Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di bumi ini terdapat banyak sekali kandungan sumber daya alamnya,


diantaranya yaitu batuan.Batuan merupakan kumpulan dari satu atau lebih
mineral, batuan penyusun kerak bumi. Pembentukan berbagai macam mineral di
alam akan menghasilkan berbagai jenis batuan tertentu. Proses alamiah tersebut
bisa berbeda-beda dan membentuk jenis batuan yang berbeda pula. Pembekuan
magma akan membentuk berbagai jenis batuan beku (Igneous Rocks). Batuan
sedimen (Sedimentary Rocks) bisa terbentuk karena berbagai proses alamiah,
seperti proses penghancuran atau disintegrasi batuan, pelapukan kimia, proses
kimiawi dan organis serta proses penguapan/ evaporasi. Batuan metamorf
(Metamorphic Rocks) terbentuk dari berbagai jenis batuan yang telah terbentuk
lebih dahulu kemudian mengalami peningkatan temperatur atau tekanan yang
cukup tinggi, namun peningkatan temperatur itu sendiri maksimal di bawah
temperatur magma.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Menjelaskan defenisi batuan beku, sedimen, dan metamorf serta proses
pembentukannya

1.3. Tujuan

Adapun tujuan yang dapat diketahui dari rumusan masalah diatas adalah
sebagai berikut:

1. Mengetahui defenisi batuan beku, sedimen, dan metamorf serta proses


pembentukannya.

1|Geologi Fisik
BAB II
PEMBAHASAN

Di bumi ini terdapat banyak sekali kandungan sumber daya alamnya,


diantaranya yaitu batuan dan bahan tambang. Batuan dan bahan tambang
mempunyai manfaat yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Batuan
merupakan kumpulan dari satu atau lebih mineral, batuan penyusun kerak bumi
berdasarkan kejadiannnya (genesis), tekstur, dan komposisi mineralnya dapat
dibagi menjadi 3, yaitu : Batuan beku (Igneous Rocks), Batuan
sedimen (Sedimentary Rocks), Batuan metamof (Metamorphic Rocks).
Batuan dan mineral merupakan sumber daya alam yang banyak dibutuhkan
dan digunakan untuk kehidupan manusia, dan bahan dasar industri. Batuan
terbentuk dari kumpulan magma yang membeku di permukaan bumi dan berakhir
menjadi berbagai jenis batuan. Sedangkan mineral terbentuk secara anorganik,
mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan memiliki atom-atom
yang tersusun secara teratur, mineral merupakan komponen batuan yang
membentuk lapisan kerak bumi. Bahan tambang di Indonesia terdapat di darat dan
di laut. Bahan tambang jika diolah memerlukan modal yang banyak, tenaga ahli
dan teknologi yang tinggi. Sedangkan untuk memperolehnya, dapat juga
dilakukan secara tradisional seperti mendulang emas dan lain-lain.

Batuan Beku

Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang terbentuk
dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.
Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi batuan beku
plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari besar mineral
penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan
magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif
besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang
sering dijadikan hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya
terbentuk dari pembekuan magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan

2|Geologi Fisik
gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt,
andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.
Batuan beku atau batuan igneus (dari bahasa latin: ignis, “api”) adalah jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau
tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
(plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). magma
ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di
mantel ataupun kerak bumi. umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu
dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau
perubahan komposisi. lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil
dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

Struktur Batuan Beku

berdasarkan tempat pembekuannya batuan beku dibedakan menjadi batuan


beku extrusive dan intrusive. hal ini pada nantinya akan menyebabkan perbedaan
pada tekstur masing masing batuan tersebut. kenampakan dari batuan beku yang
tersingkap merupakan hal pertama yang harus kita perhatikan. kenampakan inilah
yang disebut sebagai struktur batuan beku.

1. struktur batuan beku ekstrusif


batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya
berlangsung dipermukaan bumi. batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang
memiliki berbagia struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi
pada saat pembekuan lava tersebut. struktur ini diantaranya:
a. Masif, yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat
seragam.
b. sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisan
c. columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal
seperti batang pensil.
d. pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. hal
ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.

3|Geologi Fisik
e. vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku.
lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
f. amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
seperti kalsit, kuarsa atau zeolit
g. struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral
pada arah tertentu akibat aliran.

2. Struktur Batuan Beku Intrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya


berlangsung dibawah permukaan bumi. berdasarkan kedudukannya terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi
menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.
- Konkordan
Tubuh batuan beku intrusif yang sejajar dengan perlapisan disekitarnya, jenis jenis
dari tubuh batuan ini yaitu :
a. Sill, tubuh batuan yang berupa lembaran dan sejajar dengan perlapisan batuan
disekitarnya.
b. Laccolith, tubuh batuan beku yang berbentuk kubah (dome), dimana perlapisan
batuan yang asalnya datar menjadi melengkung akibat penerobosan tubuh
batuan ini, sedangkan bagian dasarnya tetap datar. Diameter laccolih berkisar
dari 2 sampai 4 mil dengan kedalaman ribuan meter.

4|Geologi Fisik
c. Lopolith, bentuk tubuh batuan yang merupakan kebalikan dari laccolith, yaitu
bentuk tubuh batuan yang cembung ke bawah. Lopolith memiliki diameter
yang lebih besar dari laccolith, yaitu puluhan sampai ratusan kilometer dengan
kedalaman ribuan meter.
d. Paccolith, tubuh batuan beku yang menempati sinklin atau antiklin yang telah
terbentuk sebelumnya. Ketebalan paccolith berkisar antara ratusan sampai
ribuan kilometer

- Diskordan
Tubuh batuan beku intrusif yang memotong perlapisan batuan disekitarnya.
Jenis-jenis tubuh batuan ini yaitu:
a. Dike, yaitu tubuh batuan yang memotong perlapisan disekitarnya dan memiliki
bentuk tabular atau memanjang. Ketebalannya dari beberapa sentimeter sampai
puluhan kilometer dengan panjang ratusan meter.
b. Batolith, yaitu tubuh batuan yang memiliki ukuran yang sangat besar yaitu >
100 km2 dan membeku pada kedalaman yang besar.
c. Stock, yaitu tubuh batuan yang mirip dengan Batolith tetapi ukurannya lebih
kecil

Tekstur Batuan Beku


Magma merupakan larutan yang kompleks. Karena terjadi penurunan
temperatur, perubahan tekanan dan perubahan dalam komposisi, larutan magma
ini mengalami kristalisasi. Perbedaan kombinasi hal-hal tersebut pada saat
pembekuan magma mengakibatkan terbentuknya batuan yang memilki tekstur
yang berbeda.
Ketika batuan beku membeku pada keadaan temperatur dan tekanan yang
tinggi di bawah permukaan dengan waktu pembekuan cukup lama maka mineral-
mineral penyusunya memiliki waktu untuk membentuk sistem kristal tertentu
dengan ukuran mineral yang relatif besar. Sedangkan pada kondisi pembekuan
dengan temperatur dan tekanan permukaan yang rendah, mineral-mineral
penyusun batuan beku tidak sempat membentuk sistem kristal tertentu, sehingga

5|Geologi Fisik
terbentuklah gelas (obsidian) yang tidak memiliki sistem kristal, dan mineral yang
terbentuk biasanya berukuran relatif kecil.
Berdasarkan hal di atas tekstur batuan beku dapat dibedakan berdasarkan :
1. Tingkat kristalisasi
a) Holokristalin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya disusun oleh kristal
b) Hipokristalin, yaitu batuan beku yang tersusun oleh kristal dan gelas
c) Holohialin, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh gelas
2. Ukuran butir
a. Phaneritic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhmya tersusun oleh
mineral-mineral yang berukuran kasar.
b. Aphanitic, yaitu batuan beku yang hampir seluruhnya tersusun oleh mineral
berukuran halus.
3. Bentuk kristal
Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali
biasanya berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya
mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna.
Bentuk mineral yang terlihat melalui pengamatan mikroskop yaitu:
a. Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna
b. Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna
c. Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.

4. Berdasarkan kombinasi bentuk kristalnya


a. Unidiomorf (Automorf), yaitu sebagian besar kristalnya dibatasi oleh bidang
kristal atau bentuk kristal euhedral (sempurna)
b. Hypidiomorf (Hypautomorf), yaitu sebagian besar kristalnya berbentuk
euhedral dan subhedral.
c. Allotriomorf (Xenomorf), sebagian besar penyusunnya merupakan kristal
yang berbentuk anhedral.
5. Berdasarkan keseragaman antar butirnya
a. Equigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya hampir sama
b. Inequigranular, yaitu ukuran butir penyusun batuannya tidak sama

6|Geologi Fisik
Klasifikasi Batuan Beku

Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan tempat terbentuknya, warna,


kimia, tekstur, dan mineraloginya.
a. Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku dibedakan atas :
1. Batuan beku Plutonik, yaitu batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi.
2. Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku yang terbentu tidak jauh dari
permukaan bumi.

7|Geologi Fisik
3. Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi
Berdasarkan warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada dua yaitu
mineral mafic (gelap) seperti olivin, piroksen, amphibol dan biotit, dan
mineral felsic (terang) seperti Feldspar, muskovit, kuarsa dan feldspatoid.
b. Klasifikasi batuan beku berdasarkan warnanya yaitu:
1. Leucocratic rock, kandungan mineral mafic < 30%
2. Mesocratic rock, kandungan mineral mafic 30% - 60%
3. Melanocratic rock, kandungan mineral mafic 60% - 90%
4. Hypermalanic rock, kandungan mineral mafic > 90%

c. Berdasarkan kandungan kimianya yaitu kandungan SiO2-nya batuan beku


diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
1. Batuan beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%, contohnya Granit, Ryolit.
2. Batuan beku menengah (intermediat), kandungan SiO2 65% - 52%.
Contohnya Diorit, Andesit
3. Batuan beku basa (basic), kandungan SiO2 52% - 45%, contohnya Gabbro,
Basal.
4. Batuan beku ultra basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 30%

Pengelompokan Batuan Beku

Untuk membedakan berbagai jenis batuan beku yang terdapat di Bumi,


dilakukan berbagai cara pengelompokan terhadap batuan beku (gambar).
Pengelompokan yang didasarkan kepada susunan kimia batuan, jarang dilakukan.
Hal ini disebabkan disamping prosesnya lama dan mahal, karena harus dilakukan
melalui analisa kimiawi. Dan yang sering digunakan adalah yang didasarkan

8|Geologi Fisik
kepada tekstur dipadukan dengan susunan mineral, dimana keduanya dapat dilihat
dengan kasat mata.
Pada gambar dibawah diperlihatkan pengelompokan batuan beku dalam
bagan, berdasarkan susunan mineralogi. Gabro adalah batuan beku dalam dimana
sebagian besar mineral-mineralnya adalah olivine dan piroksin. Sedangkan
Felsparnya terdiri dari felspar plagioklas Ca. Teksturnya kasar atau phanerik,
karena mempunyai waktu pendinginan yang cukup lama didalam litosfir. Kalau
dia membeku lebih cepat karena mencapai permukaan bumi, maka batuan beku
yang terjadi adalah basalt dengan tekstur halus. Jadi Gabro dan Basalt keduanya
mempunyai susunan mineral yang sama, tetapi teksturnya berbeda. Demikian pula
dengan Granit dan Rhyolit, atau Diorit dan Andesit. Granit dan Diorit mempunyai
tekstur yang kasar, sedangkan Rhyolit dan Andesit, halus. Basalt dan Andesit
adalah batuan beku yang banyak dikeluarkan gunung-berapi, sebagai hasil
pembekuan lava.

Batuan Sedimen

Batuan sedimen atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang
terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan
erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment
ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment
klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik. Batuan sediment
klastik terbentuk melalui proses pengendapan dari material-material yang

9|Geologi Fisik
mengalami proses transportasi. Besar butir dari batuan sediment klastik bervariasi
dari mulai ukuran lempung sampai ukuran bongkah. Biasanya batuan tersebut
menjadi batuan penyimpan hidrokarbon (reservoir rocks) atau bisa juga menjadi
batuan induk sebagai penghasil hidrokarbon (source rocks). Contohnya batu
konglomerat, batu pasir dan batu lempung. Batuan sediment kimia terbentuk
melalui proses presipitasi dari larutan. Biasanya batuan tersebut menjadi batuan
pelindung (seal rocks) hidrokarbon dari migrasi. Contohnya anhidrit dan batu
garam (salt). Batuan sediment organik terbentuk dari gabungan sisa-sisa makhluk
hidup. Batuan ini biasanya menjadi batuan induk (source) atau batuan penyimpan
(reservoir). Contohnya adalah batugamping terumbu.
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material
hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia
maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi
Yang kemudian mengalami pembatuan.(Pettjohn,1975)
Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan
ketebalan antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran
butirnya dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting
lagi yang termasuk kedalam batuan sedimen. Disbanding dengan batuan beku,
batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen
hanya 5% dari seluruh batuan – batuan yang terdapat dikerak bumi. Dari jumlah
5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira - kira 80%.
Berdasarkan ada tidaknya proses transportasi dari batuan sedimen dapat
dibedakan menjadi 2 macam :
1. Batuan Sedimen Klastik Yaitu batuan sedimen yang terbentuk berasal dari
hancuran batuan lain. Kemudian tertransportasi dan terdeposisi yang
selanjutnya mengalami diagenesa.
2. Batuan Sedimen Non Klastik Yaitu batuan sedimen yang tidak mengalami
proses transportasi. Pembentukannya adalah kimiawi dan organis.

10 | G e o l o g i F i s i k
Sifat – sifat utama batuan sedimen :
1. Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya
proses sedimentasi.
2. Sifat klastik yang menandakan bahwa butir – butir pernah lepas, terutama pada
golongan detritus.
3. Sifat jejak adanya bekas – bekas tanda kehidupan (fosil).
4. Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : gypsum, kalsit, dolomite
dan rijing.
Volume batuan sedimen dan termasuk batuan metasedimen hanya
mengandung 5% yang diketahui di litofera dengan ketebalan 10 mil di luar tepian
benua, dimana batuan beku metabeku mengandung 95%. Sementara itu,
kenampakan di permukaan bumi, batuan – batuan sedimen menempati luas bumi
sebesar 75%, sedangkan singkapa dari batuan beku sebesar 25% saja. Batuan
sedimen dimulai dari lapisan yang tipis sekali sampai yang tebal sekali. Ketebalan
batuan sedimen antara 0 sampai 13 kilometer, hanya 2,2 kilometer ketebalan yang
tersingkap dibagian benua. Bentuk yang besar lainnya tidak terlihat, setiap
singkapan memiliki ketebalan yang berbeda dan singkapan umum yang terlihat
ketebalannya hanya 1,8 kilometer. Di dasar lautan dipenuhim oleh sedimen dari
pantai ke pantai. Ketebalan dari lapisan itu selalu tidak pasti karena setiap saat
selalu bertambah ketebalannya.
Ketebalan yang dimiliki bervariasi dari yang lebih tipis darim0,2
kilometer sampai lebih dari 3 kilometer, sedangkan ketebalan rata – rata sekitar 1
kilometer. Total volume dan massa dari batuan – batuan sedimen di bumi
memiliki perkiraan yang berbeda – beda, termasuk juga jalan untuk mengetahui
jumlah yang tepat. Beberapa ahli dalam bidangnya telah mencoba untuk
mengetahui ketebalan rata – rata dari lapisan batuan sedimen di seluruh muka
bumi. Clarke (1924) pertama sekali memperkirakan ketebalan sedimen di paparan
benua adalah 0,5 kilometer. Di dalam cekungan yang dalam, ketebalan ini lebih
tinggi, lapisan tersebut selalu bertambah ketebalannya dari hasil alterasi dari
batuan beku, oksidasi, karonasi dan hidrasi. Ketebalan tersebut akan bertambah
dari hasil rombakan di benua sehinngga ketebalan akan mencapai 2.200 meter.

11 | G e o l o g i F i s i k
Volume batuan sedimen hasil perhitungan dari Clarke adalah 3,7 x 108 kilometer
kubik.

Tekstur Batuan Sedimen

Tekstur adalah suatu kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan


bentuk butir serta susunannya. Butiran tersusun atau terikat oleh semen dan masih
adanya rongga di antara butirnya. Pembentukannya di kontrol oleh media dan cara
transportasinya.
Pembahasan tekstur meliputi :
1.Ukuran Butir (Grain Size)
1.1 Pemilahan ukuran butir didasarkan pada skala Wenworth, 1922

12 | G e o l o g i F i s i k
2. Pemilahan (Sorting)
Adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen,
artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka pemilahan
semakin baik. Ada 3 macam pemilahan yaitu :
A. Well sorted : terpilah baik
B. Medium sorted : terpilah sedang
C. Poor sorted : terpilah buruk

3. Kebundaran
Adalah nilai membulat atau meruncingnya butiran dimana sifat ini hanya
bisa di amati pada batuan sedimen klastik kasar. Kebundaran dapat dilihat dari
bentuk batuan yang terdapat dari batuan tersebut. Tentunya terdapat banyak sekali
variasi dari bentuk batuan, akan tetapi untuk mudahnya dipakai perbandingan
sebagai berikut :
-Wellrounded (membundar baik) Semua permukaan konveks, hamper
equidimensional, sferoidal.
- Rounded (membundar)Pada umumnya permukaan – permukaan bundar, ujung –
ujung dan tepi – tepi butiran bundar.
-Subrounded (membundar tanggung) Permukaan umumnya datar dengan ujung –
ujung yang membundar.
-Subangular (menyudut tanggung) Permukaan umumnya datar dengan ujung –
ujung yang tajam.

-Angular (menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang tajam.

Batuan Sedimen Klastik

Diagenesa Batuan Sedimen Klastik


Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau
pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan
sedimen itu sendiri.Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi
dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya.

13 | G e o l o g i F i s i k
Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang
terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut.
Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan
langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan
dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa terjadi
dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke
dalam golongan detritus kasar.
Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan
batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya di
endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam.
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan mekanis maupun
secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan
pengendapan.
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalmi diagenesa yakni,
proses proses – proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu
sedimen, selama dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah
suatu sedimen menjadi batuan keras. Proses diagenesa antara lain :
A. Kompaksi Sedimen

Yaitu termampatnya butir sedimen satu terhadap yang lain akibat tekanan
dari berat beban di atasnya. Disini volume sedimen berkurang dan hubungan antar
butir yang satu dengan yang lain menjadi rapat.

B. Sementasi
Yaitu turunnya material – material di ruang antar butir sedimen dan secara
kimiawi mengikat butir – butir sedimen dengan yang lain. Sementasi makin
efektif bila derajat kelurusan larutan pada ruang butir makin besar.

C. Rekristalisasi
Yaitu pengkristalan kembali suatu mineral dari suatu larutan kimia yang
berasal dari pelarutan material sedimen selama diagenesa atu sebelumnya.
Rekristalisasi sangat umum terjadi pada pembentukan batuan karbonat.

14 | G e o l o g i F i s i k
D. Autiqenesis
Yaitu terbentuknya mineral baru di lingkungan diagenesa, sehingga adanya
mineral tersebut merupakan partikel baru dalam suatu sedimen. Mineral autigenik
ini yang umum diketahui sebagai berikut : karbonat, silica, klorita, gypsum dll.

E. Metasomatisme
Yaitu pergantian material sedimen oleh berbagai mineral autigenik, tanpa
pengurangan volume asal.

Batuan Sedimen Non Klastik

Diagenesa Batuan Sedimen Non Klastik


Batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari
kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau
reaksi organik.

Menurut R.P. Koesoemadinata, 1980 batuan sedimen dibedakan menjadi


enam golongan yaitu :
A. Golongan Detritus Kasar
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam
golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan
tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan danau atau laut.

B. Golongan Detritus Halus


Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan
laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu
lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.
C. Golongan Karbonat
Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae
dan foraminifera. Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari
batuan yang terbentuk lebih dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses
pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras sampai neritik, sedangkan proses
kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial. Jenis batuan
karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material penyusunnya.

15 | G e o l o g i F i s i k
D. Golongan Silika
Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan
kimiawi untuk lebih menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert),
radiolarian dan tanah diatom. Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan
terbatas sekali.

E. Golongan Evaporit

Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan
kimia yang cukup pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau
atau laut yang tertutup, sehingga sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsur –
unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga adalah tingginya penguapan maka
akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan – batuan yang
termasuk kedalam batuan ini adalah gipsum, anhidrit, batu garam.

F. Golongan Batubara
Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur – unsur organik yaitu dari tumbuh
tumbuhan. Dimana sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh
suatu lapisan yang tebsl di atasnya sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya
pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara adalah khusus sekali, ia harus
memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu mati tertumpuk
menjadi satu di tempat tersebut.( Danang Endarto, 2005 )

Batuan Metamorf

Siklus batuan menunjukkan kemungkinan batuan untuk berubah bentuk.


Batuan yang terkubur sangat dalam mengalami perubahan tekanan dan
temperatur. Jika mencapai suhu tertentu, batuan tersebut akan melebur menjadi
magma. Namun, saat belum mencapai titik peleburan kembali menjadi magma,
apa yang terjadi pada batuan tersebut? Batuan tersebut berubah menjadi batuan
metamorf.
Batuan metamorf adalah batuan yang terbentuk sebagai akibat dari proses
metamorfosa pada batuan yang sudah ada karena perubahan temperatur(T),

16 | G e o l o g i F i s i k
tekanan (P), atau Temperatur (T) dan Tekanan (P) secara bersamaan. Batuan
metamorf diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelas atas dasar derajat
metamorfosanya, yaitu:
- Batuan metamorfosa derajat rendah;
- Batuan metamorfosa derjat menengah, dan
- Batuan metamorf derajat tinggi.

Diagenesa Batuan Metamorf


Batuan metamorf adalah batuan yang telah mengalami proses
metamorfosis. Proses metamorfosis terjadi hanya di dalam Bumi. Proses tersebut
mengubah tekstur asal batuan, susunan mineral batuan, atau keduanya. Proses ini
terjadi dalam solid state, artinya, batuan tersebut tidak melebur. Bayangkan
sebuah roti yang berubah menjadi roti bakar. Meskipun demikian, penting untuk
diingat bahwa fluida – terutama air – memiliki peranan penting dalam proses
metamorfosis.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Karakteristik Batuan Metamorf


1. Komposisi Mineral Batuan Asal
2. Temperatur dan Tekanan Selama Metamorfosis
3. Pengaruh Gaya Tektonik
4. Pengaruh Fluida

Klasifikasi Batuan Metamorf


Dasar Klasifikasi Batuan Metamorf
Klasifikasi batuan metamorf erdasarkan :
1. tekstur
2. struktur
3. komposisi mineral
Secara umum komposisi batuan metamorf dibagi menjadi 2, yaitu ;
- berfoliasi
- tak berfoliasi

17 | G e o l o g i F i s i k
Batuan metamorf diklasifikasikan berdasakan ada atau tidaknya foliasi.
Foliasi adalah struktur planar pada batuan metamorf yang disebabkan oleh
pengaruh tekanan diferensial saat proses metamorfosis.

Jenis-Jenis Metamorfisme
Metamorfisme Kontak/Termal
Metamorfisme ini faktor dominannya ialah temperatur tinggi. Tekanan
confining (tekanan yang pengaruhnya sama besar ke semua permukaan benda)
juga berpengaruh, namun tidak signifikan. Kebanyakan terjadi < 10 km di bawah
permukaan Bumi. Metemorfisme kontak terjadi pada batuan intrusi jika ada
magma yang mengintrusi batuan tersebut. Prosesnya menghasilkan efek yang
dikenal dengan sebutan baking effect. Zona kontak ini (disebut aureole) tidak
terlalu luas, hanya sekitar 1 – 100 meter. Karena tekanan diferensial (tekanan yang
pengaruhnya tidak sama besar ke semua permukaan benda) juga tidak terlalu
signifikan, batuan metamorf yang terbentuk biasanya tidak terfoliasi.

Metamorfisme Regional/Dinamotermal
Metamorfisme ini terjadi pada kedalaman yang signifikan yakni > 5 km.
Batuan jenis ini merupakan yang paling banyak tersingkap di permukaan.
Biasanya pada dasar pegunungan yang bagian atasnya tererosi. Batuan dari proses
ini kebanyakan terfoliasi, menandakan tingginya tingkat tekanan diferensial
(akibat gaya tekonik). Temperatur saat terjadi proses ini bervariasi, tergantung
oleh kedalaman dan kehadiran badan magma. Kehadiran mineral indeks dapat
menentukan tingkat tekanan dan temperatur proses rekristalisasi. Contohnya:
schisthijau dan batuschist yang mengandung mineral klorit, aktinolit, dan
plagioklas kaya sodium, terbentuk pada P & T lebih rendah; sedangkan amphibolit
yang mengandung hornblende, plagioklas feldspar, dan terkadang garnet,
terbentuk pada P & T lebih tinggi.

18 | G e o l o g i F i s i k
Metamorfosis regional
Terjadi karena perubahan temperature dan tekanan bersama-sama.
Meliputi daerah yang luas, biasa dijumpai didaerah tektonik, misal pembentukan
pegunungan ‘zona tunjam’
Pengenalan Batuan Metamorf

1. Sifat kristal atau hablur


2. Adanya mineral-mineral khas metamorf
3. terdapat struktur foliasi pada kebanyakan batuan metamorf.

Penamaan Batuan Metamorf

Penamaan batuan metamorf didasarkan atas tekstur, struktur dan


komposisi mineral yang menyusun batuan tersebut. Adapun tekstur batuan
metamorf terdiri dari: Bentuk butir granoblastik (terdiri dari mineral-mineral
granular), lepidoblastik (terdiri dari mineral-mineral pipih), dan nematoblastik
(terdiri dari mineral-mineral orthorombik), sedangkan teksturnya ada foliasi, dan
non foliasi.

Tekstur Metamorfisme
Foliasi (tekstur batuan metamorf yang memperlihatkan adanya orientasi
dari mineralnya). Struktur batuan metamorf dapat terdiri dari struktur schistose
(struktur batuan metamorf yang memperlihatkan perselingan orientasi mineral
pipih dan mineral granular / nematoblastik), gneistose (struktur batuan metamorf
yang memperlihatkan hubungan dari orientasi mineral pipih dan mineral
nematoblastik/granular yang saling berpotongan/tidak menerus), hornfelsic
(struktur batuan metamorf yang hanya tidak memperlihatkan foliasi).

Derajat Metamorfosa
Derajat metamorfosa adalah suatu tingkatan metamorfosa yang didasarkan
atas temperatur (T) atau tekanan (P) atau keduanya T dan P. Tabel dibawah ini
adalah tingkatan batuan metamorf berdasarkan derajat metamorfosa:

19 | G e o l o g i F i s i k
Tabel dibawah ini adalah nama-nama batuan metamorf, tekstur batuan, derajat
metamorfosa, serta batuan asal.

20 | G e o l o g i F i s i k
Struktur Batuan Metamorf

Struktur batuan ini terbagi menjadi dua yaitu :

a. Struktur Foliasi
Struktur foliasi merupakan struktur yang memperlihatkan adanya suatu penjajaran
mineral-mineral penyusun batuan metamorf. Struktur ini terdiri atas :
- Struktur Slatycleavage
- Struktur Gneissic
- Struktur Phylitic
- Struktur Schistosity

b. Struktur Non Foliasi


Struktur non foliasi merupakan struktur yang tidak memperlihatkan adanya
penjajaran mineral penyusun batuan metamorf. Struktur ini terdiri atas :
- Struktur Hornfelsik
- Struktur Milonitik
- Struktur Kataklastik
- Struktur Flaser
- Struktur Pilonitik
- Struktur Augen
- Struktur Granulosa
- Struktur Liniasi

Batuan Metamorf Foliasi

Kelas ini diklasifikasikan lagi menurut tipe foliasinya. Makin jelas


foliasinya, makin tinggi derajat metamorfosisnya (menandakan makin tingginya
tekanan/temperatur).

Derajat Struktur Nama Batuan Mineral Karakter Khas


metamorfosis Penciri

21 | G e o l o g i F i s i k
Makin rendah Slaty Slate/Batusabak Lempung, Butiran sangat halus.
silika Kilap earthy. Mudah
melembar membelah menjadi
lembaran tipis datar.

Slaty –Phyllite Mika Butiran halus. Kilap sutra.


Schistose Membelah mengikuti
permukaan bergelombang.

Schistose Schist Biotit, Berkomposisi mineral


amfibol melembar dan memanjang
muskovit dengan susunan mendatar.
Variasi mineral yang luas.

Gneissic Gneiss Feldspar, Mineral gelap dan terang


kuarsa, terpisah dan membentuk
amfibol, biotit perlapisan atau lenses.
Perlapisan mungkin
berlipat. Lapisan gelap:
biotit, hornblende; lapisan
terang: felspar, kuarsa

Diagenesa Batuan Metamorf

Berasal dari foliatus atau berdaun yaitu orientasi kesejajaran mineral


penyusun batuan metamirf, tetapi harus dibedakan dengan orientasi perlapisan
batuan sediment, sama sekalai tidak ada hubungan dengan sifat perlapisan batuan
sediment.

Berdasarkan kenampakan, batuan asal pembentukan metamorf dibagi menjadi 2


yaitu ;

1. kristaloblastik
2. palimset / sisa / relic

 Kristaloblastik

22 | G e o l o g i F i s i k
Bila tekstur batuan asal tak kelihatan lagi digunakan istilah blastik kemudaian
kita lihat fabriknya. Berdasarkan sifat butir / kristal dan hubungannya dengan
yang lain dibagi :

a. homoblastik : terdiri atasa satuan tekstur saja


b. heteroblastik: terdiri lebih dari satu tekstur. Misal : lepidoblastik dan
granoblastik
Jenis Tekstur :
- lepidoblastik: sebagian mineralnya berbentuk pipih
- nematoblastik : sebagian mineralnya berbentuk prismatic
- graniblastik : sebagian mineralnya granular / equidimensional
- porfiroblastik :seperti batuan porfiritik dalam batuan beku.
Bentuk tekstur :
- ididoblastik : bila bagian besar minerlnya berbentuk euhedral
- hipidioblastik : sebagian besar mineralnya berbentuk subhedral
- xenoblastik : sebagian mineralnya berbentuk anhedral

 Palimset/ Sisa
Tekstur asli dari batuan asal masih sangat terlihat / tersisa, digunakan awalan
BLASTO untuk penamaannya.
- Blasto Ofitik ; bila batuan asal mempunyai tekstur ofitik
- Blasto porifik : mempunyai tekstur porifik
- Blasto psefitik ; bila batuan asal batuan sediment klastik berubaha menjadi
pebble.
- Blasto psamatik : batuan asal sediment berukuran pasir
- Blasto pelitik : batuan sediment klastik berukuran lempung.

Batuan Metamorf Non Foliasi

Kelas ini diklasifikasikan lagi menurut komposisi mineralnya.


- Marmer terdiri dari butiran kalsit berukuran kasar. Jika batuan asalnya adalah
dolomit, namanya menjadi marmer dolomit.

23 | G e o l o g i F i s i k
- Kuarsit terdiri dari butiran kuarsa yang terlaskan bersama dan terikat kuat pada
temperatur tinggi.
- Hornfels berukuran butir sangat halus. Hornfels mika berasal dari serpih dan
hornfels amphibole berasal dari basalt.

Diagenesa Batuan Metamorf Non Foliasi


Merupakan batuan metamorf yang tidak memperlihatkan adanya
penjajaran mineral penyusun batuan metamorf.

Struktur Batuan Metamorf Non Foliasi


ini terdiri atas :
- Struktur Hornfelsik

- Struktur Milonitik

- Struktur Kataklastik

- Struktur Flaser

Tekstur Batuan Metamorf Non Foliasi

- Granulose : terdiri atas mineral berbentuk butir, berukuran relatif sama


(equidimensional)
- Hornfelsik : terdiri atas mineral tanpa pensejajaran mineral sedikitpun atau
tidak ada mineral pipih atau prismatik

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan diatas adalah


sebagai berikut:

Batuan beku atau sering disebut igneous rocks adalah batuan yang
terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari

24 | G e o l o g i F i s i k
magma. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi
batuan beku plutonik dan vulkanik.
Batuan sedimen atau sering disebut sedimentary rocks adalah batuan yang
terbentuk akibat proses pembatuan atau lithifikasi dari hasil proses pelapukan dan
erosi yang kemudian tertransportasi dan seterusnya terendapkan. Batuan sediment
ini bias digolongkan lagi menjadi beberapa bagian diantaranya batuan sediment
klastik, batuan sediment kimia, dan batuan sediment organik.
Batuan metamorf atau batuan malihan adalah batuan yang terbentuk
akibat proses perubahan temperature dan/atau tekanan dari batuan yang telah ada
sebelumnya. Akibat bertambahnya temperature dan/atau tekanan, batuan
sebelumnya akan berubah tektur dan strukturnya sehingga membentuk batuan
baru dengan tekstur dan struktur yang baru pula.

DAFTAR PUSTAKA

Noor, D., 2008. “Pengantar Geologi”, Universitas Pakuan, Bogor

www.wikipedia.com

25 | G e o l o g i F i s i k
www.google.com

www.galleries.com

www.scribd.com

26 | G e o l o g i F i s i k

Anda mungkin juga menyukai