Batuan adalah agregat padat dari mineral, atau kumpulan yang terbentuk
secara alami yang tersusun oleh butiran mineral, gelas, material organic yang
berubah, dan kombinasi semua komponen tersebut.
Mineral adalah zat padat organic yang mempunyai komposisi kimia tertentu
dengan susunan atom yang teratur, yang terjadi tidak dengan perantara manusia dan
tidak berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan, dan dibentuk oleh alam
(WarsitoKusumoyudo, 1986).Kristal adalah zat padat yang mempunyai bentuk
bangun yang beraturan yang terdiri dari atom-atom dengan susunan yang teratur.
1. Batuan Beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi
2. Batuan beku hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentuk tidak jauh dari
permukaan bumi
3. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi.
2.5.1 Hasil
1.5 Penutup
1.5.1 Simpulan
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pendinginan magma.
Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku terbagi atas 2 kelompok yaitu:
batuan beku ektrusif dan batuan beku intrusive. Dalam penderkripsian batuan beku
untuk mengetahui jenis batuan beku dapat di lihat dari ukuran kristalnya (derajat
granularitas). Jika ukuran Kristal fanerik berarti termasuk batuan beku intrusive dan
sebaliknya jika ukuran Kristal afanitik termasuk batuan beku ektrusif.
Pemberian nama pada batuan beku juga berdasarkan mineral penyusunnya.
Jenis mineral penyusun utama dapat dilihat dari deret bowent. Untuk pemberian
nama dapat yaitu :
1.4.1 Saran
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
2. Diskordan
Tubuh batuan beku intrusive yang memeotong perlapisan batuan disekitarnya.
a. Dike, yaitu tubuh batuan beku yang memotong perlapisan disekitarnya dan
membentuk tabular atau memenjang.
b. Batolith, yaitu tubuh batuan beku yang memeiliki ukuran yang sangat besar
yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
c. Stock, yaitu tubuh bataun beku yang mirip dengan batolith tetepi ukurannya
lebih kecil.
Hari/Tanggal :
No.Sampel :
1. Warna :
a. Lapuk :
b. Segar :
2. Tekstur :
a. Kristalisasi : Holokristalin/Hipokristalin/Holohialin
b. Granulitas : Faneritik/Porfiritik/Afanitik
c. Bentuk : Euhedral/Subhedral/Anhedral
Panoidiomorf/Hypidiomorf/Allotriomof
d. Kemas : Equigranular/Inequigranular
3. Struktur :
4. Kenampakan : Intrusif/Ekstrusif
SKETSA
FOTO
LEMBAR DESKRIPSI BATUAN BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
PRODI TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Hari/Tanggal :
No.Sampel :
1. Warna :
a. Lapuk :
b. Segar :
2. Tekstur :
a. Kristalisasi : Holokristalin/Hipokristalin/Holohialin
b. Granulitas : Faneritik/Porfiritik/Afanitik
c. Bentuk : Euhedral/Subhedral/Anhedral
Panoidiomorf/Hypidiomorf/Allotriomof
d. Kemas : Equigranular/Inequigranular
3. Struktur :
SKETSA
FOTO
LEMBAR DESKRIPSI BATUAN BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
PRODI TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Hari/Tanggal :
No.Sampel :
1. Warna :
a. Lapuk :
c. Segar :
2. Tekstur :
a. Kristalisasi : Holokristalin/Hipokristalin/Holohialin
b. Granulitas : Faneritik/Porfiritik/Afanitik
c. Bentuk : Euhedral/Subhedral/Anhedral
Panoidiomorf/Hypidiomorf/Allotriomof
d. Kemas : Equigranular/Inequigranular
SKETSA
FOTO
LEMBAR DESKRIPSI BATUAN BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
PRODI TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Hari/Tanggal :
No.Sampel :
1. Warna :
a. Lapuk :
b. Segar :
2. Tekstur :
a. Kristalisasi : Holokristalin/Hipokristalin/Holohialin
b. Granulitas : Faneritik/Porfiritik/Afanitik
c. Bentuk : Euhedral/Subhedral/Anhedral
Panoidiomorf/Hypidiomorf/Allotriomof
SKETSA
FOTO
LEMBAR DESKRIPSI BATUAN BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
PRODI TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Hari/Tanggal :
No.Sampel :
1. Warna :
a. Lapuk :
b. Segar :
2. Tekstur :
a. Kristalisasi : Holokristalin/Hipokristalin/Holohialin
b. Granulitas : Faneritik/Porfiritik/Afanitik
c. Bentuk : Euhedral/Subhedral/Anhedral
SKETSA FOTO
3.6 Penutup
2.6.1 Simpulan
2.6.2 Saran
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan
kritikan dan saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Oleh karena itu pembuatan makalah ini kami lakukan sebagai suatu langkah atau
pemberian solusi bagi para mahasiswa untuk dapat mengetahui apa itu batuan
sedimen, bagaimana batuan beku tersebut terbentuk, klasifikasi batuan beku, dan
tipe dasar batuan sedimen. Dengan adanya makalah ini, pengetahuan kita
bertambah.
2.Struktur Sekunder
Adalah struktur yang terbentuk setelah proses sedimentasi , sebelum atau setelah
diagnesa. Dan menunjukkan keadaan lingkungan pengendapannya. Struktur
sedimen sekunder abtara lain:
• Cetak beban : cetakan akibat pembebanan pada sedimen yang masih plastik.
• Cetak suling: cetakkan sebagai akibat pengerusan media terhadap batuan.
• Struktur organic: struktur yang terbentuk oleh kegiatan organic. Seperti moluska,
cacing atau binatang lainnya.
• Kerangka organisme: berupa cangkang binatang/ kerang hasil pertumbuhan.
4. Kemas (fabric)
Kemas/fabric: merupakan sifat hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi butir
dan packing, secara umum dapat memberikan gambaran tentang arah aliran dalam
3.6.2 Saran
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan
kritikan dan saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami proses metamorfosis. Proses
metamorfosis hanya terjadi di dalam bumi. Proses tersebut mengubah tekstur asal
batuan, susunan mineral batuan, atau mengubah keduanya sekaligus. Proses ini
terjadi dalam solid state, artinya batuan tersebut tidak melebur. Meskipun demikian,
penting diingat bahwa fluida (terutam air) memiliki peranan yang penting dalam
proses metamorfosis.
4.5.2 Struktur
Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda.Macam-
macam struktur merupakan hubungan antar butir penyusun dalam batuan tersebut,
antara lain dibedakan menjadi 2 macam :
1. Berfoliasi : bila pada batuan metamorf terdapat penjajaran mineral-mineral
yang terdapat dalam batuan tersebut.
a. Slaty cleavage. Struktur foliasi planar yang dijumpai pada bidang belah batu
sabak/slate, mineral mika mulai hadir, batuannya disebut slate (batutulis).
b. Phylitic. Rekristalisasi lebih kasar daripada slaty cleavage, batuan lebih
mengkilap daripada batusabak (mulai banyak mineral mika), mulai terjadi
pemisahan mineral pipih dan mineral granular meskipun belum begitu
jelas/belum sempurna, batuannya disebut Phyllite (Filit).
4.6 Penutup
4.6.1 Simpulan
Batuan metamorf adalah batuan malihan dari batuan asal, baik dari batuan sedimen
ataupun batuan beku yang mengalami perubahan karena pengaruh tekanan dan
suhu. Dalam mendeskripsi batuan metamorf pemberian nama dilakukan dengan du
acara yaitu berdasarkan struktur dan komposisi mineral penyusunnya.
BAB V
GEOLOGI LAPANGAN
5.1 Latar Belakang
Alat adalah perkakas, barang-barang yang perlu untuk melakukan suatu pekerjaan
(Poerwadarminta, 1954). atau dengan kata lain peralatan adalah bermacam-macam
bentuk alat perkakas, perbekalan atau kelengkapan.