Anda di halaman 1dari 11

NAMA : -PRADIPTA ARJA SETIAWAN 21010076

-DENI ARIF RIYANTO 21010077


-ARIF ALFIYAN 21010078
KELOMPOK : 16
PJK : AGUS REGI NUGRAHA

PERCOBAAN I
BATUAN BEKU

1.1 Tujuan
1. Mengetahui macam-macam batuan beku
2. Mengetahui ciri utama batuan beku
3. Menentukan penamaan batuan dari jenis batuan beku
4. Mendeskripsikan masing-masing batuan beku
5. Mengetahui cara terbentuknya batuan beku

1.2 Dasar Teori


Batuan beku atau igneous (dari bahasa Latin: ignis, “api”) adalah jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau
tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
(plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).
Pada batuan beku dalam, magma yang membeku di bawah permukaan
bumi, pendinginannya sangat lambat (dapat mencapai jutaan tahun),
memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya
menjadi tubuh batuan beku intrusif. Bentuk batuan beku ditentukan oleh
magma, magma tersebut dapat menyusup melalui rekahan-rekahan atau
menerobos pada batuan-batuan sebelumnya. Sedangkan pada batuan beku luar,
magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang
kepundan gunungapi sebagai erupsi, mendingin dan cepat membeku menjadi
batuan beku ekstrusif.
Berdasarkan komposisi mineralnya, batuan beku terbagi menjadi tiga jenis :
1. Batuan beku asam : cerah
2. Batuan beku intermediate : abu-abu
3. Batuan beku biasa : gelap

Klasifikasi batuan beku secara kimiawi didasarkan atas persentase kandungan


SiO2. Atas dasar ini, maka batuan beku dibagi menjadi :
a. Batuan beku asam : 66% SiO2
b. Batuan beku intermediate : 52% - 66% SiO2
c. Batuan beku basa : 45% - 52% SiO2
d. Batuan beku ultrabasa : 45% SiO2

Batuan beku disusun oleh senyawa-senyawa kimia yang membentuk mineral


penyusun batuan beku. Salah satu klasifikasi Batuan Beku dari kimia adalah dari
senyawa oksidanya, seperti Silikat ksida (SiO2), Titanium oksida (TiO2), Aluminium
oksida (AlO2), Besi (II) oksida(Fe2O3), Besi oksida (FeO), Mangan oksida (MnO),
Magnesium oksida (MgO), Kalsium oksida (CaO),Sodium oksida (Na 2O), Potasium
+
oksida(K2O), air (H2O ), Porporus penthoxide (P2O5), dari persentase setiap senyawa
kimia dapat mencerminkan beberapa lingkungan pembentukan mineral.

Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun


(1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar
terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.500 °C dan bersifat
mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam
magma tersebut terdapat beberapa bahan terlarut yang bersifat volatil (air, karbon
dioksida, klorin, fluorin, besi, belerang, dan lain-lain) yang merupakan penyebab
mobilitas magma, dan non-volatil (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral
yang lazim dijumpai dalam batuan beku.

2
Diagram 1 Seri Reaksi Bowen

Ciri-ciri mineral Seri Bowen dan mineral-mineral pembentuk batuan beku,


selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.

3
Tabel 1 Ciri-ciri mineral pembentuk batuan beku

4
Pengelompokan batuan beku berdasarkan kelompok mineralnya (Tabel 2):

Tabel 2 Klasifikasi batuan berdasarkan kandungan mineral


Kelompok Mineral Kelompok Batuan Beku
Olivin
Ultramafik dan Ultramafitit
Piroksen
Plagioklas
Olivin, piroksen
Olivin, piroksen, plagioklas
Olivin, plagioklas Gabroid dan Basaltoid
Piroksen, plagioklas
Piroksen, hornblenda, plagioklas
Hornblenda, plagioklas Dioritoid dan Andesitoid
Hornblenda, biotit, plagioklas, <<< kuarsa
Hornblenda, biotit, muskovit, kuarsa
Biotit, muskovit, k-felspar, kuarsa Granitoid dan Dasitoid
Biotit, muskovit, k-felspar

MINERAL PEMBENTUK BATUAN


Mineral pembentuk batuan dapat dibagi atas 3 kelompok, yaitu:
A. Mineral utama (essential minerals): mineral yang terbentuk dari
kristalisasi magma, yang biasanya hadir dalam jumlah yang cukup
banyak dan menentukan nama/ sifat batuan. Contoh: olivin, piroksen,
hornblenda, biotit, plagioklas, k-felspar, muskovit, kuarsa, felspathoid.
B. Mineral tambahan (accessory minerals): mineral yang terbentuk dari
kristalisasi magma, tetapi kehadirannya relatif sedikit (< 5%), dan tidak
menentukan nama/ sifat batuan.Contoh: apatit, zirkon, magnetit, hematit,
rutil, dll.
C. Mineral sekunder (secondary minerals): mineral hasil ubahan dari
mineral-mineral primer karena pelapukan, alterasi hidrotermal atau
metamorfosa. Contoh: klorit, epidot, serisit, kaolin, aktinolit, dll.

TEKSTUR BATUAN BEKU


Tekstur adalah kenampakan dari batuan yang dapat merefleksikan
sejarah kejadiannya.
Faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan tekstur batuan
beku adalah derajat kristalisasi, granulitas/ besar butir dan kemas/ fabric.
A. Derajat Kristalisasi
Tekstur batuan beku berdasarkan derajat kristalisasinya:
1. Holokristalin : terdiri dari kristal seluruhnya
2. Hipokristalin : terdiri dari sebagian kristal dan sebagian gelas
3. Holohyalin : terdiri dari gelas seluruhnya
B. Granulitas/ Besar Butir
Tekstur batuan beku berdasarkan granulitas/ besar butirnya:
1. Fanerik: kristal-kristalnya dapat dilihat dengan mata biasa
Khusus untuk batuan bertekstur fanerik, ukuran butirnya dapat
ditentukan sebagai berikut:
a. Halus : besar butir < 1 mm
b. Sedang : besar butir 1 mm - 5 mm
c. Kasar : besar butir 5 mm - 3 cm
d. Sangat kasar : besar butir > 3 cm
2. Afanitik: kristal-kristalnya sangat halus atau amorf, hanya dapat
dilihat dengan mikroskop.
Jika batuan bertekstur porfiritik maka ukuran fenokris dan massa dasar
dipisahkan.
C. Hubungan Kristal
Tekstur khusus merupakan hubungan kristal satu dengan kristal yang lain,
dan dibagi 2 macam :
1. Equigranular: bila secara relatif ukuran kristal pembentuk batuan
berukuran sama besar
2. Inequigranular: bila ukuran kristal pembentuknya tidak sama besar
Khusus untuk inequigranular dapat dibedakan menjadi tekstur:
a. Porfiritik: kristal-kristal yang lebih besar (fenokris)
tertanam dalam massa dasar (matriks) yang lebih halus.
b. Vitrofirik: kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam
dalam massa dasar (matriks) gelas/ amorf.
D. Bentuk Kristal
Tekstur batuan beku berdasarkan kesempurnaan bentuk kristalnya
dijelaskan sebagai berikut (Tabel 3; lihat juga Gambar 1.1, 1.2, dan 1.3).

Tabel 3 Tekstur batuan beku berdasarkan kesempurnaan bentuk butir

Bentuk Butir Tekstur Keterangan


Euhedral Panidiomorfik Sebagian kristal mempunyai batas sempurna
Granular (euhedral) dan berukuran butir sama
Subhedral Hypidiomorfik Batas kristal peralihan antara sempurna dan
Granular tidak beraturan (subhedral) dan berukuran
butir sama
Anhedral Allotrimorfik Batas Kristal tak beraturan (anhedral) dan
Granular berukuran butir sama
Gambar 1.1 Sketsa bentuk butir (kristal/ mineral)
a. euhedral, b. subhedral, c. anhedral

Gambar 1.2 Beberapa contoh tekstur pada batuan fanerik


a. hipidiomorfik granular, b. alotriomorfik granular, c. porfiritik

Gambar 1.3 Beberapa contoh tekstur khusus batuan bek


STRUKTUR BATUAN BEKU
Struktur yang dimaksud adalah struktur primer, yang terjadi saat
terbentuknya batuan beku tersebut. Struktur batuan beku sebagian besar hanya
dapat dilihat di lapangan (dimensinya sangat besar), tetapi kadang-kadang dapat
dilihat juga dalam hand specimen.
Berikut ini jenis-jenis strukutur batuan beku:
A. Massif, tidak menunjukkan adanya lubang-lubang atau struktur aliran
B. Vesikuler, berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada
waktu pembentukan magma, arah lubang-lubang itu teratur
C. Skoria, berlubang-lubang besar tapi arahnya tidak teratur
D. Xenolitis, struktur yang memperlihatkan adanya fragmen atau
pemecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintruksi.
E. Struktur yang berhubungan dengan aliran magma.
F. Schlieren, struktur kesejajaran yang dibentuk mineral prismatik, pipih
atau memanjang atau oleh xenolith akibat pergerakan magma.
G. Segregasi, struktur pengelompokan mineral (biasanya mineral mafik)
yang mengakibatkan perbedaan komposisi mineral dengan batuan
induknya.
H. Lava bantal, struktur yang diakibatkan oleh pergerakan lava akibat
interaksi dengan lingkungan air, bentuknya menyerupai bantal, di mana
bagian atas cembung dan bagian bawah cekung.

KOMPOSISI MINERAL BATUAN BEKU


Berdasarkan indeks warna dan bentuk kristal, atas dasar warna mineral
sebagai penyusun, batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
A. Mineral felsik, mineral yang berwarna cerah terutama kwarsa, feldspar,
feldspatonoid, dan muscovite.
B. Mineral mafik, mineral yang berwarna gelap terutama biotit, pirokse
1.3 Alat dan Bahan
A. Alat
1. Alat tulis
2. Penggaris
3. Kamera
4. Kaca pembesar (lup)
B. Bahan
1. 3 jenis batuan beku
1.4 Prosedur Percobaan
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Amati jenis batuan, warna batuan, struktur batuan, tekstur batuan
(derajat kristalisasi, granularitas, bentuk kristal, relasi), komposisi
batuan, dan nama batuan
3. Ambil foto dari batuan dan gambar pada buku pendahuluan
4. Catat hasil deskripsi pada buku pendahuluan
5. Ulangi langkah 1-4 untuk batuan kedua dan ketiga.

Anda mungkin juga menyukai