UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN
OLEH:
DWI RANDI MURHUM
D061201058
GOWA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
orgin, penyebaran, struktur, serta evolusi dari batuan yang menyusun kerak bumi,
baik kerak samudera maupun kerak benua. Dalam petrologi di bahas pula
sebagai bahan padatan yang terbentuk secara alami yang disusun oleh satu atau
lebih kumpulan mineral tertentu. Oleh karena batuan disusun atas mineral-
bumi. Batuan dapat dijumpai di hampir semua tempat dimuka bumi ini. Bagi
orang awam, mempelajari batuan sepintas lalu terlihat tidak menarik, tetapi bagi
Dengan mengetahui ilmu batuan, kita dapat mengetahui sumber daya alam
baik sumber daya mineral maupun lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi segala kebutuhan manusia dari zaman purba hingga saat ini. Selain itu,
dengan mengetahui jenis litologi suatu daerah, kita dapat mengetahui sejarah
atau ilmu batuan tersebut, dilakukan fieldtrip ini agar mahasiswa dapat
mengetahui dan melihat secara langsung jenis litologi yang ada pada daerah
penelitian.
penelitian.
Adapun batasan masalah yang diangkat pada fieldtrip petrologi ini adalah
mengenai pendeskripsian dan genesa dari batua yang di temukan pada lokasi
penelitian.
Daerah penelitian dapat ditempuh dengan menggunakan bus selama 3 jam dari
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada fieldtrip petrologi ini adalah
sebagai berikut.
1. ATK
2. Kertas HVS
5. Palu Geologi
6. Kompas Geologi
7. GPS
8. Loupe
9. Pensil Warna
12. Penggaris 30 cm
14. Peta
Sulawesi.
1:250.000
3. Rab Sukamto, (1975) mengadakan penelitian tentang perkembangan
daerah dengan cakupan dan skala yang relatif luas. Geologi regional perlu
Kenozoikum (Gambar 1). Sistem tektonik wilayah saat ini didominasi oleh dua
sesar mendatar berarah barat laut-SSE: Sesar Walanae Barat (WWF) dan Sesar
Walanae Timur (EWF). Pergerakan pada kontak tektonik ini terutama bersifat
yaitu Blok Bantimala, Barru dan Biru (mis.van Leeuwen, 1981; Jaya dkk., 2017).
Blok Barru terletak di bagian tengah-barat dari Lengan Selatan Sulawesi (Gambar
1). Geologi lokal digambarkan dalam gambar 2 dan dijelaskan di bawah ini.
basement secara tidak selaras. Mereka terdiri dari batupasir interbedded dan serpih
Balangbaru dan Formasi Marada sezaman di sebelah timur (van Leeuwen, 1981;
bathyal ( Sukamto dan Supriatna, 1982; van Leeuwen, 1981, Hasan, 1991).
terbentuk selama Kapur terakhir (van Leeuwen dkk., 2010, dan referensi di
dalamnya). Dasit porfiritik dari Blok Barru menghasilkan zirkon U-Pb berumur
87,9 ± 0,9 Ma (Jaya dkk., 2017), yang sangat sesuai dengan umur aktivitas
Vulkanik Kapur Akhir dan Paleogen lainnya, mungkin setara dalam usia dan asal
batuan dasit di Blok Barru, tersebar luas di tempat lain di Lengan Selatan
Sulawesi, yaitu: vulkanik Bua/Alla (mis.Sukamto, 1982; van Leeuwen, 1981) dan
batuan volkanik Langi dan granitoid di Kompleks Biru (van Leeuwen, 1981;
Elburg dkk., 2002). Batuan ini dicirikan oleh komposisi curah kalium yang relatif
dalam formasi Malawa, Tonasa dan Camba. Formasi Malawa terdiri dari batupasir
dan lensa batu bara dan batugamping. Suksesi ini secara tidak selaras menutupi
membatasi usia lebih ketat seperti Eosen (Hazel, in Sukamto, 1982). Formasi
bergerak ke atas menuju lingkungan laut dangkal (Wilson dan Bosence, 1996).
secara selaras dan diperkirakan berumur Eosen sampai Miosen Tengah (van
Leeuwen, 1981; Sukamto, 1982; Wilson dan Bosence, 1996). Formasi ini
tersingkap secara luas di bagian timur Sungai Dengenge dan sebagian besar terdiri
dari sekuens karbonat ( Wilson dan Bosence, 1996). Formasi Camba terdiri dari
dan breksi vulkanik, napal, batugamping dan batubara (Sukamto, 1982; Sukamto
Sedimen berumur Eosen hingga Miosen terintrusi oleh sills, dyke dan
stock batuan beku dengan komposisi berkisar dari basaltik, trachytic hingga
dioritic (Sukamto, 1982). Di Blok Barru, intrusi Kenozoikum ini berupa batuan
diawali dengan tahap persiapan, tahap pengambilan data, tahap pengolahan dan
Tahap ini merupakan tahap awal dari dimulainya fieldtrip petrologi ini
pembuatan tugas pendahuluan, pengumpulan alat dan bahan yang dibutuhkan saat
Adapun data yang diambil di lapangan adalah berupa sampel batuan yang
yang dibantu dengan palu geologi serta data stike/dip dan data-data lainnya yang
ditemukan di lapangan.
2.1.3 Tahap Pengolahan Data dan Analisis
Pada tahap ini, praktikan membuat laporan yang sesuai dengan sistematika
dan format yang telah diberikan asisten yang kemudian akan di asistensikan
Tahap Persiapan
Tahap
Pengambilan
data
Tahap Pengolahan
Tahap Pengerjaan
Laporan