Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu:Barisfer(lapisan inti bumi yang
merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan nikel dan besi),lapisan
antara(lapisan yang terdapat di atas barisfer dengan tebal 1700 km), dan lapisan
Litosfer (lapisan paling luar yang terletak di atas lapisan antara dengan ketebalan
1200 km).
Secara harfiah Litosfer artinya “Lapian Batu” (The Stone Sphere). Ahli-
ahli geofisika menggunakan istilah litosfer dalam pengertian yang terbatas yaitu kulit
luar bumi yang tipis, disebut dengan kerak (Crust). Pada lapisan inilah makhluk
hidup di planet bumi tinggal. Litosfer ini terletak paling atas atau paling luar dari
bagian bumi, sehingga sering disebut dengan kerak bumi dan terdiri atas batuan
dengan ketebalan 1200 km. Yang dimaksud batuan disini bukanlah benda yang keras
saja yang dilihat dalam kehidupan sehari - hari berupa batu, akan tetapi juga dalam
bentuk tanah liat, abu gunung api, pasir, kerikil, dan sebagainya.
Litosfer merupakan lapisan bumi yang merupakan tempat tinggal makhluk
hidup, baik manusia, hewan, dan tumbuhan. Semua aktifita manusia dilakukan di
lapisan ini. Lapisan litosfer memiliki beragam bentuk, ada yang berupa pegunungan,
dataran tinggi, maupun dataran rendah. Perbedaan ini dipengaruhi oleh faktor alam
yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen.Tenaga endogen dan eksogen ialah tenaga
yang membentuk dan mengubah permukaan bumi ini. Jika tenaga endogen ialah
tenaga yang berasal dari dalam bumi yang memiliki sifat membentuk, maka tenaga
eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi yang sifatnya merusak.Oleh sebab
itu, kita perlu mengkaji lebih dalam mengenai litosfer, mulai dari lapisan bumi,
geomagnetisme, proses dalam litosfer, lantai samudera, tektonik lempeng, serta
klasifikasi batuan guna menambah wawasan kita mengenai litosfer yang merupakan
bagian dari planet Bumi yang dihuni oleh manusia.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat kami rumuskan masalah sebagai


berikut :

1. Apa itu litoshfer ?


2. Bagaimana Struktur dan jenis-jenis batuan?
3. Bagaimana Proses tektonisme?
4. Bagaimana Proses vulkanisme ?

C. Tujuan

penulisan makalah ini berujuan untuk :

1. dapat mendeskripsikan tentang pengertian litosfer


2. dapat mendeskripsikan struktur dan jenis-jenis batuan
3. dapat mendeskripsikan proses tektonisme
4. dapat mendeskripsikan proses vulkanisme
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Litoshfer

Litosfer merupakan bagian paling atas dari lapisan-lapisan penyusun bumi.


Litosfer berasal dari lithos (batuan) dan sphaira (lingkungan), jadi litosfer diartikan
sebagai lapisan batuan yang membungkus bola bumi. Menurut Suess dan Wiechert,
litosfer meliputi kerak bumi dengan tebal 30 sampai 70 km dan selubung bumi bagian
paling atas (upper most mantle) (Gambar No. 2) Holmes membagi kerak bumi
menjadi beberapa bagian sebagai berikut:

1.Bagian atas yang mempunyai tebal 15 km dengan berat jenis kurang lebih 2,7 dan
mempunyai tipe magma granit.

2. Bagian tengahyang mempunyai tebal 25 km dengan berat jenis 3,5 dan mempunyai
tipe magma basalt.

3. Bagian bawah yang mempunyai tebal 20 km dengan berat jenis 3,5 dan
mempunyai tipe magma peridotit dan magma eklogit.

Gambar 1. Irisan litosfer

Bagian atas dan bagian tengah kerak bumi disebut sial karena sebagian
besar substansinya terdiri dari silisium dan aluminium sedangkan bagian bawah
disebut sima karena sebagain besar terdiri dari silisium dan magnesium. Tebal
sial dan sima pada kerak bumi tidak sama. Di bawah kontinen (benua) lapisan
sial lebih tebal daripada di dasar samudera. Kerak bumi terutama tersusun dari
mineral dan batuan. Oleh karena itu untuk selanjutnya akan dibahas mengenai
mineral dan batuan.

B. Struktur dan Jenis-Jenis Batuan


1. Pengertian batuan

Batuan merupakan himpunan mineral, baik sejenis atau tidak


sejenis, antara satu dengan yang lain terikat secara padat atau gembur yang
memiliki arti penting sebagai penyusun kerak bumi. Dari pengertian tesebut
dapat dipahami bahwa batuan tidak harus keras sebagaimana anggapan
masyarakat pada umumnya.Pasir yang terhampar luas di pantai, secara
geologis dapat disebut sebagai batuan. Himpunan mineral penyusun batuan
bisa terdiri dari satu jenis mineral atau bermacam-macam. Batuan yang
terbentuk dari himpunan mineral yang sejenis dinamakan mono mineral
rock, sedangkan yang tersusun dari berbagai jenis mineral dinamakan poly
mineral rock. Batuan gamping secara dominan tersusun dari mineral CaCO3.
Pada daerah karst banyak ditemukan diaklas/retakan-retakan pada batuan.
Aliran air yang melalui retakan tersebut akan melarutkan CaCO3 dan
mengendapkannya ditempat lain seperti pada atap dan dinding gua
membentuk kristal-kristal kalsit. Pada fenomea ini kalsit disebut sebagai
mineral.

2. Struktur dan jenis-jenis batuan

Ada beberapa cara terbentuknya batuan. Berdasarkan proses-proses


yang mempengaruhinya batuan dapat terjadi dengan cara sebagai berikut.
a. Sebagai akibat proses-proses kimia yang menyebabkan timbulnya endapan
kimia.
b. Sebagai akibat proses-proses kimia – fisis, yang didalamnya tidak hanya
benda- benda yang bereaksi yang berpengaruh, akan tetapi juga temperatur
dan tekanan yang tinggi.
c. Sebagai akibat proses-proses fisis, termasuk semua gerakan yang
mengakibatkan bertambah banyaknya (akumulasi) mineral yang
selanjutnya terjadi pengkristalan pada suhu rendah, baik oleh turunnya
suhu ataupun menguapnya sebagian dari pelarutnya
d. Sebagai akibat proses-proses biologi, baik yang bersifat phytogin maupun
zoogin
e. Karena berubahnya batuan yang telah ada oleh berbagai proses. Atas dasar
bermacam-macam cara terbentuknya batuan seperti di atas maka batuan
dapat dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu batuan beku, batuan sedimen
dan batuan metamorf.

a. Batuan Beku
1) Pengertian batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma.
Magma adalah bahan cair pijar dengan temperatur tinggi yang terdapat di dalam
kerak bumi (dapur magma). Magma yang telahkeluar di permukaan bumi
disebut lava. Magma maupun lava jika mengalami pendinginan akan membeku
dan membentuk batuan beku. Batuan beku dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, antara lain sebagai berikut.

a) Klasifikasi Batuan Beku


(1) Berdasarkan Kandungan Silikon Oksida
Banyak sedikitnya kandungan kwarsa (silikon oksida) dalam batuan
akan menentukan tingkat keasaman batuan. Semakin banyak kandungan
kwarsa makin asam batuan tersebut.Pembagiannya adalah sebagai
berikut.
- Batuan Asam (Acid Rocks), batuan yang mengandung 65 – 75% Si O2,
contoh : granit, riolit, liparite, pegmatite, obsidian, dan pumice.
- Batuan Beku menengah (intermidiert rock), batuan yang mengandung
55– 65 Si O2, contoh : diorite, andesit, porfirit, syenit, trachyt. Batuan ini
sering sering dinamakan batuan intermedier.- Batuan basa (basic rocks),
batuan yang mengandung 45 – 55% Si O2,contoh : diabas, basalt, gabro.
- Batuan Ultra-Basa (ultra basic rocks), batuan yang mengandung Si O2
kurang dari 45%.Contoh : peridotit, dunit, piroksenit. Salah satu cara
untuk mengidentifikasi jenis batuan beku di lapangan adalah dengan
melihat warnanya. Batuan beku asam karena banyak mengandung mineral
silikat berwarna cerah, sedang batuan beku basa banyak mengandung
mineral-mineral fero-magnesia berwarna gelap. Dikaitkan dengan usaha
pertanian, batuan yang banyak mengandung kuarsa kurang subur
dibandingkan dengan batuan beku yang lain, karena kuarsa tidak
mengandung unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan. (Munir, Moch.1996)

(2) Klasifikasi batuan beku berdasarkan tempat terjadinya


Berdasarkan cara terjadinya, magma yang membeku berhubungan erat
dengan letak (kedalaman) magma tersebut membeku. Hal ini berpengaruh
terhadap struktur batuan beku yang terjadi.Sehubungan dengan hal itu,
maka batuan beku dapat dibedakan sebagai berikut.
- Batuan Beku dalam
Batuan beku dalam terbentuk oleh pembekuan magma ketika masih
jauh di dalam kerak bumi.Batuan ini disebut juga batuan plutonik atau
batuan abisik.Pada umumnya mempunyai struktur holokristalin, artinya
batuan tersebut seluruhnya terdiri dari kristal-kristal. Seluruh mineral
yang ada pada magma dapat membentuk kristal sesuai dengan
karakteristiknya. Hal ini terjadi karena proses pembekuannya berlangsung
secara lambat.Batuan dengan struktur holokristalin dapat dilihat pada
gambar 2. berikut

Gambar 2: Batuan beku dengan struktur holokristalin


- Batuan beku luar
Batuan beku luar terbentuk oleh pembekuan lava (magma yang sudah
di permukaan bumi). Lava ini mengalami pendinginan mendadak
akibat kontak dengan atmofer secara langsung. Pembekuan yang
terjadi secara cepat menyebabkan mineral-mineral yang ada di dalam
lava tidak sempat mengkristal. Akibatnya terbentuklah struktur gelas
atau amorf atau holohialin, artinya dalam batuan tersebut di dalamnya
tidak ada mineral yang membentuk kristal (lihat gambar 3).
Dalam perjalanannya ke permukaan bumi, ketika magma masih dalam
kondisi suhu yang tinggi, adamineral tertentu telah membentuk kristal.
Mineral yang telah mengkristal ini akan terseret oleh aliran magma ke
permukaan bumi dan membentuk struktur porfir. Mineral dalam
batuan yang mempunyai struktur porfir dapat berkembang dalam dua
atau tiga generasi. Mineral yang sama dapat ditemukan dalam ukuran
yang berbeda, ada yang besar dan ada yang kecil.
Gambar 3. Obsidian dengan struktur holohiali

- Batuan beku gang

Batuan ini terbentuk dari pembekuan magma yang terletak pada gang
atau celah-celah antara bagian dalam kerak bumi dengan permukaan
bumi.Batuan yang terletak di bagian bawah mempunyai struktur
holokristalin, sedangkan yang lebih dekat dengan permukaan bumi
berstruktur porfir. Struktur batuan yang demikian disebut hipokristalin, yaitu
sebagian mineral berbentuk kristal yang bagus dan sebagian yang lain amorf.

Batuan yang membeku di dalam bumi juga dinamakan batuan


intrusive sedangkan yang membeku di luar bumi dinamakan batuan ekstrusif
atau efusif. Sebenarnya masih banyak cara untuk mengklasifikasikan batuan
beku, misalnya berdasarkan tekstur dan komposisi kimia, golongan kapur
alkali dan sebagainya.

b) Klasifikasi batuan beku berdasarkan teksturnya

Tekstur batuan beku dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu sebagai
berikut.

- Fanerik, jika kristal-kristal mineral pembentuknya dapat diamati secara jelas dengan
mata telanjang secara langsung.
- Afanitik, jika kristal-kristal mineral pembentuknya ukurannya sangat lembut
sehingga tidak bisa diamati secara langsung dengan mata telanjang.

- Porfiritik, jika sebagian kristal-kristal mineralnya pembentuknya sebagian bersifat


fanerik (berukuran besar) dan sebagian lagi afanitik (berukuran lembut). Mineral
yang berukuran besar disebut fenokris, sedangkan yang halus disebut massa dasar
atau matrik.

c) Nama-nama batuan beku

Untuk memahami macam-macam batuan beku akan lebih mudah jika sudah
mengenal berbagai macam sifat mineral. Di bawah ini deskripsi beberapa batuan
beku yang banyak ditemukan di permukaan bumi.

- Granit; merupakan batuan plutonik dengan struktur holokristalin dan tekstur dengan
butiran sedang (medium grained). Komposisi batuan granit terdiri dari kwarsa
berwarna putih atau kelabu, ortoklas berwarna merah muda, putih atau abu-abu,
plagioklas dalam jumlah yang sedikit, biotit, hornblende dan kadangkadang terdapat
piroksin (augit). Mineral-mineral aksesor yang hampir selalu menyertai antara lain
apatit, magnetit, dan zircon. Kadang-kadang batuan granit ada yang berbutir kasar
(coarse grained), misalnya pegmatit. Pegmatit berasal dari batuan granit yang
mempunyai komposisi mineralogi lebih asam, dan mengandung mineral-mineral
mika dalam bentuk besar-besar, tetapi yang utama mengandung feldspar dan kwarsa.
- Rhyolit, batuan ini merupakan batuan beku luar dengan komposisi mineral sama
dengan batuan granit. Teksturnya yaitu porfir, mineralnya berbutir halus (fine
grained). Rhyolit biasanya berwana terang seperti granit.

- Syenit; merupakan batuan plutonik, komposisi mineralnya sama dengan batuan


granit, tetapi tidak mengandung kwarsa atau hanya sedikit saja. Warnanya lebih tua
daripada batuan granit dan jarang ditemukan di permukaan bumi. Batuan effusifnya
dinamakan trachyt atau profit syenit. Pada batuan ini terdapat fenokrist-fenokrist
berukuran besar yang berasal dari mineral sanidin dan ditemukan mineral aksesor,
yaitu apatit, zircon dan titanit.

- Diorit; merupakan batuan plutonik dengan struktur holokristalin dengan tekstur


coarse grained (butir kasar). Komposisi mineralnya terdiri dari plagioklas, hornblende
dan sedikit mengandung kwarsa serta ortoklas. Warna diorite lebih tua dari pada
batuan granit yaitu hijau cerah atau hijau ke-abu-abuan.

- Andesite; merupakanbatuan beku luar dengan komposisi mineral hampir sama


dengan diorit, yaitu plagioklas, hornblende dan sedikit augit atau piroksin. Batuan
andesit biasanya berwarna kelabu, strukturnya porfir, teksturnya fine grained.

- Gabro; merupakan bantuan plutonik, berstruktur holokristalin dan teksturnya


berbutir kasar (coarse grained). Batuan ini memiliki komposisi mineral yang
didominasi oleh piroksin. Kandungan mineral yang lain adalah olivine, hornblende,
dan plagioklas, gabro berwarna hitam, kadang-kadang hijau.

- Basalt; merupakan batuan beku luar, komposisi kimianya hampir sama dengan
gabro, strukturnya mikrokristalin, teksturnya fine grained (ground mass). Pada batuan
ini biasanya terdapat massa seperti kaca yang tidak mengkristal berdampingan
dengan kristal-kristal kecil augit, plagioklas, olivine. Fanokrist yang kecil yang
bercahaya dari augit dan olivine tersebar dan menghiasi warna gelap massa basalt,
sehingga batuan basalt terlihat berwarna hitam arang atau kelabu gelap. Batuan basalt
merupakan batuan utama diantara batuan beku luar yang banyak dijumpai di
permukaan bumi.
Gambar 4. Beberapa jenis batuan yang dihasilkan
oleh aktivitas vulkanisme
- Obsidian; merupakan batuan beku luar yang berstruktur gelas (volcanic glass).
Obsidian terbentuk dari magma yang mengalami pendinginan sangat cepat,
sehingga kristalisasi mineral tidak terjadi. Massanya homogen dan komposisi
kimianya berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain. Obsidian berwarna gelap
yang sering dijumpai berasal dari pendinginan lava asam.
- Pumice; merupakan batuan yang berasal dari jenis obsidian, karena gas-gas yang
terdapat dalamnya keluar terlebih dahulu sebelum membeku. Akibatnya pumice
mempunyai pori-pori, ringan, dan porous sehingga mengapung dalam air.
- Piroklastik (pyroclastic rock), batuan ini proses pembentukannya semata-mata
tergantung pada letusan gunung berapi. Batuan tersebut terdiri dari abu vulkanik,
pasir, kerikil, batu kecil dan batu besar (volcanic ash, sand, cinder, lapili, bomb).
Debu dan pasir yang mengeras dan membentuk batuan padat, keras dan terdiri dari
fragmen-fragmen besar dinamakan volcanic tuff (tuff vulkanik), sedangkan debu,
pasir dan kerikil yang membentuk fragmen fragmen bersudut tajam untuk
membentuk suatu lapisan batuan dinamakan volcanic breccias (breksi vulkanis).

b. Batuan Sedimen (Endapan)


Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pengendapan.
Batuan tersebut berasal dari tempat lain dan diangkut oleh gaya geologi berupa air,
angin, es, maupun karena adanya aktivitas makhluk hidup. Batuan yang telah
mengalami pelapukan akan dikikis, atau dilarutkan, kemudian diangkut oleh air,
atau gletser dan diendapkan di tempat yang lebih rendah letaknya, seperti dataran
rendah, dasar danau, laut, atau samudera. Pada awalnya endapan tersebut
merupakan batuan yang lunak. Karena adanya proses diagenesis (pemadatan dan
sementasi) maka sedimen lunak akan menjadi keras. Pasir yang semula merupakan
fragmen-fragmen yang lepas dan gembur akan menjadi batuan pasir yang padat.
Sifat utama dari batuan sedimen yang dibentuk oleh air dalam kondisi normal ialah
berlapis-lapis secara horisontal (Gambar No 8).Aliran air yang berubah-ubah arah,
terjadinya pengikisan dan pengendapan silih berganti, menyebabkan lapisan-
lapisan yang dibentuk tidak lagi mendatar. Perlapisan batuan juga terbentuk oleh
tenaga angin. Pengendapan oleh angin akan mengikuti kontur topografi tempat
sedimen tersebut diendapkan dan arah lapisan sangat ditentukan pula oleh arah
angin bertiup. Batuan endapan yang dibentuk oleh aktivitas organisme pada
umumnya tidak membentuk perlapisan.

Gambar 5.: Batuan sedimen yang telah tersingka


Di beberapa tempat terdapat batuan endapan yang terbentuk dalam susunan
tumpang tindih. Hal ini terjadi karena pada waktu proses pengendapan mengalami
perubahan kondisi sehingga menghasilkan lapisan-lapisan batuan yang berbeda dalam
hal komposisi, warna, ukuran dan kepadatan butir-butir penyusunnya. Perlapisan
simpang siur menunjukkan adanya perubahan arah arus selama sedimentasi (Gambar
No 6).
Gambar 6: Lapisan silang siur
Berdasarkan cara terbentuknya, batuan sedimen dapat diklasifikasikan
menjadi 3 macam yaitu sedimen kimia, sedimen klastika, dan sedimen organik. 1)
Bantuan sedimen kimia
1) Sedimen kimia terbentuk melalui pengendapan unsur-unsur yang ada pada
larutan. Batuan ini pada umumnya tersusun dari kristal-kristal dan terjadi
karena proses pengendapan, yaitu konsentrasi dan pengendapan dari
larutan yang telah jenuh. Berikut beberapa contoh batuan sedimen kimia.
a) Batu Kapur (limestone). Batuan ini terdapat secara luas di permukaan bumi.
Di beberapa tempat membentuk jalur pegunungan, misalnya pegunungan
kapur di sepanjang sisi selatan Pulau jawa. Batuan kapur bisa terbentuk
karena proses kimia atau karena hasil dari aktivitas organisme. Secara
dominan, batuan kapur terdiri dari mineral kalsit. Semua sifat-sifat kalsit
dapat digunakan untuk mengidentifikasi batuan kapur. Kalsit sangat reaktif
asam khlorida (HCl). Untuk mendeteksi secara mudah adalah dengan
menuangkan cairan HCl, maka gelembung-gelembung busa akan keluar dari
batuan tersebut.
Gambar 7: Batuan kapur dengan kerangka kerang
b) Marl; adalah batuan sedimen kimiawi yang tersusun dari kalsit dan
partikelpartikel tanah liat. Terlihat hampir sama dengan limestone. Ciri khas
utamanya kelihatan bila Marl bereaksi dengan asam khlorida, akan meninggalkan
noda hitam pada permukaan sebagai akibat pengkonsentrasian tanah liat setelah
reaksi berlangsung.
c) Dolomit; adalah sejenis batuan sedimen yang namanya sama dengan nama mineral
yang merupakan unsur utamanya, terlihat menyerupai batu kapur (limestone),
perbedaannya terletak pada reaksinya yang lebih lambat terhadap asam khlorida.
Dolomite terbentuk melalui proses transformasi kimia endapan-endapan kalkarius.
d) Gipsum; adalah batuan sedimen kimia yang banyak terdapat, berupa butiran kasar,
atau halus dan kadang-kadang dalam bentuk surat-surat lain (selenit), berwarna putih,
kadang-kadang jambu, biru atau warna-warna corak lainnya.
e) Garam Dapur; berupa agregasi kristal-kristal berwarna cerah dan mengandung
mineral halit. Terdapatnya garam-garam batu pada endapan sering diselang-seling
oleh anhidrit, dan persenyawaan kompleks yang mengandung potassium, sodium dan
magnesium.

2) Batuan sedimen organik


Batuan sedimen organik terbentuk dari larutan-larutan dengan bantuan
organisme baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan melalui proses biokimia dan
biomekanik. Oleh karena itu sebenarnya antara sedimen organik dan sedimen kimia
sulit dipisahkan secara nyata.Batuan kapur merupakan contoh batuan sedimen yang di
samping terbentuk secara kimia juga terbentuk secara organik.Batuan sedimen yang
mengandung silisium terbentuk dari asam silisium dengan perantaraan hewan
radiolaria atau tumbuh-tumbuh diatomea (batuan radiolarit dan diatomit).
Batubara terbentuk pada kondisi air berawa dari sisa tumbuh-tumbuhan yang
proses pembusukannya tidak sempurna. Karena tertimbun oleh endapan seperti pasir
dan lempung dalam jangka waktu sangat lama, zat karbon (C) secara relatif akan
makin banyak dibandingkan dengan unsur-unsur lain. Pada proses pembentukan
batubara akan keluar antara lain N2, O2 dan H2. Stadium pertama pembentukan
batubara adalah berupa gambut (peat) yang berwarna kuning, coklat atau hitam. Pada
stadium ini kandungan karbon masih rendah yaitu antara 52% 62%. Stadium kedua
berupa lignit atau batubara muda atau batubara coklatberupa massa padat berwarna
coklat atau hitam dengan kandungan karbon 63% - 70%. Stadium selanjutnya
terbentuk batubara berupa massa yang lebih padat daripada lignit, berwarna hitam
dengan kandungan karbon 71% - 82%. Pada stadium ini tidak dapat dilihat lagi
struktur dari tumbuh-tumbuhan. Jika tekanan dan temperatur meningkat lagi, batubara
akan mengalami metamorfosis menjadi antrasit nerupa massa padat dan keras,
berwarna hitam keabu-abuan, kandungan karbonnya meningkat sampai 95%. Stadium
terakhir dari pembentukan batubara dinamakan grafit dengan kandungan karbon
mencapai 99% dan sangat keras.
Diatome terbentuk dari akumulasi endapan kerangka tumbuhan bersel satu
diatomae yang tumbuh pada dasar laut atau danau berair asin. Endapan diatomae ini
dapat ditemukan di dom Sangiran. Karang dibangun oleh organisme koral dan algae
calcareous.Syarat hidup koral adalah dasar laut dapat ditembus oleh cahaya matahari,
yaitu dengan kedalaman kurang dari 50 meter, temperatur air sekitar 21 26°C, dan
airnya jernih.Karang tumbuh dari dasar laut menuju ke atas.Dengan demikian
ketebalan maksimun karang adalah sekitar 50 meter.Pada kenyataannya dapat
ditemukan lapisan batuan kapur ketebalannya lebih dari 50 meter.Hal inimerupakan
indikator bahwa selama pembentukan karang tersebut dasar laut mengalami
penurunan sebelum kemudian terangkat menjadi sebuah pegunungan
3) Batuan sedimen mekanik/klastika
Sesuai namanya, batuan sedimen mekanik terbentuk melalui proses mekanik,
terdiri dari fragmen-fragmen batuan yang susunan kimianya tetap sama dengan
batuan asalnya. Batuan ini disebut juga sedimen klastik. Berdasarkan ukuran dari
bagian pecahannya, batuan sedimen mekanik dikelompokkan menjadi 4 yaitu
psephitic rock, psaminitic rock, micro fragmental rock dan fine fragmental rock.
a) Psephitic rock, terdiri dari fragmen batuan dengan diameter di atas 2 mm.
Berdasarkan teksturnya dikelompokkan menjadi: blok-blok yaitu batuan
bersegi-segi dengan diameter antara 10 mm – 100 mm, boulder yaitu batuan
yang bundar dengan diameter di atas 100 mm, landwaste yaitu batuan
bersegisegi dengan diameter antara 2mm – 10mm, pebble yaitu batuan bundar
dengan diameter antara 10 mm – 100 mm, gravel yaitu batuan bundar dengan
diameter antara 2mm – 10mm. Batuan yang terdiri dari fragmen-fragmen yang
tidak bulat (bersegi), menyatu dan mengeras akibat tersegmentasi dinamakan
breksi (gambar No 12). Breksi yang fragmen batuan penyusunnya terdiri dari
batuan vulkanik dinamakan breksi vulkanik. Ada dua jenis batuan breksi, yaitu
breksi polymix jika fragmennya lebih dari satu jenis batuan dan breksi
monomix jika fragmennya terdiri dari satu jenis batuan.

b) Psammitic rock, merupakan batuan sedimen mekanik yang terdiri dari


fragmenfragmen dengan diameter antara 0,05 – 2 mm, contohnya pasir dan batu
pasir. Diantara fragmen-fragmen batu pasir, komposisi terdiri dari kwarsa,
feldspar, mika, glaukonit, dan lain-lain. Salah satu mineral yang paling
dominan sebagai penyusunnya akan menentukan nama pasir tersebut, antara
lain pasir kwarsa dan pasir feldfar. Pemberian nama batuan pasir juga
berdasarkan bahan yang menjadi perekatnya (semen) misalnya batu pasir
ferriginous, batuan pasir kalkarius, batuan pasir silisius apabila bahan
perekatnya ferriginous, kalkarius, silisius.
c) Micro fragmental rocks, terdiri dari fragmen-fragmen dengan diameter 0,01 mm
sampai 0,05 mm. Tanah los (loess) merupakan contoh dari batuan ini. Tanah los
terbentuk secara eolus, yaitu diangkut dan diendapkan di tempat lain oleh
tenaga angin. Tanah los merupakan endapan daratan atau endapan terrestik.
d) Fine fragmental rock, adalah fragmen-fragmen batuan yang berdiameter kurang
dari 0,01 mm. contohnya adalah tanah liat. Tanah liat sebagian merupakan
produk dari akumulasi partikel-partikel mekanik yang amat kecil dan sebagian
merupakan produk penguraian unsur-unsur kimia dari batuan lain. Kaolinit dan
montmorillonit adalah mineral-mineral yang paling khas sebagai pembentuk
tanah liat.

c. Batuan Metamorf
Secara umum, batuan metamorf terbentuk karena adanya panas, tekanan, dan
aktivitas zat-zat kimia baik bekerja secara sendiri-sendi maupun secara
bersamasama.Batuan metamorf dapat berasal dari batuan yang sebelumnya sudah
ada, yaitu batuan beku, batuan sedimen, atau batuan metamrf.Perubahan batuan
tidak hanya terjadi secara fisik tetapi juga bisa terjadi secara kimiawi sehingga
berbeda dengan batuan asalnya.Berdasarkan hal ini metamorfosis dapat dibedakan
3 macam, yaitu metamorfosis thermal (sentuh), metamorfosis dinamo, dan
metamorfosis regional.
1) Metamorfosis Sentuh
Pada metamorfosis sentuh disebut juga metamorfosis termal. Pada proses ini
temperatur yang tinggi merupakan faktor utama sebagai penyebabnya. Temperatur
yang tinggi ini bisa berasal dari intrusi, atau masuknya cairan atau gas panas ke
dalam lapisan batuan. Apabila pada proses ini temperatur tinggi yang berperan
dinamakan proses pyrometamorfosis, sedangkan jika larutan panas yang berperan
dinamakan metamorfosis hydrothermal, dan jika larutan panas yang berperan
disebut pneumatolysis.
Metamorfosis sentuh terbentuk karena adanya magma yang masuk dalam
lapisan sedimen ataupun batuan lain sehingga mengubah batuan yang dimasukinya
akibat terkena panas. Fenomena metamorfosis sentuh dapat ditemukan pada
perbatasan antara batuan sedimen yang umurnya lebih tua dengan batuan beku.Ini
terjadi ketika intrusi menerobos batuan sedimen tersebut.Batuan gamping yang
terpengaruh oleh intrusi dapat berubah menjadi batuan marmer.Fenomena ini
dapat ditemukan di Besole Kabupaten Tulungagung.

Gambar 9. Tambang marmer di Besole


Kabupaten Tulungagung
2) Batuan Metamorfosis Dinamo
Pada metamorfosis dinamo, yang merupakan faktor penting adalah
tekanan.Ada dua tekanan jenis tekanan yang menjebabkan terjadinya
metamorfosis ini, yaitu tekanan statis dan tekanan dinamis.Tekanan statis berasal
dari lapisan batuan yang ada di atasnya, sedangkan tekanan dinamis berasal dari
gerakan tektonisme yang menghasilkan patahan dan lipatan pada lapisan batuan.
Di daerah pergeseran akan terbentuk milonit atau breksi pergeseran yang
disebabkan oleh gesekan antar batuan. Milonit kadang-kadang hancur menjadi
tepung yang dinamakan ultramilonit. Pada waktu pergeseran batuan, akibat
meningkatnya temperatur, ultramilonit akan melebur dan membentuk
pseudotachylit.
3) Batuan metamorfosis regional
Metamorfosis regional terjadi ketika faktor tekanan dan temperatur bekerja
sama. Hal ini bisa terjadi pada kerak bumi yang dalam, sehingga akan
menyebabkan terjadinya perubahan pada batuan yang melipti daerah luas. Tekanan
yang berarah menyebabkan tumbuhnya beberapa mineral yang disebut mineral
tekanan. Batuan sedimen yang mendapat tekanan secara terus menerus akan
mengkristal dan berubah menjadi batuan kristalin.
Berdasarkan teksturnya batuan metamorf dapat dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu sebagai berikut. (Sukandarrumidi, 2014)
1) Granoblastic, yaitu bila hampir semua mineral penyusun batuan berbentuk
butiran yang mudah dibedakan. Semua jenis mineral penyusunnya dapat dikenal.
2) Crystaloblastic, jika hampir semua mineral penyusun batuan berbentuk kristal.
3) Nematoblastic, jika mineral penyusunnya berbentuk prismatik dan berbentuk
granular.

3. Siklus Batuan
Berdasarkan teori tentang pembentukannya, bumi berasal dari gas, lalu
berubah menjadi bola cair pijar, dan kemudian membeku di bagian luarnya.
Pembekuan pertama dari cairan tersebut merupakan batuan beku yang tertua.
Batuan beku tertua yang pernah ditemukan terdapat dalam bentuk intrusi pada
pada batuan yang lebih tua lagi. Batuan tersebut meskipun sekarang tergolong
batuan metamorfosis, sebelumnya tentu merupakan batuan sedimen.Sedimen tua
ini sebelumnya pasti berasal dari batuan beku yang lebih tua lagi sebagai hasil
penghancuran iklim atau pelapukan. Batuan beku tertua itu merupakan dasar
tempat batuan sedimen dibentuk, akan tetapi batuan dasar demikian telah lama
hilang disebabkan oleh fusi atau penelanan kembali batuan tersebut menjadi
magma. Banyak ahli berpendapat bahwa kemungkinan besar batuan sedimen dan
batuan metamorf menjadi magma karena penurunan yang sangat dalam. Semua
batuan beku berasal dari magma yang kemudian kembali ke kerak bumi menjadi
magma kembali, dengan cara disintegrasi mineral-mineral radioaktif dan cairan-
cairan panas yang memasuki batuanbatuan beku menjadi panas dan mencair.
Jika siklus batuan dimulai dari batuan beku, maka batuan akan terbentuk dari
magma melalui proses pendinginan. Batuan beku tadi akan mengalami proses-
proses kimia fisika oleh gaya-gaya geologi. Dari ini terbentuk sedimen klastik
berupa endapanendapan yang tidak larut. Material-material yang larut dengan
pertolongan organisme membentuk sedimen organik, sedangkan larutan lain
karena proses penguapan, konsentrasi serta Pengendapan kimia membentuk
sedimen kimia. Batuan beku dan batuan sedimen tersebut karena proses tekanan,
temperatur dan aktivitas zat kimia akan diubah menjadi batuan metamorfosis.
Seluruh perubahan tersebut berlangsung dalam jutaan tahun. Batuan metamorfosis
mungkin akan menjadi magma, karena magma dapat menelan dan menyerap
kembali batuan metamorf yang berada jauh di dalam bumi karena adanya tekanan
dan panas dari magma didekatnya.Secara sederhana, siklus batuan dapat dilihat
pada gambar berikut.

Gambar 10. Siklus batuan


C. Proses Tektonisme
Perbedaan tenaga endogen dan eksogen endogen adalah tenaga yang berasal dari
dalam bumi, sifatnya Konstruktif (membangun) eksogen adalah tenaga yang berasal
dari luar bumi sifatnya destruktif (merusak).
Proses-proses pelepasan tenaga endogen dan eksogen.
a. Tenaga Endogen
Tektonisme (diastropisme) terdiri atas tenaga epirogenesa dan tenaga
orogenesa. Tenaga epirogenesa merupakan proses pengangkatan (negative) atau
penurunan (positive) letak bumi dalam wilayah luas dengan kecepatan relatif
lambat. Contoh akibat dari tenaga epirogenesa positif adalah turunnya pulau-pulau
di Indonesia Timur, dan akibat dari tenaga epirogenesa negatif adalah
pengangkatan benua Asia. Sedangkan tenaga orogenesa merupakan pengangkatan
pada daerah relatif sempit dalam waktu relatif singkat. Contoh dari tenaga ini
adalah terbentuknya pegunungan lipatan di zone utara jawa timur (pegunungan
kendeng). Tenaga ini biasa disebut sebagai tenaga pembentuk pegunungan.
Proses Diastropisme adalah proses strutural yang mengakibatkan terjadinya
lipatan dan patahan tanpa dipengaruhi magma tapi tenaga dari dalam bumi. Kalau
tenaga endogen yang menekan litosfer arahnya mendatar dan bertumpukan yang
mengakibatkan permukaan bumi melipat menyebabkan terbentuknya puncak dan
lembah disebut lipatan. Bentuk permukaan bumi dari hasil proses ini ada dua,
yaitu : puncak lipatan (antiklin) dan lembah lipatan (sinklin). Proses datropisme
juga dapat menyebabkan struktur lapisan-lapisan batuan retak-retak dan patah.
Lapisan batuan yang mengalami proses patahan ada yang mengalami pemerosotan
yang membentuk lembah patahan dan ada yang terangkat membentuk puncak
patahan. Lembah patahan disebut slenk atau graben sedangkan puncak patahan
dinamakan horst.
Vulkanisme adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi, baik
melalui pipa kepundan maupun celah-celah batuan. Konfigurasi permukaan bumi
yang dihasilkan oleh proses ini berupa bentuk lahan asal volkanik. Gejala
vulkanisme berhubungan dengan aktivtas keluarnya magma diGunungapi. Proses
keluarnya magma ke permukaan bumi disebut erupsi gunung api. Proses
vulkanisme terjadi karena adanya magma yang keluar dari zona tumbukan antar
lempeng.
Gempa bumi adalah proses pergeseran permukaan bumi, baik disebabkan
oleh tektonisme, volkanisme maupun terban (tanah runtuh). Gempa bumi ini
kurang berperan dalam membentuk konfigurasi permukaan bumi dibandingkan
kedua tenaga sebelumnya.Berdasarkan peristiwa yang menimbulkannya, gempa
dibedakan menjadi 3 (tiga), yakni: gempa tektonik, gempa volkanik, dan gempa
runtuhan. Gempa volkanik disebabkan oleh aktivitas gunung api, gempa tektonik
disebabkan akibat gerakan tektonik yakni patahan dan retakan, sedangkan gempa
runtuhan disebabkan oleh akibat runtuhan atap gua (sering terjadi pada gua-gua di
daerah berkapur). Dari ketiga macam gempa ini yang terkuat adalah gempa yang
diakibatkan oleh proses tektonik dan vulkanik.

b. Tenaga eksogen
Tenaga eksogen sangat dipengaruhi oleh bekerjanya faktor air, angin,
organisme, dan es. Tenaga eksogen dapat menimbulkan :
1. Pelapukan
Pelapukan adalah peristiwa penghancuran dan pelepasan material batuan.
pelapukan terjadi karena berpengaruhnya faktor, keadaan struktur
batuan, iklim, topografi, dan vegetasi.
2. Erosi
Erosi adalah peristiwa terlepasnya runtuhan batuan yang telah lapuk
oleh tenaga pengangkut, misalnya air, angin dan gletser.
3. Denudasi
Denudasi atau yang lebih dikenal dengan tanah longsor (land slide) adalah
pengelupasan batuan induk yang telah mengalami proses pelapukan.
4. Sedimentasi
Sedimentasi atau pengendapan adalah peristiwa berhentinya material
hancuran batuan hasil pelapukan. Sedimentasi bisa terjadi di daratan (sedimen
teritis), danau (sedimen limnis), sungai (sedimen fluvial),
ataupun pantai/laut (sedimen marine). Tektonisme adalah peristiwa
pergeseran dan perubahan kerak bumi dalam skala besar, pada umumnya
meliputi patahan, lipatan dan tektonik lempeng.

 Gerak Epirogenetik
Gerak epirogenetik (gerak pembentuk kontinen atau benua) adalah gerakan
yang mengakibatkan turun naiknya lapisan kulit bumi yang relatif lambat dan
berlangsung lama di suatu daerah yang luas. Gerak epirogenetik dibedakan menjadi
dua yaitu epirogenetik positif dan epirogenetik negatif.
a) Epirogenetik positif yaitu gerak penurunan suatu daratan, sehingga kelihatannya
permukaan air laut naik.

b) Epirogenetik negatif yaitu gerak naiknya suatu daratan, sehingga kelihatannya


permukaan air laut turun
5. Gerak OrogenetikGerak orogenetik adalah gerakan kulit bumi yang lebih
cepat dan mencakup wilayah yang lebih sempit. Proses ini dapat
menghasilkan pegunungan lipatan dan pegunungan patahan.
a) Lipatan (Fold)
Lipatan adalah suatu ketampakan yang diakibatkan oleh tekanan
horizontal dan tekanan vertikal pada kulit bumi yang sifatnya elastis. Pada
lipatan terdapat bagian yang turun dinamakan sinklinal dan yang terangkat
dinamakan antiklinal.
b) Patahan/Sesar (Faoult)
Patahan adalah kulit bumi yang patah atau retak karena adanya pengaruh
tenaga horizontal atau tenaga vertikal pada kulit bumi yang tidak elastis.
Bidang yang mengalami keretakan atau patahnya kulit bumi disebut
bidang patahan. Bidang patahan yang telah mengalami pergeseran disebut
faoult atau sesar. Pergeseran tersebut terjadi secara vertikal atau
horizontal. Macam-macam sesar berdasarkan arah geraknya adalah
sebagai berikut.
(1) Sesar Naik dan Sesar Turun
Bidang patahan yang atap sesarnya bergeser turun terhadap alas sesar
disebut sesar turun, sedangkan yang atap sesarnya seakan-akan
bergerak ke atas disebut sesar naik. Sesar naik disebut sesar sungkup
apabila jarak pergeserannya sampai beberapa km dan bagian yang satu
menutup bagian yang lain. Contoh sesar di Indonesia adalah sistem
patahan di Bukit Barisan (dari Sumatra Utara sampai ke Teluk
Semangko di Sumatra Selatan). Daerah patahan ini dikenal dengan
nama zone patahan Semangko.
(2) Graben dan Horst
Graben/slenk adalah sebuah jalur batuan yang terletak di antara dua
bidang sesar yanghampir sejajar, sempit, dan panjang. Bagian yang
meninggi atau muncul terhadap daerah sekitarnya disebut horst. Step
faulting ialah sesar bentuk tangga. Sebuah pegunungan yang
mengandung banyak patahan disebut kompleks pegunungan patahan.
(3) Sesar Mendatar
Sesar mendatar adalah sesar yang tegak lurus dan bergeser secara
horizontal walaupun ada sedikit gerak vertikal. Sesar jenis ini
umumnya ditemui di daerah-daerah yang mengalami perlipatan dan
pensesaran naik. Sesar mendatar yang ukurannya besar terdapat di San
Andreas (California), Filipina, dan Taiwan. Di Indonesia, sesar
mendatar terdapat dalam lapisan neogen muda di daerah Kefamenanu,
Timor.
6. Proses gerakan patahan yang arah endogen secara vertikal

7. Proses gerakan patahan yang arah endogen secara horizontal


8. Proses gerakan lipatan

9. Jenis-jenis lipatan

10. Pembalikan lipatan Lipatan yang antiklinal nya menjadi lembah dan sinklinal
nya menjadi puncak hal ini terjadi karena terjadinya pelapukan dan erosi pada
antiklinal batuan lunak.

D. Proses Vulkanisme
Kata Vulkan berasal dari “Vulcano”, suatu kawah gunung api di Kepulauan
Lipari di lepas pantai Italia. Juga berkaitan dengan nama Dewa Api Bangsa Yunani
“Vulcanus”. Vulkanisme adalah semua peristiwa yang berhubungan dengan magma
yang keluar mencapai permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau
melalui sebuah pita sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema. Ekstrusi
magma adalah suatu kegiatan penerobosan magma ke permukaan bumi. Sedangkan
Instruksi Magma Yaitu proses penerobosan magma ke dalam litosfer tetapi tidak
mampu mencapai permukaan bumi.
Ada beberapa jenis intrusif yaitu :

 Batolit, yaitu magma yang membeku di dalam dapur magma.


 Lakolit, yaitu batuan beku yang terbentuk dari resapan magma dan
membekudiantara dua lapisan batuan erbentuk lensa cembung.
 Sill/ keeping intrusi, batuan beku yang terbentuk diantara dua lapisan
batuan, berbentuk pipih dan melebar.
 Gang/ dike, yaitu magma yang memotong lapisan batuan dengan arah
tegak/miring, berbentuk pipih dan melebar.
 Apofisa, yaitu batuan beku yang bercabang-cabang banyak (seperti
menjari).
 Diatrema, yaitu batuan pengisi pipa letusan, berbentuk silinder mulai dari
dapurmagma sampai kepermukaan bumi.
 Lapolith, yaitu batuan beku yang mendesak lapisan di atas dan di
bawahnya menjadi bentuk bikonveks.
 Pacolith, yaitu jenis batuan beku yang mendesak lapisan di bawahnya
sehinggamembentuk suatu bentukan lenssa datar-cembung.
Jenis-jenis erupsi
a. Erupsi sentral : gerakan magma yang keluar dari sebuah saluran magma.
b. Erupsi linier : erupsi yang terjadi pada lubang yang berbentuk celah
memanjang.
c. Erupsi areal : erupsi yang terjadi melalui lubang yang besar karena dapur
magma letaknya dekat sekali ke permukaan bumi.
Sifat-sifat erupsi
a. Efusif : proses erupsi gunung api berupa ledakan lemah, yang keluar magma
cair
b. Eksplosif : erupsi gunung api berupa ledakan kuat, yang keluar magma padat
contoh nya : pasir, batu, batu apung
c. Campuran : campuran antara eksplosif dan efusif yang bergantian secara
terus-menerus.
 Menurut bentuknya ada beberapa jenis gunung api :

1) Gunung api perisai (tameng)


- Bentuknya seperti perisai
- Lerengnya sangat landai (hanya cembung seperti perisai)
- Terbentuk karena erupsi efusif magma cair dan encer yang mengalir dan
membeku secara lambat. Contohnya : Gunung Kilauea, Maunaloa, Maunakea
di Kepulauan Hawaii.
2) Gunung api Maar (corong)
- Bentuknya seperti trapesium
- Terbentuk karena erupsi eksplosif yang tidak terlalu kuat dengan letusan
hanya sekali.
- Bahan yang dikeluarkan relative sedikit, karena sumber magma dangkal dan
sempit.
- Terbentuk lubang besar (kawah/maar).
- Tidak mustahil jika gunung ini akan berubah menjadi sebuah danau.
Contohnya : Danau Kelakah di lereng Gunung Lamongan, Danau Eiffel di
Perancis.
3) Gunung api Strato
- Berbentuk seperti kerucut dan berlapis.
- Terbentuk karena erupsi efusif dan eksplosif dengan beberapa kali letusan
yang kuat.
- Bentuk gunung api ini paling banyak di dunia.
- Gunung api di Indonesia umumnya berbentuk strato.

 Tipe erupsi, yaitu sebagai berikut :


1. Tipe Hawaii, lavanya cairan encer, tekanan gasnya rendah dan dapur
magmanya sangat dangkal. Gunung apinya berbentuk perisai.
2. Tipe Stromboli, lavanya cair encer, tekanan gasnya sedang karena sumber
atau dapur magmanya dangkal. Letusan yang terjadi berupa semburan gas
yang membawa magma dengan disertai bom dan lapili. Contohnya : Gunung
Stromboli dan Gunung Raung di Jawa Timur.
3. Tipe Vulkano, magmanya cair kental. Tipe ini dibedakan menjadi dua
macam :
a. Vulkano lemah, tekanan gas sedang, sumber magma dangkal. Contoh :
Gunung Bromo
b. Vulkano kuat, tekanan gas tinggi, sumber magma dalam. Contoh :
Gunung Semeru.
4. Tipe Perret, lava cair kental, tekanan gas sangat tinggi, sumber magma sangat
dalam, kira-kira 50 km. Letusannya demikian dahsyat, semburan gas dengan
disertai material padat dapat mencapai ketinggian 85 km menjulang ke
angkasa, seperti terjadi pada letusan Gunung Krakatau tahun 1883, duapertiga
dari badan Gunung Krakatau hancur, sehingga akhirnya membentuk kaldera
yang luas sekali.
5. Tipe Merapi, lavanya kental sumber magma sangat dangkal, tekanan gasnya
rendah. Letusan berupa semburan gas yang keluar dari sumbat kawah yang
retak atau dari sisi sumbat kawah itu. Awan panas meluncur di lereng gunung
dengan disertai pecahan sumbat kawah sebagai “bom”nya. Contohnya :
Gunung Merapi.
6. Tipe St.Vincent.lavanya kental,tekanan gas sedang,sumber magma dangkal.
contohnya gunung St.Vincent, gunung kelud tahun 1919.
7. Tipe Pelee,lavanaya kental,tekanan gas tinggi,sumber magma
dalam.contohnya Gunung Montage Pelee di Amerika Tengah.Pada waktu
gunung itu meletus gas pijar keluar dari celah-celah sumbat kawah dengan
suhu 200 derajat Celsius.
Tanda-tanda Gunung Api akan meletus :
a. Suhu sekitar kawah naik
b. Sumber air banyak yang
c. Sering terjadi gempa bumi (gempa vulkanik)
d. Hewan-hewan berlarian menjauh dari gunung
e. Sering terdengar suara gemuruh dari dalam gunung
Post vulkanisme adalah peristiwa setelah gunung api meletus atau gunung api yang
sudah mati. Termasuk peristiwa post vulkanisme yaitu :
a. Makdani adalah air panas yang mengandung mineral
b. Geyser adalah mata air panas yang memancar ke atas
c. Terdapatnya sumber gas (fumarol, uap air, asam arang mafet, belerang
sulfatar)
 Dampak negatif gunung api
a. Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung
bermacammacam gas berbahaya yang berpotensial meracuni makhluk hidup
di sekitarnya.
b. Dengan meletusnya gunung berapi dapat mengakibatkan aktifitas penduduk
lumpuh.
c. Material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas akan merusak
pemukiman.
d. Lahar yang panas yang panas juga akan membuat hutan disekitar gunung
rusak terbakar.
e. Material yang dikeluarkan gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah
penyakit misalnya saja ISPA.
 Dampak positif gunung api :
a. Tanah nya menjadi lebih subur sangat baik untuk pertanian.
b. Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar seperti penambang pasir.
c. Dapat memanfaatkan bebatuan yang disemburkan gunung api untuk bahan
bangunan.
d. Dalam beberapa waktu akan tumbuh pepohonan yang membentuk hutan baru
dengan ekosistem yang baru juga.
e. Banyak hutan orografis.
f. Terdapat sumber air panas yang kabarnya baik bagi kesehatan kulit
g. Muncul mata air dengan kandungan mineral yang sangat melimpah.
h. Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi sangat baik didirikan
pembangkit listrik. (PLTB oleh uap dan PLTA oleh air terjun)

Anda mungkin juga menyukai