Anda di halaman 1dari 39

BAB I

BATUAN DAN MINERAL

1.1 Latar Belakang


Seperti yang kita ketahui,minyak bumi,gas dan sumber energi pada
umumnya berasal dari alam dan sebagian besar berada di dalam permukaan
bumi.Lapisan bumi,tersusun dari berbagai macam lapisan tanah dan batuan,dimana
tanah tersebut merupakan hasil dari peruluhan batuan. Oleh karena itu,sebelum kita
menelusuri tentang sumber energi dan lapisan lapisan batuan tempat beradanya
sumber energi tersebut,alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu macam
macam batuan,proses terbentuknya serta ciri ciri dari macam macam batuan.karena
bisa jadi suatu batuan merupakan ubahan batuan yang lain Oleh karena
itu,pembelajaran batuan melalui praktikum sangat diperlukan guna mempermudah
pemahaman mengenai batuan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan siklus batuan ?
2. Bagaimana proses pembentukan batuan dan mineral ?
3. Apa saja jenis-jenis batuan dan pengemlompokkan mineral ?

1.2 Maksud dan Tujuan


1. Mahasiswa mampu memahami tentang batuan dan proses pembentukannya.
2. Mahasiswa mampu untuk mengetahui siklus batuan dan penyebarannya di
bumi.
3. Mahasiswa mampu untuk mengetahui jenis-jenis batuan,mineral dan
Kristal.

1.4 Dasar Teori


1.4.1 Pengertian
Magma adalah cairan silikat pijar yang terbentuk secara alami bersifat mudah
bergerak (mobile) bersuhu antara 900-1200 C dan berasal atau terbentuk pada kerak
bumi bagian bawah hingga selubung bagian atas. Magma adalah bahan dasar dari
pembentukan batuan.

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 1
Komposisi kimiawi magma:
1. Senyawa non-volatile. Senyawa-senyawa yang bersifat non volatile dan
merupakan senyawa oksida dalam magma. Jumlahnya sekitar 99% dari
seluruh isi magma,sehingga merupakan mayro element,terdiri dari
SiO2,Al2O3,Fe2O3 dll.
2. Senyawa volatile . senyawa volatile yang banyak pengaruhnya terhadap
magma,terdiri dari fraksi-fraksi gas CH4,CO2,HCl,H2S dll.
3. Unsur jejak (trace element) dan merupakan minor element seperti
Rb,Sr,Ni,Li,S dan Pb.

Batuan adalah agregat padat dari mineral, atau kumpulan yang terbentuk
secara alami yang tersusun oleh butiran mineral, gelas, material organic yang
berubah, dan kombinasi semua komponen tersebut.

Mineral adalah zat padat organic yang mempunyai komposisi kimia tertentu
dengan susunan atom yang teratur, yang terjadi tidak dengan perantara manusia dan
tidak berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan, dan dibentuk oleh alam
(WarsitoKusumoyudo, 1986).Kristal adalah zat padat yang mempunyai bentuk
bangun yang beraturan yang terdiri dari atom-atom dengan susunan yang teratur.

Berzelius mengklasifikasikan mineral menjadi 8 golongan, yaitu :


1. Elemen native, contohnyaemas, perak, tembaga, danintan
2. Sulfida, contohnya Galena, pirit
3. OksidadanHidroksida, contohnyakorondum
4. Halide, contohnya halite
5. Karbonat, Nitrat, Borat, Lodat, contohnyakalsit
6. Sulfat, Khromat, Malib denat, dan Tungstat, contohnya Barit
7. Fosfat, Arenatdan Vanadat, contohnya Apatit
8. Silikat, contohnya Kuarsa, feldspar, piroksen

Mineral memiliki sifat-sifat khususnya yang dapat kita jadikan sebagai


penciri mineral tertentu.Sifat-sifat mineral diantaranya :Warna, Kilap, Goresan,
Belahan, Pecahan, Kekerasan.

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 2
Gambar 1.1 Skala mohs
1.4.2 Pembagian Batuan
Berdasarkan pembentukkannya batuan dibedakan menjadi tiga yaitu batuan
beku, sedimen, dan metamorf. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari
kristalisasi (pembekuan) magma. Batuan beku berdasarkan tempat
terbentukkannya terbagi atas dua yaitu: batuan beku intrusive yaitu batuan beku
yang terbentuk dibawah permukaan bumi dan batuan beku ekstrusive yaitu batuan
beku yang terbentuk dekat dengan permukaan bumi.
Batuan sediment adalah batuan yang terbentuk dair material-material yang
terendapkan atau tersedimentasi. Batuan sedimen terbentuk dibawah kondisi
permukaan dan terdiri dari kumpulan.
1. Presipitasi kimia dan biokimia
2. Fragmen atau butiran, mineral dan fosil
3. Kombinasi material-material tersebut
Batuan metamorf adalah batuan yang asalnya adalah batuan beku, sediment
atau metamorf yang berubah secara mineralogy, tekstur atau keduanya tanpa
mengalami peleburan yang diakibatkan oleh panas, tekanan, atau cairan kimia
aktif.Panas dan tekanan disini berbeda dengan kondisi dipermukaan Ketiga jenis
batuan ini memiliki hubungan genesis satu sama lain berupa siklus yang disebut
sebagai siklus batuan.

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 3
Gambar 1.2 Siklus batuan

2.4.5 Tekstur batuan beku


a. Menurut tingkat kristalisasi
Holokristalin : batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh Kristal
Hipokristalin : batuan beku yang tersusun oleh Kristal dan gelas
Holohyalin : bataun beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas
b. Ukuran mineral / Granulitas
Feneritik : batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral
- mineral yang berukuran kasar
Porphyritik : batuan beku yang tersusun oleh mineral berukuran kasar
dan halus.
Aphanitik : batuan beku yang hampir seluruhnys disusun oleh mineral
berukuran halus
c. Bentuk kristral
Euhedral : bentuk Kristal yang sempurna
Subhedral : bentuk kristal yang kurang sempurna
Anhedral : bentuk Kristal yang tidak sempurna

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 4
d. Berdasarkan kombinasi
Panidiomorf : sebagian besar Kristal dibatasi oleh bidang Kristal atau
bentuk Kristal euhedral (sempurna).
Hypodiomorf : sebagian besar kristalnya terbentuk euhedral dan subhedral.
Allotriomorf : sebagian besar penyusunya merupakan Kristal yang
bebentuk anhedral.

e. Berdasarkan keseragaman butiran


Equigranular : ukuran butiran penyusunnya hampir sama.
Inequigranular : ukuran butiran penyusun batuan tidak sama.

2.4.6 Klasifikasi Batuan beku

Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentukya, warna, kimia,


tekstur, dan mineraloginya. Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku
dibedakan atas :

1. Batuan Beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi
2. Batuan beku hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentuk tidak jauh dari
permukaan bumi
3. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi.

Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua yaitu


mineral mafic (Gelap) seperti olivin, piroksen, amfibol dan biotit, dan mineral felsic
(Terang) seperti feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid.
Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu :

1. Leucocratic rock, kandungan mineral mafic <30%


2. Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30%-60%
3. Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60%-90%
4. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic >90%

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 5
Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SIO2 nya batuan beku
diklasifikasikan menjadi empat yaitu :
1. Batuan beku asam (Acid), kandungan SIO2 > 65%, contohnya granit, ryolit.
2. Batuan beku menengah (Intermediet), kandungan SIO2 65%-52%.
Contohnya diorit, andesit.
3. Batuan beku Basa (Basic), kandungan SIO2 52%-45%, contohnya Gabro,
Basalt
4. Batuan beku ultra basa (Ultra basic), kandungan SIO2 <45%, contohnya
periodotit, piroksenit, dunit

1.5 Hasil Dan Pembahasan

2.5.1 Hasil

Pratikum yang di lakukan adalah mendeskripsi batuan beku. Terdapat 5


sampel batuan beku yang berbeda-beda.Dalam pendeskripsian dimulai dari melihat
secara karoskopis yang meliputi warna, ukuran Kristal, derajat kristalin, bentuk
Kristal, keseragaman Kristal dan jenis batuannya. Hasil deskripsi dari ke-5 batu
tersebut sebagai berikut:

Gambar 1.3 Penggolonga mineral dan batuan

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 6
1.4.1 Pembahasan

1.5 Penutup
1.5.1 Simpulan
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pendinginan magma.
Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku terbagi atas 2 kelompok yaitu:
batuan beku ektrusif dan batuan beku intrusive. Dalam penderkripsian batuan beku
untuk mengetahui jenis batuan beku dapat di lihat dari ukuran kristalnya (derajat
granularitas). Jika ukuran Kristal fanerik berarti termasuk batuan beku intrusive dan
sebaliknya jika ukuran Kristal afanitik termasuk batuan beku ektrusif.
Pemberian nama pada batuan beku juga berdasarkan mineral penyusunnya.
Jenis mineral penyusun utama dapat dilihat dari deret bowent. Untuk pemberian
nama dapat yaitu :

Nama batuan Ukuran kristal Jenis batuan


Granit Fanerik Asam
Ryolit Afanitik
Diorite Fanerik Intermediet
Andesit Afanitik
Gabro Fanerik Basa
Basalt Afanitik
Peridotite Fanerik Ultra basa
Tabel 2.1 pemberian nama batuan berdasarkan mineral penyususnnya

1.4.1 Saran
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 7
BAB II
BATUAN BEKU
2.1 Latar Belakang
Bumi tertutupi oleh daratan dan lautan, dimana bagian lautan lebih besar
daripada bagian daratan. Akan tetapi daratan adalah bagian dari kulit bumi yang
dapat diamati langsung dengan dekat, maka banyak hal-hal yang dapat diketahui
secara cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah kenyataan bahwa daratan
tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satu sama lain dan berbeda-beda materi
penyusun serta berbeda pula dalam proses terbentuknya.
Batuan beku sebenarnya telah banyak dipergunakan orang dalam kehidupan
sehari-hari hanya saja kebanyakan orang hanya mengetahui cara

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 8
mempergunakannya saja, dan sedikit yang mengetahui asal kejadian dan seluk-
beluk mengenai batuan beku ini. Secara sederhana batuan beku adalah batuan yang
terbentuk dari pembekuan magma.

2.2 Rumusan Masalah

2.3 Maksud dan Tujuan

2.4 Dasar Teori


2.4.1 pengertian batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik dibawah
permukaan (intrusif) maupun diatas permukaan (ekstrusif). Ciri khas batuan beku
adalah kenampakannya yang kritalin, yaitu memiliki unit-unit kristal yang kecil
yang saling mengikat satu sama lain. Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan
membuat deskripsi tentang suatu batuan tertentu. Sifat fisika dan kimia yang
umunal dalam mengidentifikasi batuan adalah :
1. Warna
2. Tekstur
3. Struktur
4. Komposisi Mineral Pembentuk Batuan
5. Jenis Batuan Beku.
2.4.2 Magma dan Deret Bowen
Magma adalah cairan silikat yang sangat panas, mengandung oksida, sulfide
serta volatile. Unsure volatile seperti: karbon dioksida (CO2), sulfur (S), chlorine
(CI), fluorine ( F), dan boron (B) yang dikeluarkan ketika magma membeku.

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 9
Gambar 2.1 Deret Bowen
Pada gambar diatas terdapat dua reaksi yaitu reaksi discontinuous dan
continous. Dimana reaksi discontinuous ini disebelah kanan yaitu: olivine,
pyroxene, amphibole, biotit, potassium feldspar,mascovit dan kuarsa. Sedangkan
disebelah kiri yaitu reaksi continous seperti: kaya dengan kalsium plagioklas
sampai dengan sodium plagioklas. Jadi simpulannya, deret bowen adalah deret
yang menjelaskan urutan pengkristalisasi magma berdasarkan temperature
pembentukan magma tersebut. Dimana pembentukan magma ini ditentukan
berdasarkan pada derajat kristalisasi dan lamanya pendinginan, dan berpengaruh
pada sifat yang akan dibawa oleh mineral yang terbentuk. Komposisi kimia, reaksi,
dan proses terbentuknya mineral inilah jawabannya mengapa terdapat deret
continoue dan discontinoue.

2.4.3 Jenis batuan beku


2. Batuan beku ekstrusi
Batuan beku sebagai hasil pembekuan magma yang keluar di atas permukaan
bumi baik di darat maupun di bawah muka air. Pada saat mengalir di permukaan,
masa tersebut membeku relatif cepat sehingga ukuran kristalnya kecil/tidak terlihat
dengan melepaskan kandungan gasnya. Oleh karena itu sering memperlihatkan
struktur aliran dan banyak lubang gasnya (vesikuler).

3. Batuan beku intrusive

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 10
Batuan hasil pembekuan magma di bawah permukaan bumi. Masa tersebut
membeku relatif lambat sehingga memiliki ukuran kristal yang kasar.
Magma bawah permukaan bumi didefinisikan sebagai magma yang berhasil
menerobos lapisan lapisan batuan membentuk suatu intrusi magma yang dapat
berupa batholite, laccolite, lopolite, dike, dan sill.

2.4.4 Struktur batuan beku


Struktur batuan beku ekstrusif sebagai berikut:
1. Masif, apabila tidak menunjukkan adanya fragmen batuan lain yang tertanam
dalam tubuhnya.
2. Pillow lava atau lava bantal, merupakan struktur yang dinyatakan pada batuan
ekstrusi tertentu ,yang dicirikan oleh masa berbentuk bantal dimana ukuran dari
bentuk ini adalah umumnya 30 - 60 cm dan jaraknya bedekatan terjadi akibat
lava yang mendingin di bawah tekanan air
3. Joint, struktur yang ditandai oleh kekar-kekar yang tertanam secara tegak lurus
arah aliran. Struktur ini dapat berkembang menjadi columnar jointing.
4. Vesikuler, merupakan struktur batuan beku ekstrusi yang ditandai dengan
lubang-lubang sebagai akibat pelepasan gas selama pendinginan.
struktur ini dibagi lagi menjadi 3 yaitu:
1. Skorian : bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
2. Pumisan : bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
3. Aliran : bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubang gas.
4. Amigdaloidal, bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral sekunder.
5. Xenolith, struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yang
masuk atau tertanam ke dalam batuan beku. Struktur ini terbentuk sebagai
akibat peleburan tidak sempurna dari suatu batuan samping di dalam magma
yang menerobos.
6. Autobreccia, struktur pada lava yang memperlihatkan fragmen-fragmen dari
lava itu sendiri
Struktur batuan beku intrusive:
Yaitu batuan beku yang proses terbentuknya berlangsung dibawah permukaan
bumi. Berdasarkan kedudukannya terfhadap perlapisan batuan yang diterobosnya
struktur tubuh batuan beku intrusive terbagi dua yaitu konkordan dan diskordan.

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 11
1. Konkordan
Tubuh batuan beku intrusive yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis
tubuh batuan ini yaitu:
a. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan
disekitarnya.
b. Lacciolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome)
c. Lapolith, bentuk tubuh batuan beku seperti kubah yang cembung kebawah
d. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin dan antiklin.

2. Diskordan
Tubuh batuan beku intrusive yang memeotong perlapisan batuan disekitarnya.
a. Dike, yaitu tubuh batuan beku yang memotong perlapisan disekitarnya dan
membentuk tabular atau memenjang.
b. Batolith, yaitu tubuh batuan beku yang memeiliki ukuran yang sangat besar
yaitu > 100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
c. Stock, yaitu tubuh bataun beku yang mirip dengan batolith tetepi ukurannya
lebih kecil.

Gambar 2.2 struktur batuan beku intrusive

2.4.6 Tekstur batuan beku


f. Menurut tingkat kristalisasi
Holokristalin : batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh Kristal
Hipokristalin : batuan beku yang tersusun oleh Kristal dan gelas

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 12
Holohyalin : bataun beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas
g. Ukuran mineral / Granulitas
Feneritik : batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh
mineral- mineral yang berukuran kasar
Porphyritik : batuan beku yang tersusun oleh mineral berukuran kasar dan halus.
Aphanitik : batuan beku yang hampir seluruhnys disusun oleh mineral
berukuran halus
h. Bentuk kristral
Euhedral : bentuk Kristal yang sempurna
Subhedral : bentuk kristal yang kurang sempurna
Anhedral : bentuk Kristal yang tidak sempurna
i. Berdasarkan kombinasi
Panidiomorf : sebagian besar Kristal dibatasi oleh bidang Kristal atau
bentuk Kristal euhedral (sempurna)
Hypodiomorf : sebagian besar kristalnya terbentuk euhedral dan subhedral
Allotriomorf : sebagian besar penyusunya merupakan Kristal yang
bebentuk anhedral
j. Berdasarkan keseragaman butiran
Equigranular :ukuran butiran penyusunnya hampir sama
Inequigranular :ukuran butiran penyusun batuan tidak sama

2.4.6 Klasifikasi Batuan beku


Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentukya, warna, kimia,
tekstur, dan mineraloginya. Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku
dibedakan atas :
4. Batuan Beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi
5. Batuan beku hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentuk tidak jauh dari
permukaan bumi
6. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi.
Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua yaitu
mineral mafic (Gelap) seperti olivin, piroksen, amfibol dan biotit, dan mineral felsic
(Terang) seperti feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid.
Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu :

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 13
5. Leucocratic rock, kandungan mineral mafic <30%
6. Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30%-60%
7. Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60%-90%
8. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic >90%
Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SIO2nya batuan beku
diklasifikasikan menjadi empat yaitu :
5. Batuan beku asam (Acid), kandungan SIO2 > 65%, contohnya granit, ryolit.
6. Batuan beku menengah (Intermediet), kandungan SIO2 65%-52%.
Contohnya diorit, andesit.
7. Batuan beku Basa (Basic), kandungan SIO2 52%-45%, contohnya Gabro,
Basalt
8. Batuan beku ultra basa (Ultra basic), kandungan SIO2 <45%, contohnya
periodotit, piroksenit, dunit

3.5 Hasil Dan Pembahasan

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 14
LEMBAR DESKRIPSI BATUAN BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
PRODI TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Hari/Tanggal :
No.Sampel :
1. Warna :
a. Lapuk :
b. Segar :
2. Tekstur :
a. Kristalisasi : Holokristalin/Hipokristalin/Holohialin
b. Granulitas : Faneritik/Porfiritik/Afanitik
c. Bentuk : Euhedral/Subhedral/Anhedral
Panoidiomorf/Hypidiomorf/Allotriomof
d. Kemas : Equigranular/Inequigranular
3. Struktur :
4. Kenampakan : Intrusif/Ekstrusif

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 15
5. Nama Batuan
Catatan :

SKETSA
FOTO
LEMBAR DESKRIPSI BATUAN BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
PRODI TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Hari/Tanggal :
No.Sampel :
1. Warna :
a. Lapuk :
b. Segar :
2. Tekstur :
a. Kristalisasi : Holokristalin/Hipokristalin/Holohialin
b. Granulitas : Faneritik/Porfiritik/Afanitik
c. Bentuk : Euhedral/Subhedral/Anhedral
Panoidiomorf/Hypidiomorf/Allotriomof
d. Kemas : Equigranular/Inequigranular
3. Struktur :

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 16
4. Kenampakan : Intrusif/Ekstrusif
5. Nama Batuan
Catatan :

SKETSA
FOTO
LEMBAR DESKRIPSI BATUAN BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
PRODI TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Hari/Tanggal :
No.Sampel :
1. Warna :
a. Lapuk :
c. Segar :
2. Tekstur :
a. Kristalisasi : Holokristalin/Hipokristalin/Holohialin
b. Granulitas : Faneritik/Porfiritik/Afanitik
c. Bentuk : Euhedral/Subhedral/Anhedral
Panoidiomorf/Hypidiomorf/Allotriomof
d. Kemas : Equigranular/Inequigranular

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 17
3. Struktur :
4. Kenampakan : Intrusif/Ekstrusif
5. Nama Batuan
Catatan :

SKETSA
FOTO
LEMBAR DESKRIPSI BATUAN BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
PRODI TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Hari/Tanggal :
No.Sampel :
1. Warna :
a. Lapuk :
b. Segar :
2. Tekstur :
a. Kristalisasi : Holokristalin/Hipokristalin/Holohialin
b. Granulitas : Faneritik/Porfiritik/Afanitik
c. Bentuk : Euhedral/Subhedral/Anhedral
Panoidiomorf/Hypidiomorf/Allotriomof

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 18
d. Kemas : Equigranular/Inequigranular
3. Struktur :
4. Kenampakan : Intrusif/Ekstrusif
5. Nama Batuan :
Catatan :

SKETSA
FOTO
LEMBAR DESKRIPSI BATUAN BEKU
PRAKTIKUM GEOLOGI DASAR
PRODI TEKNIK GEOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Hari/Tanggal :
No.Sampel :
1. Warna :
a. Lapuk :
b. Segar :
2. Tekstur :
a. Kristalisasi : Holokristalin/Hipokristalin/Holohialin
b. Granulitas : Faneritik/Porfiritik/Afanitik
c. Bentuk : Euhedral/Subhedral/Anhedral

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 19
Panoidiomorf/Hypidiomorf/Allotriomof
d. Kemas : Equigranular/Inequigranular
3. Struktur :
4. Kenampakan : Intrusif/Ekstrusif
5. Nama Batuan
Catatan :

SKETSA FOTO

3.6 Penutup
2.6.1 Simpulan

2.6.2 Saran
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan
kritikan dan saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 20
BAB III
BATUAN SEDIMEN
3.1 Latar Belakang
Batuan adalah semua bahan yang menyusun kerak bumi dan merupakan suatu
agregat (kumpulan) mineral mineral yang telah menghablur. Tanah dan bahan lepas
lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia maupun mekanis serta proses erosi

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 21
tidak termasuk batuan, tetapi disebut dengan “Aluvial deposit”. Salah satu jenis
batuan yang kita kenal adalah batuan sedimen

Pemakaian batuan pada dasarnya tergantung pada kekhususannya. Tekstur batuan


mengacu pada kenampakan butir-butir mineral yang ada di dalamnya, yang
meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan
antar butir (fabric). Jika warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia
dan mineralogi, maka tekstur berhubungan dengan sejarah pembentukan dan
keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum,dan
sesudah kristalisasi.

Oleh karena itu pembuatan makalah ini kami lakukan sebagai suatu langkah atau
pemberian solusi bagi para mahasiswa untuk dapat mengetahui apa itu batuan
sedimen, bagaimana batuan beku tersebut terbentuk, klasifikasi batuan beku, dan
tipe dasar batuan sedimen. Dengan adanya makalah ini, pengetahuan kita
bertambah.

3.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu batuan sedimen dan proses pembentukannya?
2. Apasaja jenis-jenis batuan sedimen?
3. Bagaimana melakukan deskripsi batuan sedimen dan menentukan jenis
batuannya.

3.3 Maksud Dan Tujuan


1. Untuk dapat mengetahui batuan sedimen dan proses pembentukannya.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis batuan sedimen.
3. Untuk dapat melakukan deskripsi batuan sedimen dan menentukan jenis
batuannya.

3.4 Dasar Teori


Istilah sedimen berasal dari kata sedimentum, yang mempunyai pengertian yaitu
material endapan yang terbentuk dari hasil proses pelapukan dan erosi dari suatu
material batuan yang ada lebih dulu, kemudian diangkut secara gravitasi oleh media

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 22
air, angin atau es serta diendapkan ditempat lain dibagian permukaan bumi.
Umumnya bentuk awal dari endapan ini berupa kumpulan dari fragmen yang
berukuran halus hingga kasar yang belum terkonsolidasi sempurna, disebut
endapan, sedimen (sediments), superfical deposits. Kemudian akan berlangsung
proses diagnesa yang meliputi proses fisik : kompaksi, proses kimia antara lain :
sedimentasi, autigenik, rekristalisasi, inversi, penggantian, dan disolusi, proses
biologi. Proses diagnesa ini berjalan selama waktu geologi, sehingga mentebabkan
material terkonsolidasi sempurna dengan bentuk fisik masif dan padat. Hal ini akan
menghasilkan salah satu jenis batuan dialam, yaitu yang disebut dengan batuan
sedimen (sedimentary rokcs).

Terdapat 4 kelompok utam batuan sedimen berdasarkan proses terjadinya,yaitu:


a. Batuan Sedimen Klastika
batuan sedimen klastika adalah batuan sedimen yang terdiri atas klastika-klastika
(hancuran batuan) yang mengendap secara alami (mekanik) oleh gaya beratnya
sendiri Sedimen klastika disebut juga sedimen mekanik. Contohnya, breksi,
konglomerat, batupasir, dan batu lempeng. Breksi adalah endapan krikil yang
bersudut tajam (masih dekat dengan tempat asalnya).Konglomerat adalah
endapan krikil yang sudutnya membulat (sudut jauh terbawa aliran sungai). Batu
Pasir adalah batuan endapan yang berasal dari fragmen batuan berukuran 1/16 - 2
mm.Ukuran klastika pada sedimen ini menunjukkan tempat terbentuknya.
Konglomerat dan breksi merupakan endapan darat di sepanjang sungai sampai
dengan muara. Pasir diendapkan di sepanjang pantai sampai kedalaman 200 meter
di laut.

b. Batuan Sedimen Kimia,


batuan sedimen kimia adalah sedimen yang terbentuk melalui reaksi kimia, seperti
evaporasi, presitasi, dan konsentrasi. Contohnya, batu garam, gypsum, stalaktit,
dan stalagmit.
c. Batuan Sedimen Organit atau Sedimen Asal Jasad,
batuan sedimen organit adalah sedimen yang berasal dari sisa-sisa jasad hidup atau
dibuat oleh jasad hidup. Golongan sedimen ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
sedimen biomekanik dan sedimen biokimia. Sedimen Biomekanik adalah

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 23
endapan sisa-sisa bagian tubuh jasad hidup yang mengendap secara alamikarena
beratnya sendiri, misalnya batu gamping kerang, batu gamping numilites, dan batu
gamping berlapis. Sedimen Biokimia adalah pengendapan unsure gamping dan
silisium dengan batuan makhluk hidup. Contohnya, batu gamping terumbu (rumah
binatang karang) dan tanah diatomea (pengendapan unsure silisium karena
karbondioksida (CO2) dalam air banyak diserap oleh ganggang diatomea).
d. Vulkaniklastik
Batuan sedimen jenis ini dihasilkan dari akumulasi material material gunung
api,contohnya agglomerat,tuff,breksi dll.

3.5 Hasil dan Pembahasan.


3.5.1 Struktur Batuan Sedimen
1.Struktur Primer
adalah struktur yang terbentuk karena proses sedimentasi , dapat merefleksikan
mekanisme pengendapannya . struktur sedimen primer antara lain:
• Perlapisan : perulangan perlapisan sejajar pada dasarnya dikarenakan sifat yang
berbeda.
• Silang siur: sekumpulan perlapisan yang saling miring satu sama lain.
• Gelembur gelombang: karakteristik dari endapan air gelombang/ angin.
• Perlapisan bersusun: terjadi sebagai akibat berkurangnya kecepatan arus , dimana
partikel –partikel yang lebih besar dan berat mengendap paling awal dan diikuti
oleh partikel yang kecil dan ringan.

2.Struktur Sekunder
Adalah struktur yang terbentuk setelah proses sedimentasi , sebelum atau setelah
diagnesa. Dan menunjukkan keadaan lingkungan pengendapannya. Struktur
sedimen sekunder abtara lain:
• Cetak beban : cetakan akibat pembebanan pada sedimen yang masih plastik.
• Cetak suling: cetakkan sebagai akibat pengerusan media terhadap batuan.
• Struktur organic: struktur yang terbentuk oleh kegiatan organic. Seperti moluska,
cacing atau binatang lainnya.
• Kerangka organisme: berupa cangkang binatang/ kerang hasil pertumbuhan.

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 24
• Laminasi pertumbuhan: perlapisan sejajar yang memiliki ketebalannya kurang
dari 1 cm , terbentuk dab berkomposisi sisa-sisa tumbuhan dan bahan organic.

1.2.1 Tekstur Batuan Sedimen


Tekstur dari batuan sedimen klastik adalah berhubungan dengan ukuran, bentuk
butir dan susunannya. Tekstur batuan sedimen klastik meliputi Ukuran butir,
pemilahan, kebundaran, kemas.
1. Ukuran butir (grain size)
Batuan sedimen klastik digolongkan dan diberi nama sesuai dengan ukuran
butirnya. Pembagian tersebut disampaikan oleh Wentworth,1922.

Gambar 3.1 Skala Wenworth


2. Bentuk butir
Bentuk butir ditentukan dengan bantuan chart yang telah tersedia pada komperator,
dan gunakanlah istilah sebagai berikut :
· Membundar Sempurna (Well Rounded), hampir semua permukaan cembung
(equidimensional).
· Membundar (Rounded), pada umumnya memiliki permukaan bundar, ujung-
ujung dan tepu butiran cekung.
· Agak Membundar (Subrounded), permukaan umumnya datar dengan ujung-
ujung yang membundar.
· Agak Menyudut (Sub Angular), permukaan datar dengan ujung-ujung yang
tajam.

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 25
· Menyudut (Angular), permukaan kasar dengan ujung-ujung butir runcing dan
tajam.

Gambar 3.2. bentuk butir


3. Pemilahan (sorting)
Pemilahan adalah keseragaman ukuran besar butir penyusun batuan endapan /
sedimen. Dalam pemilahan dipergunakan pengelompokan sbb :
1.Pemilahan baik (well sorted)
2.Pemilahan sedang (moderately sorted)
3.Pemilahan buruk (poorly sorted)

Gambar 3.3 Derajat Pemilahan

4. Kemas (fabric)
Kemas/fabric: merupakan sifat hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi butir
dan packing, secara umum dapat memberikan gambaran tentang arah aliran dalam

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 26
sedimentasi serta keadaan porositas dan permeabilitas batuan. Di dalam batuan
sedimen klastik dikenal dua macam kemas, yaitu:
• Kemas Terbuka, Butiran tidak saling bersentuhan (mengambang di dalam matrik).
• Kemas Tertutup, Butiran saling bersentuhan satu sama lain.
5. Permeabilitas
Merupakan kemampuan batuan dalam meloloskan fluida/air. Suatu batuan
memiliki permeabilitas baik jika cairan diatas batuan yang diteteskan air terserap
dengan sangat cepat. Suatu batuan memiliki permabilitas sedang jika cairan diatas
batuan yang diteteskan air terserap dengan cepat.Suatu batuan memiliki
permeabilitas buruk jika carian diatas batuan yang diteteskan air terserap dengan
lambat.Tingkat permeabilitas ini yang mempengaruhi banyaknya lubang-lubang
pada batuan.
6. Porositas
Menentukan perbandingan volume antara rongga-rongga pori batuan dengan
volume total seluruh batuan. Penentuan porositas ini harus diteliti lebih lanjut di
laboratorium dengan menggunakan sayatan batuan.Untuk dilapangan dapat
digunakan dengan cara porositas baik dan porositas buruk.
7. Kandungan Karbonatan
Untuk mengetahui suatu batuan mengandung karbonat (calcareous) atau tidak
dapat meneteskan cairan HCl 0,1 N kebatuan tersebut. Jika batuan tersebut
berbuih maka batuan tesebut mengandung karbonat.
8. Kandungan Mineral
Dimana mendeskripsikan mineral-mineral yang ada pada batuan tersebut beserta
prosentasenya.
9.Kandungan Fosil
Dimana mendeskripsikan fosil yang ada pada batuan tersebut beserta
prosentasenya. Contoh fosilnya adalah brachiopoda, moluska, gastrophoda,
echinodermata, dan lain-lain.
10.Kekerasan
merupakan tingkat kekuatan pada batuan terhadap disadregasi. Ada beberapa istilah
seperti:
a. Kompak, dimana batuan tidak dapat dicungkil dengan jarum penguji.
b. Keras, dimana batuan dapat dicungkil dengan jarum penguji.

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 27
c. Agak Keras, dimana batuan dapat hancur ketika ditekan dengan jarum
penguji.
d. Lunak, dimana batuan dapat dipotong dengan mudah menggunakan jarum
penguji.
e. Dapat Diremas, dimana batuan dapat diremas dengan jari tangan.
f. Spongi, dimana batuan sifatnya seperti karet jika diremas maka akan
kembali seperti semula.
11. Kontak
Merupakan hubungan satuan batuan dengan batuan lainnya. Dapat ditentukan
dengan selaras berkontak tegas, gradasi, atau interkalasi. Sedangkan untuk yang
tidak selaras dengan berkontak disconformity, unconformity, paraconformity, atau
nonconformity,adanya hubungan antar perlapisan batuan.Kontak perlapisan terdiri
dari beberapa jenis yaiu:
a. Kontak tajam atau tegas
b. Kontak berangsur
c. Kontak progresif
d. Kontak erosional
3.6 Penutup
3.6.1 Simpulan
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari kumpulan-kumpulan material
sedimentasi yang telah mengalami litifikasi. Pengelompokkan batuan sedimen
berdasarkan proses pembentukannya. Dalam pendeskripsian batuan sedimen
klastik pemberian nama pada batuan sedimen berdasarkan ukuran butih dan
komposisi mineral penyusunnya.

Pendeskripsian jenis-jenis batuan sedimen berbeda-beda contoh pendeskripsian


batuan sedimen klastik berbeda dengan batuan sedimen non-klastik. Jika batuan
sedimen klastik pemberian nama berdasarkan ukuran butir dan mineral penyusun
sedangkan batuan sedimen non-klastik berdasarkan komposisi penyusunnya.

3.6.2 Saran
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan
kritikan dan saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 28
BAB IV
BATUAN MATAMORF
4.1 Latar Belakang
Siklus batuan menunjukkan kemungkinan batuan untuk berubah bentuk. Batuan
yang terkubur sangat dalam mengalami perubahan tekanan dan temperatur. Jika
mencapai suhu tertentu, batuan tersebut akan melebur jadi magma. Namun saat
belum mencapai titik peleburan kembali menjadi magma, batuan tersebut berubah
menjadi batuan metamorf.

Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami proses metamorfosis. Proses
metamorfosis hanya terjadi di dalam bumi. Proses tersebut mengubah tekstur asal
batuan, susunan mineral batuan, atau mengubah keduanya sekaligus. Proses ini
terjadi dalam solid state, artinya batuan tersebut tidak melebur. Meskipun demikian,
penting diingat bahwa fluida (terutam air) memiliki peranan yang penting dalam
proses metamorfosis.

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 29
Batu gamping termetamorfosis menjadi marmer. Butiran halus kalsit pada batu
gamping terkristalisasi menjadi butiran besar. perubahan yang terjadi hanya pada
teksturnya. Batu serpih termetamorfosis menjadi mika dengan butir besar. Mineral
lempung pada serpih tidak stabil pada temperatur tinggi. Perubahan yang terjadi
selain pada teksurnya, juga mencakup pembentukan mineral baru.

4.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana proses pembetukan batuan metamorf?
2. Bagaimana struktur,tekstur dan jenis-jenis batuan metamorf?
3. Bagaimana cara mendeskripsi batuan metamorf dan menentukan jenis
batuan metamorf tersebut secara makroskopis?
4.3 Maksud Dan Tujuan
1. untuk memahami proses pembetukan batuan metamorf.
2. Untuk mengetahui struktur,tekstur dan jenis-jenis batuan metamofr.
3. Untuk dapat mendeskripsi batuan metamorf dan menentukan jenis batuan
metamorf tersebut secara makroskopis.
4.4 Dasar Teori
Batuan metamorf merupakan batuan yang terbentuk dari hasil proses
metamorfisme, dimana terjadi perubahan atau alterasi; physical (struktur, tekstur)
dan chemical (mineralogical) dari suatu batuan pada temperatur dan tekanan tinggi
dalam kerak bumi atau Batuan metamorf adalah batuan yang berasal dari batuan
induk yang lain, dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan
metamorf sendiri yang telah mengalami proses/perubahan mineralogi, tekstur
maupun struktur sebagai akibat pengaruh temperatur dan tekanan yang tinggi.
Proses metamorfosa terjadi dalam fasa padat, tanpa mengalami fasa cair, dengan
temperatur 200oC – 6500C. Menurut Grovi (1931) perubahan dalam batuan
metamorf adalah hasil rekristalisasi dan dari rekristalisasi tersebut akan terbentuk
kristal-kristal baru, begitupula pada teksturnya.

Menurut H. G. F. Winkler (1967), metamorfisme adealah proses yang mengubah


mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh terhadap kondisi fisika dan
kimia dalam kerak bumi, dimana kondisi tersebut berbeda dengan sebelumnya.

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 30
Proses tersebut tidak termasuk pelapukan dandiagenesa. Batuan metamorf atau
batuan malihan adalah batuan yang terbentuk akibat proses perubahan temperatur
dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada sebelumnya. Akibat bertambahnya
temperatur dan/atau tekanan, batuan sebelumnya akan berubah tektur dan
strukturnya sehingga membentuk batuan baru dengan tekstur dan struktur yang
baru pula. Contoh batuan tersebut adalah batu sabak atau slate yang merupakan
perubahan batu lempung. Batu marmer yang merupakan perubahan dari batu
gamping. Batu kuarsit yang merupakan perubahan dari batu pasir.Apabila semua
batuan-batuan yang sebelumnya terpanaskan dan meleleh maka akan membentuk
magma yang kemudian mengalami proses pendinginan kembali dan menjadi
batuan-batuan baru lagi.

Batuan metamorf memiliki beragam karakteristik. Karakteristik ini dipengaruhi


oleh beberapa faktor dalam pembentukan batuan tersebut ;
– Komposisi mineral batuan asal
– Tekanan dan temperatur saat proses metamorfisme
– Pengaruh gaya tektonik
– Pengaruh fluida

4.4.1. Jenis metamorfisme


a. Metamorfisme thermal (kontak), terjadi karena aktiftas intrusi magma, proses
yang berperan adalah panas larutan aktif.
b. Metamorfisme dinamis, terjadi di daerah pergeseran/pergerakan yang dangkal
(misalnya zona patahan), dimana tekanan lebih berperan dari pada panas yang
timbul. Seringkali hanya terbentuk bahan yang sifatnya hancuran, kadang-
kadang juga terjadi rekristalisasi.
c. Metamorfisme regional, proses yang berperan adalah kenaikan tekanan dan
temperatur. Proses ini terjadi secara regional, berhubungan dengan
lingkungan tektonis, misalnya pada jalur “pembentukan pegunungan” dan
“zona tunjaman” dsb.

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 31
Gambar 4.1 jenis-jenis metamorfisme

4. 4.2 Agen-agen Metamorfisme


Adapun agen-agen metamorfisme yaitu:
1. Panas (temperatur).
Suhu atau temperatur merupakan agen atau faktor pengontrol yang berperan
dalam proses metamorfisme. Kenaikan suhu atau temperatur dapat menyebabkan
terjadinya perubahan dan rekristalisasi atau pengkristalan kembali mineral-
mineral dalam batuan yang telah ada dengan tidak melalui fase cair. Pada kondisi
ini temperatur sekitar 350-1200 derajat celcius.
2. Tekanan.
Tekanan atau pressure merupakan faktor pengontrol atau agen dari proses
metamorfisme. Kenaikan tekanan dapat menyebabkan terjadi perubahan dan
rekristalisasi pada mineral dalam batuan yang telah ada sebelumnya. Pada kondisi
ini tekanan sekitar 1-10.000 bar (Jackson).
3. Cairan panas/aktivitas larutan kimia.
Adanya kenaikan temperatur, tekanan dan aktivitas larutan kimia, menyebabkan
terjadinya perubahan dan rekristalisasi yaitu proses pengkristalan kembali
mineral-mineral dan batuan yang telah ada dengan tidak melalui fase cair. Pada
kondisi ini temperatur sekitar 350oC – 1200oC dan tekanan 1 – 10000 bar
(Jackson) = (0,9869) atm.

4.5 Hasil Dan Pembahasan

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 32
Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu
batuan tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas
memberi nama batuan tersebut. Sifat fisika dankimiayangumumdikenal dalam
mengidentifikasi batuan biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat, yaitu :
A. Warna
B. Tekstur
C. Struktur
D. Komposisi mineral pembentuk batuan
4.5 1 Warna
Beberapa ciri warna pada mineral yang penting :
 Kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.
 Mika : apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila
berwarnahitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahanseperti
lembaran-lembaran.
 Feldspar : apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas(bidang belah
tegak lurus/ 90°), bila berwarna putih abu-abudiberi nama plagioklas (belahan
kristal kembar).
 Karbonat : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri utama
mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan HCl.

4.5.2 Struktur
Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian batuan yang berbeda.Macam-
macam struktur merupakan hubungan antar butir penyusun dalam batuan tersebut,
antara lain dibedakan menjadi 2 macam :
1. Berfoliasi : bila pada batuan metamorf terdapat penjajaran mineral-mineral
yang terdapat dalam batuan tersebut.
a. Slaty cleavage. Struktur foliasi planar yang dijumpai pada bidang belah batu
sabak/slate, mineral mika mulai hadir, batuannya disebut slate (batutulis).
b. Phylitic. Rekristalisasi lebih kasar daripada slaty cleavage, batuan lebih
mengkilap daripada batusabak (mulai banyak mineral mika), mulai terjadi
pemisahan mineral pipih dan mineral granular meskipun belum begitu
jelas/belum sempurna, batuannya disebut Phyllite (Filit).

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 33
c. Sekisose. Struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular,
mineral pipih orientasinya menerus/tidak terputus, sering disebut dengan close
Sekisosity, batuannya disebut Sekis.
d. Gneisose. Struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular,
mineral pipih orientasinya tidak menerus/terputus, sering disebut dengan open
Sekisosity, batuannya disebut Gneis.

Gambar 4.2 Struktur batuan metamorf

2. Non-foliasi: bila pada batuan metamorf tidak terdapat penjajaran mineral-


mineral yang terdapat dalam batuan tersebut.
a. Granulose, struktur nonfoliasi yang terdiri dari mineral-mineral granular.
b. Hornfelsik, struktur nonfoliasi yang dibentuk oleh mineral-mineral
equidimensional dan equigranular, tidak terorientasi, khusus akibat
metamorfosa termal, batuannya disebut Hornfels.
c. Cataclastic, struktur nonfoliasi yang dibentuk oleh pecahan/fragmen batuan
atau mineral berukuran kasar dan umumnya membentuk kenampakan
breksiasi, terjadi akibat metamorfosa kataklastik, batuannya disebut
Cataclasite (Kataklasit).
d. Mylonitic, struktur nonfoliasi yang dibentuk oleh adanya penggerusan
mekanik pada metamorfosa kataklastik, menunjukan goresan-goresan akibat
penggerusan yang kuat dan belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral
primer, batuannya disebut Mylonite (Milonit).

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 34
e. Phyllonitic, gejala dan kenampakan sama dengan milonitik tetapi butirannya
halus, sudah terjadi rekristalisasi, menunjukan kilap silky, batuannya disebut
Phyllonite (Filonit).

4.5.3 Tekstur batuan metamorf


Tekstur batuan metamorf ditentukan dari bentuk kristal dan hubungan antar
butiran mineral
a. Homeoblastik, terdiri dari satu macam bentuk :
“Lepidoblastik”, mineral-mineral pipih dan sejajar
“Nematoblastik”, bentuk menjarum dan sejajar
“Granoblastik”, berbentuk butir
b. Heteroblastik, terdiri dari kombinasi tekstur homeoblastik

Gambar 4.3 Tekstur batuan metamorf

4.5.4 Mineral penyusun batua metamorf


1. Amphibole/Hornblende Amphibole adalah kelompok mineral silikat yang
berbentuk prismatik atau kristal yang menyerupai jarum. Mineral amphibole
umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), dan
Alumunium (Al), Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende tampak pada foto yang
berwarna hijau tua kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada berbagai jenis
batuan beku dan batuan metamorf.

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 35
2. Biotite Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk kristal berlembar
menyerupai buku dan merupakan bidang belahan (cleavage) dari mineral biotite.
Mineral biotite umumnya berwarna gelap, hitam atau coklat sedangkan muscovite
berwarna terang, abu-abu terang. Mineral mika mempunyai kekerasan yang lunak
dan bisa digores dengan kuku.
3. Plagioclase feldspar Mineral Plagioclase adalah anggota dari kelompok mineral
feldspar. Mineral ini mengandung unsur Calsium atau Natrium. Kristal feldspar
berbentuk prismatik, umumnya berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas.
Plagioklas yang mengandung Natrium dikenal dengan mineral Albite, sedangkan
yang mengandung Ca disebut An-orthite.
4. Potassium feldspar (Orthoclase) Potassium feldspar adalah anggota dari mineral
feldspar. Seperti halnya plagioclase feldspar, potassium feldspars adalah mineral
silicate yang mengandung unsur Kalium dan bentuk kristalnya prismatik, umumnya
berwarna merah daging hingga putih.
5. Mica Mica adalah kelompok mineral silicate minerals dengan komposisi yang
bervariasi, dari potassium (K), magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al) , silicon
(Si) dan air (H2O).
6. Quartz Quartz adalah satu dari mineral yang umum yang banyak dijumpai pada
kerak bumi. Mineral ini tersusun dari Silika dioksida (SiO2), berwarna putih, kilap
kaca dan belahan (cleavage) tidak teratur (uneven) concoidal.
7. Calcite Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate (CaCO3). Umumnya
berwarna putih transparan dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan dari
binatang laut terbuat dari calcite atau mineral yang berhubungan dengan ‘lime’ dari
batugamping.

4.6 Penutup
4.6.1 Simpulan
Batuan metamorf adalah batuan malihan dari batuan asal, baik dari batuan sedimen
ataupun batuan beku yang mengalami perubahan karena pengaruh tekanan dan
suhu. Dalam mendeskripsi batuan metamorf pemberian nama dilakukan dengan du
acara yaitu berdasarkan struktur dan komposisi mineral penyusunnya.

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 36
4.6.2 Saran
Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan
kritikan dan saran dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

BAB V
GEOLOGI LAPANGAN
5.1 Latar Belakang

Untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai ilmu geologi, diperlukan


adanya kegiatan fieldtrip (kuliah lapangan). Sehubungan dengan program studi
geologi, maka kajianyang dapat di lakukan pada saat dilapangan ini adalah tentang
materi-materi geologi (secarateori) yang telah diberikan dalam perkuliahan, yaitu
tentang batuan dan mineral.

Dalam kuliah lapangan ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui bagaimana


bentuk–bentuk fisik dari suatu singkapan, bagaimana karakteristik suatu batuan
serta bagaimana proses terjadinya batuan dan mineral itu sendiri di alam.
Sehubungan dengan mengetahui bagaimana karakteristik suatu batuan serta
bagaimana proses terjadinya batuan dan mineral, maka metode yang dilakukan pada
saat di lapangan adalah dengan ploting stasiun terlebih dahulu, kemudian

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 37
mengambil batuan dengan teknik tertentu, pengukuran singkapan, sketsa
singkapan, foto dan mendeskripsi batuan.

5.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud kuliah lapangan?
2. Bagaimana kondisi geologi regional daerah kuliah lapangan?
3. Bagaimana mekanisme atau metode yang dilakukan pada saat di lapangan?
4. Apa saja jenis-jenis batuan yang terdapat di masing-masing stasiun?

5.3 Maksud Dan Tujuan


1. Dapat memahami dan menjelaskan apa itu kuliah lapangan
2. Dapat mengetahui dan memahami kondisi geologi regional daerah kuliah
lapangan
3. Dapat memahami dan menerapkan metode atau mekanisme kuliah lapangan
4. Dapat memahami dan mendiskripsikan jenis-jenis batuan yang ditemukan di
masing-masing stasiun

5.4 Dasar Teori


5.4.1 Pelaratan lapangan
Bagi seorang ahli geologi, Lapangan merupakan tempat dimana atau tanah yang
dapat diamati secara langsung, dan geologi lapangan merupakan cara yang
digunakan untuk mempelajari dan menafsirkan strutur dan sifat batuan yang ada
pada suatu singkapan. Untuk mempermudah melakukan proses diatas, diperlukan
suatu alat bantu yang secara umum yang dikenal sebagai Pelaratan Standar
Lapangan Geologi.

Alat adalah perkakas, barang-barang yang perlu untuk melakukan suatu pekerjaan
(Poerwadarminta, 1954). atau dengan kata lain peralatan adalah bermacam-macam
bentuk alat perkakas, perbekalan atau kelengkapan.

Peralatan geologi adalah peralatan yang digunakan untuk


mempelajari,mengamati,memeriksa,mengumpulkan data dan contoh batuan dalam
pekerjaan geologi lapangna (pemetaan geologi). Peralatan standar lapangan geologi

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 38
adalah merupakan peralatan geologi yang umum digunakan dilapangan , yang
terdiri dari :
1.Kompas geologi
2.Palu geologi
3.Peta dasar(peta topografi)
4.Loupe
5.Buku catatan lapangan dan lembar deskripsi batuan
6.Alat-alat tulis
7.HCL 0,1 N
8.Komperator batuan
9.Pita atau tali ukur
10.Clip board
11.Kantong contoh batuan
12.Kamera
13.Tas lapangan

Laporan Akhir Pratikum


Geologi Dasar
T.A 2019/2020 39

Anda mungkin juga menyukai