Anda di halaman 1dari 11

A.

JUDUL
MENGIDENTIFIKASI BATUAN BEKU

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengenali jenis-jenis Batuan Beku
2. Mahasiswa dapat memahami karakteristik Batuan Beku
3. MahasiswaMahasiswa dapat mengidentifikasi komposisi mineral pada masing masing
batuan beku
4. Mahasiwa mahasiswa dapat mendeskripsikn batuan beku, mulai dari jenis, struktur,
warna, dan tekstur
5. Mahasiswa dapat mengetahui genesa dari masing masing batuan beku

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT
1. Batu Granit
2. Batu Obsidian
3. Batu Apung Pumice
4. Batu Dasit
5. Batu Andesit
6. Batu Diabas
7. Batu Basalt
8. Skala Garis
9. Komparator Batuan
10. Laptop
BAHAN
1. Kertas Cover Praktikum
2. Lembar instrument
3. Kertas HVS
D. DASAR TEORI
1. Pengertian Batuan Beku
Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah atau atas permukaan bumi.
sebagai bagian dari batuan dan antara mineral dengan massa gelas yang membentuk
massa dasar dari batuan.
Menurut Para Geologiwan, Batuan adalah susunan mineral dan bahan organis yang
bersatu membentuk kulit bumi dan Batuan adalah semua material yang membentuk kulit
bumi
Menurut Para Ahli Teknik Sipil Khususnya Ahli Geoteknik, Istilah batuan hanya
untuk formasi yang keras dan padat dari kulit bumi. Batuan adalah suatu bahan yang
keras dan koheren atau yang telah terkonsolidasi dan tidak dapat digali dengan cara biasa,
misalnya dengan cangkul dan belincong.
Menurut Talobre, Menurut Talobre, orang yang pertama kali memperkenalkan
Mekanika Batuan di Perancis pada tahun 1948, batuan adalah material yang membentuk
kulit bumi termasuk fluida yang berada didalamnya (seperti air, minyak dan lain-lain)
2. Tekstur dan Struktur Batuan Beku
a. Tekstur Batuan Beku
Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-
mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan massa gelas
yang membentuk massa dasar dari batuan.
1) Kristalisasi,
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu
terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk
menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk
kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma.
Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar,
sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus,
akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya
berbentuk amorf.
2) Granulitas,
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku.
Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
a. Fanerik/Fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan
satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa
b. Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan
mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur
afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya
3) Kemas
Kemas/fabric merupakan derajat keterkaitan antara butir penyusun batuan
serta hubungan antar butir. Kemas batuan beku terdiri dari bentuk kristal dan
relasi butir.
b. Struktur Batuan Beku
Struktur adalah kenampakan megaskopik masa batuan secara keseluruhan
berserta kedudukannya. Struktur batuan beku dibedakan menjadi dua yaitu struktur
batuan beku dalam dan batuan beku luar. Contoh Struktur batuan beku antara lain :
a Masif, tidak memiliki lubang-lubang dan terlihat pejal/padat
b Vesikular, berlubang-lubang sejajar
c Scoria, berlubang-lubang tidak teratur
d Amygdaloidal, lubang terisi oleh mineral sekunder yang disebut amygdule
e Xenolith, adanya suatu fragmen batuan yang masuk atau tertanam kedalam batuan
beku
3. Klasifikasi Batuan Beku
a. Klasifikasi Berdasarkan Tempat Terbentuknya
Menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku dibagi menjadi:
a. Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.
b. Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
c. Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang
(1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan
vulkanik
b. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Komposisi Mineral (SiO2)
Menurut (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
a. Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 semakin dari 66%. Misalnya adalah
riolit.
b. Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 selang 52% - 66%. Misalnya
adalah dasit.
c. Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 selang 45% - 52%. Misalnya adalah
andesit.
d. Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%.
4. Seri Reaksi Bowen
a. Discontinous Series
Discontinuous Pada deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium silicate
dimana satu mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang temperatur tertentu
dengan melakukan reaksi dengan sisa larutan magma. Diawali dengan pembentukan
mineral Olivine yang merupakan satu-satunya mineral yang stabil pada atau di bawah
18000C. Ketika temperatur berkurang dan Pyroxene menjadi stabil (terbentuk). Sekitar
11000C, mineral yang mengandung kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk dan pada kisaran
suhu 9000C Amphibole terbentuk. Sampai pada suhu magma mendingin di 6000C Biotit
mulai terbentuk.
b. Continous Series
Continuous, deret ini mewakili pembentukan feldspar plagioclase. Dimulai dengan
feldspar yang kaya akan kalsium (Ca-feldspar, CaAlSiO) dan berlanjut reaksi dengan
peningkatan bertahap dalam pembentukan natrium yang mengandung feldspar (Ca–Na-
feldspar, CaNaAlSiO) sampai titik kesetimbangan tercapai pada suhu sekitar 9000C. Saat
magma mendingin dan kalsium kehabisan ion, feldspar didominasi oleh pembentukan
natrium feldspar (Na-Feldspar, NaAlSiO) hingga suhu sekitar 6000C feldspar dengan
hamper 100% natrium terbentuk.
c. Pertemuan Countinous Series dan Discontinous
Kedua jalur reaksi sudah berakhir yang mengindikasikan habisnya mineralbesi,
magnesium, kalsium dan sodium sehingga menyisakan pottasium, alluminiumdan silica.
unsur – unsur sisa tersebutlah yang akan membentuk Potasium Feldspar.Potasium
feldspar yang mendapatkan tekanan yang tinggi, akan berubah menjadimica muscovite.
larutan magma yang mengandung silica dan oksigen akan berubahmenjadi Quartz
(Kuarsa).
5. Contoh Batuan Beku
a. Batuan Asam
Batuan beku ini disebut juga batuan felsik/asam (felsic). Ciri batuan beku silikat
adalah umumnya berwarna terang (putih, cokelat, merah muda, abu muda).
 Plutonik
Pada batuan plutonik, pembekuan magmanya cenderung lambat, karena berada
dekat astenosfer. Sehingga mineral penyusunnya relatif lebih besar dan seluruh
batuannya memiliki Kristal.
Contoh : Granit.
 Vulkanik
Batuan yang terbentuk dari pembekuan magma secara ekstrusif atau hasil
pembekuan di daerah permukaan dimana proses pembekuan berada di daerah
vulkanik.
Contoh : Riolit

b. Batuan Basa
Batuan yang terbentuk dari pembekuan magma secara ekstrusif atau hasil
pembekuan di daerah permukaan dimana proses pembekuan berada di daerah
vulkanik
 Plutonik
batuan beku dalam, umumnya berwarna hitam, Mineralnya berbutir kasar hingga
sedang, berat jenisnya 3,21.Komposisi dan proporsi mineral pembentuknya adalah :
plagioklas ( labradorit atau bitownit) 45%, mineral mafis 50%.
Contoh : Gabro

 Vulkanik
batuan leleran dari gabro , mineralnya berbutir halus, berwarna hitam, berat
jenisnya 2,93,1. Komposisi dan peresentase secara umum dari mineral pembentuk
batuannya adalah plagioklas (labraorit) 40-60%, mineral mafis (klinopiroksen, olivin)
55-35%.
Contoh : Basalt
c. Batuan Intermediet
Batuan yang mayoritas tersusun atas hornblende dan feldspar plagioklas. Magma
bertipe intermediete agak lebih kental dibanding magma mafik. Selain itu magma ini
mengandung gas yang agak lebih banyak daripada magma mafik namun tidak
sebanyak felsik.
 Plutonik
Batuan beku dalam mineralnya berbutir kasar hingga sedang, agak gelap, berat
jenisnya 2,85-3. komposisi dan proporsinya secara umum dari mineral pembentuk
batuannya adalah : plagioklas (oligoklas atau andesin ) 55-70 %, mineral mafis
(horenblende atau biotit) 40-24%.
Contoh : Andesit

 Vulkanik
Batuan beku sangat asam, dimana alkali flespar lebih banyak daripada
plagioklas. Sienit berwarna abu-abu terang, berbutir sedang kasar dengan tekstur
faneritik.
Contoh : Sienit
d. Batuan Piroklastik (Plutonik dan Vulkanik)
Batuan yang susunannya disusun oleh material hasil dari letusan gunung berapi
akibat adanya gaya endogen
 Plutonik
Terdiri dari olivine dengan sedikit kandungan enstatite pyroxene dan chromite
Contoh : Dunite

 Vulkanik
Pada umumnya berwarna gelap, berat jenisnya 3" 3,3. Komposisi dan persentase
umum dari mineral pembentuk batuannya adalah : mineral mafis (olivin, piroksen,
hornblenda) 85-95%, mineral bijih (magnetit, ilmenit, kromit dll) 10 -3%, plagioklas
kalsium 5%.
Contoh : Peridotit
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan praktikum Geologi Dasar.
2. Mahasiswa mendengarkan penjelasan dari asisten praktikum.
3. Mahasiswa mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh asisten praktikum.
4. Mahasiswa mendeskripsikan jenis batuan,warna tekstur, dan struktur masing masing
batuan beku.
5. Mahasiswa mendeskripsikan kompisisi mineral yang terdapat pada masing masing batuan
beku.
6. Mahasiswa mencari genesa dari masing masing batuan beku.
7. Mahasiswa memahami kembali materi yang didapat setelah praktikum
8. Mahasiswa menyusun laporan sesuai format yang diberikan oleh asisten praktikum.
9. Mahasiswa meneliti kembali laporan praktikum
10. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum tepat waktu
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
(Terlampir pada lembar instrumen)
G. KESIMPULAN
Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah atau atas permukaan bumi.
sebagai bagian dari batuan dan antara mineral dengan massa gelas yang membentuk massa
dasar dari batuan.
Masing – masing batuan beku memiliki tekstur yang berbeda, ada 3 tekstur batuan beku,
yaitu kristalisasi, granulitas, dan kemas. Batuan beku juga meiliki struktur yang berbeda
beda, ada Masif, Vesikular, Scolia, Amygdaloidal, dan Xenolith. Jenis batuan beku ada
batuan asam, batuan basa, batuan intermediet, dan juga batuan ultrabasa.
Struktur adalah kenampakan megaskopik masa batuan secara keseluruhan berserta
kedudukannya. Struktur batuan beku dibedakan menjadi dua yaitu struktur batuan beku
dalam dan batuan beku luar. Contoh Struktur batuan beku antara lain : Masif tidak memiliki
lubang-lubang dan terlihat pejal/padat, Vesikular berlubang-lubang sejajar, Scoria berlubang-
lubang tidak teratur, Amygdaloidal lubang terisi oleh mineral sekunder yang disebut
amygdule, Xenolith adanya suatu fragmen batuan yang masuk atau tertanam kedalam batuan
beku
Pada praktikum mengindentifikasi batuan beku, mahasiswa diberi 4 jenis batuan beku
masing masing berbeda. Kemudian mahasiswa melakukan pengamatan terhadap masing
masing batuan tersebut, dengan tujuan untuk mengetahui jenis batuannya, warna pada batuan
tersebut, struktur pada batuan, tekstur yang terdapat pada batuan tersebudan juga kompisisi
mineral yang terpadat pada setiap batuan tersebut.
Kemudian untuk mengetahui genesanya, mahasiswa melakukan searching di internet
dengan web yang terpercaya dan untuk mengingat warna serta bentuk dan ukuran pada
batuan yang sudah diamati, mahasiswa menggambar setiap batuan beserta pembandingnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, H. (2018). karakteristik batuan beku andesit & breksi vulkanik, dan kemungkinan penggunaan
sebagai bahan bangunan daerah ukir sari. Jurnal Unpad, Vol 11 .

Anava. (2020). Batuan beku : pengertian, klasifikasi, dan contohnya. Retrieved from
https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/08/080000469/batuan-plutonik-pengertian-ciri-
ciri-dan contohnya?page=all#:~:text=KOMPAS.com%20%2D%20Batuan%20plutonik%2
0termasuk,dan%20seluruh%20batuannya%20memiliki%20kristal

Barbara, T. (2005). Batuan, Mineral, dan Fosil. Yogyakarta: Erlangga for kids.

Intan, P. (2021). Geologi dan potensi panas bumi di kompleks vulkanik Dieng. Yogyakarta: LPPM UPN .

Vanya, K. (2022). Batuan Plutonik : Pengertian, Ciri ciri dan Contohnya. Retrieved from
TambahPinter.com: https://tambahpinter.com/batuan-beku/

Anda mungkin juga menyukai