PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang dapat diketahui dari rumusan masalah diatas adalah
sebagai berikut:
1|Geologi Fisik
BAB II
PEMBAHASAN
Batuan Beku
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk
dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.
Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku
plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral
penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan
magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif
besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang
sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya
terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan
2|Geologi Fisik
gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt,
andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
Batuan beku atau batuan igneus (dari bahasa latin: ignis, “api”) adalah jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau
tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
(plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). magma
ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di
mantel ataupun kerak bumi. umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu
dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau
perubahan komposisi. lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil
dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
3|Geologi Fisik
e. vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku.
lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
f. amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
g. struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral
pada arah tertentu akibat aliran.
4|Geologi Fisik
c. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu
bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter
yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan
kedalaman ribuan meter.
d. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah
terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai
ribuan kilometer
- Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya.
Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:
a. Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki
bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai
puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu >
100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih
kecil
5|Geologi Fisik
terbentuklah gelas (obsidian) yang tidak memiliki sistem kristal, dan mineral yang
terbentuk biasanya berukuran relatif kecil.
Berdasarkan hal di atas tekstur batuan beku dapat dibedakan berdasarkan :
1. Tingkat kristalisasi
a) Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal
b) Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas
c) Holohialin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas
2. Ukuran butir
a. Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya tersusun oleh
mineral-mineral yang berukuran kasar.
b. Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral
berukuran halus.
3. Bentuk kristal
Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali
biasanya berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya
mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna.
Bentuk mineral yang terlihat melalui pengamatan mikroskop yaitu:
a. Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna
b. Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna
c. Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.
6|Geologi Fisik
Klasifikasi Batuan Beku
7|Geologi Fisik
3. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi
Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua yaitu
mineral mafic (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotit, dan
mineral felsic (terang) seperti Feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid.
b. Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:
1. Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%
2. Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%
3. Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%
4. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%
8|Geologi Fisik
kepada tekstur dipadukan dengan susunan mineral, dimana keduanya dapat dilihat
dengan kasat mata.
Pada gambar dibawah diperlihatkan pengelompokan batuan beku dalam
bagan, berdasarkan susunan mineralogi. Gabro adalah batuan beku dalam dimana
sebagian besar mineral-mineralnya adalah olivine dan piroksin. Sedangkan
Felsparnya terdiri dari felspar plagioklas Ca. Teksturnya kasar atau phanerik,
karena mempunyai waktu pendinginan yang cukup lama didalam litosfir. Kalau
dia membeku lebih cepat karena mencapai permukaan bumi, maka batuan beku
yang terjadi adalah basalt dengan tekstur halus. Jadi Gabro dan Basalt keduanya
mempunyai susunan mineral yang sama, tetapi teksturnya berbeda. Demikian pula
dengan Granit dan Rhyolit, atau Diorit dan Andesit. Granit dan Diorit mempunyai
tekstur yang kasar, sedangkan Rhyolit dan Andesit, halus. Basalt dan Andesit
adalah batuan beku yang banyak dikeluarkan gunung-berapi, sebagai hasil
pembekuan lava.
Batuan Sedimen
Batuan sedimen atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang
terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan
erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment
ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment
klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan sediment
klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang
9|Geologi Fisik
mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi
dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut
menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi
batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu
konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia terbentuk
melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan
pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu
garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk
hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan
(reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material
hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia
maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi
Yang kemudian mengalami pembatuan.(Pettjohn,1975)
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan
ketebalan antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran
butirnya dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting
lagi yang termasuk kedalam batuan sedimen. Disbanding dengan batuan beku,
batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen
hanya 5% dari seluruh batuan – batuan yang terdapat dikerak bumi. Dari jumlah
5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira - kira 80%.
Berdasarkan ada tidaknya proses transportasi dari batuan sedimen dapat
dibedakan menjadi 2 macam :
1. Batuan Sedimen Klastik Yaitu batuan sedimen yang terbentuk berasal dari
hancuran batuan lain. Kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang
selanjutnya mengalami diagenesa.
2. Batuan Sedimen Non Klastik Yaitu batuan sedimen yang tidak mengalami
proses transportasi. Pembentukannya adalah kimiawi dan organis.
10 | G e o l o g i F i s i k
Sifat – sifat utama batuan sedimen :
1. Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya
proses sedimentasi.
2. Sifat klastik yang menandakan bahwa butir – butir pernah lepas, terutama pada
golongan detritus.
3. Sifat jejak adanya bekas – bekas tanda kehidupan (fosil).
4. Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : gypsum, kalsit, dolomite
dan rijing.
Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya
mengandung 5% yang diketahui di litofera dengan ketebalan 10 mil di luar tepian
benua, dimana batuan beku metabeku mengandung 95%. Sementara itu,
kenampakan di permukaan bumi, batuan – batuan sedimen menempati luas bumi
sebesar 75%, sedangkan singkapa dari batuan beku sebesar 25% saja. Batuan
sedimen dimulai dari lapisan yang tipis sekali sampai yang tebal sekali. Ketebalan
batuan sedimen antara 0 sampai 13 kilometer, hanya 2,2 kilometer ketebalan yang
tersingkap dibagian benua. Bentuk yang besar lainnya tidak terlihat, setiap
singkapan memiliki ketebalan yang berbeda dan singkapan umum yang terlihat
ketebalannya hanya 1,8 kilometer. Di dasar lautan dipenuhim oleh sedimen dari
pantai ke pantai. Ketebalan dari lapisan itu selalu tidak pasti karena setiap saat
selalu bertambah ketebalannya.
Ketebalan yang dimiliki bervariasi dari yang lebih tipis darim0,2
kilometer sampai lebih dari 3 kilometer, sedangkan ketebalan rata – rata sekitar 1
kilometer. Total volume dan massa dari batuan – batuan sedimen di bumi
memiliki perkiraan yang berbeda – beda, termasuk juga jalan untuk mengetahui
jumlah yang tepat. Beberapa ahli dalam bidangnya telah mencoba untuk
mengetahui ketebalan rata – rata dari lapisan batuan sedimen di seluruh muka
bumi. Clarke (1924) pertama sekali memperkirakan ketebalan sedimen di paparan
benua adalah 0,5 kilometer. Di dalam cekungan yang dalam, ketebalan ini lebih
tinggi, lapisan tersebut selalu bertambah ketebalannya dari hasil alterasi dari
batuan beku, oksidasi, karonasi dan hidrasi. Ketebalan tersebut akan bertambah
dari hasil rombakan di benua sehinngga ketebalan akan mencapai 2.200 meter.
11 | G e o l o g i F i s i k
Volume batuan sedimen hasil perhitungan dari Clarke adalah 3,7 x 108 kilometer
kubik.
12 | G e o l o g i F i s i k
2. Pemilahan (Sorting)
Adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen,
artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka pemilahan
semakin baik. Ada 3 macam pemilahan yaitu :
A. Well sorted : terpilah baik
B. Medium sorted : terpilah sedang
C. Poor sorted : terpilah buruk
3. Kebundaran
Adalah nilai membulat atau meruncingnya butiran dimana sifat ini hanya
bisa di amati pada batuan sedimen klastik kasar. Kebundaran dapat dilihat dari
bentuk batuan yang terdapat dari batuan tersebut. Tentunya terdapat banyak sekali
variasi dari bentuk batuan, akan tetapi untuk mudahnya dipakai perbandingan
sebagai berikut :
-Wellrounded (membundar baik) Semua permukaan konveks, hamper
equidimensional, sferoidal.
- Rounded (membundar)Pada umumnya permukaan – permukaan bundar, ujung –
ujung dan tepi – tepi butiran bundar.
-Subrounded (membundar tanggung) Permukaan umumnya datar dengan ujung –
ujung yang membundar.
-Subangular (menyudut tanggung) Permukaan umumnya datar dengan ujung –
ujung yang tajam.
13 | G e o l o g i F i s i k
Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang
terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut.
Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan
langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan
dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa terjadi
dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke
dalam golongan detritus kasar.
Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan
batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya di
endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam.
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan mekanis maupun
secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan
pengendapan.
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalmi diagenesa yakni,
proses proses – proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu
sedimen, selama dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah
suatu sedimen menjadi batuan keras. Proses diagenesa antara lain :
A. Kompaksi Sedimen
Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan
dari berat beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar
butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.
B. Sementasi
Yaitu turunnya material – material di ruang antar butir sedimen dan secara
kimiawi mengikat butir – butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin
efektif bila derajat kelurusan larutan pada ruang butir makin besar.
C. Rekristalisasi
Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang
berasal dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya.
Rekristalisasi sangat umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.
14 | G e o l o g i F i s i k
D. Autiqenesis
Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya
mineral tersebut merupakan partikel baru dalam suatu sedimen. Mineral autigenik
ini yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silica, klorita, gypsum dll.
E. Metasomatisme
Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa
pengurangan volume asal.
15 | G e o l o g i F i s i k
D. Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan
kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert),
radiolarian dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan
terbatas sekali.
E. Golongan Evaporit
Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan
kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau
atau laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsur –
unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka
akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan – batuan yang
termasuk kedalam batuan ini adalah gipsum, anhidrit, batu garam.
F. Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur – unsur organik yaitu dari tumbuh
tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh
suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya
pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus
memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk
menjadi satu di tempat tersebut.( Danang Endarto, 2005 )
Batuan Metamorf
16 | G e o l o g i F i s i k
tekanan (P), atau Temperatur (T) dan Tekanan (P) secara bersamaan. Batuan
metamorf diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelas atas dasar derajat
metamorfosanya, yaitu:
- Batuan metamorfosa derajat rendah;
- Batuan metamorfosa derjat menengah, dan
- Batuan metamorf derajat tinggi.
17 | G e o l o g i F i s i k
Batuan metamorf diklasifikasikan berdasakan ada atau tidaknya foliasi.
Foliasi adalah struktur planar pada batuan metamorf yang disebabkan oleh
pengaruh tekanan diferensial saat proses metamorfosis.
Jenis-Jenis Metamorfisme
Metamorfisme Kontak/Termal
Metamorfisme ini faktor dominannya ialah temperatur tinggi. Tekanan
confining (tekanan yang pengaruhnya sama besar ke semua permukaan benda)
juga berpengaruh, namun tidak signifikan. Kebanyakan terjadi < 10 km di bawah
permukaan Bumi. Metemorfisme kontak terjadi pada batuan intrusi jika ada
magma yang mengintrusi batuan tersebut. Prosesnya menghasilkan efek yang
dikenal dengan sebutan baking effect. Zona kontak ini (disebut aureole) tidak
terlalu luas, hanya sekitar 1 – 100 meter. Karena tekanan diferensial (tekanan yang
pengaruhnya tidak sama besar ke semua permukaan benda) juga tidak terlalu
signifikan, batuan metamorf yang terbentuk biasanya tidak terfoliasi.
Metamorfisme Regional/Dinamotermal
Metamorfisme ini terjadi pada kedalaman yang signifikan yakni > 5 km.
Batuan jenis ini merupakan yang paling banyak tersingkap di permukaan.
Biasanya pada dasar pegunungan yang bagian atasnya tererosi. Batuan dari proses
ini kebanyakan terfoliasi, menandakan tingginya tingkat tekanan diferensial
(akibat gaya tekonik). Temperatur saat terjadi proses ini bervariasi, tergantung
oleh kedalaman dan kehadiran badan magma. Kehadiran mineral indeks dapat
menentukan tingkat tekanan dan temperatur proses rekristalisasi. Contohnya:
schisthijau dan batuschist yang mengandung mineral klorit, aktinolit, dan
plagioklas kaya sodium, terbentuk pada P & T lebih rendah; sedangkan amphibolit
yang mengandung hornblende, plagioklas feldspar, dan terkadang garnet,
terbentuk pada P & T lebih tinggi.
18 | G e o l o g i F i s i k
Metamorfosis regional
Terjadi karena perubahan temperature dan tekanan bersama-sama.
Meliputi daerah yang luas, biasa dijumpai didaerah tektonik, misal pembentukan
pegunungan ‘zona tunjam’
Pengenalan Batuan Metamorf
Tekstur Metamorfisme
Foliasi (tekstur batuan metamorf yang memperlihatkan adanya orientasi
dari mineralnya). Struktur batuan metamorf dapat terdiri dari struktur schistose
(struktur batuan metamorf yang memperlihatkan perselingan orientasi mineral
pipih dan mineral granular / nematoblastik), gneistose (struktur batuan metamorf
yang memperlihatkan hubungan dari orientasi mineral pipih dan mineral
nematoblastik/granular yang saling berpotongan/tidak menerus), hornfelsic
(struktur batuan metamorf yang hanya tidak memperlihatkan foliasi).
Derajat Metamorfosa
Derajat metamorfosa adalah suatu tingkatan metamorfosa yang didasarkan
atas temperatur (T) atau tekanan (P) atau keduanya T dan P. Tabel dibawah ini
adalah tingkatan batuan metamorf berdasarkan derajat metamorfosa:
19 | G e o l o g i F i s i k
Tabel dibawah ini adalah nama-nama batuan metamorf, tekstur batuan, derajat
metamorfosa, serta batuan asal.
20 | G e o l o g i F i s i k
Struktur Batuan Metamorf
a. Struktur Foliasi
Struktur foliasi merupakan struktur yang memperlihatkan adanya suatu penjajaran
mineral-mineral penyusun batuan metamorf. Struktur ini terdiri atas :
- Struktur Slatycleavage
- Struktur Gneissic
- Struktur Phylitic
- Struktur Schistosity
21 | G e o l o g i F i s i k
Makin rendah Slaty Slate/Batusabak Lempung, Butiran sangat halus.
silika Kilap earthy. Mudah
melembar membelah menjadi
lembaran tipis datar.
1. kristaloblastik
2. palimset / sisa / relic
Kristaloblastik
22 | G e o l o g i F i s i k
Bila tekstur batuan asal tak kelihatan lagi digunakan istilah blastik kemudaian
kita lihat fabriknya. Berdasarkan sifat butir / kristal dan hubungannya dengan
yang lain dibagi :
Palimset/ Sisa
Tekstur asli dari batuan asal masih sangat terlihat / tersisa, digunakan awalan
BLASTO untuk penamaannya.
- Blasto Ofitik ; bila batuan asal mempunyai tekstur ofitik
- Blasto porifik : mempunyai tekstur porifik
- Blasto psefitik ; bila batuan asal batuan sediment klastik berubaha menjadi
pebble.
- Blasto psamatik : batuan asal sediment berukuran pasir
- Blasto pelitik : batuan sediment klastik berukuran lempung.
23 | G e o l o g i F i s i k
- Kuarsit terdiri dari butiran kuarsa yang terlaskan bersama dan terikat kuat pada
temperatur tinggi.
- Hornfels berukuran butir sangat halus. Hornfels mika berasal dari serpih dan
hornfels amphibole berasal dari basalt.
- Struktur Milonitik
- Struktur Kataklastik
- Struktur Flaser
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang
terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari
24 | G e o l o g i F i s i k
magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi
batuan beku plutonik dan vulkanik.
Batuan sedimen atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang
terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan
erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment
ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment
klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik.
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk
akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada
sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan
sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan
baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula.
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.com
25 | G e o l o g i F i s i k
www.google.com
www.galleries.com
www.scribd.com
26 | G e o l o g i F i s i k