Nim : 20180611044072
Jurursan : teknik pertambangan (S1)
Kerak bumi
Kerak Bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak
samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan
kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudra yang utama
adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang
tidak sepadat batuan basalt. Kerak Bumi dan sebagian mantel luar Bumi membentuk
lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km.
Dalam Geologi, kerak merupakan lapisan padat terluar dari suatu planet kebumian, planet katai,
atau satelit alami yang sebagian besar material pembentuknya adalah silikat. Kerak dibedakan
dengan mantel dibawahnya melalui susunan kimianya, tetapi dalam kerak yang terdapat di
satelit-satelit es yang berjarak jauh dari Matahari, kerak dan mantel dibedakan melalui wujud
materinya (kerak padat vs mantel cair).
Kerak di permukaan suatu planet biasanya terbentuk melalui proses pembekuan batuan, dan
dapat dipengaruhi oleh peristiwa alam seperi erosi, tabrakan antar benda langit, aktivitas
vulkanik, atau pengendapan lapisan (sedimentasi). Dikarenakan Bumi memiliki Samudra yang
tidak ditemukan di planet lain, kerak di Bumi dibedakan menjadi dua jenis yaitu kerak samudra
dan kerak benua, dimana kedua kerak ini memiliki susunan kimiawi serta proses pembentukan
yang berbeda.
Suhu kerak meningkat seiring kedalamannya. Pada batas terbawahnya temperatur kerak
menyentuh angka 200-400oC. Kerak dan bagian mantel yang relatif padat membentuk lapisan
litosfer. Karena konveksi pada mantel bagian atas dan astenosfer, litosfer dipecah
menjadi lempeng tektonik yang bergerak. Temperatur meningkat 30oC setiap km, tetapi gradien
panas Bumi akan semakin rendah pada lapisan kerak yang lebih dalam.
Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak Bumi adalah: Oksigen (O) (46,6%), Silikon (Si)
(27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe) (5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium (Na)
(2,8%), Kalium (K) (2,6%), Magnesium (Mg) (2,1%).
Para ahli dapat merekonstruksi lapisan-lapisan yang ada di bawah permukaan Bumi berdasarkan
analisis yang dilakukan terhadap seismogram yang direkam oleh stasiun pencatat gempa yang
ada di seluruh dunia.
Kerak Bumi purba sangat tipis, dan mungkin mengalami proses daur ulang oleh lempengan
tektonik yang jauh lebih aktif dari saat ini dan dihancurkan beberapa kali oleh tabrakan asteroid,
yang dulu sangat umum terjadi pada masa awal terbentuknya tata surya. Usia tertua dari kerak
samudra saat ini adalah 200 juta, tetapi kerak benua memiliki lapisan yang jauh lebih tua.
Lapisan kerak benua tertua yang diketahui saat ini adalah berusia 3,7 hingga 4,28 miliar tahun
dan ditemukan di Narryer Gneiss Terrane di Barat Australia dan di Acasta Gneiss, Kanada.
Pembentukan kerak benua dihubungkan dengan periode orogeny intensif. Periode ini
berhubungan dengan pembentukan super benua seperti Rodinia, Pangaea, dan Gondwana.
Selimut Bumi (Mantle)
Selimut atau selubung bumi merupakan lapisan yang letaknya di bawah lapisan kerak bumi.
Sesuai dengan namanya, lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi.Selimut
bumi tebalnya mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan yang padat yang mengandung
silikat dan magnesium. Suhu di bagian bawah selimut mencapai 3.000 °C, tetapi tekananannya
belum mempengaruhi kepadatan batuan.
Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan mantel dibatasi
oleh Gutenberg Discontinuity. Mantel bumi terbagi menjadi dua yaitu mantel atas yang bersifat
plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai 400 km. Mantel bawah bersifat padat dan
memiliki kedalaman sampai 2900 km.
Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan kerak
membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas bagian bawah yang bersifat
plastis atau semiplastis disebut sebagi asthenosfer. Selimut bumi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
litosfer, astenosfer, dan mesosfer.
Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut bumi dan tersusun atas materi-materi padat
terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 50-100 km. Bersama-sama dengan kerak
bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer. Litosfer tersusun atas dua lapisan utama, yaitu
lapisan sial (silisium dan aluminium) serta lapisan sima (silisium dan magnesium).
Lapisan sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan alumunium.
Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan Al2O3. Batuan yang terdapat dalam
lapisan sial antara lain batuan sedimen, granit, andesit, dan metamorf.
Lapisan sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan magnesium.
Senyawa dari kedua logam tersrsebut adalah SiO2 dan MgO. Berat jenis lapisan sima
lebih besar jika dibandingkan dengan berat jenis lapisan sial. Hal itu karena lapisan sima
mengandung besi dan magnesium.
Astenosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan litosfer. Lapisan yang
tebalnya 100-400 km ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma induk).
Mesosfer merpakan lapisan yang terletak di bawah lapisan astenosfer. Lapisan ini
tebalnya 2.400-2.700 km dan tersusun dari campuran batuan basa dan besi.
Tahukah anda bahwa salah satu bahan baku utama yang ada di dalam bumi adalah batu. Batu
yang terurai kemudian menjadi tanah dan tanah kemudian menjadi media utama dalam tempat
tumbuhnya tanaman dan tempat tinggal dari berbagai jenis makhluk hidup di dunia ini. dalam isi
bumi setidaknya terdapat tiga jenis jenis batuan yang berbeda dimana ketiga jenis jenis batuan
tersebut terbentuk dari adanya proses yang sangat panjang. tiga jenis jenis batuan yang ada
di lapisan atmosfer bumi diantaranya adalah :
Batuan Beku
Batuan beku atau yang disebut sebagai batuan igneus merupakan jenis batuan dimana proses
pembentukannya terjadi dari magma yang telah mengalami pembekuan atau pendinginan.
Batuan ini biasanya ada di dalam mantel atau kerak bumi. Saat ini setidaknya sudah terdapat 700
jenis batuan beku yang dapat diindentifikasi dan sebagian besar terdapat di bawah kerak bumi.
Morfologi Batuan Beku
Morfologi atau cara terbentuknya batuan beku sertidaknya dibagi menjadi tiga macam yaitu
intrusive, ekstrusif dan hipabissal. Selengkapnya mengenai ketiga batuan tersebut simak berikut
ini:
Intrusive
Batuan beku jenis intrusive merupakan batuan beku dimana prose pembentukannya terjadi di
dalam kerak bumi atau di bawah permukaan bumi. Batuan ini merupakan bentuk dari
pendinginan magma yang ada di dalam kerak bumi sehingga tekstur batuan beku biasanya
bersifat kasar. Pada batuan beku bahkan bisa dilihat butiran mineral yang sangat jelas dan dapat
dilihat oleh mata telangjang. Pada batuan beku terdapat formasi yang cukup unik yaitu batolit,
stok, lakolit, sill, dan dike. Nah saat batuan sudah semakin mendingin dan membeku maka akan
memunculkan batuan yang memiliki tekstur kasar seperti batu granit, diorite ataua grabo.
Biasanya di dalam lubang inti pada sebuah pegunungan akan diisi dengan batuan granit namun
ketika lubang tersebut tertimbun oleh material lainnya akan membentuk batuan batolit. Batuan
beku yang memiliki tekstur butir kasar yang terletak pada kedalaman cukup di dalam kerak
disebut sebagai abyssal sedangkan batuan beku intrusive yang proses terbentuknya sudah hampir
berada di permukaan disebut sebagai hypabyssal.
Ekstrusif
Berbeda dengan batuan beku intrusive, batuan beku ekstrusif ini terjadi di atas permukaan kerak
bumi karena adanya pencairan magma di dalam mantel atau kerak bumi. Proses pembekuan dari
batuan beku ini lebih cepat dibandingkan dengan proses pencairan batuan beku intrusive karena
proses pembekuannya terjadi di atas permukaan bumi. Magma yang keluar dari dalam mantel
atau kerak bumi ini melalui gunung berapi yang terdapat lubang dipuncaknya sehingg magma
bisa keluar dan membentuk batuan yang lebih cepat membeku. Oleh karena itu tekstur dari
batuan ini bersifat halus berpasir. Jenis batuan beku esktrusif yang paling sering ditemukan
adalah batu basalt. Beberapa batuan basalt bahkan membentuk sebuah pola yang unik seperti di
Antrim, Irlandia utara. Jenis batuan ekstrusif dan intrusive agak sulit dibedakan karena biasanya
keduanya memiliki tekstur kasar dengan butiran-butiran halus di permukaannya. Untuk
membedakan keduanya biasanya hanya bisa dilakukan melalui pemeriksaan di bawah mikroskop
karena mineral yang terdapat di dalam kedua jenis batuan ini berbeda sehingga jika ada
penyebutan apakah itu merupakan batuan intrusive atau batuan ekstrusif di lapangan secara
langsung hanyalah sebuah dugaan saja dan tidak bisa dipegang kebenaranya.
Hipabissal
Untuk jenis batuan beku hipabissal merupakan jenis batuan yang terbentuk diantara batuan
plutonik dan vulkanik. Batuan ini terbentuk karena adanya proses naik turunnya magma di dalam
mantel dan kerak bumi. Batuan hipabissal seringkali membentuk sebuah batuan pakolit, dike,
sill, lakolit, dan lopolit.
BERDASARKAN KANDUNGAN SiO2
Berdasarkan kandungan SiO2-nya, batuan dibagi menjadi:
Batuan Beku Asam
Batuan beku asam adalah jenis batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 lebih dari
66%. Contoh batuan beku asam yaitu batu riolit.
Batuan Beku Intermediate
Batuan beku intermediate adalah batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara
52% hingga 66%. Contoh batuan beku intermediate yaitu batu dasit.
Batuan Beku Basa
Batuan beku basa adalah jenis batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 antara 45%
hingga 52%. Contoh batuan beku basa yaitu batu andesit.
Batuan Beku Ultra Basa
Batuan beku ultra basa adalah jenis batuan beku yang memiliki kandungan SiO2 kurang
dari 45%. Contoh batuan beku ultra basa yaitu batu basalt.
Batuan Sedimen
Batuan sedimen merupakan jenis batuan yang terbentuk di atas permukaan bumi dan dibekukan
pada suhu dan tekanan udara yang rendah. Batuan sedimen sebenarnya merupakan bentukan dari
batuan yang pernah ada sebelumnya yang sudah terkena berbagai jenis pelapukan dan erosi
tanah. Nah, material hasil dari pelapukan dan erosi ini kemudian mengendap di dalam sebuah
cekungan dan berkumpul menjadi satu sehingga lambat laun karena adanya tekanan udara dan
suhu yang rendah menjadikan kumpulan tersebut sebuah batu baru. Material tersebut kemudian
mengeras atau membentuk dan mengelami litifikasi sehingga menjadikan sebuah batuan
sedimen. Di dalam permukaan bumi sendiri jumlah batuan sedimen ini diperkirakan mencapai
75% sedangkan di dalam kerak bumi diperkirakan ada 8%. Dengan mempelajari batuan sedimen
ini sebenarnya juga sangat bermanfaat bagi berbagai jenis cabang ilmu pengetahuan seperti
geokimia, paleografi, klimatologi serta dari cabang ilmu sejarah kehidupan dan pembentukan
muka bumi. Hal ini disebabkan karena setiap lapisan batuan sedimen dapat memperkirakan
berapa lama waktu tersebut dan berapa lama usia bumi sebenarnya.
Klasifikasi Batuan Sedimen
Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dibedakan menjadi empat jenis yaitu
batuan sedimen klasik, batuan sedimen biokimia, batuan sedimen kimia dan batuan sedimen
vulkanik. Selengkapnya mengenai ke empat jenis batuan sedimen ini simak berikut ini:
Batuan Sedimen Klasik
Batuan sedimen klasik merupakan jenis batuan yang terdiri dari silikat dan beberapa fragmen
batuan yang diangkut menggunakan sebuah fluida nah kemudian material yang diangkut oleh
fluida ini akan terhenti dimana fluida ini juga terhenti. Bentuk dan ukuran dari batuan sedimen
klasik kemudian dibedakan lagi sesuai dengan skala ukuran partikel yang mendominasi dan
menggunakan ukuran skala butir Udden-Wentworth. Kemudian para ahli membagi ukurannya
menjadi tiga jenis yaitu kerikil (batuan yang memiliki diameter lebih dari 2 mm), pasir (batuan
yang memiliki diameter antara 1/16 hingga 2 mm) dan lumpur (lumpur terbagi menjadi dua yaitu
lempung yang memiliki diameter kurang dari 1/256 mm dan lanau yang memiliki diameter
antara 1/16 hingga 1/256 mm).
Batuan Sedimen Biokimia
Pada batuan sedimen biokimia menggunakan jasa dari berbagai organisme biasanya merupakan
organism mikro yang ikut mengangkut material sehingga berkumpul pada tempat tertentu dan
membentuk sebuah batuan. Pada batuan sedimen biokimia ini diantaranya adalah:
- Batu gamping yang terbuat dari berbagai kerangka biota laut yang berkapur seperti diantaranya
karang, foraminifera dan moluska.
- Batubara yang terbuat dari tumbuhan dimana sudah dihilangkan karbonnya dari atmosfer dan
proses ini dibantu oleh beberapa unsure lainnya. ini membuat batu bara memiliki bentuk yang
unik dan proses dari tumbuhan menjadi batu bara ini membutuhkan waktu yang sangat lama.
Batuan Sedimen Kimia
Batuan sedimen kimia merupakan batuan yang terbentuk dari sebuha kejadian ketika kumpulan
material terperangkap di dalam sebuah tempat dan kandungan mineral di dalam larutannya
menjadi jenuh dan membeku dengan proses anorganik atau secara kimiawi. Contoh dari batuan
sedimen kimia yang paling banyak ditemukan antara lain adalah batu gamping oolitik, dan
batuan lain yang mengandung evaporit seperti silvit, halit, barit dan juga gypsum.
Pengertian mineral adalah zat atau benda yang biasanya padat atau homogen dan hasil bentukan
alam yang memiliki sifat-sifat fisik dan kimia tertentu secara umumnya terbentuk kristalin.
Meskipun demikian ada beberapa bahan yang terjadi karena penguraian dan perubahan sisa-sisa
hewan dan tumbuhan secara alamiah juga di golongkan kedalam mineral seperti batubara dan
minyak bumi.
KLASIFIKASI MINERAL
Berdasarkan sifat-sifat kimianya, mineral menurut BERZELIUS, dapat digolongkan menjadi 8,
yaitu :
I. Native Elements
II. Sulfides dan Sulfosalts
III. Halides
IV. Oxides dan Hydroides
V. Carbonates, Nitrates dan Borates
VI. Sulfates, Chromates, Molybdates dan Tungstates
VII. Phospates, Arsenates dan Vanadates
VIII. Silicates
Logam/Metal,
Logam metal adalah Unsur-unsur bersifat sangat padat, lunak, dapat ditempa. Perawakannya
(yang umum ditemui) berbentuk masif-dendritik; bidang belahan yang jelas jarang ditemui;
merupakan penghantar listrik yang baik, mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini
adalah : Gold (Au), dan Silver (Ag)
Gold (Au)
Perak (Ag)
2. Nama mineral:Perak
Rumus kimia :Ag
Sistem Kristal : Isometrik.
Warna : Putih – Perak
Goresan : Coklat, atau abu-abu sampai hitam.
Belahan dan Pecahan : Tak – ada
Kekerasan : 2,5 – 3.
Berat Jenis : 10,5.
Genesis : sejumlah kecil perak nativ dapat dijumpai dalam zone oksidasi pada
suatu deposit bijih, atau sebagai deposit yang mengendap dari larutan hidrotermal primer.
Ada 3 jenis deposit primer, yaitu: 1. Barasosiasi dengan sulfida, zeolit, kalsit, barit,
fluorit dan kuarsa, 2. Barasosiasi dengan arsenida dan sulfida kobalt, nikel dan perak, dan
bismut nativ, dan 3. Berasosiasi dengan uraninit dan mineral- mineral nikel-kobalt.
Bismuth (Bi)
Nonlogam adalah unsur yang memiliki sifat kusam, tidak mengkilap, konduktor panas yang
buruk, konduktor listrik yang buruk, energi ionisasi tinggi, elektronegativitas tinggi, tidak mudah
dibentuk atau ulet, biasanya rapuh, kepadatan rendah, serta titik lebur dan titik didih yang lebih
rendah bila dibandingkan dengan logam. Pada reaksi kimia, nonlogam umumnya adalah
penerima elektron. mineral-mineral yang tergolong dalam kelompok ini adalah :Sulfur (S), dan
Carbon (C), Diamond (C), Graphite (C)
Diamond (C)
II. SULFIDA
Mineral sulfida merupakan salah satu kelompok mineral dalam klasifikasi Dana. Mineral ini
sering dimanfaatkan sebagai mineral ekonomis, keberadaan mineral ini erat kaitannya dengan
alterasi hidrotermal. Mineral Sulfida merupakan Kelompok mineral yang tersususn dari
kombinasi antara logam atau semi-logam dengan belerang, misalnya Pirit (FeS2), Galena (PbS),
Kalkopirit (CuFeS2)., Kalkosist (Cu2S), dan lain sebagainya.
Galena (PbS)
III. HALIDES/HALIDA
Adalah persenyawaan kimiawi dimana unsur-unsur logam bersenyawa dengan unsur-unsur
Halogen. Umumnya ditemui dalam sejumlah Lingkungan Geologi. Beberapa diantaranya
ditemui dalam sequen evaporite, seperti Halite (NaCl), hal ini merupakan alterasi dari Lapisan-
lapisan batuan sedimen yang mengandung evaporite seperti Gypsum, Halite dan Batuan Potash
(batuan berkalium-Karbonat) dalam sebuah sequen yang sempurna antara lapisan dengan batuan-
batuan seperti Marl dan Limestone. Halides yang lainnya seperti Flourite terbentuk lapisan-
lapisan hidrothermal. Golongan Halides bersifat sangat lunak (Kekerasannya antara 2 – 4,5),
mempunyai sumbu simetri kristal yang berbentuk kubik, Berat Jenis cenderung rendah. Contoh
mineral-mineral golongan Halides antara lain Sylvite (KCl), Cryolite (Na3AlF6), Atacamite
[Cu2ClC(OH)5].
Cryolite (Na3AlF6)
Silvyte (KCL)
Sifat dari golongan Oxides tidak tetap/dapat beruba-ubah; Terbentuk/ditemui pada banyak
Lingkungan Geologi dan pada tipe batuan yang bermacam-macam.
- Merupakan bijih-bijih logam yang penting seperti Hematite (Fe2O3), Magnetite (Fe2+Fe23+O4),
Cassiterite (SnO2), Chromite (Fe2+Cr2O4).
- Mempunyai keanekaragaman sebagai batu Perhiasan seperti Corondum (Al2O3), Ruby dan
Sapphire (Al2O3), Spinel (MgAl2O4), dll.
Ruby (Al2O3)
Warna: Merah
Kekerasan: 9
Sistem kristal: Heksagonal
Hydroxides
Adalah persenyawaan antara unsur-unsur logam dengan air dan hydroksil (OH); dapat
ditegaskan bahwa Hydroxides dapat terbentuk melalui reaksi kimia antara oksida dan air;
sehingga biasanya mempunyai kekerasan mineral yang rendah/lunak (2 - 2,5)
STIBICONITE [Sb+3Sb+5(OH)].
NAMA MINERAL: STIBICONITE
Rumus:Sb 3+
Sb 5+
2 O 6 (OH)
Warna: Putih, putih krem, kuning kecoklatan, oranye, coklat muda; tidak berwarna hingga keruh
dalam cahaya yang ditransmisikan
Kilau: Pearly, bersahaja
Kekerasan: 5½ - 7
Berat jenis: 3.5 - 5.5
Terbentuk pula mineral-mineral khusus dalam golongan Carbonates, hal ini berlaku dengan
adanya pergantian kedudukan unsur Calcium dalam komposisi kimianya, mineral-mineral
tersebut antara lain :
Carbonates biasanya terbentuk dengan bentuk kristal Rhombohedral yan berkembang dengan
baik.
Sifat dari golongan Carbonates antara lain cenderung larut dengan mudah dalam larutan asam
hydrochloric, dapat juga tidak berwarna atau dapat juga berwarna tajam/hidup.
Nitrates
Adalah persenyawaan kimia dimana satu atau lebih unsur-unsur logam atau semilogam
bersenyawa dengan Nitrate radical (NO2)-1. Contoh mineralnya Nitratine (NaNO3).
Terjadi pada daerah yang kering/gersang sebagai endapan yang berkembang pada permukaan,
berasosiasi dengan Gypsum, Nitratine seringkali terdapat menutupi daerah yang luas pada tanah.
Sifat golongan Nitrates/Nitratine : mudah larut dalam air, bila diletakkan pada nyala api dapat
dengan mudah melebur, mempunyai bentuk kristal rhombohedral, umumnya kebanyakan
berbentuk massive atau granular
Borates
Adalah persenyawaan kimia antara unsur logam bersenyawa dengan Borate radical (BO3)-3.
Terjadi/terdapat pada endapan-endapan evaporite dan lapisan-lapisan mineral.
Kernite (Na2B4O6(OH)2.3H2O).
Rumus: Na 2 [B 4 O 6 (OH) 2 ] · 3H 2 O
Transparansi: Transparan
Garis: putih
Kegigihan: Fleksibel
Pembelahan: Perfect
On {100} perfect; {001} kurang sempurna; pada { 2 01} adil. CATATAN: Massa yang dapat
dibelah menunjukkan struktur berserat yang disimulasikan karena pengembangan perpecahan
yang sangat baik. Fragmen belahan biasanya bengkok atau melengkung sekitar [001].
Patah: Splintery
Warna: Tidak berwarna, abu-abu, putih, kekuningan, jarang kebiru-biruan atau kehijauan; tidak
berwarna dalam cahaya yang ditransmisikan.
Garis: putih
Kegigihan:Rapuh
Pembelahan: Perfect
On {100} perfect; pada {110} kurang sempurna; pada {010} di jejak.
Gypsum adalah sulfates yang paling banyak terdapar dalam golongan ini yang terjadi pada
endapan-endapan evaporite, sedangkan Barite khusus terjadi pada lapisan-lapisan hidrotermal.
Sifat dari golongan sulfates antara lain lunak, berwarna terang/muda dan cenderung mempunyai
Berat Jenis yang rendah/ringan.
Contoh mineral-mineral yang termasuk golongan Sulfates antara lain Gypsum (CaSO4.2H2O),
Celestine (SrSO4), Anhydrite (CaSO4), Barite (BaSO4).
Celestine (SrSO4)
Rumus: SrSO 4
Warna: Tidak berwarna, bernuansa biru muda, putih, kemerahan, kehijauan, kecoklatan, keabu-
abuan; tidak berwarna atau berwarna terang pada cahaya yang ditransmisikan
Kilau:Vitreous, Pearly
Kekerasan:3 - 3½
Berat jenis: 3,96 - 3,98
Sistem kristal: Orthorhombic
Kilau: Vitreous, Pearly
Transparansi: Transparan, Tembus
Garis: putih
Kegigihan: Rapuh
Pembelahan: Sempurna
Di {001} sempurna; pada {210} bagus; pada {010} buruk. Juga dilaporkan pada {011}
Chromates
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam bersenyawa dengan Chromates radical
(CrO4)-2.
Golongan Chromates terdapat dalam jumlah yang sedikit dan cenderung jarang ditemui, contoh
mineralnya Crocoite (PbCrO4) mempunyai warna yang cemerlang/terang, berwarna orange atau
orange kemerahan.
Terbentuk pada zona oxidasi dari lapisan-lapisan dan endapan-endapan yang mengandung
Chromium dan Lead/Timah.
Molybdates
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Molybdates radical (MoO4)-2.
Rumus: Pb (MoO 4 )
Kilau: Adamantine, Sub-Adamantine, Resinous
Kekerasan: 2½ - 3
Berat jenis: 6.5 - 7.5
Sistem kristal: Tetragonal
Kilau: Adamantine, Sub-Adamantine, Resinous
Garis: putih
Kegigihan: Rapuh
Pembelahan:Distinct / Good
Distinct pada {011}; tidak jelas pada {001}, {013}.
Patah:Tidak Teratur / Tidak Merata, Sub-Conchoidal
Sifat dari golongan Molybdates : mudah melebur, dapat larut dalam asam hydrochloric, bila
dalam kondisi panas, berwarna cemerlang mulai dari orange, kuning atau coklat keabu-abuan.
Tungstates
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Tungstate radical (WO4)-2.
Ribuan species dari golongan ini dapat dikenali, namun keberadaannya tidaklah berlimpah.
Beberapa Phospates, seperti Arsenic merupakan mineral yang utama, tetapi kebanyakan anggota-
anggotanya secara keseluruhan membentuk kelompok-kelompok dari oksidasi sulfides.
Sifat dari golongan ini : berubah-ubah, tetapi umumnya cenderung lunak, rapuh, sangat berwarna
dan kristalisasinya baik, kekerasan berkisar antara 1,5 – 5 dan 6.
Arsenates
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Arsenate radical (AsO4)-8.
Kebanyakan Arsenates sangat dicari oleh para kolektor mineral khususnya yang terkristalisasi
dengan baik dan mempunyai species warna yang cemerlang seperti Mimetite [Pb5(AsO4)3Cl]
(berwarna kuning), Adamite [Zn2AsO4(OH)] (kuning), Erythrite [CO3(AsO4)2.8H2O] (ungu tua –
pink).
Golongan arsenates cenderung mempunyai Berat Jenis antara 3 – 5, kecuali Mimetite yang
mempunyai B.J. 7 – 7,3. karena mengandung Lead/Timah serta mempunyai kekerasan yang
rendah (lunak antara 1,5 - 4,5).
Erythrite [CO3(AsO4)
Rumus: Co 3 (AsO 4 ) 2 · 8H 2 O
Warna: Crimson to peach red, rose pucat, pink
Kilau: Sub-Vitreous, Lilin, Pearly, Kusam, bersahaja
Kekerasan: 1½ - 2½
Berat jenis: 3.06
Sistem kristal: Monoklinik
Kilau: Sub-Vitreous, Lilin, Pearly, Kusam, bersahaja
Komentar:Nilai menjadi nuansa pucat dan masih mawar pucat atau merah muda pucat di Co: Ni
~ 1: 1. Kristal tunggal mungkin menunjukkan garis warna atau dapat berujung dengan bahan
dari warna yang berbeda.
Garis: Merah pucat menjadi merah muda (lebih pucat dari warna)
Komentar:Terlembut di {010}.
Kegigihan:Sektil
Pembelahan:Perfect
Perfect on {010}, poor pada {100} { 1 02}
Vanadates
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan Vanadate radical (VO4)-3/(VO4)-1.
Sifat dari golongan ini : cenderung lunak, rapuh, berwarna cemerlang seperti yang terlihat pada
mineral Vanadinite [Pb5(VO4)3Cl], merupakan mineral terbaik yang dikenal pada kelompok
Vanadates, dimana terbentuk kristal-kristal hexagonal merah – orange. Mempunyai kekerasan
berkisar antara 2 – 3,5.
Descloizite [PbZn(VO4)(OH)]
Warna: Merah kecoklatan, merah-oranye, coklat kemerahan hingga coklat kehitaman, hampir
hitam
Kegigihan: Rapuh
VIII. SILICATES
Adalah persenyawaan kimia antara unsur-unsur logam dengan salah satu dari Si – O tetrahedra
(SiO4)-4 tunggal atau berantai.
Silicates adalah golongan mineral yang paling besar dan sangat berlimpah-limpah
keberadaannya, dalam hal ini silicat adalah unsur pokok penyusun batuan beku dan batuan
metamorf.
Mineral-mineral silicates cenderung bersifat : keras, berwarna transparant (jernih dan tembus
cahaya) hingga translucent (tembus cahaya) dan mempunyai Berat Jenis rata-rata sama.
Pada umumnya dalam semua struktur silicat, silicon berada diantara 4 atom oksigen (kecuali
yang terbentuk pada tekanan yang ekstrim).
Dari strukturnya (sudut bangunnya) siliact dibagi menjadi 6 kelas, yaitu :
1. Nesosilicate
- Mempunyai (SiO4)-4 tetrahedra yang benar-benar terpisah (tetra hedra silikon-oksigen benar-
benar terpisah), komposisi berupa SiO4.
Zircon (ZrSiO4)
Rumus: Zr (SiO 4 ) Dapat mengandung minor U, Th, Pb, Hf, Y / REE, P, dan lainnya.
Warna: Tidak berwarna, kuning, abu-abu, coklat kemerahan, hijau, coklat, hitam
Kekerasan: 7½
Warna: Tidak berwarna, kuning, abu-abu, coklat kemerahan, hijau, coklat, hitam
Garis: putih
Kegigihan: Rapuh
2. Sorosilicate
- Mempunyai 2 tetrahedra yang dihubungkan oleh 1 atom oksigen yang merupakan milik
bersama (dipakai bersama-sama), komposisi berupa Si2O7.
Akermonite (Ca2MgSi2O7)
Rumus:Ca 2 Mg (Si 2 O 7 )
Warna: Tidak berwarna, abu-abu kekuningan, hijau, coklat
Kilau: Vitreous, Resinous
Kekerasan: 5 - 6
Sistem kristal: Tetragonal
Kilau: Vitreous, Resinous
Garis: putih
Kegigihan: Rapuh
3. Cyclocilicate
- Bila mempunyai lingkaran 3 tetrahedra, misalnya mineral Benitoite (BaTiSi 3O9), Bila
mempunyai 6 mineral 3 tetrahedra, mineral Beryl (Be3Al2Si6O18).
4. Inosilicate
- Rantai Ganda, dimana 2 rantai tunggal paralel yang posisi tetrahedranya berselang-
seling/terikat menyilang dengan perbandigan komposisi Si : O = 4 : 11 dicirikan oleh mineral-
mineral Amphibole group [(Ca,Na)(Mg,Fe)]Silicat-OH, seperti Tremolite [Ca2Mg5Si8O22(OH)2,
Actinolite [Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2], Hornblende [(Na,K,Ca)3(Mg,Mn)5Si8O22(OH)2].
Mineral lainnya seperti Wollastonite [CaSiO3], Rhodonite [(Mn, Fe, Mg)SiO3], Neptunite
[Na2Kli(Fe,Mn)2Ti2Si8O24].
5. Phylosilicate
- Mempunyai lapisan yang terbentuk oleh pemakaian secara bersama-sama oleh 3 ion oksigen
dari tiap-tiap tetrahedra yang berbatasan disekitarnya sehingga membentuk lapisan datar yang
luas dengan perbandingan komposisi Si : O = 2 : 5.
6. Tectosilicate
- Mempunyai kerangka silicate yang mana setiap atom tetrahedra silicon/SiO4 memakai
bersama-sama semua (ke-empat) pojok-pojoknya dengan atom tetrahedra silicon lainnya yang
berdekatan sehingga membentuk jaringan 3 dimensi dengan perbandingan komposisi Si : O = 1 :
2.
- Dicirikan dengan beberapa bentuk silica seperti Kwarsa (SiO2), Tridimite (SiO2), Kristobalite
(SiO2) à mempunyai susunan 3 dimensi tersebut.