Anda di halaman 1dari 18

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA

MAKALAH BATUAN

Oleh

Kelompok I
Nama Anggota :

Siti Ropita Ningrum


Dewi Nur Rohmatin
Yuniar Dwi Setyaning
May Puspitasari
Benazir Amalia Firdausy

13030654004
13030654005
13030654022
13030654032
13030654039

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTASI MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
JURUSAN IPA PRODI PENDIDIKAN SAINS
2016
i

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah melimpahkan
Rahmat, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga makalah bebatuan dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat waktu. Makalah ini ini diajukan sebagai tugas selama menempuh mata kuliah
Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa.
Makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa partisipasi dari berbagai pihak yang telah
membantu, mendukung ,dan member masukan dalam penyusunannya. Untuk itu penulis
ucapkan terimaksih kepada :
1. Dr. Wahono Widodo M.si selaku kajur jurusan IPA
2. An Nuril Maulida S.Pd M.Pd selaku dosen mata kuliah IPBA
3. Teman-teman seperjuangan yang turut andil dalam memberi masukan dan saran kepada
peneliti untuk membuat laporan ini
4. Orang tua yang telah memberikan bantuan moril dan financial
Sebagai insan biasa, penulis banyak memiliki kekurangan dalam menyusun maklah ini.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan, saran dan kritik dari semua pihak yang
bersifat membangun guna memperbaiki makalah ini
Penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi
pembaca demi memperbaiki mutu pendidikan khususnya di Indonesia

Surabaya,19 September 2016


Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................

ii
iii
1

A. Latar Belakang.............................. ......................................................


B. Rumusan Masalah ..............................................................................
C. Tujuan................................ .................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................

1
1
1
2

A. Litosfer............................................... ................................................
B. Asal Usul Batuan................................................................................
C. Jenis Batuan........................................................................................

2
3
4

BAB III PENUTUP.......................................................................................

14

A. Kesimpulan ......................................................................................... 14
B. Saran....................................... ............................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

15

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batuan merupakan penyusun kulit bumi yang penting. Dalam proses
pembentukan batuan, mineral dapat mengalami tiga macam peristiwa, yaitu pembekuan,
pengendapan dan metamorfosis. Apabila mineral mengalami pembekuan, maka terjadilah
jenis batuan beku. Mineral yang mengalami pengendapan menghasilkan jenis batuan
sedimen, sedangkan yang mengalami metamorfosis menghasilkan jenis batuan
metomorfik. Dengan demikian batuan yang terbentuk umumnya terdiri atas bermacammacam mineral dengan berbagai komposisi. Pembentukan berbagai macam mineral di
alam akan menghasilkan berbagai jenis batuan tertentu. Proses alamiah tersebut bisa
berbeda-beda dan membentuk jenis batuan yang berbeda-beda.
Untuk lebih memahami mengenai batuan, oleh karena itu penulis akan membahas
lebih detail dalam makalah ini.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dituliskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah asal usul batuan?
2. Apasajakah jenis-jenis batuan di bumi?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat dituliskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui asal usul batuan.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis batuan di bumi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Litosfer
Litosfer berasal dari kata Yunani, lithos () yang berarti berbatu, dan sphere
() yang berarti padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere
artinya lapisan. Secara harfiah litosfer adalah lapisan Bumi yang paling luar atau biasa
disebut dengan kulit Bumi. Pada lapisan ini pada umumnya terjadi dari senyawa kimia
yang kaya akan Si02, itulah sebabnya lapisan litosfer sering dinamakan lapisan silikat dan
memiliki ketebalan rata-rata 70 km yang terdiri atas dua bagian, yaitu Litosfer atas
(merupakan daratan dengan kira-kira 35% atau 1/3 bagian) dan Litosfer bawah
(merupakan lautan dengan kira-kira 65% atau 2/3 bagian)
Litosfer atau kerak bumi tersusun oleh Kerak Benua yang muncul di atas
permukaan laut dan Kerak Samudera yang merupakan dasar laut. Kerak Benua berbeda
dengan Kerak Samudera dalam berbagai hal, yang antara lain perbedaannya adalah
sebagai berikut.
a.

Kerak Benua
Mempunyai ketebalan kurang lebih 35 km dengan massa jenis rata-rata 2,8 g.cm 3.
Batuan penyusunnya sebagian besar berupa jenis batuan granit yang banyak
mengandung mineral Silikon dan Alumunium, karena itu disebut lapisan SIAL
(Silikon Aluminium).

b.

Kerak Samudera
Mempunyai ketebalan kurang lebih 8 km dan massa jenis rata-rata 2,9 g.cm-3.
Bagian litosfer ini tersusun dari batuan yang banyak mengandung mineral Slikon
dan Magnesium, karena itu disebut lapisan SIMA (Slikon- Magnesium). Jenis batuan
penyusun Kerak Samudera ini sebagian besar adalah Basalt.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa batuan adalah penyusun

kerak bumi yang merupakan kumpulan mineral dalam bentuk padat.


Mineral merupakan zat organik yang terdapat dalam alam, umumnya mempunyai
struktur dan komposisi tertentu.

B. Asal Usul Batuan


Batuan adalah material padat yang tersusun oleh kristal-kristal dari berbagai jenis
mineral, atau pecahan kristal mineral-mineral, pecahan batuan, dan dapat juga
mengandung fragmen cangkang organisme. Batuan tersusun atas bahan yang disebut
mineral, yang merupakan substansi yang terbentuk karena kristalisasi dari proses
geologi, yang memiliki komposisi fisik dan kimia yang terbentuk secara alami.
Secara umum semua batuan pada mulanya dari magma. Magma merupakan
benda cair, panas, serta berpijar, dengan suhu rata rata diatas 1000 oC. Magma terletak
didalam perut bumi, biasanya ketika gunung merapi bererupsi magma akan keluar
kepermukaan. Magma yang sudah muncul kepermukaan bumi ini disebut dengan lava.
Lava yang keluar dari perut bumi tidak hanya berisi magma melainkan bercampuran
dengan benda lain misalnya gas, material piroklastik, air, tanah, dan lain sebagainya, lava
yang bercampur dengan benda benda lain tersebut disebut lahar.
Dalam pembentukan batu terdapat siklus batuan sebagai berikut:

Gambar 1 : Siklus Batuan

Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung berapi.
Gunung berapi ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang sudah mencapai
permukaan bumi akan membeku. Magma yang membeku kemudian menjadi batuan
beku. Batuan beku muka bumi selama beribu-ribu tahun lamanya dapat hancur terurai
selama terkena panas, hujan, serta aktivitas tumbuhan dan hewan. Selanjutnya hancuran
batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan ke tempat lain untuk diendapkan.
3

Hancuran batuan yang diendapkan disebut batuan endapan atau batuan sedimen. Baik
batuan sedimen atau beku dapat berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama karena
adanya perubahan temperatur dan tekanan. Batuan yang berubah bentuk disebut batuan
malihan atau batuan metamorf.
C. Jenis-jenis Batuan
Secara umum batuan terbagi atas 3 bagian yaitu :
1. Batuan Beku (Igneus Rock)
Batuan beku berasal dari cairan magma yang membeku akibat mengalami
pendinginan. Menurut ilmu petrologi semua bahan beku terbentuk dari magma
karena membekunya lelehan silikat yang cair dan pijar. Magma yang cair dan pijar
itu berada di dalam bumi dan oleh kekuatan gas yang larut di dalamnya naik ke atas
mencari

tempat-tempaat

yang

lemah

dalam

kerak

bumi

seperti

daerah

patahan/rekahan. Magma akan keluar mencapai permukaan bumi melalui pipa


gunung api dan disebut lava, akan tetapi ada pula magma yang membeku jauh di
dalam bumi dan dikenal dengan nama batuan beku dalam.
Batuan beku yang berwarna terang, biasanya terdiri dari mineral-mineral
ringan, mudah pecah, kaya silikat sehingga tergolong batuan bersifat asam silikat.
Batuan beku yang berwarna gelap biasanya terdiri dari mineral-mineral berat,
sukar pecah, kaya silikat terang tetapi kaya dengan mineral-mineral ferro-magnesia
karena itu bersifat basa atau matik.
Ciri Umum Batuan Beku :
a. Homogen dan kompak
b. Tidak ada stratifikasi atau pelapisan
c. Umumnya tidak mengandung fosil, kecuali tertimbun oleh materi-materi
piroklastik.

Gambar 2 : contoh batuan beku

Berdasarkan tempat terjadinya, batuan beku dapat dibagi menjadi dua:


a. Batuan beku intrusif (intrusive rocks)
Batuan beku ini terbagi pula menjadi :
1.1.
Batuan beku dalam (plutonik), terjadi sebagai akibat pembekuan
magma yang jauh didalam bumi. Batuan ini dicirikan dengan komposisi
kristal berukuran kasar/besar (faneritik), mudah dibedakan secara mata
telanjang. Contoh : granit, granodiorit, diorit, sianit, gabro.
Batuan beku porfir, terbentuk disekitar pipa magma/ kawah, komposisi

1.2.

kristal beragam, ada yang besar/kasar dan sedang (porfiritik). Contoh : granit
porfir, riolit porfir, dasit porfir, diorit porfir, andesit porfir.
1.3.
Batuan beku afanitik, tekstur kristal halus. Contoh : andesit, dasit,
basal, latit, riolit, trakit.
b. Batuan beku ekstrusif (ekstrusive rocks, volcanic rocks)
Terbentuk sebagai akibat magma/lava yang mengalir kepermukaan bumi
kemudian mendingin dan membeku dengan cepat, dicirikan dengan komposisi
kristal yang sangat halus (amorf).
Contoh: obsidian, batuapung, pitchstone, lava, perlit, felsit, basal.
Contoh Batuan Beku
Batuan Granit
Granit

Ciri-ciri
Warna : terang, abu-abu, merah
muda
Tekstur : Faneritik, berbutir sedang
kasar, ukuran >2 cm
Mineral utama : K- felspar 2/3,
kuarsa (SiO2) > 10 %
Mineral tambahan : hornblenda,
biotil, piroksen, muskovit, NAamfibol, turmalin, sodalit
Kegunaan : bahan bagunan,

Gabro (gabbro)

monumen, prasasti, tegel.


Warna: abu-abu gelap dan tuahitam.
Tekstur: ekrigranular, faneritik dan
porfiritik
Mineral utama : Felspar plagioklas
2/3 bagian, K-feldspar < 10 %, Caplaglioklas, kuarsa (SiO2) < 10%,
5

felspatoid <10 %
Mineral tambhan: olivin,augit,
biotit, piroksen
Kegunaan : kontruksi bangunan
arsitektur.

Periodite

Warna : hijau dan hitam


Tekstur : Faneritik dan ekigranular
Mineral utama : K-felspar,< 10%,
kuarsa (SiO2) < 10%, felspatoid <10
%
Mineral tambahan :
hornblenda,biotit,piroksen
Kegunaan : material pelengkap
dalam bagunan

2. Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)


Batuan sedimen (endapan) terbentuk sebagai akibat pengendapan material
yang berasal dari pecahan, bongkah batuan yang hancur karena proses alam,
kemudian terangkut (tertransportasi) oleh air, angin, es dan terakumulasi dalam satu
tempat (cekungan), kemudian termampatkan/kompaksi menjadi satu lapisan batuan
baru. Batuan sedimen mempunyai ciri berlapis sebagai akibat terjadinya perulangan
pengendapan.

Batuan sedimen dapat dibagi menjadi :


Gambar 3: contoh batuan sedimen
a. Batuan sedimen klastik/detrital/fragmental

Terbentuk sebagai akibat kompaksi dari material batuan beku, batuan


sedimen lain, dan batuan malihan, dengan ukuran butir beragam. Karena
pembentukan tersebut diakibatkan oleh angin, air, atau es, maka disebut juga
batuan sedimen mekanik (mechanical sediment). Penamaan batuan ini umumnya
berdasarkan pada besar butirnya.
Contoh: batu gamping, batu pasir, batu lempung, breksi, konglomerat, tilit,
batulanau, arkosa (batupasir felspar), arenaceous (serpihan pasiran).
Ukuran besar butir batuan sedimen klastik diklasifikasikan berdasarkan sala
besar Wentworth sebagai berikut:
Ukuran (mm)

Nama butir

Nama batuan

Nama batuan

(fragmen)

(membundar)
Bongkah

(menyudut)

>256

Bongkah

64-256

Berangkal

4-64

Kerakal

2-4

Butiran

1-2

Pasir sangat kasar

-1
-
1/8-

Pasir kasar
Pasir sedang
Pasir halus

1/16- 1/8

Pasir sangat halus

1/256- 1/16
<256

Lanau
Lempung

konglomerat
Berangkal
konglomerat
Kerakal
konglomerat
Butiran
konglomerat
Batupasir sangat

Bongkah breksi
Berangkal breksi
Kerakal breksi
Butiran breksi

kasar
Batupasir kasar
Batupasir sedang
Batupasir halus
Batupasir sanagat
halus
Batulanau
Batulempung

b. Batuan sedimen organik


Batuan sedimen yang mengandung sisa organisme yang terawetkan (fosil).
Contoh : batugamping gastropoda, batugamping kerang, batugamping amonit,
batugamping koral (terumbu), batugamping foram, batugamping alga (muddy
limestone), batubara, radiolarit (mengandung fosil radiolaria).
c. Batuan sedimen kimia
Batuan sedimen kimiawi yaitu yang terangkut dalam bentuk larutan
kemudian diendapkan secara kimia ditempat lain. Contoh : batugamping kristalin,
traventin, tufa (stalagtit dan stalagmit), dolomit, gipsum, anhidrit, halit (batu
garam).
Ciri-ciri fisik yang umum dalam batuan sedimen :
1. Berlapis, batuan sedimen sering membentuk lapisan antara satu satuan batuan
dengan satuan batuan lainnya yang dipisahkan oleh bidang perlapisan, dimana
dalam kondisi normal lapisan yang bawah menunjukkan umur yang paling tua.
2. Tekstur, ukuran butir, bentuk, dan susunan fragmen pembentuk batuan sedimen
denamakan tekstur, yang secara umum terbagi menjadi klastik dan non klastik
(kristalin). Contoh : konglomerat bertekstur kasar, batupasir, batulanau, dan batu
lempung yang bertekstur yang halus.
3. Gelembur gelombang (ripple marks), terjadi sebagai akibat gerakan arus pada
permukaan lapisan yang didasar sungai atau pantai.
4. Warna, lapisan batuan sedimen sering memperlihatkan warna yang berlainan
antara tiap lapisan yang berbeda sebagai akibat unsur kimia dalam lapisan batuan
tersebut. Hematit (Fe2O3) memberikan warna merah, limonit menyebabkan warna
kuning, dan mangan menimbulkan warna ungu gelap-hitam.
5. Kongkresi, lapisan dalam berbentuk bulat atau pipih pada serpih, batugamping,
dan batupasir yang relatif lebih keras dibandingkan dengan massa batuan yang
melingkupinya. Bentukan ini nampak setelah bagian luar batuan tersebut
terkelupas akibat pelapuan atau erosi. Panjang atau garis tengah bentukan tersebut
beragam dari beberapa cm hingga puluhan cm.
6. Geoda (geode), kongkresi batuan berbentuk bulat berlubang, dan didalamnya
terdapat deretan kristal.
7. Fosil, sisa organisme yang mati dan terendapkan bersama-samadengan batuan
mebentuk batuan sedimen berfosil.
8. Rekah kerut (mud crack), biasa ditemukan pada dasar (lapisan batuan)
lingkungan pengendapan) danau, empang, dan sungai yang mengering.

Contoh Batuan Sedimen


Batu pasir (sandstone)

Warna : putih,kuning,abu-abu,coklat
kemarahan
Tekstur : berbutir dan halus
Komposisi : kuarsa, felspar, kalsit,
mika, glaukonit, oksida besi (magnelit,
ilmenit), zircon, monasit, rutil.

Batu Serpih (shale)

Warna : abu-abu,hitam dan coklat


Telstur : halus, berlapis-lapis
Mineral utama : Felspar 63% dan
kuarsa 35%

Konglomerat (conglomerat)

Warna : abu-abu, putih dan kuning


Flagmen pembentuk batuan terdiri dari
material tertransportasi , terendapkan,
dan tersemenkan menjadi lapisan /
endapan baru.

Breksi (breccia)

Warna : hitam dan abu-abu

Manfaat Batuan sedimen :


a.
b.
c.
d.
e.

Untuk bahan dasar bangunan (gypsum)


Untuk bahan bakar (batubara)
Untuk pengeras jalan (batu gamping)
Untuk pondasi rumah ( batu gamping)
dll

10

3. Batuan Malihan / Metamorf (Metamorphic Rock)


Batuan malihan berasal dari batuan beku atau batuan sedimen yang
termalihkan (terubah) didalam bumi sebagai akibat tekanan dan temperature yang
sangat tinggi yang mengakibatkan perubahan sifat fisik dan kimia dari batuan asal.
Dua tipe tekanan :
a. Tekanan statis, diakibatkan oleh berat batuan yang ada diatasnya, makin
dalam makin tinggi tekanan tersebut.
b. Tekanan dinamis, diakibatkan oleh gerak-gerak diatropisme atau
tektonisme.
Contoh: marmer, maihan dari batu gamping. Kuarsit, malihan dari batupasir
kuarsa. Genes, malihan dari garnit.

Gambar 3 : contoh batuan malihan


Pengelompokan batuan Malihan/Metamorf
a. Batuan malihan kontak/termal
Terbentuk sebagai akibat adanya terobosan (intrusi) magma, panas yang
ditimbulkan saat terjadi penerobosan mengakibatkan batuan disekelilingnya
terubah menjadi batuan malihan. Zona sentuh antara intrusi magma dengan
batuan batuan sekitarnya disebut daerah pemanggangan (baked zone). Contoh:
marmer, kuarsit, hornfel, epidorit.
b. Batuan malihan dinamik atau kinetik
Pembentukan batuan malihan sebagai akibat adanya tekanan yang kuat
yang menyebabkan terlipatnya serta terubahnya satu lapisan batuan. Karena
pembentukan batuan malihan ini meliputi cakupan daerah yang sangat luas maka
disebut juga malihan regional.
Tekstur batuan malihan / metamorf :
a. Foliasi, mendaun (foliated)
Susunan mineral pembentukan batuan memperlihatkan bentuk yang sejajar dan
teratur. Contoh : genes, sekis, sabak (slate), filit

Gambar 4: struktur foliasi


11

b. Non Foliasi, membutir


Bentukan dan susunan mineral pembentuk batuan memperlihatkan bentuk
membutir atau pejal (massive). Contoh : marmer, kuarsit, antrasit, grafit.

Gambar 5: struktur non


foliasi
Batuan Asal
Batuan Sedimen :
Batupasir kuarsa
Serpih
Batu gamping
Batubara batumina
Batuan beku:
Granit
Berbutir halus mengandung mika,

Batuan malihan / Metamorf


Kuarsit
Sabak, filit, sekis
Marmer
Antasit, grafit
Genes
Sekis mika, sekis biotit, sekis klorit

biotit, atau klorit

12

Contoh Batuan Metamorf


Sekis (schist)

Warna : abu-abu
Tekstur : berlapis dan halus

Marmer (marble)

Warna : putih dan kuning


Tekstur : halus
Kegunaan : untuk dinding, lantai dan
mebel

Pilit (Phylite)

Warna : abu-abu
Tekstur : kasar
Kegunaan : untuk didnding, lantai dan
mebel

13

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Batuan adalah material padat yang tersusun oleh kristal-kristal dari berbagai jenis
mineral, atau pecahan kristal mineral-mineral, pecahan batuan, dan dapat juga
mengandung fragmen cangkang organisme. Secara umum semua batuan pada mulanya
dari magma.
Secara umum batuan terbagi atas 3 bagian yaitu: batuan beku, batuan sedimen,
dan batuan metamorf.
B. Saran
Penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga penulis meminta
kritik dan saran untuk menyempurnakan tulisan serta isi dari makalah ini.

14

DAFTAR PUSTAKA
Firdaus.2011. Modul Praktikum Geologi Dasar. Kendari : Universitas Haluoleo
Hambalin. 2004. The Earts Dynamic System. Pearson/Pentrice Hall, Upper Saddle River NJ
Nandi, 2010. Handout Geologi Lingkungan (GG405) Materi : Batuan, Mineral, dan
Batubara.

(Online)

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR.

PEND.

GEOGRAFI/197901012005011-NANDI/geologi%20lingkungan/BATUAN.pdf
suplemen_Geologi_Lingkungan.pdf, di download pada 18 September 2016 pukul 19.00
Purbo H,. MM. 1994. Kamus Kebumian, Jakarta : PT. Gramdeia Widiasarana Indonesia
Setiyarso, Budi. 1981. Petrologi Batuan Beku. Yogyakarta : -

15

Anda mungkin juga menyukai