PRAKTIKUM PETROLOGI
ACARA III : BATUAN BEKU 2
OLEH:
AULYA RAHMAH TYARA B
D061221053
GOWA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
lautan lebih besar daripada bagian continental. Akan tetapi continental adalah
bagian dari kulit bumi yang dapat diamati langsung dengan dekat, maka banyak
hal-hal yang dapat diketahui secara cepat dan jelas. Salah satu diantaranya adalah
kenyataan bahwa daratan tersusun oleh jenis batuan yang berbeda satu sama lain
dan berbeda-beda materi penyusun serta berbeda pula dalam proses terbentuknya.
Petrologi yaitu ilmu yang mempelajari batuan pembentuk kulit bumi, yang
geologinya. Batuan didefenisikan sebagai kumpulan dari satu atau lebih mineral
yang terbentuk di alam secara alamiah yang merupakan bagian dari kerak bumi.
terdiri dari satu jenis mineral ( monominerallic ) atau lebih dan umumnya terdiri
dari agregat/ kumpulan dari beberapa mineral yang berbeda. Batuan memiliki
dimilikinya. Hal itu dipengaruhi oleh proses pembentukan batuan yang berbeda-
Batuan basa dan ultrabasa adalah dua jenis batuan beku yang memiliki
komposisi mineral yang kaya akan mineral yang banyak mengandung unsur-unsur
seperti besi dan magnesium dan juga memiliki warna yang lebih gelap
dibandingkan dengan batuan beku felsik yang kaya akan mineral seperti kuarsa
dan feldspar. Maka dari itulah dilaksanakan praktikum ini untuk mengetahui
dan ultrabasa.
pemahaman mengenai ilmu petrologi khususnya batuan beku basa dan batuan
beku ultrabasa.
pengetahuan mengenai ilmu petrologi khusunya pada batuan beku basa dan
pembentukan dan karakteristik yang ada pada batuan beku basa dan ultrabasa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenis
batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau
ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di
mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu
perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil
(dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma
tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine,
fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma,
Mineral pembentuk batuan beku hampir selalu mengandung unsur silika (Si)
sehingga sering disebut bahan silikat alam. Mineral tersebut ada yang tidak
berbentuk amorf dan ada yang berbentuk kristal. Berdasarkan warna dan
komposisi kimia maka mineral/ kristal pembentuk batuan beku secara garis besar
besi (Fe).
kalsium (Ca), natrium (sodium; Na), kalium (potassium; K) dan silika (Si).
Jenis batuan didasarkan pada pembagian batuan beku secara genetic, yaitu
terdiri dari batuan beku dalam dan batuan beku luar. Batuan beku dalam adalah
batuan beku yang terbentuk di dalam atau di bawah bumi, pendinginannya sangat
kristal yang besar dan bentuknya sempurna, tubuh batuan beku dalam mempunyai
bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada kondisi magma dan batuan
batuan beku intrusi. Batuan beku luar adalah batuan beku yang terbentuk di
permukaan bumi akibat keluarnya magma melalui rekahan atau lubang kepundan
gunung api sebagai erupsi, batuan beku ini sering disebut batuan beku ekstrusi.
Warna segar batuan beku bervariasi dari hitam, abu-abu dan putih cerah.
Warna ini sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusun batuan beku itu
berwarna terang maka warna batuan beku dapat hitam berbintik-bintik putih, abu-
abu berbercak putih, atau putih berbercak hitam, tergantung warna mineral mana
yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada batuan beku tertentu yang
putih-merah daging.
a) Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang
dan muskovit.
b) Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan beku
banyak.
c) Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan beku
disebut dengan batuan beku ultra basa dengan komposisi hampir seluruhnya
mafik.
a. Massif atau pejal, umumnya terjadi pada batuan beku dalam. Pada batuan
beku luar yang cukup tebal, bagian tengahnya juga dapat berstruktur masif.
Massif yaitu bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas dan
apabila pada batuan tidak menunjukan fragmen batuan lain yang tertanam
ditubuhnya.
b. Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik
bawah laut, membentuk struktur seperti bng bantal dimana ukuran bantal
c. Vesikuler, yaitu struktur lubang bekas keluarnya gas pada saat pendinginan.
Struktur ini sangat khas terbentuk pada batuan beku luar. Namun pada
juga dijumpai. Bentuk lubang sangat beragam, ada yang berupa lingkaran
atau membulat, elips, dan meruncing atau menyudut, demikian pula ukuran
lubang tersebut.
Vesikuler terdiri dari:
membulat atau elip, rapat sekali sehingga berbentuk seperti rumah lebah.
masuk atau tertahan kedalam batuan beku. Struktur ini terbentuk akibat
Struktur batuan beku tersebut di atas dapat diamati dari contoh setangan di
laboratorium. Sedangkan struktur batuan beku dalam lingkup lebih besar, yang
sill, volcanic neck, kubah lava, aliran lava dan lain-lain hanya dapat diamati di
lapangan.
2.5 Tekstur Batuan
kristalisasi. Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal utama,
untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak
a) Holokristalin
b) Hipokristalin
Hipokristalin adalah apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan
c) Holohyalin adalah batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas.
Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill,
2.7 Granularitas
Granularitas dapat diartikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku.
3. Afanitik, besar kristal-kristal dari golongan ini tidak bisa dibedakan dengan
2.8 Kemas
Kemas meliputi bentuk butir dan susunan hubungan mineral didalam suatu
batuan beku.
Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk butir, yaitu:
a. Euhedral, jika batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
b. Subhedral, jika sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
Hubungan atau relasi diartikan sebagai hubungan antara kristal atau mineral
yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan. hubungan antar kritak dapat
tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain disebut
massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.
BAB III
METODOLOGI
1. Kertas HVS A4
3. Buku Penuntun
5. ATK
6. Loupe
8. Klasifikasi Fenton
9. Penggaris
10. Kamera
Pada tahapan awal, kami melakukan studi literatur dan terbagi ke dalam
mengenai materi batuan beku basa dan ultrabasa. Selanjutnya akan diberikan
Tahapan Penyusunan
Laporan
No. Urut :1
Tekstur
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Faneroporfiritik
Fabrik
Bentuk : Subhedral
Relasi : Equigranular
Struktur : Masif
Komposisi Mineral
FOTO KETERANGAN
No. Urut :2
Tekstur
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Faneritik
Fabrik
Bentuk : Anhedral
Relasi : Inequigranular
Struktur : Masif
Komposisi Mineral
NAMA KOMPOSISI
BENTUK WARNA %
MINERAL KIMIA
Mika Berlembar Hitam - 25 %
FOTO KETERANGAN
No. Urut :3
Tekstur
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Faneritik
Fabrik
Bentuk : Anhedral
Relasi : Inequigranular
Struktur : Masif
Komposisi Mineral
NAMA KOMPOSISI
BENTUK WARNA %
MINERAL KIMIA
Olivin Tabular Hijau Gelap MgFe2SiO4 90 %
FOTO KETERANGAN
No. Urut :4
Tekstur
Kristalinitas : Holokristalin
Granularitas : Faneritik
Fabrik
Bentuk : Anhedral
Relasi : Inequigranular
Struktur : Masif
Komposisi Mineral
NAMA KOMPOSISI
BENTUK WARNA %
MINERAL KIMIA
Olivin Tabular Hijau Gelap MgFe2SiO4 10 %
FOTO KETERANGAN
No. Urut :5
Tekstur
Kristalinitas : Hipokristalin
Granularitas : Porfiroafanitik
Fabrik
Bentuk : Anhedral
Relasi : Inequigranular
Struktur : Amigdaloidal
Komposisi Mineral
NAMA KOMPOSISI
BENTUK WARNA %
MINERAL KIMIA
Piroksin Prismatik Hitam (Mg, Fe, Al, Ti)(SiAl)2O6 65 %
pendek
SiO2
Kuarsa Tabular Putih 25 %
NaAlSi3O8
Feldspatoid Tabular Putih 10 %
Massa Dasar 15 %
FOTO KETERANGAN
1.Warna segar Abu – abu
kehitaman
2.Warna lapuk coklat
kehitaman
3.Mineral Piroksen
4. Mineral Olivin
4.2 Pembahasan
4.2.1 Peraga 01
dan relasi equigranular dan memiliki struktur masif. Memiliki mineral piroksin
hubungan dari warna, tekstur dan mineralnya maka didapatkan gabro porphyri
Gabro porphyri adalah tipe batuan gabro yang memiliki tekstur porfiritik.
di mana magma panas terbentuk melalui cairan mantel yang meleleh karena
peningkatan suhu dan tekanan. Magma gabro biasanya memiliki komposisi basa
besar yang disebut fenokristal mulai terbentuk. Fenokristal ini dapat terdiri dari
mineral seperti piroksin, amfibol, atau plagioklas. Kristal-kristal ini tumbuh dalam
kondisi yang lambat sehingga memiliki ukuran yang lebih besar daripada kristal-
porfiritik.
terutama dalam konteks pemahaman tentang geologi bumi yang dalam. Kehadiran
batuan gabro sering kali menjadi indikasi bahwa aktivitas vulkanik atau intrusi
magma telah terjadi di suatu wilayah. Penemuan batuan gabro di suatu daerah
4.2.2 Peraga 02
faneritik, pada fabrik memiliki bentuk anhedral dan relasi inequigranular dan
memiliki struktur masif. Mineral yang dominan adalah mineral mika sebanyak
Peridotit adalah salah satu jenis batuan beku ultramafik yang terutama
terdiri dari mineral olivin dan piroksen, dengan komposisi yang kaya akan
magnesium (Mg) dan besi (Fe). Genesa atau pembentukan batu peridotit dimulai
di dalam mantel bumi yang mengandung mineral olivin, piroksen, dan mineral-
mineral ultramafik lainnya lalu terkena panas yang tinggi. Panas ini dapat
menyebabkan batuan induk meleleh dan membentuk magma ultrabasa yang kaya
akan magnesium dan besi. Magma ultrabasa yang terbentuk dapat mengalami
intrusi atau pergerakan ke atas dalam kerak bumi melalui celah-celah atau rekahan
dan piroksen akan mulai mengkristal dari cairan magma. Proses kristalisasi
diubah menjadi serpentin. Ini adalah proses umum yang terjadi pada batuan
peridotit ketika mereka terpapar ke lingkungan yang lebih rendah dalam kerak
ketika batu peridotit terpapar ke lingkungan yang lebih rendah dalam kerak bumi.
pada pemahaman tentang proses geologi yang terjadi di dalam mantel bumi dan
merupakan indikasi langsung dari mantel bumi yang dalam. Studi terhadap batu
dan kerak bumi serta proses-proses geologis yang terkait. Peridotit kadangkala
geokimia mantel bumi, termasuk distribusi elemen kimia dan perubahan mineral
yang terjadi di dalamnya. Ini penting dalam pemahaman evolusi kimia bumi.
4.2.3 Peraga 03
Pada peraga 03 didapatkan sifat fisik berupa warna segar hijau gelap dan
Gambar
warna lapuk kuning kecoklatan, 4.3 Dunit
memiliki tekstur kristalinitas holokristalin,
inequigranular dan memiliki struktur masif. Mineral yang dominan adalah olivin
sebanyak 90% dan piroksin sebanyak 10%. Berdasarkan hubungan dari warna,
olivin dan seringkali mengandung sejumlah kecil mineral piroksin seperti augit.
Batuan ini memiliki komposisi mineral yang unik dan sering terkait dengan
mantel bumi yang dalam. Genesa atau pembentukan dunit melibatkan proses
geologis yang kompleks dan umumnya terjadi di dalam kerak bumi atau bahkan
yang kaya akan magnesium (Mg) dan besi (Fe). Dunit terbentuk melalui proses
karena biasanya terkait dengan mantel bumi yang dalam. Dunit juga dijadikan
sebagai sumber mineral olivin karena mengandung banyak olivin yang digunakan
4.2.4 Peraga 04
memiliki sedikit warna hijau dan warna lapuk coklat kehitaman, memiliki tekstur
anhedral dan relasi inequigranular dan memiliki struktur masif. Mineral yang
dominan adalah piroksin sebanyak 90% dan olivin 40%. Berdasarkan hubungan
Steickeisen.
magma dari mantel bumi atau zona subduksi. Terbentuknya mineral penyusun
larutan padatan yang terbentuk. Bentuk mineral piroksin pada batuan memiliki
piroksin dapat digunakan dalam teknik penentuan usia radiometrik. Ini adalah
metode untuk menentukan usia relatif atau absolut batuan dengan mengukur
4.2.5 Peraga 05
kehitaman merah muda dan warna lapuk coklat kehitaman, memiliki tekstur
Mineral yang dominan piroksin sebanyak 65%, kuarsa 25%, feldspatoud 10% dan
kristal besar yang dikenal sebagai fenokris yang terjebak dalam matriks yang lebih
terbentuk melalui proses cairan magma yang berasal dari mantel bumi. Magma
basalt biasanya kaya akan besi (Fe) dan magnesium (Mg) serta memiliki
permukaan bumi atau terkena udara bebas, ia mengalami pendinginan yang cepat.
cepat dan membentuk matriks yang halus. Namun, beberapa kristal besar yang
disebut fenokristal juga mulai terbentuk dalam magma yang masih panas. etelah
batuan basalt mulai mendingin, air dan gas terperangkap di dalam magma. Air ini
kuarsa, atau mineral lainnya di dalam rongga tersebut. Mineral amigdaloidal ini
sering memiliki warna dan tekstur yang berbeda dari batuan sekitarnya, sehingga
dapat dengan mudah terlihat. Proses ini menghasilkan batu basalt porfiri
amigdaloidal dengan fenokris besar yang terjebak dalam matriks yang lebih halus
ilmu geologi. Studi dan analisis batuan ini dapat memberikan wawasan yang
berharga tentang sejarah geologi dan proses geologis yang terjadi di suatu
wilayah. Kehadiran batu basalt porfiri amigdaloidal adalah indikasi bahwa suatu
wilayah pernah mengalami aktivitas vulkanik dalam masa lalu. Hal ini dapat
risiko letusan gunung berapi di masa mendatang. Basalt porfiri juga digunakan
basalt porfiri amigdaloidal adalah subjek analisis mineralogi. Penelitian ini dapat
amigdala terbentuk. Ini dapat digunakan untuk memahami kondisi lingkungan dan
1. Batuan beku basa dan batuan beku ultrabasa adalah dua jenis batuan beku
a) Warna: Batuan beku basa cenderung memiliki warna yang lebih gelap atau
lebih tua. Warna umumnya adalah hijau tua, abu-abu, atau hitam.
b) Tekstur: Tekstur batuan beku basa sering kali homogen, artinya komponen
dalam matriksnya.
Contoh batuan basa yang didapatkan pada praktikum kali ini yaitu gabro dan
piroksinit
gelap, sering kali hitam atau hijau tua yang sangat gelap. Ini disebabkan
yang khas.
Contoh batuan beku ultrabasa yang ditemukan pada praktikum kali ini yaitu
2. Hubungan antara karakteristik dengan genesa pada batuan beku basa dan
a) Komposisi Kimia:
dan olivin. Mereka memiliki komposisi yang lebih kaya akan silika (SiO2)
rendah dalam silika (SiO2) dan lebih kaya akan besi (Fe) dan magnesium
(Mg).
b) Suhu dan Tekanan:
Batuan beku basa terjadi pada suhu yang lebih tinggi dalam kerak bumi,
tetapi pada tekanan yang lebih rendah dibandingkan dengan batuan beku
ultrabasa. Magma basa cenderung berasal dari mantel bumi dan naik ke
atas dengan cepat. Sedangkan batuan beku ultrabasa terjadi pada suhu
yang sangat tinggi dalam mantel bumi yang dalam dan pada tekanan yang
sangat tinggi. Magma ultrabasa dapat berasal dari zona mantel yang jauh
c) Lingkungan Geologis:
dangkal, seperti di dalam batolit, dataran basaltik, atau pada batas lempeng
cenderung terbentuk di dalam mantel bumi yang sangat dalam atau pada
Batuan beku basa memiliki tekstur yang sering kali homogen, dengan
(rongga udara) jarang terjadi dalam batuan basa. Sedangkan batuan beku
1. Disiplin Waktu
DAFTAR PUSTAKA
Fenton, C.L & Fenton M.A. 1940. The Rock Book. New York: Double day