Anda di halaman 1dari 22

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

Hari/Tgl : Senin, 18 Maret 2019 Nama : Larasati Prasetia A.


Acara : fillum echinodermata NIM : D061181326

Keterangan :
1. Test
2. Ambulakral
3. Medreporit
4. Ring canal
5. Duri
Ventral
6. Ampulae Foto
7.
No. Peraga : 311
Filum : Echinodermata
Kelas : Echinoidea
Ordo : Spirirferida
Family : Cryptoschimanidae
Genus : Cryptoschima
Spesies : Cryptoschima schurltzei (ARCH dan VERN)

Proses Pemfosilan : Permineralisasi


Bentuk Fosil : globular
Komposisi Mineral : Karbonatan
Umur : devon bawah (± 395-370 juta tahun lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan :
Fosil ini berasal fillum Echinodermata, kelas Echinoidea, Ordo
Spatangoida ,family Cryptoschimanidae, genus Cryptoschima dan dengan nama
spesies Cryptoschima schurltzei (ARCH dan VERN).
Fosil ini terbentuk dari proses permineralisasi, dapat di tinjau dari segi
aspek bentuknya bahwa fosil ini sudah termineralisasi sebagaian saja berarti ada
bagian tubuhnya tergantikan oleh mineral dan ada bagian yang tidak
termineralisasikan sehingga masih sisa dari fosil.
Fosil ini berbentuk bulat bentuknya bulatmaka fosil ini di kategorikan
sebagai fosil globular, karena yang berbentuk bulat itu adalah bagian tubuh bulu
babi yang berupa fosil. Adapun bagian-bagian tubuhnya antara lain, ring canal
atau dinding yang melindungi madreporit, madreporit atau tempat dimana pusat
air disimpan dan akan disalurkan ke bagian tubuh yang lain, ambulakral atau
saluran air, ampulae yaitu bulu halus di sekitar ambulakral. Duri atau bagian yang
ditumbuhi duri menjadi ciri khas kelas ini pada organisme ketika masih hidup.
Fosil ini di duga telah hidup pada masa Devon Bawah (395-360 juta tahun
yang lalu).
Adapun juga kegunaan dari fosil tersebut seperti, memberitahukan kondisi
lingkungan dimana fosil itu tertimbun dengan mempelajari komposisi dari fosil
tersebut, juga dapat di gunakan dalam perumusan lapisan sedimen dalam bumi.

Referensi :

Ardelsan, (2017) Identifikasi dan klasifikasi phylum Echinodermata di perairan


laut desa Sembilan kecamatan simuele ,Universitas serambi mekah.
Karisti, Devi (2015), LAPORAN PRAKTIKUM PHYLLUM ECHINODERMATA,
Universitas pendidikan Indonesia.
Nurhadi dan Febri yanti (2015), TAKSONOMI INVERTEBRATA, Deepublish,
Jakarta.
Romadhoni (2013), pengenalan fillum Echinodermata, Universitas atma jaya
Yogyakarta.
Tim asisten (2019), PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI,universitas
hasanuddin, fakultass teknik gowa, departemen teknik geologi
https://science.mnhn.fr/institution/mnhn/collection/f/item/r70945?lang=en_US
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Senin, 18 Maret 2019 Nama : Larasati Prasetia A.
Acara : fillum echinodermata NIM : D061181326

Keterangan :
1. Duri
2. Medreporit
3. Amburaklar
4. Ring canal
5. Test
Ventral Foto 6. 6.

No. Peraga : 805


Filum : Echinodermata
Kelas : Echinoidea
Ordo : Cidaroida
Family : Cidarissidae
Genus : Cidaris
Spesies : Cidaris vesicularis GOLDF
Proses Pemfosilan : Permineralisasi
Bentuk Fosil : globular
Komposisi Mineral : Karbonatan
Umur : Kapur Atas (± 141-100 juta tahun lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan :
Fosil ini darI filum Echinodermata, kelas Echinoidea, Ordo
Cidaroida, family Cidarissidae, genus Cidaris, dan dengan nama spesies Cidaris
vesicularis GOLDF.
Fosil in terfosilkanmelalui proses yang di kenal sebagai proses petrifikasi,
dan lebih spesifiknya ialah proses permineralisasi, proses ini disebut dengan
proses permineralisasi dikarenakan sebagian tubuh fosilnya baik itu cangkang
ataupun tulang dari hewan tersebut tergantikan dengan mineral yang membungkus
fosil tersebut.
Bentuk dari fosil ini di sebut dengan globular, bentuk globular diartikan
sebagi bentuk fosil yang menyerupai bola dan membundar, kemudian dari bentuk
bentuk fosil ini kerap di temukan oleh fosil ber fillum Echinodermata lebih
tepatnya bulu babi. Adapun bagian-bagian tubuhnya antara lain, ring canal atau
dinding yang melindungi madreporit, madreporit atau tempat dimana pusat air
disimpan dan akan disalurkan ke bagian tubuh yang lain, ambulakral atau saluran
air, ampulae yaitu bulu halus di sekitar ambulakral. Duri atau bagian yang
ditumbuhi duri menjadi ciri khas kelas ini pada organisme ketika masih hidup.
Berdasarkan dari data yang telah di ambil dari sampel fosil ini
menunjukan bahwa fosil in hidup di sekitaran Kapur Atas yang rata rata berumur
(±141-100 juta tahun yang lalu)
Fungsi dari fosil ini adalah sebagai petunjuk dalam proses pengurutan
umur dari lapisan lapisan sedimen yang terdapat di daerah fosil di temukan.

Referensi:

Anonim, 2017, pengenalan fosil, di akses pada tanggal 10 maret 2019 pukul 23:05
WITA

Campbell, 2010. BIOLOGICAL KNOWN.enlightman corps


Devi kastiri, 2016, laporan praktikum mollusca, universitas pendidikan
Indonesia, bandung
Erwin kastari, 2003, KEHIDUPAN BIOLOGI, universitas islam negri, bandung
https://science.mnhn.fr/institution/mnhn/collection/f/item/r70945?lang=en_US, di
akses pada tanggal 10 maret 2019 pukul 23:05 WITA
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Senin, 18 Maret 2019 Nama : Larasati Prasetia A.
Acara : fillum echinodermata NIM : D061181326

Keterangan
1. Medreporit
2. Amburaklar
3. Ring canal
4. Test
5. Tube feet
Ventral foto

No. Peraga : 355


Filum : Echinodermata
Kelas : ophiunoidea
Ordo : echinasteridae
Family : Loriolastersidae
Genus : Loriolaster
Spesies : Loriolaster mirabilu STURTZ.

Proses Pemfosilan : Eksternal mold


Bentuk Fosil : beforecating
Komposisi Mineral : silikaan
Umur : Devon bawah (± 395-370 juta tahun lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dalam
Keterangan :
Fosil ini dari, filum Echinodermata klas ophiunoidea, Ordo echinasteridae
, family Loriolastersidae, genus Loriolaster, dan dengan nama spesies :
Loriolaster mirabilu STURTZ.
Proses pemfosilan yang terjadi pada fosil ini yaitu ketika organisme ini
telah mati maka sisa-sisa dari tubuhnya mlai tertimbun oleh material sedimen
yang kemundian akan berakumulasi seiring bertambahnya waktu maka semakin
banyak juga sedimen yang terakumulasi di atas fosil, dan fosil ini akan mengalami
transportasi, baik iyu transportasi dari aliran air sungai ataupun dari angin dan
juga mungkin saja glister namun fosil ini tidak akan mengalami proses kimiawi
yang dapat merusak fosil atau sisa dari organisme , seiring berjalannya waktu
maka tubuh fosil tergantikan.
Asal mula kenapa munculnya fosil ini mungkin di sebabkan oleh beberapa
peristiwa seperti pergerakan tektonik dan menyebabkan fosil tertransportasi
ketempat lain yang bukan tempat pengendapan sebelnmya.dan menyebabkan
bagian luar dari fosil tercetakan dan meninggalkan sebuah eksternal mold atau
yang disebut sebagai cetakan luar fosil.
Bentuk fosil ini adalah branching yaitu memiliki ruas-ruas atau berjari-
jari. Adapun bagian-bagian dari fosil ini adalah, ring canal atau dinding yang
melindungi madreporit, madreporit atau tempat dimana pusat air disimpan dan
akan disalurkan ke bagian tubuh yang lain, ambulakral atau saluran air, test
sebagai seluruh bagian tubuh, dan tube feet bulu-bulu halus disekitar kaki.
Berdasarkan dari hasil interpretasi yang telah dilakukan maka dapat di
simpulkan bahwa umur fosil ini diduga hidup pada Devon Bawah (±395-360 juta
tahun yang lalu).
Kegunaan fosil ini ialah untuk digunakan menjadi penentu umur relative
lapisan sedimen, untuk menetukan iklim pada saat proses sedmentasi terjadi.

Referensi :

Ardelsan, (2017) Identifikasi dan klasifikasi phylum Echinodermata di perairan


laut desa Sembilan kecamatan simuele ,Universitas serambi mekah.
Karisti, Devi (2015), LAPORAN PRAKTIKUM PHYLLUM ECHINODERMATA,
Universitas pendidikan Indonesia.
Nurhadi dan Febri yanti (2015), TAKSONOMI INVERTEBRATA, Deepublish,
Jakarta.
Romadhoni (2013), pengenalan fillum Echinodermata, Universitas atma jaya
Yogyakarta.
Tim asisten (2019), PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI,universitas
hasanuddin, fakultass teknik gowa, departemen teknik geologi
https://science.mnhn.fr/institution/mnhn/collection/f/item/r70945?lang=en_US
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Senin, 18 Maret 2019 Nama : Larasati Prasetia A.
Acara : fillum echinodermata NIM : D061181326

Keterangan
1. Test
2. Ring canal
3. Medreporit
4. Ambulakral
5. Pori/duri
Ventral Foto 6. Ampulae

No. Peraga : 828


Filum : Echinodermata
Kelas : Echinoidea
Ordo : Spatangoida
Family : Micrastersidae
Genus : Micraster
Spesies : Micraster coranginum (LESKE)

Proses Pemfosilan : mineralisasi


Bentuk Fosil : globular
Komposisi Mineral : karbonatan
Umur : kapur Bawah (± 141-100 juta tahun lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan :
Fosil ini berasal dari kingdom animalia fillum Echinodermata,
kelas Echinoidea, Ordo Spatangoida ,family Micrastersidae, genus Micraster dan
dengan nama spesies Micraster coranginum (LESKE).
Fosil ini berasal dari fillum Echinodermata dan berasal dari kelas
echinoidea yaitu berupa fosil bulu babi yang hidup pada masa lalu, ciri ciri yang
membedakan dari echinoidea dan asteroidean merupakan ukuran duri dan juga
ada atau tidaknya tangan pada suatu organisme, dimana bulu babi cenderung
memiliki ukuran duri yang panjang namun tidak memiliki tangan atau lengan
Fosil ini terbentuk dari proses mineralisasi, dapat di tinjau dari segi aspek
bentuknya bahwa fosil ini sudah termineralisasi sepenuhnya berarti seluruh
tubuhnya tergantikan oleh mineral yang membungkus fosil tersebut.
Fosil ini berbentuk bulat bentuknya maka fosil ini di kategorikan sebagai
fosil globular, karena yang berbentuk bulat itu adalah bagian tubuh bulu babi yang
berupa fosil. Adapun bagian- bagian tubuhnya ring canal atau dinding yang
melindungi madreporit, madreporit atau tempat dimana pusat air disimpan dan
akan disalurkan ke bagian tubuh yang lain, ambulakral atau saluran air, ampulae
yaitu bulu halus di sekitar ambulakral.
Fosil ini di duga telah hidup pada masa Kapur Atas (±141-100 juta tahun
yang lalu), fosil ini banyak di jumpai pada wilayah Africa, Antartika, dan Eropa.
Adapun juga kegunaan dari fosil tersebut seperti, memberitahukan kondisi
lingkungan dimana fosil itu tertimbun dengan mempelajari komposisi dari fosil
tersebut, juga dapat di gunakan dalam perumusan lapisan sedimen dalam bumi.

Referensi :

Ardelsan, (2017) Identifikasi dan klasifikasi phylum Echinodermata di perairan


laut desa Sembilan kecamatan simuele ,Universitas serambi mekah.
Karisti, Devi (2015), LAPORAN PRAKTIKUM PHYLLUM ECHINODERMATA,
Universitas pendidikan Indonesia.
Nurhadi dan Febri yanti (2015), TAKSONOMI INVERTEBRATA, Deepublish,
Jakarta.
Romadhoni (2013), pengenalan fillum Echinodermata, Universitas atma jaya
Yogyakarta.
Tim asisten (2019), PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI,universitas
hasanuddin, fakultass teknik gowa, departemen teknik geologi
https://science.mnhn.fr/institution/mnhn/collection/f/item/r70945?lang=en_US
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Senin, 18 Maret 2019 Nama : Larasati Prasetia A.
Acara : fillum echinodermata NIM : D061181326

Keterangan
1. Test
2. Ambulakral
3. Ring canal
4. Medreporit
Ventral Foto 5. Ampulae

No. Peraga : 1809


Filum : Echinodermata
Kelas : Echinoidea
Ordo : Hildocerateceae
Family : Toxastersidae
Genus : Toxaster
Spesies : Toxaster roulini
Proses Pemfosilan : mineralisasi
Bentuk Fosil : globular
Komposisi Mineral : Karbonatan
Umur : Kapur bawah (± 141-100 juta tahun lalu)
Lingkungan pengendapan : laut dangkal
Keterangan :
Fosil ini berasal dari fillum Echinodermata, klas Echinoidea Ordo
Hildocerateceae family Toxastersidae, genus Toxaster, dan dengan nama spesies
Toxaster roulini.
Ketika mati fosil ini terendapkan di material sedimen dalam waktu yang
sangat singkat menyebabpkan jumlah oksigen dalam fosil berkurang, ini di
perlukan agar fosil tidak terlapukan atau tererosi, setelah terendapkan dengan
material sedimen maka unsur-unsur fosil tersebut akan tergantikan dengan mineral
fosfat atau juga sulfit, akibatnya cagkang atau tubuh fosil secara keseluruhan
tergantikan oleh mineral yang lainya seperti pirit atau apatit ini juga dapat dilihat
melalui perubahan warna pada cangkang, pada gambar di atas maka aka nada
tanda seperti mengkilap yang menandakn bahwa materialnya telah di ubah ke
mineral.
Fosil ini tergolong pada kelas echinoidea dalam fillum echinodermata
yang berbentuk bulat seperti bola, pada umumnya echinoidea merupakan bulu
babi yang dimana di bagian kulitnya tertutupi oleh duri duri yang panjang
berfungsi untuk sebagai alat perlindungan dan lainnya. Adapun bagian-bagian
tubuhnya antara lain, ring canal atau dinding yang melindungi madreporit,
madreporit atau tempat dimana pusat air disimpan dan akan disalurkan ke bagian
tubuh yang lain, ambulakral atau saluran air, ampulae yaitu bulu halus di sekitar
ambulakral. Duri atau bagian yang ditumbuhi duri menjadi ciri khas kelas ini.
Berdasarkan dari kandungan unsur dari fosil tersebut dapat diperkirakan
bahwa umur dari fosil ini berumur Kapur Bawah (±141-100 juta tahun yang lalu)
dan juga beberapa fitur fitur dari hewan tersebut memiliki keselaraan jenis
tertentu.
Fungsi dari fosil ini tidak jauh berbeda dengan fosil fosil yang lainnya
yaitu sebagai penetu dan juga sebagai petunjuk terhadap kondisi lingkungan pada
masa proses pengendapan berlangsung.

Referensi:
 Ardelsan, (2017) Identifikasi dan klasifikasi phylum Echinodermata di
perairan laut desa Sembilan kecamatan simuele ,Universitas serambi
mekah.
 Karisti, Devi (2015), LAPORAN PRAKTIKUM PHYLLUM
ECHINODERMATA, Universitas pendidikan Indonesia.
 Nurhadi dan Febri yanti (2015), TAKSONOMI INVERTEBRATA,
Deepublish, Jakarta.
 Romadhoni (2013), pengenalan fillum Echinodermata, Universitas atma
jaya Yogyakarta.
 Tim asisten (2019), PENUNTUN PRAKTIKUM
PALEONTOLOGI,universitas hasanuddin, fakultass teknik gowa,
departemen teknik geologi
 https://science.mnhn.fr/institution/mnhn/collection/f/item/r70945?
lang=en_US

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Senin, 18 Maret 2019 Nama : Larasati Prasetia A.
Acara : fillum echinodermata NIM : D061181326

Keterangan :
1. Dorsal cup
No.
2. Arm
Peraga
3. Test
:
1663
Ventral Foto
Filum
: echinodermata
Kelas : crinoidea
Ordo : Roveacrinidia
Family : saccocomanidae
Genus : saccocoma
Spesies : saccocoma pectinata GOLDF.

Proses Pemfosilan : eksternal mold


Bentuk Fosil : Braching
Komposisi Mineral : Karbonatan
Umur : Jura Atas (± 195-160 juta tahun lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan :
Fosil ini berasal, .fillum echinodrmata klas crinoidea Ordo
Roveacrinidia ,family saccoomanidae, genus saccocoma dan dengan nama
spesies saccocoma pectinata GOLDF.
Fossil ini pada umumnya adalah hewan Echinodermata kelas crinoidea.
Fosil ini memiliki bentuk braching yaitu beruas-ruas atau berjadi-jari. Adapun
bagian tubuhnya antara lain : dorsal cup yaitu bagian tempat atau ujung pangkal
dari arm, arm yaitu sebagai penyalur air pada kelas ini berbentuk ruas-ruas, test
atau bagian keseluruhan tubuh.
Berdasarkan komposisi dari fosil ini dapat ditarik kesimpulan yang berupa
kisaran fosil iini hidup sebelum terendapkan menjadi suatu fosil, dan diduga
bahwa fosil ini berasal Jura Atas (± 195-160 juta tahun yang lalu)
Berdasarkan fungsinya, fungsi ini mempunyai fungsi sebagai jejak
kehidupan pada masa dahulu kala, serta memberikan gambaran kondisi
lingkungan pengendapan daerah tersebut.

Referensi :

Ardelsan, (2017) Identifikasi dan klasifikasi phylum Echinodermata di perairan


laut desa Sembilan kecamatan simuele ,Universitas serambi mekah.
Karisti, Devi (2015), LAPORAN PRAKTIKUM PHYLLUM ECHINODERMATA,
Universitas pendidikan Indonesia.
Nurhadi dan Febri yanti (2015), TAKSONOMI INVERTEBRATA, Deepublish,
Jakarta.
Romadhoni (2013), pengenalan fillum Echinodermata, Universitas atma jaya
Yogyakarta.
Tim asisten (2019), PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI,universitas
hasanuddin, fakultass teknik gowa, departemen teknik geologi
https://science.mnhn.fr/institution/mnhn/collection/f/item/r70945?lang=en_US

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Senin, 18 Maret 2019 Nama : Larasati Prasetia A.
Acara : fillum echinodermata NIM : D061181326

Keterangan :
1. Arm
2. Dorsal cup
3. Test
4. Stem

Ventral Foto
No. Peraga
: 352
Filum : Echinodermata
Kelas : Crinidea
Ordo : Strophomenida
Family : imatatocrinussidae
Genus : imatatocrinus
Spesies : Imatatocrinus graciliar (ROEMER)
Proses Pemfosilan : eksternal mold
Bentuk Fosil : Branching
Komposisi Mineral : Karbonatan
Umur : Devon Bawah (± 395-360 juta tahun lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan :
Fosil ini berasal dari fillum Echinodermata klas Crinidea Ordo
Strophomenida ,family imatatocrinussidae, genus imatatocrinus dan dengan nama
spesies Imatatocrinus graciliar (ROEMER).
Fosil ini merupakan salahsatu fosil yang bersal dari fillum Echinodermata
ini memiliki proses pemfosilan berupa mineralisasi, yang dimana fosil lain
memilki atau mengalami proses dimana sebagian ataau seluruh bagian tubuhnya
tergantikan oleh mineral primer.
Bentuk fosil ini berbentuk branching yaitu dimana pada satu titik yang
dimana hanyalah berupa satu tangkai,dan bercabang hingga menimbulkan pola-
pola seperti percabangan pohon. Adapun bagian tubuhnya antara lain : dorsal cup
yaitu bagian tempat atau ujung pangkal dari arm, arm yaitu sebagai penyalur air
pada kelas ini berbentuk ruas-ruas, test atau bagian keseluruhan tubuh, dan stem
atau tangkai.
Umur dari fosil ini berdasarkan dari proses terfosilkannya hingga sekarang
maka dapat di simpulkan bahwa fosil in berumur Devon Bawah (±395-360 juta
tahun yang lalu).
Fungsi dari fosil ini adalah memberi kita suatu petunjuk mengenai
gambaran kondisi alam pada masa Devon.

Referensi :

Ardelsan, (2017) Identifikasi dan klasifikasi phylum Echinodermata di perairan


laut desa Sembilan kecamatan simuele ,Universitas serambi mekah.
Karisti, Devi (2015), LAPORAN PRAKTIKUM PHYLLUM ECHINODERMATA,
Universitas pendidikan Indonesia.
Nurhadi dan Febri yanti (2015), TAKSONOMI INVERTEBRATA, Deepublish,
Jakarta.
Romadhoni (2013), pengenalan fillum Echinodermata, Universitas atma jaya
Yogyakarta.
Tim asisten (2019), PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI,universitas
hasanuddin, fakultass teknik gowa, departemen teknik geologi
https://science.mnhn.fr/institution/mnhn/collection/f/item/r70945?lang=en_US

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Senin, 18 Maret 2019 Nama : Larasati Prasetia A.
Acara : fillum echinodermata NIM : D061181326
Keterangan :
1. Test
2. Ambulakral
3. Merdreporit
Ventral Foto 4. Ring canal
5. proximal
No. Peraga : 758
Filum : echinodermata
Kelas : crinoidea
Ordo : Roveacrinidia
Family : salocomanidae
Genus : salocoma
Spesies : salocoma pectinata GOLDF.

Proses Pemfosilan : eksternal mold


Bentuk Fosil : Branching
Komposisi Mineral : Karbonatan
Umur : Jura Atas (± 195-160 juta tahun lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut Dangkal
Keterangan :
Fosil ini berasal, .fillum echinodrmata klas crinoidea Ordo
Roveacrinidia ,family saccocomanidae, genus salocoma dan dengan nama spesies
saccocoma pectinata GOLDF.

Fossil ini pada umumnya adalah hewan Echinodermata kelas


crinoidea .Fosil ini memiliki bentuk braching yaitu bentuk seperti beruas-ruas
atau berjari-jari menyerupai tangkai pohon. Adapun bagian-bagian tubuhnya
antara lain, dorsal cup yaitu bagian tempat atau ujung pangkal dari arm, arm
yaitu sebagai penyalur air pada kelas ini berbentuk ruas-ruas, test atau bagian
keseluruhan tubuh.
Berdasarkan komposisi dari fosil ini dapat ditarik kesimpulan yang berupa
kisaran fosil iini hidup sebelum terendapkan menjadi suatu fosil, dan diduga
bahwa fosil ini berasal Jura Atas (±195-160 juta tahun yang lalu).
Berdasarkan fungsinya, fungsi ini mempunyai fungsi sebagai jejak
kehidupan pada masa dahulu kala, serta memberikan gambaran kondisi
lingkungan pengendapan daerah tersebut.

Referensi :

Ardelsan, (2017) Identifikasi dan klasifikasi phylum Echinodermata di perairan


laut desa Sembilan kecamatan simuele ,Universitas serambi mekah.
Karisti, Devi (2015), LAPORAN PRAKTIKUM PHYLLUM ECHINODERMATA,
Universitas pendidikan Indonesia.
Nurhadi dan Febri yanti (2015), TAKSONOMI INVERTEBRATA, Deepublish,
Jakarta.
Romadhoni (2013), pengenalan fillum Echinodermata, Universitas atma jaya
Yogyakarta.
Tim asisten (2019), PENUNTUN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI,universitas
hasanuddin, fakultass teknik gowa, departemen teknik geologi
https://science.mnhn.fr/institution/mnhn/collection/f/item/r70945?lang=en_US

Anda mungkin juga menyukai