UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
ACARA I : PENGENALAN FOSIL
LAPORAN
OLEH:
NUR AFNI AINUN
D061201077
GOWA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk yang memiliki rasa ingin tau tentang apa
sekelilingnya dan bagaimana mereka bisa hidup dan mati. Seperti yang kita
ketahui banyak sekali sisa hidup makhluk hidup yang dijumpai di dalam lapisan
bumi. Bukan hanya di dalam lapisan bumi, namun kita juga biasa menjumpai
sisa-sisa makhluk hidup di atas permukaan bumi, misalnya pantai, goa dan lain
bumi termasuk hewan dan tumbuhan zaman lampau yang telah menjadi fosil
dengan perhitungan masa waktu berdasarkan skala waktu geologi. Fosil sendiri
merupakan jejak-jejak kehidupan dari masa lampau baik berupa bagian tubuh
terendapkan menjadi batuan ataupun mineral. Fosil merupakan alat terbaik dalam
masa lampau. Oleh sebab itu, maka dilakukanlah kegiatan praktikum kali ini
dengan cakupan materi berupa pengenalan fosil serta segala sesuatu yang
tercakup di dalamnya.
1.2 Maksud dan Tujuan
suatu bukti adanya makhluk hidup dan kehidupan di masa lalu. George Cuvier
makhluk hidup yang berbeda dari masa ke masa lainnya. Makhluk hidup dapat
diciptakan khusus pada setiap zaman tersebut diakhiri dengan kehancuran alam.
Setiap lapisan bumi akan dihuni oleh makhluk hidup yang berbeda dengan
Fosil (bahasa Latin: fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam
tanah") adalah sisa- sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau
mineral. Fosil terbentuk dari sisa, jejak, atau bekas makhluk hidup masa lalu
yang terawetkan baik secara langsung maupun secara tidak langsung di dalam
lapisan kulit Bumi, terjadi secara alami dan memiliki umur Geologi. Makhluk
hidup yang dapat berubah menjadi fosil dapat berupa manusia, binatang
b) Mengalami pengawetan
Secara umum ada dua hal penting yang menjadi syarat bagi suatu
pembusukan.
delta sungai, dasar danau, atau danau tapal kuda (oxbow lake) yang terjadi dari
kalsiumkarbonat, FeO, MnO dan FeS. Bahan itu masuk dan mengisi
lubang serta pori dari hewan atau tumbuhan yang telah mati sehingga
3. Proses Kompresi, tumbuhan tertimbun dalam lapisan tanah, maka air dan
gas yang terkandung dalam bahan organic dari tumbuhan itu tertekan
dari tumbuhan itu tertinggal dan lama kelamaan akan menjadi batubara,
8. Liang di dalam tanah, dapat terisi oleh batuan dan berubah sebagai fosil,
merupakan cetakan.
10. Pemfosilan di dalam Tuff, pemfosilan ini jarang terjadi kecuali di daerah
11. Pemfosilan dengan cara pembekuan, hewan yang mati tertutup serta
dinginnya es maka tidak ada bakteri pembusuk yang hidup dalam bangkai
2.3 Jenis-Jenis Pemfosilan
mineral kalsit, silica, fosfat, dan sebagai merubah bentuk cangkang atau
tulang.
mineral lain seperti kalsit, silika, pirit atau besi tanpa merubah bentuk asli
dari shell/rangka.
tumbuhan.
f) Impression, merupakan sisa tubuh organism yang tercetak pada lapisan
oraganisme
organism.
3. Fosil jejak, yaitu fosil berasal dari sisa-sisa aktivitas organisme. Sisa ini
e) Burrows, dan boring, jejak berupa tempat tinggal binatang yang terbentuk
lobang-lobang.
2.4 Bentuk-bentuk fosil
3) Plate, merupakan entuk fosil yang menyerupai bentuk seperti piring yang
lain:
Fosil dapat digunakan untuk menentukan umur relatif suatu batuan yang
mengandung kumpulan fosil yang berbeda dari fosil yang terkandung dalam
2. Menentukan korelasi batuan antara tempat yang satu dengan tempat lain.
beberapa daerah yang disitu ditemukan fosil yang sama, maka lapisan batuan
Para ahli paleontologi, setelah meneliti isi fosil dari lapisan batuan batuan
yang berbeda- beda umurnya berkesimpulan bahwa batuan yang lebih tua akan
mengandung fosil yang lebih sedikit, bentuknya lebih primitip. Semakin muda
umur batuannya, isi fosilnya semakin banyak dan strukturnya semakin canggih.
Dari sini kemudian para ahli tersebut berkesimpulan bahwa organisme yang
pernah ada di bumi kita ini mengalami perkembangan, mulai dari sederhana
menunju ke bentuk yang lebih kompleks dalam waktu yang sangat lama. Hal ini
yang kemudian dikembangkan oleh ahli biologi sebagai teori evolusi organisme.
4. Menentukan keadaan lingkungan dan ekologi yang ada ketika batuan yang
tersebut tersedimentasi pada masa apa dan dapat dilihat pula bahwa fosil
tersebut dulunya hidup pada lingkungan yang bagaimana. Misalnya pada suatu
batuan, kita menemukan fosil ikan berarti dapat diketahui bahwa disekitar
lampau beserta perubahan- perubahan yang terjadi, dan juga untuk mempelajari
Salah satu perubahan iklim yang seringkali dapat diungkap dengan pendekatan
3.1 Metode
Metode yang akan digunakan dalam praktikum acara pertama ini adalah
pengenalan danpendeskripsan fosil yang dilakukan oleh praktikan.
Pada asistensi umum dipaparkan mengenai tata tertib serta peralatan yang wajib
sejauh mana ilmu yang ditangkap praktikan seusai asistensi acara. Setelah
8 sampel fosil untuk kemudian di deskripsikan dan dituliskan pada lembar kerja
praktikan.
Pada tahapan ini kami melakukan asistensi dengan asisten terkait lembar
kerja yang telah diisi dengan deskripsi sampel fosil untuk memperoleh hasil
yang benar.
1. Buku penuntun
3. Kartu kontrol
4. Lembar asistensi
5. Referensi hardcopy
6. Pensil warna
7. ATK
8. Masker
9. Handsenitizer
10. HVS A4
11. Clipboard
Dalam praktikum yang dilakukan pada hari selasa tanggal 16 Maret 2021 di
4.1.1 Sampel 1
Fosil ini berasal daei filum Cnidaria, kelas Anthozoa, Ordo Rugosa,
subturbinata.
material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman
dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah
bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses
tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah
cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya,
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik
di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah branching, yaitu fosil yang terciri
mempunyai 1 pasang kerang/utuh. Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka
fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini
pengendapannya adalah pada laut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi umur
fosil ini adalah Silur Tengah yaitu antara 436-423 juta tahun yang lalu.
4.1.2 Sampel 2
Fosil ini berasal dari filum Cnidora, kelas Anthozoa, Ordo Fallostida,
GOLDF.
material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman
dengan itu, material-material sedimen juga ikut Fosil ini berasal dari filum
material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman
dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah
bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses
tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah
cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya,
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik
di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah branching, yaitu fosil yang terbentuk
bercabang. Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi
membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium
dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi umur fosil ini adalah Delfon tengah yaitu
material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman
bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses
cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya,
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik
di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah biconvex, yaitu fosil yang terciri
mempunyai bentuk yang setengah kerang. Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M
maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa
pengendapannya adalah pada laut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi umur
fosil ini adala Devonian tengah yaitu antara 370-361 juta tahun lalu.
4.1.4 Sampel 4
granulata (BLV.)
material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman
bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses
tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah
cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya,
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik
di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Tabular, yaitu fosil yang terciri
mempunyai bentuk seperti tabung. Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka
fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini
pengendapannya adalah pada laut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi umur
fosil ini adala Kapur atas yaitu antara 100-66 juta tahun.
4.1.5 Sampel 5
Fosil ini berasal daei filum Mollusca, kelas Bivalvia, Ordo Veneroida,
gravesi (DESH.).
material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman
dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah
bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses
tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah
cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya,
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik
di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah Tabular, yaitu fosil yang terciri
mempunyai bentuk seperti tabung. Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka
fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini
pengendapannya adalah pada laut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi umur
fosil ini adala Eosen bawah yaitu antara 55-51 juta tahun lalu.
4.1.6 Sampel 6
material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman
bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses
tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah
permineralisasi.
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik
di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah conikal, yaitu fosil yang terciri
mempunyai bentuk seperti Kerucut. Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka
fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini
pengendapannya adalah pada laut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi umur
fosil ini adala Miosen bawah yaitu antara 22,5-16 juta tahun lalu.
4.1.7 Sampel 7
material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman
bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses
tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah
cangkang terisi oleh mineral yang diendapkan oleh air tanah yang memasukinya,
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik
di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es
ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka fosil ini akan beraksi membentuk buih-
buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat
dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi umur fosil ini adala Devon tengah yaitu
4.1.8 Sampel 8
material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil. Bersaman
dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di daerah
bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dari tekanan tersebut akan
sementasi yang halus. Setelah itu material mengalami sementasi dan terjadi proses
tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dilakukan oleh fosil ini adalah
permineralisasi.
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik
di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa erosi air, angin, atau es
Adapun bentuk tubuh fosil ini adalah conikal, yaitu fosil yang terciri
mempunyai bentuk seperti Kerucut. Jika ditetesi dengan larutan HCl 0,1 M maka
fosil ini akan beraksi membentuk buih-buih, maka dapat diketahui bahwa fosil ini
pengendapannya adalah pada laut dangkal. Berdasarkan skala waktu geologi umur
fosil ini adala Miosen bawah yaitu antara 22,5-16 juta tahun lalu.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
20.30
Arifin. 1995. Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum). Jakarta: Bumi
Aksara
http://azizamiratilhayat.blogspot.com/2014/04/mata-kuliah-zoologi-