OLEH:
NISA FACHRIANY
270110120152
GEOLOGI A
DAFTAR ISI
KEKERABATAN BATUAN
BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................................................2
BAB II. KEKERABATAN BATUAN BEKU..............................................................................3
II. I. KEKERABATAN GABRO.................................................................................................3
II. II. KEKERABATAN GABRO ALKALI................................................................................4
II. III. KEKERABATAN ULTRAMAFIK LAMPOFIR.............................................................5
II. IV. KEKERABATAN DIORIT, MONZONIT, SYENIT.......................................................9
II. V. KEKERABATAN GRANODIORIT, ADAMELIT, GRANIT.......................................10
BAB III. DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................11
BAB I. PENDAHULUAN
2
Batuan Beku Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari hasil pembekuan magma.
Karena hasil pembekuan, maka ada unsur kristalisasi material penyusunnya. Komposisi mineral
yang menyusunnya merupakan kristalisasi dari unsur-unsur secara kimiawi, sehingga bentuk
kristalnya mencirikan intensitas kristalisasinya. Didasarkan atas lokasi terjadinya pembekuan,
batuan beku dikelompokkan menjadi dua yaitu betuan beku intrusif dan batuan beku ekstrusif
(lava). Pembekuan batuan beku intrusif terjadi di dalam bumi sebagai batuan plutonik;
sedangkan batuan beku ekstrusif membeku di permukaan bumi berupa aliran lava, sebagai
bagian dari kegiatan gunung api. Batuan beku intrusif, antara lain berupa batholith, stock
(korok), sill, dike (gang) dan lakolith dan lapolith. Karena pembekuannya didalam (bawah
permukaan), batuan beku intrusive memiliki kecenderungan tersusun atas mineral-mineral yang
tingkat kristalisasinya lebih sempurna disbanding batuan beku ekstrusif. Dengan demikian,
kebanyakan batuan beku intrusi dalam (plutonik), seperti intrusi batolith, bertekstur fanerik,
sehingga tidak membutuhkan pengamatan mikroskopis lagi. Batuan beku hasil intrusi dangkal
seperti korok gunung api (stock), gang (dike), sill, lakolith dan lapolith umumnya memiliki
tekstur halus karena sangat dekat dengan permukaan.
Dalam petrografi, batuan beku dibedakan atas kerabat (clan). Dimana pembagian batuan
beku berdasarkan kekerabatan ini didasarkan pada kesamaan komposisi mineral dan kimia
penyusun batuan. Selanjutnya masing-masing kerabat dibedakan atas tekstur halus (vulkanik)
dan tekstur kasar (plutonik), dimana pembedaan tersebut bukan berarti terbentuk pada satu
keterjadian atau ganesa yang sama.
Kekerabatan batuan pertama dikemukan oleh Wells dan Dally dalam Hacth dan Wells (1937).
Kosep ini didasarkan pada kesamaan komposisi kimia dan mineraloginya. Disini tidak dibedakan
apakah pembekuannya ekstrusif, intrusif, atau hipabisal serta apakah prosesnya berasal dari
proses magmatik maupun metasomatik. Jadi,pengelompokkan kerabat batuan didasarkan pada
teksturnya, yaitu tekstur kasar dan tekstur halus.
Ada lima macam kekerabatan batuan :
1. Kerabat gabro: Batuan dengan komposisi menengah dan basa dikelompokkan menjadi
kerabat
2. Kerabat gabro alkali: batuan basa yang banyak mengandung alkali atau feldspatoid atau
keduanya
3. Kerabat ultramafik dan lamprofir: Untuk batuan ultrabasa dengan indeks warna lebih
dari 70
4. Kerabat diorit, monzonit, dan syenit: Batuan dengan komposisi menengah dan basa
dikelompokkan menjadi kerabat
5. Kerabat granodiorit, adamelit, dan granit : Batuan yang asam yang dicirikan dengan
kandungan kuarsa lebih dari 10%
Kerabat diorit, monzonit, dan syenit serta kerabat gabro, keduanya dibedakan berdasarkan
jumlah kandungan feldspar dan indeks warnanya.
Plagioklas basa An 50 An 80
A. Basalt
Basalt adalah batuan dari kerabat Gabro Kalk-Alkali yang mempunyai ukuran butir halus, hadir
sebagai intrusi dangkal atau lava. Mempunyai tekstur Holokristalin-holohialin, pilotaksitik,
intergranular, porfiritik dan vitrofirik.
B. Diabas
Batuan ini termasuk dalam anggota klan Gabro Kalk-Alkali yang berbutir halus. Memiliki
tekstur khusus sebagai pencirinya yaitu tekstur diabasik. Memiliki ukuran butir lebih kasar dari
basalt dan biasanya masaadasarnya adlah mikrolit.
C. Gabbro
Batuan ini berukuran butir kasar dan termasuk dalam klan Gabro Kalk Alkali. Penyusunnya
didominasi mineral mafik. Kehadiran plagioklas basa >An50 (labradorit). Kuarsa dapat hadir dan
jika kuarsa >10% maka disebut kuarsa gabro.
D. Anortosite
Batuan ini disusun oleh mineral plagioklas basa (labradorit) >90%. Indeks warna 10, dengan
mineral mafik lainnya adalah augit dan hipersten. Merupakan anggota klan Gabro Kalk-Alkali.
II. II KERABAT BATUAN BEKU GABRO ALKALI
Klan ini memiliki ciri umum :
Plagioklas basa An 50 An 80
A. Basanite
Merupakan anggota klan Gabro Alkali yang berbutir halus. Memiliki tekstur khusus
intergranular dan porfiritik. Komposisi mineralnya : Plagioklas > An50, K-feldspar >10% dan
olivine >10%.
B. Spilite
Batuan ini memiliki kandungan silica 50% dengan tekstur intergranular, intersertal dan profiritik.
Merupakan batuan anggota klan Gabro Alkali yang berbutir halus. Kehadiran plagioklas
umumnya > An50.
C. Malignite
Batuan anggota klan Gabro Alkali ini berbutir kasar. Bertekstur porfiritik dengan fenokris berupa
nefelin dan tekstur poikilitik dengan fenokris berupa K-feldspar yang subhedral.
D. Ijolite
Batuan ini juga termasuk dalam klan Gabro Alkali yang berbutir kasar. Komposisi mineralnya
didominasi oleh nefelin dan piroksin dengan mieral tambahan lainnya adalah kalsit, zeolit dan
wolastonit.
Olivin
Banyak didapat dalam batuan ini, sebagian serpentin pseudomorf olivine jumlahnya tak
kurang dari 30 % dalamperidotit. Jenis olivinnya kaya akan Mg. Tetapi dalam hartonalit
dunit sebaliknya. Bentuk anhedral kecuali dalam kimberlit. Inklusi bijih besi. Olivin ini
tidak berwarna sampai kehijauan. Terubah menjadi serpentin, talk, dan termolit.
6
Piroksen ortho
Enstatit paling banyak dalam batuan ultrabasa; meskipun jarang terdapat dalam batuan
menengah atau basa. Kristalisasinya kemudian setelah olivine. Mineral tersebut tidak
berwarna, tidak ada inklusi. Hipersten didapat pula pada peridotit dan piroksenit.
Piroksen klino
Diallag merupakan jenis piroksen klino yang terdapat dalam batuan ultra basa peridotit.
Kadang menutupi olivine dan kadang berasosiasi dengan hypersten atau enstatit.
Titanaugit didapat dalam Kekerabatan Batuan Beku batuan ultra basa yang alkali,
misalnya piorite. Aegirin didapat dalam batuan jacupirangit ( ultrabasa alkali ).
Amfibol
Dari jenis hornblende; didapat dalam jumlah yang sedikit pada banyak batuan ultrabasa.
Dalam peridotit dan piroksenit umumnya hornblende berwarna coklat. Tremolit dan
anthofilit didapat dalam jumlah sedikit. Sering mengalih tempat olivine.
Biotit
Agak umum didapat sebagai mineral asesoris dalam peridotit. Biasanya tidak berwarna
sampai kekuningan, sehingga disebut phlogopit. Pada beberapa peridotit, merupakan
mineral utama, missal dalam kimberlit.
Mineral Aksesori
Yang umum adalah kromit dan spinel. Magnetit agak banyak. Perouskit merupakan mineral khas
dalam kimberlit. Yang lain garnet, grafit, intan dan korondum. Kyanit didapat pula dalam
kimberlit. Plagioklas sebagai mineral yang jumlahnya sedikit dalam batuan ultrabasa.
Ada dua macam kelompok batuan ultramafic berdasarkan besar butirnya, yaitu :
1. Kelompok yang berbutir halus
Batuan ultramafic tidak banyak ditemukan sebagai batuan efusif dan intrusi dangkal.
Terdapatnya pada bagian bawah dari sill dan aliran magma basa yang ditempat itu terakumulasi
olivine dan piroksen.
7
Picrite adalah salah satu batuan beku yang tergolong dalam kerabat Ultramafik Lamprofir yang
berbutir halus. Batuan ini tersusun oleh mineral olivine sebanyak - 2/3 volume batuannya.
Plagioklas yang hadir dalam batuan ini adalah plagioklas basa (Ca-plagioklas) dengan jumlah
sekitar 10-25%. B. Limburgite
Limburgite juga merupakan anggota kerabat batuan beku Ultramafik lamprofir yang berbutir
halus. Dalam batuan ini hadir fenokris klinopiroksin dan olivine, sedangkan biotit dan
hornblende hadir sebagai massa dasar. C. Ugandite
Ugandite adalah batuan yang termasuk dalam kerabat batuan beku Ultramafik Lamprofir yang
berbutir halus dan memiliki kandungan yang kaya Feldspatoid. Batuan ini banyak tersusun oleh
olivine dan mineral-mineral golongan piroksin. D. Melillite
Melillite. Batuan ini juga termasuk dalam klan Ultramafik Lamprofir yang sejenis dengan
Ugandite. Melillite ini miskin akan kandungan plagioklas namun memiliki kandungan silica
yang cukup. Batuan ini juga dekat dengan batuan dari kerabat batuan beku Gabro Alkali, dan
akan berubah saat memiliki indeks warna yang kecil. E. Peridotite
Peridotite adalah batuan yang termasuk dalam klan Ultramafik Lamprofir yang memiliki ukuran
butir kasar. Mineral penyusunnya didominasi oleh mineral mafik khususnya olivine. Batuan ini
juga didominasi oleh kehadiran mineral piroksin. Kehadiran jenis mineral piroksin ini juga
menjadi parameter pembedaan jenis batuan ini dari jenis-jenis piroksin-nya seperti Harzburgite,
Lherzolite dan Whreklite. F. Dunite
Dunite adalah batuan beku kerabat Ultramafik Lamprofir yang memiliki kandungan mineral
olivine yang sangat mendominasi, yaitu >90%. Sedangkan mineral penyusun lainnya adalah
mineral-mineral mafik juga mineral-mineral seperti magnetite, ilmenite dan spinel. G. Pyroxinite
Batuan ini adalah batuan beku yang disusun oleh >90% mineral piroksin. Termasuk dalam klan
batuan beku Ultramafik Lamprofir yang berbutir kasar. Sedangkan mineral lain yang kadang
hadir adalah hornblende, garnet, biotit dan olivine. Batuan ini juga terbagi menjadi beberapa
jenis berdasarkan kandungan mineral mafik lain yang hadir didalamnya, contohnya piroksinit
biotit. H. Serpentinite
Batuan ini tersusun oleh mineral serpentin yang dominan, termasuk juga dalam batuan beku klan
Ultramafik Lamprofir yang berbutir kasar. Mineral serpentin yang hadir umunya adalah ubahan
dari mineral olivine atau piroksin. Untuk membedakan asal dari mineral serpentin dapat dilihat
dari tekstur jalan (mesh) yang merupakan serpentin yang berasal dari mineral olivine dan tekstur
kotak (bastite) yang berasal dari mineral piroksin.
II. IV. KERABAT BATUAN BEKU MONZONIT SYENIT
Ciri-ciri umum kerabat batuan ini adalah :
A. Andesite
Andesit ini merupakan batuan dari klan DMS yang berbutir halus. Memiliki komposisi Kfeldspar <1/3 Total Feldspar dan plagioklas <50%. Dapat bertekstur porfiritik, pilotaksitik,
hialopitik dan vitrofirik.
B. Diorit
Mineral utama yang hadir pada batuan ini adalah oligoklas, andesin dan hornblende dengan
mineral lain yang lebih sedikit seperti biotit, ortoklas dan kuarsa. Merupakan batuan klan DMS
yang berbutir kasar.
C. Monzonite
Batuan ini juga berbutir kasar anggota dari klan DMS. Bertekstur Equigranular. Komposisi
mineralnya kuarsa, K-Feldspar, plagioklas, biotit, hornblende dan piroksin.
D. Syenite
Batuan ini juga berbutir kasar dan anggota dari klan DMS. Mineral kuarsa hadir atau Feldspatiod
hadir <10%. Memiliki beberapa variasi seperti Syenit alkali dan Ortosyenit.
A.
Plagioklas An 20 An30
Dacite
Merupakan batuan dari klan Granodiorit Adamelit Granit yang bertekstur halus. Biasanya hadir
dengan tekstur porfiritik atau vitrofirik. Kehadiran mineral felsik mendominasi dengan kuarsa
>10%.
B. Granodiorit
Bertekstur inequigranular dan equigranular dan sering juga pegmatite. Batuan ini adalah batuan
dari kerabat Granodiorit Adamelit Granit yang berbutir kasar dengan kehadiran kuarsa >10%.
Selain Dacite dan Granodiorite, ada beberapa nama batuan dari klan Granodiorit Adamelit
Granit, seperti : Adamelite Adamelite thin section Granite Granite thin section Rhyolite
K. Sood, Mohan. 1981. Modern Igneous Petrology. New York: John Wiley & Sons.
http://geology.about.com/od/more_igrocks/a/granitoids.htm
http://virtualexplorer.com.au/article/2010/251/ultrapotassic-and-related-volcanic-rocksin-italy/outline.html
http://www.springerreference.com/docs/html/chapterdbid/5188.html
http://geology.about.com/lr/granite/322423/2/
http://www.geocaching.com/geocache/GC43BQY_quartz?guid=cb511a21-4933-4328ab9d-19f7182878d0
http://www.accessscience.com/overflow.aspx?
SearchInputText=Igneous+rocks&ContentTypeSelect=4
http://journals.hil.unb.ca/index.php/gc/article/view/10250/10644
12