yang
dalam kelompok ini memiliki habitat
relative kecil sehingga
yang sangat bervariasi, dari laut,
memerlukan alat bantu dalam
sungai, darat, bahkan sampai
proses pengamatannya.
pegunungan. Hewan ini kebanyakan
c. Paleobotani
memiliki umur yang relatif singkat.
Ilmu yang mempelajari tentang
Jarang ada yang sampai berusia lebih
tumbuhan masa lampau.
dari satu tahun.
d. Paleozoologi
Cabang dari paleontologi atau Berdasarkan jenis simetri
paleobiologi, yang bertujuan tubuhnya, invertebrata dapat
untuk menemukan dan dibedakan menjadi kelompok hewan
mengindentifikasi fosil hewan bersimetri radial dan kelompok
bersel banyak dari sistem hewan bersimetri bilateral.
geologi atau arkeologi, untuk Kelompok hewan tertentu disebut
menggunakan fosil tersebut hewan bersimetri radial karena
dalam rekonstruksi lingkungan tubuhnya dapat dipotong menjadi
dan ekologi prasejarah. dua bagian yang simetris melalui
e. Palinologi lebih dari satu arah. Oleh karena itu,
Ilmu yang mempelajari tubuh hewan yang bersimetri radial
polinomorf yang ada saat ini dan biasanya bebrentuk silindris atau
fosilnya, diantaranya serbuk sari, membulat. Bagian tubuh setelah atas
sepura, dinoflagelata, kista, yang dekat dengan mulut disebut
acritarchs, chitinozoa, dan bagian oral, sedangkan bagian
scolecodont, bersama dengan sebelah bawah disebut bagian
partikel material organik dan suboral (Heny 2007 : 51).
kerogen yang terdapat pada
 Jika seluruh hewan yang ada
sedimen dan batuan sedimen.
di alam kita kelompokkan
berdasarkan ada tidaknya tulang arah atas (superior) ke arah bawah
belakang, maka sebagian besar akan (interior) (Campbell 2003 : 24).
termasuk kepada hewan yang tidak
2.4 Vetebrata
bertulang (Invertebrata dan
Avertebrata). Hewan intertebrata ada Vertebrata adalah golongan

yang tersusun dari satu sel hewan yang memiliki tulang

(uniseluler) dimana seluruh aktivitas belakang. Tulang belakang berasal

kehidupannya dilakkukan oleh sel itu dari perkembangan sumbu

sendiri. Sedangkan hewan penyokong tubuh primer atau

invertebrata yang tersusun oleh notokorda (korda dorsalis).

banyak sel (multiseluler/metazoa) Notokorda vertebrata hanya ada

sel-selnya mengalami diferensiasi pada masa embrionik, setelah dewasa

dan spesialisasi membentuk jaringan akan mengalami penulangan menjadi

dan organ tubuh dan aktivitasnya sistem penyokong tubuh sekunder,

semakin komplek. Hewan yang yaitu tulang belakang (vertebrae).

termasuk pada invertebrata meliputi Dalam sistem klasifikasi, vertebrata

semua protozoa, yaitu hewan bersel merupakan subfilum dari filum

satu dan sebagian metazoa yaitu Chordata. Chordata meliputi hewan-

hewan yang bersel banyak (Storer hewan yang memiliki ciri-ciri

1957 : 52). sebagai berikut :

Adapun kelompok hewan  Memiliki notokord, yaitu


yang lain disebut hewan bersimetris kerangka berbentuk batangan
bilateral karena tubuhnya dapat keras tetapi lentur. Notokord
dipotong menjadi dua bagian yang terletak di antara saluran
simetris hanya melalui satu arah. pencernaan dan tali saraf,
Oleh karena itu, tubuh hewan yang memanjang sepanjang tubuh
bersimetri bilateral biasanya dapat membentuk sumbu kerangka.
dipotong menghasilkan dua bagian  Memiliki tali saraf tunggal,
yang simetris dari arah kepala (cepal) berlubang terletak dorsal
lalu ke arah eklor (caudal) atau dari terhadap notokord, dan
memiliki ujung  anterior  yang insang, sepasang alat reproduksi
membesar berupa otak. (kanan dan kiri) serta sistem
 Memiliki ekor yang endokrin yang berfungsi
memanjang ke arah posterior menghasilkan hormon. Vertebrata
terhadap anus. terdiri dari lima kelas yaitu pisces,
 Memiliki celah faring. amphibia, reptile, aves dan
Tubuh vertebrata mempunyai tipe mammalia.
simetri bilateral dan bagian organ
III Metode Praktikum
dalam dilindungi oleh rangka dalam
atau endoskeleton, khusus bagian 3.1 Metode
otak dilindungi oleh tulang-tulang Metode yang digunakan
tengkorak (kranium). Bagian terluar dalam praktikum Acara 1 Pengenalan
tubuh vertebrata berupa kulit yang Fosil adalah pengenalan dan
tersusun atas epidermis (lapisan luar) pendeskripsian langsung di
dan dermis (lapisan dalam). Kulit Laboratorium.
vertebrata ada yang tertutup dengan
bulu ada juga yang tertutup dengan
rambut.

Organ dalam, seperti organ


pencernaan, jantung, dan pernapasan
terdapat didalam suatu rongga tubuh
atau selom. Vertebrata memiliki alat
tubuh yang lengkap, yang menyusun
sistem organ tubuhnya meliputi
sistem pencernaan yang memanjang
dari mulut hingga anus, sistem
peredaran darah tertutup (darah
mengalir di dalam pembuluh darah),
alat ekskresi berupa ginjal, alat
pernapasan berupa paru-paru atau
pemberian materi, asisten memberi
3.2 Tahapan Praktikum tugas pendahuluan.
Tabel 3.1 Diagram Alir 2. Tahapan Praktikum
Kegiatan praktikum dilakukan di

Tahapan Pendahuluan Laboratorium Paleontologi,


Departemen Teknik Geologi,
Universitas Hasanuddin. Sebelum
melakukan kegiatan praktikum,
pertama kali dilakukan adalah
Tahapan Praktikum
melakukan responsi guna
mengetahui sejauh mana ilmu yang
ditangkap praktikan seusai asistensi
Analisis Data acara. Setelah responsi dilakukan,
dilanjutkan dengan kegiatan
praktikum. Praktikan diberikan 7
sampel fosil untuk kemudian di
Pembuatan
deskripsikan dan dituliskan pada
Laporan
lembar kerja praktikan.
3. Analisis Data
Pada tahapan ini kami melakukan

Pengumpulan laporan asistensi dengan asisten terkait


lembar kerja yang telah diisi dengan
deskripsi sampel fosil untuk
memperoleh hasil yang benar.

1. Tahapan Pendahuluan 4. Pembuatan Laporan

Pada tahapan awal, kami Setelah memperoleh analisis data

pertama-tama melaksanakan asistensi yang benar berdasarkan hasil

umum. Pada asistensi umum asistensi dari asisten, dilanjutkan

dijelaskan materi singkat tentang dengan penyusunan laporan sesuai

fosil dan bentuk-bentuk fosil. Setelah dengan format laporan yang telah
ditentukan.
5. Pengumpulan Laporan akan mengalami pergantian terhadap
Laporan yang telah selesai dan material yang resisten terhadap
telah diasistensikan kembali serta pelapukan. Setelah itu material
telah diperoleh hasil yang benar tersebut terendapkan pada daerah
kemudian dikumpulkan di tempat cekungan yang relatif stabil.
dan waktu yang telah disepakati. Bersaman dengan itu, material-
material sedimen juga ikut
IV. Hasil Dan Pembahasan
tertransportasikan. Di daerah
4.1 Fosil Peraga 837 cekungan inilah material akan
terakumulasi, semakin lama material
akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan
tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
Gambar 4.1 Fosil Peraga 837 material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Fosil dengan nomor peraga
Seiring dengan berjalannya waktu,
837 ini berasal dari filum Mollusca ,
akhirnya organisme dan material
dengan kelas Bivalvia, Ordo
sedimen terlitifikasi (pembatuan),
Venerida, termasuk dalam Famili
sehingga organisme tersebut menjadi
Corbiculanidae, Genus Corbicula,
fosil. Adapun proses pemfosilan
dan Mempunyai spesies Carbicula
yang terjadi pada fosil ini adalah
Gravesi (DESH.).
karbonisasi. Karbonisasi artinya
Setelah organisme ini mati,
menguapnya kandungan gas-gas atau
akan mengalami transportasi oleh
zat lain yang mudah menguap dalam
media geologi berupa air, angin atau
tubuh tumbuhan/hewan karna
es ke daerah cekungan, selama
tertekannya rangka atau tubuh
tranportasi, material-material yang
kehidupan tersebut dalam
tidak resisten terhadap pelapukan
sedimentasi dan meninggalkan residu
karbon (C) berupa lapisan-lapisan Homotelusidea, Genus Homotelus,
tipis dan kumpulan unsur C yang dan Mempunyai spesies Homotelus
menyelubungi atau menyelimuti sisa- Bromidensis ESKER.
sisa organisme yang terkompaksi Setelah organisme ini mati,
tadi. Fosil ini berbentuk Convex. akan mengalami transportasi oleh
Bereaksi ketika ditetesi HCl yang media geologi berupa air, angin atau
menandakan bahwa fosil ini es ke daerah cekungan, selama
memiliki komposisi kimia berupa tranportasi, material-material yang
Karbonatan (CaCO3), sehingga tidak resisten terhadap pelapukan
diketahui bahwa lingkungan akan mengalami pergantian terhadap
pengendapan dari fosil ini adalah laut material yang resisten terhadap
dangkal, serta berdasarkan skala pelapukan. Setelah itu material
waktu geologi fosil ini berumur 55- tersebut terendapkan pada daerah
50 juta tahun (Eosen Bawah). cekungan yang relatif stabil.
Kegunaan dari fosil ini adalah untuk Bersaman dengan itu, material-
mengetahui lingkungan purba, material sedimen juga ikut
menentukan umur batuan, perubahan tertransportasikan. Di daerah
iklim serta regresi laut. cekungan inilah material akan
4.2 Fosil Peraga 170 terakumulasi, semakin lama material
akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan
tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
Gambar 4.2 Fosil Peraga 170
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.

Fosil dengan nomor peraga Setelah itu material mengalami

170 ini berasal dari filum Arthropoda sementasi dan terjadi proses leaching

, dengan kelas Trilobita, Ordo (proses pencucian fosil). Seiring

Asaphida, termasuk dalam Famili dengan berjalannya waktu, akhirnya


organisme dan material sedimen
terlitifikasi (pembatuan), sehingga Fosil dengan nomor peraga
organisme tersebut menjadi fosil. 1590 ini masuk dalam filum
Adapun proses pemfosilan yang Mollusca, kelas Anthozoa, ordo
terjadi pada fosil ini adalah Nauthillida, famili
permineralisasi. Perminelarisasi yaitu Pseudasterocerasidea, ordo
penggantian sebagian tubuh fosil Pseudasteroceras dan spesies
oleh mineral sehingga bentuk fosil Pseudasteroceras Stellaeformis
masih terlihat. Fosil ini berbentuk GUMB.
Byfuring. Bereaksi ketika ditetesi Setelah organisme ini mati,
HCl yang menandakan bahwa fosil akan mengalami transportasi oleh
ini memiliki komposisi kimia berupa media geologi berupa air, angin atau
Karbonatan (CaCO3), sehingga es ke daerah cekungan, selama
diketahui bahwa lingkungan tranportasi, material-material yang
pengendapan dari fosil ini adalah laut tidak resisten terhadap pelapukan
dangkal, serta berdasarkan skala akan mengalami pergantian terhadap
waktu geologi fosil ini berumur 500- material yang resisten terhadap
435 juta tahun (Ordovisium Bawah). pelapukan. Setelah itu material
Kegunaan dari fosil ini adalah tersebut terendapkan pada daerah
untuk mengetahui lingkungan purba, cekungan yang relatif stabil.
menentukan umur batuan dan Bersaman dengan itu, material-
lainnya. material sedimen juga ikut
4.3 Fosil Peraga 1590 tertransportasikan. Di daerah
cekungan inilah material akan
terakumulasi, semakin lama material
akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan
tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi mengakibatkan
Gambar 4.1 Fosil Peraga 1590 pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah (Jura Bawah). Kegunaan dari fosil ini
material sementasi yang halus. adalah untuk mengetahui lingkungan
Setelah itu material mengalami purba, menenturubahan iklim serta
sementasi dan terjadi proses leaching regresi laut.
(proses pencucian fosil). Seiring
dengan berjalannya waktu, akhirnya
organisme dan material sedimen
terlitifikasi (pembatuan), sehingga
organisme tersebut menjadi fosil. 4.4 Fosil Peraga 459
Adapun proses pemfosilan yang
terjadi pada spesies ini adalah
Replacement, yaitu penggantian
secara keseluruhan bagian dari fosil
dengan mineral lain. Hampir mirip
dengan permineralisasi, hanya saja
sisa organisme asli telah terbawa Gambar 4.1 Fosil Peraga 1590
pergi setelah sebelumnya terkubur
Fosil dengan nomor peraga
dalam sedimen kemudian larut oleh
459 ini berasal dari filum Cnidaria,
air tanah, sehingga meninggalkan
dengan kelas Anthozoa, Ordo
rongga pada batuan yang selanjutnya
Tabulata, termasuk dalam Famili
terisi oleh material baru berupa
Favositesidae, Genus Favosites, dan
karbonatan, silikat dan senyawa besi,
Mempunyai spesies Favosites
terkadang hingga molekul per
Polymorphus GOLDF.
mlekul, sehingga struktur halus dari
Setelah organisme ini mati,
fosil tersebut tetap terjaga dengan
akan mengalami transportasi oleh
baik. Memiliki bentuk radial, dengan
media geologi berupa air, angin atau
komposisi kimia silikat sehingga
es ke daerah cekungan, selama
proses pengendapannya berada di
tranportasi, material-material yang
laut dalam serta berdasarkan skala
tidak resisten terhadap pelapukan
waktu geologi fosil ini memiliki
akan mengalami pergantian terhadap
perkiraan umur 195-176 Juta Tahun
material yang resisten terhadap HCl yang menandakan bahwa fosil
pelapukan. Setelah itu material ini memiliki komposisi kimia berupa
tersebut terendapkan pada daerah Karbonatan (CaCO3), sehingga
cekungan yang relatif stabil. diketahui bahwa lingkungan
Bersaman dengan itu, material- pengendapan dari fosil ini adalah laut
material sedimen juga ikut dangkal, serta berdasarkan skala
tertransportasikan. Di daerah waktu geologi fosil ini berumur 370-
cekungan inilah material akan 360 Juta Tahun (Devon Tengah).
terakumulasi, semakin lama material Kegunaan dari fosil ini adalah
akan bertambah dan menumpuk dan untuk mengetahui lingkungan purba,
mengalami tekanan, dari tekanan menentukan umur batuan dan
tersebut akan mengakibatkan lainnya.
material terkompaksi mengakibatkan 4.5 Fosil Peraga 307
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching
Gambar 4.1 Fosil Peraga 307
(proses pencucian fosil). Seiring
dengan berjalannya waktu, akhirnya Fosil dengan nomor peraga
organisme dan material sedimen 307 ini berasal dari filum Cnidaria,
terlitifikasi (pembatuan), sehingga dengan kelas Anthozoa, Ordo
organisme tersebut menjadi fosil. Cystiphyllida, termasuk dalam
Adapun proses pemfosilan yang Famili Cystiphyllumidea, Genus
terjadi pada fosil ini adalah Cystiphyllum, dan Mempunyai
permineralisasi. Perminelarisasi yaitu spesies Cystiphyllum “Americanum”
penggantian sebagian tubuh fosil EDW. & H.
oleh mineral sehingga bentuk fosil Setelah organisme ini mati,
masih terlihat. Fosil ini berbentuk akan mengalami transportasi oleh
Braching. Bereaksi ketika ditetesi media geologi berupa air, angin atau
es ke daerah cekungan, selama tabular. Tidak bereaksi ketika
tranportasi, material-material yang ditetesi HCl yang menandakan
tidak resisten terhadap pelapukan bahwa fosil ini memiliki komposisi
akan mengalami pergantian terhadap kimia berupa Silikat (SiO2),
material yang resisten terhadap sehingga diketahui bahwa
pelapukan. Setelah itu material lingkungan pengendapan dari fosil
tersebut terendapkan pada daerah ini adalah laut dalam, serta
cekungan yang relatif stabil. berdasarkan skala waktu geologi
Bersaman dengan itu, material- fosil ini berumur 370-360 Juta Tahun
material sedimen juga ikut (Devon Tengah). Kegunaan dari fosil
tertransportasikan. Di daerah ini adalah untuk mengetahui
cekungan inilah material akan lingkungan purba, menentukan umur
terakumulasi, semakin lama material batuan dan lainnya
akan bertambah dan menumpuk dan 4.6 Fosil Peraga 948
mengalami tekanan, dari tekanan
tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Seiring dengan berjalannya waktu, Gambar 4.1 Fosil Peraga 948
akhirnya organisme dan material
Fosil dengan nomor peraga
sedimen terlitifikasi (pembatuan),
948 ini berasal dari filum
sehingga organisme tersebut menjadi
Foraminifera , dengan kelas
fosil. Adapun proses pemfosilan
Globothalamea, Ordo Rotallida,
yang terjadi pada fosil ini adalah
termasuk dalam Famili
permineralisasi. Perminelarisasi yaitu
Nummulitesidea, Genus
penggantian sebagian tubuh fosil
Nummulites, dan Mempunyai spesies
oleh mineral sehingga bentuk fosil
Nummulites Millecaput.
masih terlihat. Fosil ini berbentuk
Setelah organisme ini mati, Adapun proses pemfosilan yang
akan mengalami transportasi oleh terjadi pada fosil ini adalah
media geologi berupa air, angin atau permineralisasi. Perminelarisasi yaitu
es ke daerah cekungan, selama penggantian sebagian tubuh fosil
tranportasi, material-material yang oleh mineral sehingga bentuk fosil
tidak resisten terhadap pelapukan masih terlihat. Fosil ini berbentuk
akan mengalami pergantian terhadap Plate. Bereaksi ketika ditetesi HCl
material yang resisten terhadap yang menandakan bahwa fosil ini
pelapukan. Setelah itu material memiliki komposisi kimia berupa
tersebut terendapkan pada daerah Karbonatan (CaCO3), sehingga
cekungan yang relatif stabil. diketahui bahwa lingkungan
Bersaman dengan itu, material- pengendapan dari fosil ini adalah laut
material sedimen juga ikut dangkal, serta berdasarkan skala
tertransportasikan. Di daerah waktu geologi fosil ini berumur 50-
cekungan inilah material akan 44 Juta tahun (Eosen Tengah).
terakumulasi, semakin lama material Kegunaan dari fosil
akan bertambah dan menumpuk dan Foraminifera memiliki banyak
mengalami tekanan, dari tekanan kegunaan di eksplorasi minyak
tersebut akan mengakibatkan bumi dan digunakan secara rutin
material terkompaksi mengakibatkan untuk menafsirkan umur dan
pori-pori akan mengecil, air yang lingkungan terjadinya proses geologi
terkandung di antara material- berupa pengendapan batuan
material akan keluar, masuklah (paleoenvironment) dari lapisan
material sementasi yang halus. sedimen di sumur minyak. Fosil
Setelah itu material mengalami foraminifera yang teraglutinasi
sementasi dan terjadi proses leaching terkubur dalam di cekungan sedimen
(proses pencucian fosil). Seiring dan dapat digunakan untuk
dengan berjalannya waktu, akhirnya mengestimasi kematangan termal,
organisme dan material sedimen yang merupakan faktor kunci untuk
terlitifikasi (pembatuan), sehingga pembentukan minyak
organisme tersebut menjadi fosil. bumi. Foraminifera juga dapat
digunakan dalam arkeologi dalam akan mengalami pergantian terhadap
pembuktian beberapa jenis bahan material yang resisten terhadap
baku batu. Beberapa tipe batu, pelapukan. Bersaman dengan itu,
seperti batu gamping, umumnya material-material sedimen juga ikut
ditemukan mengandung foraminifera tertransportasikan. Di daerah
yang membatu. cekungan inilah material akan
terakumulasi, semakin lama material
akan bertambah dan menumpuk dan
4.7 Fosil Peraga 805 mengalami tekanan, dari tekanan
tersebut akan mengakibatkan
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
material sementasi yang halus.
Gambar 4.1 Fosil Peraga 805
Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching
(proses pencucian fosil). Seiring
Fosil dengan nomor peraga
dengan berjalannya waktu, akhirnya
805 ini berasal dari filum
organisme dan material sedimen
Echinodermata , dengan kelas
terlitifikasi (pembatuan), sehingga
Echinoidea, Ordo Cidaroida,
organisme tersebut menjadi fosil.
termasuk dalam Famili Cidaresidae,
Adapun proses pemfosilan yang
Genus Cidares, dan Mempunyai
terjadi pada fosil ini adalah
spesies Cidares Vesicularis GOLD.
permineralisasi. Perminelarisasi yaitu
Setelah organisme ini mati,
penggantian sebagian tubuh fosil
akan mengalami transportasi oleh
oleh mineral sehingga bentuk fosil
media geologi berupa air, angin atau
masih terlihat. Fosil ini berbentuk
es ke daerah cekungan, selama
Globular. Bereaksi ketika ditetesi
tranportasi, material-material yang
HCl yang menandakan bahwa fosil
tidak resisten terhadap pelapukan
ini memiliki komposisi kimia berupa
Karbonatan (CaCO3), sehingga Proses Pemfosilan dapat dijabarkan
diketahui bahwa lingkungan sebagai berikut :
pengendapan dari fosil ini adalah laut
a. Histometabasis, penggantian
dangkal, serta berdasarkan skala
sebagian tubuh fosil tumbuhan
waktu geologi fosil ini berumur 100-
dengan pengisian mineral lain
65 juta tahun (Kapur Atas).
dimana fosil tersebut diendapkan
Kegunaan dari fosil ini adalah untuk
b. Permineralisasi ,
mengetahui lingkungan purba,
Histometabasis pada binatang
menentukan umur batuan, perubahan
c. Rekristalisasi, Berubahnya
iklim serta regresi laut.
seluruh/sebagian tubuh fosil
akibat P & T yang tinggi,
V. PENUTUP sehingga molekul-molekul dari
tubuh fosil (non-kristalin) akan
5.1 Kesimpulan
mengikat agregat tubuh fosil itu
Kesimpulan yang dapat di sendiri menjadi kristalin
ambil dari praktikum kali ini adalah : d. Replacement/Mineralisasi,
1. Fosil merupakan jejak atau sisa
Penggantian seluruh bagian fosil
kehidupan baik langsung atau
dengan mineral lain.
tidak langsung yang terawetkan
e. Dehydrasi/Leaching/ Pelarutan
dalam lapisan kulit bumi, terjadi
f. Mold/Depression, Fosil
secara alami dan mempunyai
berongga dan terisi mineral
umur geologi lebih dari 500.000
lempung.
Juta tahun.
g. Trail & Track
2. Fosilisasi merupakan proses
Trail adalah cetakan/jejak-jejak
penimbunan sisa-sisa hewan
kehidupan binatang purba yang
atau tumbuhan yang
menimbulkan kenampakan yang
terakumulasi dalam sedimen
lebih halus ;
atau endapan-endapan baik yang
mengalami pengawetan secara Track adalah sama dengan trail,
menyeluruh, sebagian ataupun namun ukurannya lebih besar
jejaknya saja.
3. Fosil dapat digolongkan dalam Ada beberapa kegunaan
dua jenis yaitu fosil yang mempelajari fosil, yaitu :
terbentuk dari organisme a. Fosil dapat digunakan
makhluk hidup dan fosil yang sebagai indikator lingkungan
berasal dari sisa aktivitas pengendapan.
organisme. Di fosil jenis b. Fosil dapat digunakan
pertama ini yang terawetkan dan sebagai indikator
menjadi fosil adalah makhluk paleogeografi.
hidup itu sendiri, baik berupa c. Fosil dapat digunakan untuk
seluruh tubuh makhluk hidup mengetahui umur geologi
maupun sebagian dari tubuh suatu batuan atau singkapan.
makhluk hidup yakni bagian
d. Fosil dapat digunakan
tubuh yang keras. Sehingga fosil
sebagai indikator untuk
tipe pertama ini bisa jadi berupa
mengetahui evolusi dan
daun, cangkang, tulang, dsb.
migrasi makhluk hidup.
Sedangkan Fosil yang kedua
e. Fosil dapat digunakan
atau tipe kedua adalah fosil yang
sebagai indicator untuk
terbentuk dari sisa aktivitas
mengetahui tektonik suatu
organisme. Fosil tipe ini juga
daerah.
sering disebut sebagai fosil jejak
f. Fosil dapat digunakan
atau trace fosil. Beda dengan
sebagai sumber energi.
jenis fosil pertama, karena fosil
ini bukanlah berupa bagian 5.1 Saran
tubuh dari makhluk hidup, Adapun saran untuk
namun hanya bekas aktivitas laboratorium dan asisten adalah
dari makhluk hidup tersebut saja sebagai berikut :

contohnya koprolit dan trail


5.1.1 Saran Untuk Laboratorium
(jejak).
1. Semoga kebersihan
4. Mempelajari fosil dapat
Laboratorium tetap
memberikan manfaat yang
terjaga.
sangat penting dalam kehidupan.
2. Tetap menjaga alat dan
sampel yang ada di
laboratorium.
3. Suhu AC tetap dalam
kondisi yang kondusif.

5.1.2 Saran Untuk Asisten


1. Meningkatkan keramahan
pada praktikan.
2. Memberikan penjelasan
lebih banyak memakai
contoh.
3. Tetap memberikan ilmu
yang bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA

Rohmala Fajar. 2015. Laporan


Paleontologi. Papua ;
Universitas sPapua.

Rusyana, Adun . 2011. Zoologi


Invertebrata.Bandung:Alfabeta
Sumiati Sa’adah. 2010.Materi
Pokok ZologiInvertebrata.
Bandung : Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai