Struktur Lapisan Bumi – Bumi merupakan salah satu planet dari bagian dari
tata surya yang berada dalam bagian dari galaksi Bima Sakti. Dengan merupakan
planet ketiga dari susunan planet yang ada di tata surya ini Bumi memiliki lampisan
struktur berlapis-lapis sampai kepada inti bumi (core).
Dengan diameter bumi sebesar 7.926 mil. Bumi memiliki setidaknya ada 4 lapisan
bumi yang menjadi penyususn bumi yang saat ini kita tinggal diatasnya. Plate bumi
ini memiliki 4 jenis lapisan, yaitu kerak bumi, selimut bumi, inti luar dan inti dalam
bumi.
Selain memiliki struktur lapisan bumi kebawah, struktur bumi juga memiliki
struktur lapisan keatas yang kita sebut dengan lapisan atmosfer bumi yang terdiri
atas 5 lapisan yaitu. Lapisan Troposfer, lapisan Stratosfer, lapisan Mesosfer,
lapisan Termosfer, dan lapisan Eksosfer.
Bumi merupakan salah satu dari planet yang berada di dalam satuan tata
surya yang terus berevolusi mengelilingi matahari. Dengan memiliki bentuk yang
oval layaknya bola yang ditekan pada bagain atas dan bagian bawah (Kutub).
Sehingga, terbentuk tonjolan pada bagian terluar pada bumi yang kita sebut dengan
garis khatulistiwa.
Disamping itu, bumi merupakan jajaran palet dalam atau yang biasa disebut
dengan planet terestial. Dimana, palanet dalam ini merupakan palet yang memiliki
jarak yang paling dekat dengan matahari setelah planet merkurius dan venus.
Selain memiliki struktur lapisan bumi yang terdiri dari lapisan atas yang
tersusun dari sekumpulan lapisan gas. Bumi juga memiliki lapisan bawah dari tempat
kaki kita berpijak sampai kepada inti dalam bumi.
Dalam penjelasannya, ada 4 lapisan bumi yang paling sering dibahas dan
dijelaskan oleh para peneliti. 4 struktur lapisan bumi antara lain :
Kerak bumi merupakan struktur lapisan bumi bagian paling luar dari
planet bumi. Pada lapisan kerak bumi inilah manusia, hewan dan tumbuhan
hidup. Dengan ketebalan lapisan kerak bumi antara 5 – 70 Km. Lapisan dan
struktur kerak bumi terdiri atas bebatuan beku, sedimen, dan metamorf.
Tidak hanya berupa bebatuan yang ada di lapisan kerak ini. Terdapat
banyak gas pembentuk bumi yang berada pada lapisan bumi ini. Diantaranya
adalah gas oksigen sebanyak 46,6%.
Selain oksigen, struktur kimia yang menjadi pembentuk pada kerak bumi
diantaranya :
Silikon sebesar 27,7%;
Alumunium sebesar 8,1%;
Besi sebesar 5,0%;
Kalsium sebesar 3,6%;
Natrium sebesar 2,8%; K
alium sebesar 2,6%; dan
Magnesium sebesar 2,1%
Dengan struktur lapisan bumi tersebut dapat kita jumpai pada kandungan
batu-batuan yang ada tersebar diseluruh penjuru bumi. Tidak hanya itu, pada
lapisan bumi ini memiliki suhu yang beranekaragam. Mulai dari dibawah 0
ºC yang dapat kita jumpai pada daerah kutub, sampai pada suhu 1.100 ºC yang
menjadi perbatasan antara kerak bumi dan lapisan mantel bumi.
Karena, ketebalannya yang berbeda. Maka, struktur kerak bumi dibagi atas dua
atas jenis ketebalannya yaitu :
1. Kerak Benua, merupakan kerak bumi yang paling tebal sampai dengan 70 km.
Dengan rata-rata ketebalan sekitar 35 km. Kerak benua juga biasa disebut
dengan lapisan garanitis. Dikarenakan, lapisan penyusn kerak bumi ini terdiri
dari bebatuan granit.
2. Kerak Samudra, ialah lapisan tertipis pada kerak bumi yang meiliki ketebalan
antara 5 sampai 15 km. Kerak samudra juga sering disebut dengan lapisan
basaltis dikarenakan terdapat banyak batuan penyusun kerak bumi dari
bebatuan basalt.
Lapisan kedua dari struktur lapisan bumi adalah lapisan mantel atau
selimut bumi. Lapisan mantel bumi ini merupakan lapisan yang paling tebal
serta memiliki kandungan magma yang sering kita liat ketika terjadi erupsi
atau gunung meletus di guni berapi.
Dengan ketebalan mencapai 2.900 km, struktu bumi pada lapisan
mantel ini terdiri dari kandungan besi, aluminium, magnesium, kalium, silikon,
serta oksigen. Selain memiliki ketebalan yang paling tebal di struktur lapisan
bumi, lapisan mantel bumi juga meiliki suhu yang panas hingga mencapai
3.000 ºC.
Mantel bumi ini pun dibagi atas dua lapisan mantel yaitu :
Inti bumi atau core merupakan bagian terdalam dari struktur lapisan bumi
ke bawah. Dengan ketebalan lapisan inti bumi bagian luar ini setebal 2.000 km
serta memiliki kepadatan yang sangat padat. Walaupun terdiri dari bahan besi
dan nikel yang sangat panas dan cair.
Disamping itu, pada struktur lapisan bumi di lapisan luar inti bumi ini
memiliki suhu mencapai 2.000 ºC. Pada lapisan ini pula disebut olehpara peneliti
sebagai pengarah kompas magnetik yang diseikbabkan ketika bumi melakukan
rotasi yang menghasilkan magnet bumi.
Pada lapisan inti bumi bagian dalam merupakan pusat terdalam dari inti
bumi dengan kedalaman mencapai 5200 km dari kerak bumi. Dengan diameter
inti dalam bumi yang seperti bola mencapai 2.700 km serta mempunyai suhu
mencapai 4.500 ºC bahkan dapat melebih hal tersebut.
Para peneliti mengambil hipotesis bahwasanya inti bumi tersusun atas
material yang bersifat pejal atau keras dan ditutupi oleh struktur cairan kental
dengan suhu yang sangat tinggi.
TP. 3.2. Peserta didik dapat membuat mitigasi
bencana gempa melalui demonstasi simulasi.
Gempa Bumi
Gempa Bumi adalah getaran dipermukaan bumi yang terjadi secara tiba-tiba.
d. Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempabumi adalah akibat
kejatuhan material
Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah
Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat
gempabumi terjadi (misalnya lampu dll).
e. Alat yang harus ada di setiap tempat
Kotak P3K;
Senter/lampu baterai;
Radio;
Makanan suplemen dan air.
Secara singkat, siklus hidrologi atau siklus air adalah pergerakan air yang
teratur dari lautan ke udara, lalu ke tanah, dan mengalir ke laut . Siklus hidrologi
memiliki peran yang penting dalam sebuah kehidupan. Karena siklus ini berkaitan
dengan cuaca, iklim, dan ilmu meteorologi.
Pengertian Siklus Hidrologi Menurut Para Ahli
1. Menurut Suyono
Siklus hidrologi adalah air yang menguap ke udara dari permukaan tanah dan
laut, berubah menjadi awan sesudah melalui beberapa proses dan kemudian
jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan.
2. Soemarto
Siklus hidrologi adalah gerakan air laut ke udara, yang kemudian jatuh ke
permukaan tanah lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi lain, dan akhirnya
mengalir ke laut kembali. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari
merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu.
A. ABRASI
PENYEBAB ABRASI
1. Pasang surut air laut
2. Angin di atas lautan yang menghasilkan gelombang serta arus laut yang
berkekuatan merusak.
3. Ketidak seimbangan ekosistem laut. Terjadi karena eksploitasi besar-besaran
terhadap kekayaan laut mulai dari ikan, terumbu karang dan lain sebagainya
sehingga arus dan gelombang laut secara besar-besaran mengarah ke
daerah pantai dan berpotensi menyebabkan abrasi.
4. Pemanasan global atau yang umum disebut global warming.
Dampak Abrasi
1. Penyusutan area pantai.
Gelombang dan arus laut yang biasanya membantu jalur berangkat dan
pulang nelayan ataupun memberi pemandangan dan suasana indah di pinggir
pantai kemudian menjadi mengerikan. Hantaman-hantaman kerasnya pada
daerah pantai dapat menggetarkan bebatuan dan tanah sehingga keduanya
perlahan akan berpisah dari wilayah daratan dan menjadi bagian yang
digenangi air. Ini tidak hanya merugikan sektor pariwisata, akan tetapi juga
secara langsung mengancam keberlangsungan hidup penduduk di sekitar
pantai yang memilik rumah atau ruang usaha.
2. Rusaknya hutan bakau.
Penanaman hutan bakau yang sejatinya ditujukan untuk menangkal dan
mengurangi resiko abrasi pantai juga berpotensi gagal total jika abrasi pantai
sudah tidak bisa dikendalikan. Ini umumnya terjadi ketika ‘musim’ badai,
ketika keseimbangan ekosistem sudah benar-benar rusak ataupun saat laut
sudah kehilangan sebagian besar dari persediaan pasirnya. Jika dampak yang
satu ini terjadi, maka penanganan yang lebih intensif harus dilakukan sebab
dalam sebagian besar kasus, keberadaan hutan bakau masih cukup efektif
untuk mengurangi kemungkinan abrasi pantai.
3. Hilangnya tempat berkumpul ikan perairan pantai.
Ini merupakan konsekuensi logis yang terjadi dengan terkikisnya daerah
pantai yang diawali gelombang dan arus laut yang destruktif. Ketika
kehilangan habitatnya, ikan-ikan pantai akan kebingungan mencari tempat
berkumpul sebab mereka tidak bisa mendiami habitat ikan-ikan laut karena
ancaman predator ataupun suhu yang tidak sesuai dan gelombang air laut
yang terlalu besar. Akibat terburuknya adalah kematian ikan-ikan pantai
tersebut.
Pencegahan Abrasi
1. Penanaman dan Pemeliharaan Pohon Bakau
Pohon bakau adalah jenis pepohonan pantai yang akarnya menjulur ke dalam
air pantai. Ketika pohon ini tumbuh dan berkembang, akarnya akan semakin
kuat sehingga dapat menahan gelombang dan arus laut agar tidak sampai
menghancurkan bebatuan atau berbagai macam jenis jenis tanah (pasir) di
daerah pantai kemudian mengikisnya sedikit demi sedikit.
2. Pemeliharaan Terumbu Karang
Terumbu karang di dasar laut dapat mengurangi kekuatan gelombang dan
arus laut yang akan menyentuh pantai. Karena itu, jika tumbuhan dasar laut
ini dilestarikan dan dilindungi, gelombang laut tidak akan seganas biasanya
sehingga kemungkinan abrasi pantai dapat diminimalisir.
3. Pelarangan Tambang Pasir
Regulasi yang demikian sangat berperan penting dalam upaya mengurangi
abrasi pantai. Jika persediaan pasir di laut tetap dalam kategori cukup, air
pasang, gelombang atau arus laut tidak akan banyak menyentuh garis pantai
sehingga abrasi bisa dihindarkan karena penyebab utamanya ‘dihalangi’
menyentuk sasaran.
Contoh Abrasi
• Abrasi rusaknya 40% pantai di Indonesia
Menurut Alam Endah (2009) berpendapat: “abrasi pantai di Indonesia telah
mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Sedikitnya 40 persen dari 81 ribu km
pantai di Indonesia rusak akibat abrasi. Dalam beberapa tahun terakhir garis
pantai di beberapa daerah di Indonesia mengalami penyempitan yang cukup
memprihatinkan. Abrasi yang terjadi mampu menenggelamkan daratan antara 2
hingga 10 meter per tahun.
Apabila tidak diatasi, lama kelamaan daerah-daerah yang permukaannya rendah
akan tenggelam. Pantai yang indah dan menjadi tujuan wisata menjadi rusak.
Pemukiman warga dan tambak tergerus hingga menjadi laut. Tidak sedikit warga
di pesisir pantai yang telah direlokasi gara-gara abrasi pantai ini. Abrasi pantai
juga berpotensi menenggelamkan beberapa pulau kecil di perairan Indonesia”.
B. Pasang Surut Air Laut
Pada gambar di atas, Fenomena air laut pasang purnama terjadi dua kali
dalam sebulan yaitu saat bulan baru (new moon) dan bulan purnama (full
moon). Fenomena tersebut terjadi saat matahari, bumi dan bulan berada di
datu garis lurus. Di saat ini, permukaan air laut di daerah mengalami
purnama akan pasang di titik tertinggi (titik A dan B), dan daerah yang
tidak mengalami purnama akan surut di titik terendah (titik C dan D).
2. Pasang perbani terjadi saat bumi, bulan dan matahari membentuk sudut
tegak lurus satu sama lain. Di saat ini, permukaan air laut mengalami
pasang naik tidak terlalu tinggi (titik A dan B) dan surut tidak terlalu
rendah (titik C dan D). Pasang perbani terjadi pada bulan kuarter pertama
dan kuarter ketiga.
TP. 3.5. Peserta didik dapat menjelaskan macam-
macam lapisan atmosfer melalaui studi literasi.
Menurut penjelasan para ahli, lapisan atmosfer bumi dibagi atas dua
bagian yaitu lapisan atmosfer bagian bawah yang dimulai dari permukaan bumi
sampai dengan ketinggian samapi sekitar 50 km. Pada regional ini dignakan oleh
para ahli untuk mempelajari ilmu meteorologi dan geofisika.
Kemudian lapisan atmosfer kedua adalah lapisan atmosfer bagian atas
yang dimulai dari 50 km sampai lapisan atmosfer teratas. Pada bagian ini para
ahli mepelajari ilmu aeronomi dan penerbangan.
Berdasarkan sifat fisik yang dimilikinya lapisan atmosfer bumi dibagi
atas 5 lapisan yaitu :
1. Lapisan Troposfer
Pada lapisan atmosfer bumi di bagian stratosfer dibagi atas dua lapisan,yaitu
1. Lapisan atas yang berfungsi sebagai peroses membentuk ozon dan
melakukan penyerapan sinar UV yang memiliki kadar yang tinggi kemudian
meradiasikan IR yang tinggi. Dilapisan stratosfer urutan atmosfer bumi
terjadi penyerapan sinar UV yang memiliki kadar yang tinggi dikarenakan
terdapat banyak molekul poliatomik.
2. Lapisan stratosfer bawah yang berbatasan dengan troposfer dilakukan
pemecahan ozon untuk menyerap sinar UV yang lebih rendah dan
meradiasikan IR yang rendah pula. Urutan lapisan bumi stratosfer ini
memiliki fungsi dan bermanfaat untuk melindungi permukaan bumi atau
lapisan troposfer dari radiasi sinar UV yang berlebihan. Hal ini dikarenakan
sinar UV yang mencapai bumi dengan kadar yang ideal akan bermanfaat
bagi makhluk hidup.
Dengan kadar sinar yang memasuki permukaan bumi sangatlah kompleks,
maka, dengan adanya lapisan stratosfer ini menyaring sinar tersebut agar
dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup.
3. Lapisan Mesosfer
4. Lapisan Termosfer
Lapisan termosfer merupakan lapisan bumi keempat dari urutan atmosfer
bumi yang memiliki ketinggian dari 85 km sampai 500 km. Urutan
termosfer terdiri dari lapisan gas yang memiliki kerapatan yang rendah.
Serta, temperatur pada lapisan atmosfer ini dapat naik sampai 1200 ºC.
Kenaikan temperatur pada lapisan termosfer disebabkan oleh adanya
penyerapan radiasi dengan panjangan gelombang mencapai <200nm.
Pada lapisan atmosfer ini juga terjadinya proses ionisasi partikel yang
dapat sebagai jalur perambatan pada gelombang radio.
Tidak hanya itu, molegus oksigen mengalami reaksi dissosiasi dengan
energi UV gelombang pendek. Sehingga, akan bertindak sebagai emmiter
IR yang membuat kelangkaan molekul poliatomik yang membuat emisi IR
pun menjadi rendah.
5. Lapisan Eksosfer
Pengertian
Cuaca adalah kondisi udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu, yang
relatif sempit serta pada jangka waktu yang singkat. ada juga yang mengatakan
bahwa cuaca adalah keadaan udara harian pada suatu tempat tertentu yang
meliputi wilayah yang sempit, keadaan cuaca ini bisa berubah sewaktu-waktu.
Unsur-Unsur Cuaca
Untuk memahami gejala cuaca dan iklim diperlukan pemahaman mengenai
unsur-unsurnya. Berikut ini unsur-unsur cuaca dan iklim, diantaranya sebagai
berikut:
1. Suhu/Temperatur
Suhu udara/temperatur udara di suatu tempat akan berbeda dengan tempat
lainnya, karena disebabkan oleh beberapa faktor:
Lamanya penyinaran matahari ke bumi, ialah intensitas penyinaran
matahari di belahan bumi sangat bervariasi tergantung oleh letak lintang.
Pada ketinggian suatu tempat, semakin datar suatu tempat atau wilayah
maka panas yang diterima akan semakin besar.
Pada keadaan awan, Bila di atmosfer banyak terdapat awan maka panas
yang diterima bumi akan lebih kecil karena terserap oleh awan.
Karena keadaan tumbuhan di permukaan bumi.
Karena sudut penyinaran matahari, ialah suatu sudut yang dibentuk oleh
sinar matahari pada bidang permukaan di bumi.
2. Tekanan Undara
Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul karena adanya berat dari
lapisan udara, besarnya suatu tekanan udara di suatu tempat bisa berubah-
rubah. Atau kerapatan massa udara dalam satuan wilayah tertentu.
Sedangkan pada alat untuk mengukur tekanan udara yakni Barometer.
3. Kelembaban Udara
Kelembaban udara ialah banyak sedikitnya uap air yang terkandung dalam
udara pada saat waktu tertentu. Sedangkan alat yang dipakai untuk
mengukur kelembaban udara disebut dengan Higrometer
4. Angin
Angin yaitu udara yang bergerak dari daerah bertekanan maksimum (tinggi)
ke daerah tekanan minimun (rendah). Sedangkan untuk mengukur suatu
kecepatan & arah angin digunakan Anemometer dengan memakai skala
Beaufort.
5. Hujan/Curah hujan
Hujan/curah hujan adalah suatu intensitas atau jumlah air hujan yang turun
pada suatu wilayah dalam waktu tertentu.
Memprediksi cuaca tanpa teknologi dapat saja kita lakukan pada saat kita berada
pada situasi tanpa gawai, tanpa internet dan mungkin tanpa listrik. Memprediksi
cuaca tanpa teknologi memang akurasinya rendah, namun dapat dipertimbangkan
pada saat darurat ataupun kebutuhan tertentu.
Cara Memprediksi Cuaca Tanpa Teknologi antara lain :
1. Udara terasa gerah indikasi akan terjadi hujan deras
Udara gerah dapat menjadi petunjuk untuk memprediksi cuaca tanpa
teknologi.
Saat udara tiba-tiba terasa gerah adalah pertanda proses pembentukan awan
secara masif sedang berlangsung di atmosfer. Pada saat awal proses
pembentukan awan tersebut, uap air yang berubah fasa menjadi butiran air
pembentuk tetes awan akan melepaskan panas laten. Panas laten adalah
panas yang dibawa uap air saat menguap ke atmosfer.
Akumulasi pelepasan panas laten tersebut memanaskan atmosfer
sehingga suhu udara meningkat. Kita kemudian merasa gerah, karena naiknya
suhu udara tersebut dan diikuti oleh peningkatan kelembapan. Keadaan ini
umum terjadi pada daerah kita yang beriklim tropis.
Selanjutnya saat awan-awan terbentuk maka keberadaan awan itu sendiri
akan menghalangi radiasi dari bumi baik radiasi pantul dari matahari ataupun
radiasi gelombang panjang dari bumi sendiri.
Tanpa adanya awan radiasi tersebut akan hilang ke atmosfer, namun
karena adanya awan yang terbentuk maka radiasi tersebut kembali ke bumi
dan memanaskan suhu udara di sekitar kita. Dampaknya kita akan merasa
gerah. Jika proses awan terus berlanjut dan tanpa ada faktor lain yang dapat
memecah awan seperti angin kencang, maka pada titik tertentu awan yang
terbentuk tersebut akan jatuh menjadi hujan. Hujan yang diawali oleh udara
gerah akan deras namun berlangsung dalam waktu yang singkat.
Bentuk awan dan potensi cuaca yang dihasilkan (Sumber : Ahrens, Essential of
Meteorology)
Gambar di atas menunjukkan bentuk-bentuk awan yang berbeda-beda, ada
yang menjulang tinggi dan ada yang memanjang horizontal.
Berikut kondisi cuaca yang terjadi berdasarkan bentuk awan yang signfikan:
a) Awan Cumulonimbus yang menjulang tinggi maka beberapa saat ke
depan berpotensi terjadi hujan deras dan angin kencang. Pada kondisi
ekstrem dapat terbentuk hujan es disertai angin kencang.
b) Awan Nimbostratus juga akan menghasilkan hujan yang ringan namun
terus-menerus. Pada daerah lintang tinggi, awan Nimbostratus dan
menghasilkan salju.
c) Awan-awan jenis stratus akan menghasilkan kabut tipis yang disebut
mist dan hujan ringan yang terus menerus.
d) Awan Cirrostratus umum terlihat pada saat udara stabil. Jika diikuti oleh
terbentuknya awan-awan menengah seperti Altocumulus maka menjadi
pertanda akan terjadi hujan ringan dalam 24 jam ke depan.
Dengan mengenal bentuk awan kita bisa mendapat gambaran prediksi cuaca
meski tanpa teknologi.
Dasar awan yang gelap indikator cuaca buruk. (Sumber gambar : wikimedia.org)