Anda di halaman 1dari 46

1

PRAKTIKUM PETROLOGI
ACARA 1 : BATUAN BEKU ASAM NAMA : SAID ZAIDUN
HARI/TGL : KAMIS/18 SEPTEMBER 2014 NIM : D611 13 310
I. Latar belakang
Petrologi merupakan cabang ilmu dari ilmu geologi
yang lebih mengkhususkan bahasannya tentang batuan
penyusun bumi. Petrologi berasal dari bahasa yunani
yakni petra yang berarti batu dan logos yang berarti
ilmu pengetahuan.
Objek yang di bahas pada cabang ilmu petrologi
adalah batuan, termasuk di dalamnya batuan beku, batuan
sedimen, dan batuan metamorf. Petrologi membahas sangat
luas tentang batuan, dari mulai asal batuan tersebut,
faktor-faktor kenapa batuan tersebut dapat terbentuk,
misalnya batuan metamorf yang terbentuk akibat dari
adanya tekanan dan suhu yang cukup, serta membahas juga
relasi antar batuan dan menginterprestasi apa yang akan
terjadi pada suatu daerah yang mengandung batuan
tersebut, namun bahasan petrologi hanya pada kenampakn
megaskopis saja, karena untuk bahasan mikroskopis akan
di bahas lebih lanjut pada cabang ilmu lainnya
Batuan beku merupakan salah satu objek yang di
bahas pada petrologi, batuan beku merupakan batuan yang
tercipta langsung dari pembekuan magma. Batuan beku itu
sendiri dapat di bagi-bagi lagi menjadi beberapa
kelompok berdasarkan tempat pembekuannya misalnya di
bagi menjadi batuan beku dalam (intrusive), batuan beku
luar(ekstrusive), dan batuan beku yang mengalami
pembekuan pada gang atau korok-korok gunung api.
Kemudian berdasarkan kandungan silica(SiO
2
) batuan beku
2

di bagi lagi menjadi 3 yakni batuan asam(felsic) dengan
kandungan silica sekitar >66%, batuan beku intermediet
dengan kandungan silica sekitar 52%-66%,batuan beku
basa(mafic) dengan kandungan silica sekitar 45%-52%,
kemudian batuan beku ultrabasa dengan kandungan silica
<45%
Batuan beku intermediet merupakan batuan beku
dengan kandungan silica menengah, yang menyebabkan
batuan ini berwarna abu-abu. Yang pada umumnya di susun
oleh mineral-mineral Andesitic yang memiliki sedikit
kuarsa, sedikit K-Felspar, plagioklas melimpah, untuk
lebih mengetahui tentang batuan intermediet dari
komposisi mineral penyusunnya sampai jenis-jenis
batuannya, maka dilakukanlah praktikum petrologi acara
ke-2 batuan beku intermediet.
II. Tujuan dan manfaat
Manfaat :
1. Mengetahui tekstur dan struktur batuan beku
intermediet
2. Mengetahui jenis-jenis batuan beku intermediet
3. Mengetahui mineral-mineral yang terkandung dalam
batuan beku intermediet
4. Mengetahui cara penamaan batuan dengan menggunakan
klasifikasi IUGS(1976), Russel B. Travis (1955),
dan Fenton (1940).

Tujuan
1. Mampu menjelaskan tekstur dan struktur batuan beku
intermediet
2. Mampu menjelaskan jenis-jenis batuan beku
interdiet
3

3. Mampu menjelaskan mineral-mineral yang terkandung
dalam batuan beku intermediet
4. Mampu menjelaskan cara penamaan batuan dengan
menggunakan klasifikasi IUGS(1976), Russel B.
Travis (1955), dan Fenton (1940)
III. Alat dan Bahan:
1. Alat tulis
2. Pensil warna
3. Mistar
4. Lembar kerja praktikum
5. Kawat tembaga
6. Kaca
7. Porselen
8. loupe
9. literatur
10. Klasifikasi Fenton, Travis dan Travis
11. Komparator batuan beku
12. Sampel Batuan










4

IV. Tinjauan pustaka
Batuan beku intermediet merupakan cabang
pengklasifikasian batuan beku berdasarkan kandungan
mineral silica nya yakni 52%-66%. Batuan beku
intermediet biasanya terbentuk pada daerah pipa gunung
api.
Kelompok batuan asam sampai intermediet melimpah
pada wilayah-wilayah dengan tatanan tektonik kratonik
(benua), seperti di Asia (daratan China), Eropa dan
Amerika.Kelompok batuan ini membeku pada suhu 650-
800
o
C.Dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu
batuan beku kaya kuarsa, batuan beku kaya feldspathoid
(foid) dan batuan beku miskin kuarsa maupun foid. Batuan
beku kaya kuarsa berupa kuarzolit, granitoid, granit dan
tonalit; sedangkan yang miskin kuarsa berupa syenit,
monzonit, monzodiorit, diorit, gabro dan anorthosit.
Jika dalam batuan beku tersebut telah mengandung kuarsa,
maka tidak akan mengandung mineral foid, begitu pula
sebaliknya.

IV.1 Penamaan Dan Klasifikasi Batuan Beku
Berdasarkan letak pembekuannya maka batuan beku
dapat dibagi menjadi batuan beku intrusi dan batuan beku
ekstrusi. Batuan beku intrusi selanjutnya dapat dibagi
menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku
intrusi dekat permukaan. Berdasarkan komposisi mineral
pembentuknya maka batuan beku dapat dibagi menjadi
empat kelompok, yaitu batuan beku ultramafik, batuan
beku mafik, batuan beku menengah dan batuan beku felsik.
Istilah mafik ini sering diganti dengan basa, dan
5

istilah felsik diganti dengan asam, sekalipun tidak
tepat.
Termasuk batuan beku dalam ultramafik adalah
dunit, piroksenit, anortosit, peridotit dan norit.Dunit
tersusun seluruhnya oleh mineral olivin, sedang
piroksenit oleh piroksen dan anortosit oleh plagioklas
basa.Peridotit terdiri dari mineral olivin dan piroksen;
norit secara dominan terdiri dari piroksen dan
plagioklas basa.Batuan beku luar ultramafik umumnya
bertekstur gelas atau vitrofirik dan disebut pikrit.
Batuan beku dalam mafik disebut gabro, terdiri dari
olivin, piroksen dan plagioklas basa.Sebagai batuan beku
luar kelompok ini adalah basal.Batuan beku dalam
menengah disebut diorit, tersusun oleh piroksen, amfibol
dan plagioklas menengah, sedang batuan beku luarnya
dinamakan andesit. Antara andesit dan basal ada nama
batuan transisi yang disebut andesit basal (basaltic
andesit). Batuan beku dalam agak asam dinamakan diorit
kuarsa atau granodiorit, sedangkan batuan beku luarnya
disebut dasit.Mineral penyusunnya hampir mirip dengan
diorit atau andesit, tetapi ditambah kuarsa dan alkali
felspar, sementara palgioklasnya secara berangsur
berubah ke asam. Apabila alkali felspar dan kuarsanya
semakin bertambah dan palgioklasnya semakin asam maka
sebagai batuan beku dalam asam dinamakan granit, sedang
batuan beku luarnya adalah riolit. Di dalam batuan beku
asam ini mineral mafik yang mungkin hadir adalah biotit,
muskovit dan kadang-kadang amfibol.Batuan beku dalam
sangat asam, dimana alkali felspar lebih banyak daripada
plagioklas adalah sienit, sedang pegmatit hanyalah
tersusun oleh alkali felspar dan kuarsa.Batuan beku yang
6

tersusun oleh gelas saja disebut obsidian, dan apabila
berstruktur perlapisan disebut perlit.
Nama-nama batuan beku tersebut di atas sering
ditambah dengan aspek tekstur, struktur dan atau
komposisi mineral yang sangat menonjol.Sebagai contoh,
andesit porfir, basal vesikuler dan andesit piroksen.
Penambahan nama komposisi mineral tersebut umumnya
diberikan apabila persentase kehadirannya paling sedikit
10 %. Perkiraan persentase kehadiran mineral pembentuk
batuan dapat di lihat pada table 4.1 berikut ini :
















(table 4.1)


7

IV.2 Batuan beku Andesit
Andesit adalah suatu jenis batuan beku vulkanik
dengan komposisi intermediet dan tekstur spesifik yang
umumnya ditemukan pada lingkungan subduksi tektonik di
wilayah perbatasan lautan seperti di pantai barat
Amerika Selatan atau daerah-daerah dengan aktivitas
vulkanik yang tinggi seperti Indonesia. Nama andesit
berasal dari nama Pegunungan Andes sebab rangkaian
gunung api di Amerika Utara dan Selatan termasuk Andes
(asal mula nama andesit), yang sebagian besar terdiri
dari andesit.
Andesit merupakan batuan vulkanik yang lebih
yang umum setelah basalt. Merupakan porfiritik, yaitu
terdiri dari kristal kasar (fenokris) yang tertanam
dalam massa dasar kristal yang lebih halus. Mempunyai
kandungan silika 57%, merupakan kategori intermediet
(52-66% silika).
Mineralogi utama dari sebagian besar andesites
adalah andesine, feldspar plagioclase. Mineral -
mineral seperti kuarsa atau mineral yang kaya besi dan
magnesium seperti olivine, pyroxene (clinopyroxene dan
orthopyroxene), biotite, dan hornblende juga hadir
tetapi dalam jumlah kecil. Didalam andesite terdapat
sekitar 52 dan 63 persen kandungan silika (SiO2).
Sebenarnya banyak andesit yang sangat mirip dengan
basalt dalam hal tampilan dan kedua batuan hanya dapat
dibedakan berdasarkan atas analisis kimia.
Andesit berasal dari magma yang biasanya meletus
dari stratovolcanoes pada lahar tebal yang mengalir,
beberapa diantaranya penyebarannya dapat mencapai
beberapa kilometer. Magma Andesite dapat juga
8

menghasilkan letusan seperti bahan peledak yang kuat
yang kemudian membentuk arus pyroclastic dan surges dan
suatu kolom letusan yang sangat besar. Andesites
terbentuk pada temperatur antara 900 dan 1,100 derajat
Celsius. Di dalam andesite terdapat sekitar 52 dan 63
persen kandungan silika ( Sio2). Mineral-mineral
penyusun Andesite yang utama terdiri dari plagioclase
feldspar dan juga terdapat mineral pyroxene
(clinopyroxene dan orthopyroxene) dan hornblende dalam
jumlah yang kecil.
Umumnya magma yang bersifat andesitis
dhhasilkan pada zona subduksi.
(GambarIV.2)
Pada lempeng samudera (oceanic plate), lempeng
tersebut lebih bersifat basaltis (basa) sedangkan
lempeng benua (continental plate) lebih bersifat
granitic (asam). Sehingga saat peleburan (melting)
akibat tekanan dan temperatur yang terlalu tinggi,
lempeng samudera dan lempeng benua saling melebur dan
tercampur. Oleh karena itu magma pada zona subduksi itu
bersifat andesitic (intermediet).
9

V. DESKRIPSI LITOLOGI
Sampel batuan beku Intermediet 1 dengan kode
sampel BI.21 mempunyai warna segar Abu-abu, warna lapuk
coklat dengan tekstur tingkat kristalinitas
hipokristalin, granularitas porifiroafanitik dengan
fabric bentuk subhedral sampai anhedral dengan bentuk
Kristal prismatik dan relasi antar krital
inequigranular dan mempunyai stuktur masif.
Batuan ini memiliki komposisi mineral yang terdiri
dari kuarsa yang berwarna putih bening dengan bentuk
Granular 2%, plagioklas yang berwarna putih dengan
bentuk Prismastik sekitar 30%, ortoklas yang berwarna
putih keruh dengan bentuk Prismastik sekitar 36%,
hornblende yang berwarna hitam dengan bentuk Prismastik
sekitar 2%, piroksin yang berwarna hitam dengan bentuk
prismatik sekitar 20%, biotit yang berwarna hitam
dengan bentuk Micacesous sekitar 10%, dengan nama
Porfiri Latite menurut klasifikasi betuan beku Russel
B.Travis(tahun 1955) ; Latite menurut klasifikasi
IUGS(tahun 1976) ; Latite menurut klasifikasi
Fenton(tahun 1940).
Sampel batuan beku Intermediet 2 dengan kode
sampel BI.16 mempunyai warna segar Abu-abu, warna lapuk
coklat kehitaman dengan tekstur tingkat kristalinitas
hipokristalin, granularitas afanitik dengan fabric
bentuk euhedral sampai subhedral dengan bentuk Kristal
prismatik dan relasi antar krital inequigranular dan
mempunyai stuktur masif.
Batuan ini memiliki komposisi mineral yang terdiri
dari kuarsa yang berwarna putih bening dengan bentuk
Granular 5%, plagioklas yang berwarna putih dengan
10

bentuk Prismastik sekitar 30%, ortoklas yang berwarna
putih keruh dengan bentuk Prismastik sekitar 25%,
piroksin yang berwarna hitam dengan bentuk prismatik
sekitar 10%, masa dasar dengan warna abu-abu sekitar
30%, dengan nama Latite(Trakit-Andesit) menurut
klasifikasi betuan beku Russel B.Travis(tahun 1955) ;
Latite menurut klasifikasi IUGS(tahun 1976) ; Latite
menurut klasifikasi Fenton(tahun 1940).
Sampel batuan beku Intermediet 3 dengan kode
sampel BI.2 mempunyai warna segar Abu-abu, warna lapuk
coklat dengan tekstur tingkat kristalinitas
holokristalin, granularitas faneritik dengan fabric
bentuk euhedral sampai subhedral dengan bentuk Kristal
prismatik dan relasi antar krital inequigranular dan
mempunyai stuktur masif.
Batuan ini memiliki komposisi mineral yang terdiri
dari kuarsa yang berwarna putih bening dengan bentuk
Granular 5%, plagioklas yang berwarna putih dengan
bentuk Prismastik sekitar 60%, ortoklas yang berwarna
putih keruh dengan bentuk Prismastik sekitar 30%,
piroksin yang berwarna hitam dengan bentuk prismatik
sekitar 5%, dengan nama Diorit menurut klasifikasi
betuan beku Russel B.Travis(tahun 1955) ; Monzodiorit
menurut klasifikasi IUGS(tahun 1976) ; Diorit menurut
klasifikasi Fenton(tahun 1940).
Sampel batuan beku Intermediet 4 dengan kode
sampel BI.3 mempunyai warna segar Abu-abu, warna lapuk
coklat dengan tekstur tingkat kristalinitas
hipokristalin, granularitas Porifiroafanitik dengan
fabric bentuk euhedral sampai subhedral dengan bentuk
Kristal prismatik dan relasi antar krital
11

inequigranular dan mempunyai stuktur masif.
Batuan ini memiliki komposisi mineral yang terdiri
dari kuarsa yang berwarna putih bening dengan bentuk
Granular 5%, plagioklas yang berwarna putih dengan
bentuk Prismastik sekitar 40%, ortoklas yang berwarna
putih keruh dengan bentuk Prismastik sekitar 40%,
hornblende yang berwarna hitam dengan bentuk Prismastik
sekitar 10%, piroksin yang berwarna hitam dengan
bentuk prismatik sekitar 5%, dengan nama Porfiri Latite
menurut klasifikasi betuan beku Russel B.Travis(tahun
1955) ; Latite menurut klasifikasi IUGS(tahun 1976) ;
Latite menurut klasifikasi Fenton(tahun 1940).
Sampel batuan beku Intermediet 5 dengan kode
sampel BI.8 mempunyai warna segar Abu-abu, warna lapuk
abu-abu kecoklatan dengan tekstur tingkat kristalinitas
hipokristalin, granularitas porifiroafanitik dengan
fabric bentuk euhedral sampai subhedral dengan bentuk
Kristal prismatik dan relasi antar krital
inequigranular dan mempunyai stuktur masif.
Batuan ini memiliki komposisi mineral yang terdiri
dari kuarsa yang berwarna putih bening dengan bentuk
Granular 5%, plagioklas yang berwarna putih dengan
bentuk Prismastik sekitar 55%, ortoklas yang berwarna
putih keruh dengan bentuk Prismastik sekitar 20%,
hornblende yang berwarna hitam dengan bentuk Prismastik
sekitar 8%, piroksin yang berwarna hitam dengan bentuk
prismatik sekitar 6%, biotit yang berwarna hitam dengan
bentuk Micacesous sekitar 6%, dengan nama Porfiri
Dasite menurut klasifikasi betuan beku Russel
B.Travis(tahun 1955) ; Latite-Andesit menurut
klasifikasi IUGS(tahun 1976) ; Dasit menurut
12

klasifikasi Fenton(tahun 1940).

VI. PETROEGENESA
Sampel batuan beku Intermediet 1 dengan kode
sampel BI.21 Pada Batuan ini terbentuk dari pembekuan
magma yang bersifat Intermediet yaitu umumnya pada
daerah Gunung Api. sehingga warnanya keabu-abuan.
Membeku dengan cepat sehingga membentuk fenokris dengan
masa dasar afanitik dan membentuk mineral-mineral
orthoklas pada suhu sekitar 600C-700C, piroksin pada
suhu sekitar 1000C-1200C, biotit pada suhu sekitar
700C-800C, hornblende pada suhu sekitar 800C-1000C,
plagioklas pada suhu sekitar 700C-800C, kuarsa pada
suhu sekitar 375C.
Sampel batuan beku Intermediet 2 dengan kode
sampel BI.16 Pada Batuan ini terbentuk dari pembekuan
magma yang bersifat Intermediet yaitu umumnya pada
daerah Gunung Api. sehingga warnanya keabu-abuan.
Membeku dengan cepat sehingga membentuk Kristal yang
sukar dilihat tanpa menggunakan loupe dan membentuk
mineral-mineral orthoklas pada suhu sekitar 600C-
700C,plagioklas pada suhu sekitar 700C-800C,
piroksin pada suhu sekitar 1000C-1200C, kuarsa pada
suhu sekitar 375C.
Sampel batuan beku Intermediet 3 dengan kode
sampel BI.2 Pada Batuan ini terbentuk dari pembekuan
magma yang bersifat Intermediet yaitu umumnya pada
daerah Gunung Api. sehingga warnanya keabu-abuan.
Membeku dengan lambat sehingga mengalami proses
kristalisasi sempurna dan membentuk mineral-mineral
orthoklas pada suhu sekitar 600C-700C, piroksin pada
13

suhu sekitar 1000C-1200C, plagioklas pada suhu
sekitar 700C-800C, kuarsa pada suhu sekitar 375C.
Sampel batuan beku Intermediet 4 dengan kode
sampel BI.3.Pada Batuan ini terbentuk dari pembekuan
magma yang bersifat Intermediet yaitu umumnya pada
daerah Gunung Api. sehingga warnanya keabu-abuan.
Membeku dengan cepat sehingga membentuk fenokris dengan
masa dasar afanitik dan membentuk mineral-mineral
orthoklas pada suhu sekitar 600C-700C, piroksin pada
suhu sekitar 1000C-1200C,hornblende pada suhu sekitar
800C-1000C, plagioklas pada suhu sekitar 700C-800C,
kuarsa pada suhu sekitar 375C.
Sampel batuan beku Intermediet 5 dengan kode
sampel BI.8 Pada Batuan ini terbentuk dari pembekuan
magma yang bersifat Intermediet yaitu umumnya pada
daerah Gunung Api. sehingga warnanya keabu-abuan.
Membeku dengan cepat sehingga membentuk fenokris dengan
masa dasar afanitik dan membentuk mineral-mineral
orthoklas pada suhu sekitar 600C-700C, piroksin pada
suhu sekitar 1000C-1200C, biotit pada suhu sekitar
700C-800C, hornblende pada suhu sekitar 800C-1000C,
plagioklas pada suhu sekitar 700C-800C, kuarsa pada
suhu sekitar 375C.

VII. KEGUNAAN
VII.1 Kegunaan, BI.21, BI.16 dan BI.3
Batuan latit umumnya tidak memiliki kegunaan dan
tidak bernilai ekonomis karena mineral-mineral
penyusunnya bukan mineral-mineral ekonomis, kalaupun
ada persentasenya sangat sedikit namun dapat di gunakan
sebagai pembuatan lantai dan keramik.
14


VII.2 Kegunaan BI.8
Dasit dapat digunakan sebagai bahan baku industri
juga sebagai bahan yang digunakan dalam campuran
pembuatan jalan.
VII.3 Kegunaan BI.2
Diorit dapat digunakan sebagai bahan baku bangunan
dan sebagai bahan baku piring yang telah di poles.























15

DAFTAR PUSTAKA
Graha,DS., 1987.Batuan dan Mineral. NOVA:Bandung
Maulana,A., I,Utama., I,Chalid., N,Supardi.,
W,Mukhtar., H,Fridolin., N,Raya., 2014.Buku
Panduan Praktikum Mineralogi. Teknik Geologi
fakultas teknik Universitas Hasanuddin:Makassar
(Tidak dipublikasikan)
Rochmanto,B., 2005.Geologi Fisik. Teknik Geologi
Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin:Makassar
(Tidak dipublikasikan)

Kaharuddin.1988.Penuntun Praktikum PETROLOGI.Ujung
Pandang:UNHAS (tidak dipublikasikan).













16


17


18


19


20


21


22


23


24


25


26


27


28


29


30


31


32


33


34


35


36


37


38


39


40


41


42


43


44


45


46

Anda mungkin juga menyukai