Anda di halaman 1dari 28

ASPEK IPAS 3.

BUMI DAN ANTARIKSA


TP 3.1. Peserta didik memahami struktur bumi setelah
melakukan pengamatan

Struktur Lapisan Bumi – Bumi merupakan salah satu planet dari bagian dari
tata surya yang berada dalam bagian dari galaksi Bima Sakti. Dengan merupakan
planet ketiga dari susunan planet yang ada di tata surya ini Bumi memiliki lampisan
struktur berlapis-lapis sampai kepada inti bumi (core).
Dengan diameter bumi sebesar 7.926 mil. Bumi memiliki setidaknya ada 4 lapisan
bumi yang menjadi penyususn bumi yang saat ini kita tinggal diatasnya. Plate bumi
ini memiliki 4 jenis lapisan, yaitu kerak bumi, selimut bumi, inti luar dan inti dalam
bumi.
Selain memiliki struktur lapisan bumi kebawah, struktur bumi juga memiliki
struktur lapisan keatas yang kita sebut dengan lapisan atmosfer bumi yang terdiri
atas 5 lapisan yaitu. Lapisan Troposfer, lapisan Stratosfer, lapisan Mesosfer,
lapisan Termosfer, dan lapisan Eksosfer.

Struktur Lapisan Bumi

Bumi merupakan salah satu dari planet yang berada di dalam satuan tata
surya yang terus berevolusi mengelilingi matahari. Dengan memiliki bentuk yang
oval layaknya bola yang ditekan pada bagain atas dan bagian bawah (Kutub).
Sehingga, terbentuk tonjolan pada bagian terluar pada bumi yang kita sebut dengan
garis khatulistiwa.
Disamping itu, bumi merupakan jajaran palet dalam atau yang biasa disebut
dengan planet terestial. Dimana, palanet dalam ini merupakan palet yang memiliki
jarak yang paling dekat dengan matahari setelah planet merkurius dan venus.
Selain memiliki struktur lapisan bumi yang terdiri dari lapisan atas yang
tersusun dari sekumpulan lapisan gas. Bumi juga memiliki lapisan bawah dari tempat
kaki kita berpijak sampai kepada inti dalam bumi.
Dalam penjelasannya, ada 4 lapisan bumi yang paling sering dibahas dan
dijelaskan oleh para peneliti. 4 struktur lapisan bumi antara lain :

1. Kerak Bumi (crush)

Kerak bumi merupakan struktur lapisan bumi bagian paling luar dari
planet bumi. Pada lapisan kerak bumi inilah manusia, hewan dan tumbuhan
hidup. Dengan ketebalan lapisan kerak bumi antara 5 – 70 Km. Lapisan dan
struktur kerak bumi terdiri atas bebatuan beku, sedimen, dan metamorf.
Tidak hanya berupa bebatuan yang ada di lapisan kerak ini. Terdapat
banyak gas pembentuk bumi yang berada pada lapisan bumi ini. Diantaranya
adalah gas oksigen sebanyak 46,6%.
Selain oksigen, struktur kimia yang menjadi pembentuk pada kerak bumi
diantaranya :
 Silikon sebesar 27,7%;
 Alumunium sebesar 8,1%;
 Besi sebesar 5,0%;
 Kalsium sebesar 3,6%;
 Natrium sebesar 2,8%; K
 alium sebesar 2,6%; dan
 Magnesium sebesar 2,1%
Dengan struktur lapisan bumi tersebut dapat kita jumpai pada kandungan
batu-batuan yang ada tersebar diseluruh penjuru bumi. Tidak hanya itu, pada
lapisan bumi ini memiliki suhu yang beranekaragam. Mulai dari dibawah 0
ºC yang dapat kita jumpai pada daerah kutub, sampai pada suhu 1.100 ºC yang
menjadi perbatasan antara kerak bumi dan lapisan mantel bumi.
Karena, ketebalannya yang berbeda. Maka, struktur kerak bumi dibagi atas dua
atas jenis ketebalannya yaitu :
1. Kerak Benua, merupakan kerak bumi yang paling tebal sampai dengan 70 km.
Dengan rata-rata ketebalan sekitar 35 km. Kerak benua juga biasa disebut
dengan lapisan garanitis. Dikarenakan, lapisan penyusn kerak bumi ini terdiri
dari bebatuan granit.
2. Kerak Samudra, ialah lapisan tertipis pada kerak bumi yang meiliki ketebalan
antara 5 sampai 15 km. Kerak samudra juga sering disebut dengan lapisan
basaltis dikarenakan terdapat banyak batuan penyusun kerak bumi dari
bebatuan basalt.

Batuan Pembentuk Kerak Bumi


Didalam pembentuknya, struktur lapisan bumi terdapat tiga jenis bebatuan yang
paling banyak ditemukan dan didapatkan oleh peneliti sebagai pembentuk kerak
bumi dan pembatas anatara lapisan kerak bumi dengan lapisan mantel pada
bumi.
Diantara batuan pembentuk kerak bumi antara lain :
A. Batuan Beku
Batuan beku merupakan batuan dari struktur bumi yang disebabkan oleh
pembekuan oleh cairan magma didalam perjalannya menuju bumi. Didalam
proses pembekuannya batuan beku dibagi atas 3 jenis batuan beku
berdasarkan proses cepat atau lambatnya magma tersebut membeku saat
mencapa permukaan bumi.
1. Batuan Beku Dalam, merupakan batuan beku yang membeku didalam kulit
bumi dan berbentuk kristal yang besar seperti batu granit.
2. Batuan Beku Luar / Batu Leleran, merupakan batuan beku yang membeku
diluar kulit bumi dan berbentuk kristal yang kecil-kecil. Diantara batuan
beku luar antara lain batu apung.
3. Batuan Korok, merupakan batuan beku yang membeku di dalam gang-
gang atau korok yang tempatnya dengan permukaan. Dengan peroses
pembekuan lebih cepat dari batuan beku akan membentuk batuan seperti
batu fosfir.
B. Batuan Sedimen / Endapan
Sesuai dengan namanya batuan sedimen atau batu endapan
merupakan salah satu materi pembentuk struktur lapisan bumi selanjutnya.
Dimana, batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk dari berbagai
jenis dan bacam batu yang lapuk atau hancur.
Dengan butiran pelapukan batu tersebut menumpuk dan berlapis-lapis
secara bertahun-tahun disertai adanya tekanan. Membuat pemadatan batuan
menjadi batuan sedimentasi yang umumnya terdiri dari alpisan batuan kecil,
pasir, dan berbagia jenis batuan lainnya.
C. Batuan Metamorf / Malihan
Batuan metamorf merupakan perubahan lanjutan oleh batuan sedimen
maupun batuan beku pada struktur bumi. Dengan adanya perubahan suhu,
tekanan, dan ekosistem yang ada disekitar batuan tersebut membuat batuan
tersebut berubah sesuai dengan keadaannya lingkungan dari batuan tersebut.
Diantara batuan metamorf atara lain :
 Batuan metamorf termal, merupakan batuan malihan yang berada disekitar
gunung berapi yang dimana batuan tersebut bersentuah dengan makma.
Sehingga, menjadi batuan seperti marmer.
 Batuan metamorf kataklastik, merupakan batuan metamorf yang terbentuk
akibat mendapat tekanan yang besar sehinggat menjadi batu seperti batu
filit.
 Batuan metamorf dinamo-termal, merupakan batuan metamorf yang
berubah akibat tekanan yang tinggi dan suhu tinggi. Sehingga, berubah
menjadi batuan genes, amfibolit.

2. Selimut Bumi (mantle)

Lapisan kedua dari struktur lapisan bumi adalah lapisan mantel atau
selimut bumi. Lapisan mantel bumi ini merupakan lapisan yang paling tebal
serta memiliki kandungan magma yang sering kita liat ketika terjadi erupsi
atau gunung meletus di guni berapi.
Dengan ketebalan mencapai 2.900 km, struktu bumi pada lapisan
mantel ini terdiri dari kandungan besi, aluminium, magnesium, kalium, silikon,
serta oksigen. Selain memiliki ketebalan yang paling tebal di struktur lapisan
bumi, lapisan mantel bumi juga meiliki suhu yang panas hingga mencapai
3.000 ºC.
Mantel bumi ini pun dibagi atas dua lapisan mantel yaitu :

 Lapisan mantel bumi atas, merupkan mantel bumi yang berada


setelah kerak bumi yang memiliki kedalaman sekitar 400 km. Disamping
itu pada lapisan bumi ini bersifat plastis hingga semiplastis yang
disebabkan oleh suhu dan tekanan yang berada pada lapisan bumi ini
mengalami kesetimbangan.
 Lapisan mantel bumi bawah, ialah struktur lapisan bumi yang berada
pada kedalama sampai dengan 2900 km. Hingga, mencapai perbatasan
dengan inti bumi.
3. Inti Bumi Bagian Luar (outer core)

Inti bumi atau core merupakan bagian terdalam dari struktur lapisan bumi
ke bawah. Dengan ketebalan lapisan inti bumi bagian luar ini setebal 2.000 km
serta memiliki kepadatan yang sangat padat. Walaupun terdiri dari bahan besi
dan nikel yang sangat panas dan cair.
Disamping itu, pada struktur lapisan bumi di lapisan luar inti bumi ini
memiliki suhu mencapai 2.000 ºC. Pada lapisan ini pula disebut olehpara peneliti
sebagai pengarah kompas magnetik yang diseikbabkan ketika bumi melakukan
rotasi yang menghasilkan magnet bumi.

4. Inti Bumi Bagian Dalam (inner core)

Pada lapisan inti bumi bagian dalam merupakan pusat terdalam dari inti
bumi dengan kedalaman mencapai 5200 km dari kerak bumi. Dengan diameter
inti dalam bumi yang seperti bola mencapai 2.700 km serta mempunyai suhu
mencapai 4.500 ºC bahkan dapat melebih hal tersebut.
Para peneliti mengambil hipotesis bahwasanya inti bumi tersusun atas
material yang bersifat pejal atau keras dan ditutupi oleh struktur cairan kental
dengan suhu yang sangat tinggi.
TP. 3.2. Peserta didik dapat membuat mitigasi
bencana gempa melalui demonstasi simulasi.

Gempa Bumi
Gempa Bumi adalah getaran dipermukaan bumi yang terjadi secara tiba-tiba.

 Macam-macam gempa bumi :


1. Menurut penyebab terjadinya, gempa bumi dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
 Gempa Vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh letusan gunungapi,.
Contoh: gempa G. Bromo, gempa G. Una-Una, gempa G. Krakatau.
 Gempa Tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena pergeseran lapisan
kulit bumi akibat lepasnya energi di zone penunjaman. Gempa bumi tektonik
memiliki kekuatan yang dahsyat. Contoh, gempa Aceh, Bengkulu,Pangandaran.
 Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi yang disebabkan oleh tanah
longsor, gua-gua yang runtuh, dan sejenisnya. Tipe gempa seperti ini hanya
berdampak kecil dan wilayahnya sempit.
2. Berdasarkan Kedalamannya
 Gempa bumi dalam adalah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat
gempa) berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak
bumi). Gempa bumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.
 Gempa bumi menengah adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada
antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi. gempa
bumi menengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan
getarannya lebih terasa.
 Gempa bumi dangkal adalah gempa bumi yang hiposentrumnya berada kurang
dari 60 km dari permukaan bumi. Gempa bumi ini biasanya menimbulkan
kerusakan yang besar.

 Parameter Gempa bumi


1. Waktu terjadinya gempa bumi (Origin Time - OT)
2. Lokasi pusat gempa bumi (Episenter)
3. Kedalaman pusat gempa bumi (Depth)
4. Kekuatan Gempa bumi (Magnitudo)

 Karakteristik Gempa bumi


1. Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
2. Lokasi kejadian tertentu
3. Akibatnya dapat menimbulkan bencana
4. Berpotensi terulang lagi
5. Belum dapat diprediksi
6. Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi
 Akibat Gempa Bumi
1. Bangunan roboh
2. Kebakaran
3. Jatuhnya korban jiwa
4. Permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
5. Tanah longsor akibat guncangan
6. Banjir akibat rusaknya tanggul
7. Gempa di dasar laut yang menyebabkan tsunami

 Mitigas Bencana Gempa Bumi


Menurut Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana, pengertian mitigasi adalah suatu rangkaian upaya yang dilakukan untuk
meminimalisir risiko dan dampak bencana, baik melalui pembangunan infrastruktur
maupun memberikan kesadaran dan kemampuan dalam menghadapi bencana.
Usaha mencegah terhadap bencana gempa bumi merupakan hal yang sangat
sulit, dapat dilakukan adalah melakukan mitigasi bencana untuk meminimalkan
korban.
Berikut contoh upaya mitigasi bencana gempa bumi :
1. Sebelum Terjadi Gempabumi
a. Kunci Utama adalah
 Mengenali apa yang disebut gempa bumi
 Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya
yang disebabkan oleh gempa bumi (longsor, liquefaction dll)
 Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar
dari bahaya gempa bumi.

b. Kenali Lingkungan Tempat Anda Bekerja


 Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi gempabumi,
sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung;
 Belajar melakukan P3K;
 Belajar menggunakan alat pemadam kebakaran;
 Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi
gempabumi.
c. Persiapan Rutin pada tempat Anda bekerja dan tinggal
 Perabotan (lemari, cabinet, dll) diatur menempel pada dinding (dipaku, diikat,
dll) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.
 Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah
agar terhindar dari kebakaran.
 Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.

d. Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempabumi adalah akibat
kejatuhan material
 Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah
 Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat
gempabumi terjadi (misalnya lampu dll).
e. Alat yang harus ada di setiap tempat
 Kotak P3K;
 Senter/lampu baterai;
 Radio;
 Makanan suplemen dan air.

2. Saat Terjadi Gempa bumi


a. Jika Anda berada di dalam bangunan
 Lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan
bersembunyi di bawah meja dll
 Cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan
 Lari ke luar apabila masih dapat dilakukan
b. Jika berada di luar bangunan atau area terbuka
 Menghindari dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang
listrik, pohon, dll
 Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah
c. Jika Anda sedang mengendarai mobil segera keluar, turun dan menjauh dari
mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran
d. Jika Anda tinggal atau berada di pantai, jauhi pantai untuk menghindari
bahaya tsunami.
e. Jika Anda tinggal di daerah pegunungan, hindari daerah yang mungkin terjadi
longsoran.

3. Setelah Terjadi Gempabumi


a. Jika Anda berada di dalam bangunan
 Keluar dari bangunan tersebut dengan tertib;
 Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa;
 Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K;
 Telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau
sekitar Anda.
b. Periksa lingkungan sekitar Anda
 Periksa apabila terjadi kebakaran.
 Periksa apabila terjadi kebocoran gas.
 Periksa apabila terjadi hubungan arus pendek listrik.
 Periksa aliran dan pipa air.
 Periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan (mematikan listrik, tidak
menyalakan api dll)
c. Jangan mamasuki bangunan yang sudah terkena gempa
Karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

d. Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, kemungkinan terjadi bahaya susulan


masih ada.
e. Mendengarkan informasi.
 Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa
susulan).
 Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.
f. Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa
besar kerusakan yang terjadi
g. Jangan panik dan jangan lupa selalu berdo'a kepada Tuhan YME demi
keamanan dan keselamatan kita semuanya.

TP 3.3. Peserta didik memahami siklus hidrologi


melalui pengamatan langsung

Secara singkat, siklus hidrologi atau siklus air adalah pergerakan air yang
teratur dari lautan ke udara, lalu ke tanah, dan mengalir ke laut . Siklus hidrologi
memiliki peran yang penting dalam sebuah kehidupan. Karena siklus ini berkaitan
dengan cuaca, iklim, dan ilmu meteorologi.
Pengertian Siklus Hidrologi Menurut Para Ahli
1. Menurut Suyono
Siklus hidrologi adalah air yang menguap ke udara dari permukaan tanah dan
laut, berubah menjadi awan sesudah melalui beberapa proses dan kemudian
jatuh sebagai hujan atau salju ke permukaan laut atau daratan.
2. Soemarto
Siklus hidrologi adalah gerakan air laut ke udara, yang kemudian jatuh ke
permukaan tanah lagi sebagai hujan atau bentuk presipitasi lain, dan akhirnya
mengalir ke laut kembali. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari
merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu.

 Proses Siklus Hidrologi


1. Evaporasi
Evaporasi merupakan proses berubahnya air menjadi uap air yang disebabkan
oleh energi matahari.
2. Transpirasi
Tranpirasi merupakan proses berubahnya air yang berasal dari tumbuhan
menjadi uap air.
Transpirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: suhu, pergerakan angin,
kelembaban udara, kelembaban tanah, dan jenis tumbuhan.
3. Sublimasi
Sublimasi merupakan proses penguapan es tanpa mengalami pencairan
terlebih dahulu. Biasanya terjadi di puncak gunung yang tinggi dan kutub.
4. Kondensasi
Kondensasi merupakan proses perubahan uap air menjadi sebuah partikel
kecil berisikan air. Contohnya seperti awan dan kabut.
5. Adveksi
Adveksi adalah perpindahan awan dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
Perpindahan ini dipengaruhi oleh tekanan udara dan arah angin.
6. Presipitasi
Presipitasi merupakan proses mencairnya uap air yang jatuh ke bumi.
Biasanya berupa hujan, hujan salju, hujan es, kabut, dan graupel.
7. Runoff
Runoff merupakan pergerakan aliran air di atas permukaan tanah
akibat hujan yang datang lebih cepat dari pada penyerapan yang dilakukan
oleh tanah.
8. Infiltrasi
Infiltrasi merupakan proses pemyerapan air hujan kedalam pori-pori tanah
yang di perngaruhi oleh gaya gravitasi.

 Jenis-Jenis Siklus Hidrologi


1. Siklus Pendek (Kecil)
Air laut mendapat sinar matahari, kemudian mengalami penguapan yang
semakin lama semakin banyak. Setelah mencapai ketinggian tertentu,
temperatur udara menurun, maka terjadilah kondensasi (pengembunan), dan
terbentuklah awan yang mengakibatkan turunnya hujan di atas permukaan laut
tersebut.
2. Siklus Sedang
Air laut yang mendapat sinar matahari, kemudian menguap. Uap air tersebut
terbawa oleh angin ke daratan. Akibat suhu udara di atas daratan (biasanya
pegunungan) dingin, maka terjadilah kondensasi sehingga terbentuklah awan.
Jika awan tersebut telah jenuh oleh uap air, terjadilah hujan. Air hujan tersebut
ada yang mengalir di permukaan bumi, meresap ke dalam tanah, ada yang
masuk danau, sungai, dan akhirnya kembali ke laut.
3. Siklus Panjang (Besar)
Siklus ini terjadi karena pengaruh panas sinar matahari yang mengakibatkan air
laut menguap. Uap air tersebut terbawa oleh angin jauh ke wilayah daratan.
Setelah mengalami pendinginan, uap air tersebut berubah menjadi kristal es
sehingga terjadilah hujan salju. Salju yang berkumpul membentuk padang salju
yang kemudian mencair dan mengalir pada sungai es (gletser). Setelah
mencair akhirnya kembali ke laut.
TP. 3.4. Peserta didik dapat membuat prediksi
sederhana potensi bencana akibat abrasi dan pasang
surut air laut.

A. ABRASI

Abrasi merupakan istilah untuk menggambarkan pengikisan daerah pantai


yang terjadi karena gelombang dan arus laut destruktif. Pengikisan yang demikian
menyebabkan berkurangnya daerah pantai mulai dari yang paling dekat dengan
air laut karena menjadi sasaran pertama pengikisan. Jika dibiarkan, abrasi akan
terus menggerogoti bagian pantai sehingga air laut akan menggenangi daerah-
daerah yang dulunya dijadikan tempat bermain pasir ataupun pemukiman
penduduk dan wilayah pertokoan di pinggir pantai.
Ini bukan isapan jempol belaka sebab fenomena yang demikian sudah
tampak di kawasan pantai Indramayu di mana abrasi pantai telah mengeruk
sedikitnya 40 kilometer kawasan pantai.

 PENYEBAB ABRASI
1. Pasang surut air laut
2. Angin di atas lautan yang menghasilkan gelombang serta arus laut yang
berkekuatan merusak.
3. Ketidak seimbangan ekosistem laut. Terjadi karena eksploitasi besar-besaran
terhadap kekayaan laut mulai dari ikan, terumbu karang dan lain sebagainya
sehingga arus dan gelombang laut secara besar-besaran mengarah ke
daerah pantai dan berpotensi menyebabkan abrasi.
4. Pemanasan global atau yang umum disebut global warming.

Faktor lain yang menandai sekaligus menyebabkan ketidakseimbangan


ekosistem adalah penambangan pasir. Penambangan pasir pantai yang terjadi
besar-besaran dengan mengeruk sebanyak mungkin pasir serta dalam intensitas
yang juga tinggi dapat mengurangi volume pasir di lautan bahkan mengurasnya
sedikit demi sedikit. Ini kemudian berpengaruh langsung terhadap arah dan
kecepatan air laut yang akan langsung menghantam pantai. Ketika tidak
‘membawa’ pasir, air pantai akan lebih ringan dari biasanya sehingga ia dapat
lebih keras dan lebih cepat menghantam pantai sehingga proses yang demikian
turut memperbesar kemungkinan terjadinya abrasi.
Adapun penyebab pemanasan global secara umum terjadi karena
pemakaian kendaraan bermotor yang berlebihan serta asap dari pabrik-pabrik
industri ataupun pembakaran hutan. Asap dari kendaraan bermotor dan pabrik-
pabrik serta hutan yang dibakar tersebut menghasilkan karbondioksida yang
menghalangi keluarnya panas matahari yang dipantulkan bumi sehingga panas
tersebut terperangkat dan ‘bersemayam’ di lapisan atmosfer bumi. Akibatnya,
suhu di bumi meningkat, es di kutub mencair dan permukaan air laut
mengalrtami peningkatan sehingga akan menggerus tempat yang rendah.
Dengan demikian, abrasi pantai yang disebabkan oleh ulah manusia
sebenarnya bisa diminimalisir bahkan dihindari dengan perubahan gaya
hidup ataupun regulasi-regulasi yang sifatnya mengikat . Ini menjadi penting
dan layak menjadi keprihatinan bersama karena bahaya atau kerugian yang
disebabkan abrasi tidaklah tanggung-tanggung dan dapat mengenai banyak
untuk tidak mengatakan semua pihak.

 Dampak Abrasi
1. Penyusutan area pantai.
Gelombang dan arus laut yang biasanya membantu jalur berangkat dan
pulang nelayan ataupun memberi pemandangan dan suasana indah di pinggir
pantai kemudian menjadi mengerikan. Hantaman-hantaman kerasnya pada
daerah pantai dapat menggetarkan bebatuan dan tanah sehingga keduanya
perlahan akan berpisah dari wilayah daratan dan menjadi bagian yang
digenangi air. Ini tidak hanya merugikan sektor pariwisata, akan tetapi juga
secara langsung mengancam keberlangsungan hidup penduduk di sekitar
pantai yang memilik rumah atau ruang usaha.
2. Rusaknya hutan bakau.
Penanaman hutan bakau yang sejatinya ditujukan untuk menangkal dan
mengurangi resiko abrasi pantai juga berpotensi gagal total jika abrasi pantai
sudah tidak bisa dikendalikan. Ini umumnya terjadi ketika ‘musim’ badai,
ketika keseimbangan ekosistem sudah benar-benar rusak ataupun saat laut
sudah kehilangan sebagian besar dari persediaan pasirnya. Jika dampak yang
satu ini terjadi, maka penanganan yang lebih intensif harus dilakukan sebab
dalam sebagian besar kasus, keberadaan hutan bakau masih cukup efektif
untuk mengurangi kemungkinan abrasi pantai.
3. Hilangnya tempat berkumpul ikan perairan pantai.
Ini merupakan konsekuensi logis yang terjadi dengan terkikisnya daerah
pantai yang diawali gelombang dan arus laut yang destruktif. Ketika
kehilangan habitatnya, ikan-ikan pantai akan kebingungan mencari tempat
berkumpul sebab mereka tidak bisa mendiami habitat ikan-ikan laut karena
ancaman predator ataupun suhu yang tidak sesuai dan gelombang air laut
yang terlalu besar. Akibat terburuknya adalah kematian ikan-ikan pantai
tersebut.

 Pencegahan Abrasi
1. Penanaman dan Pemeliharaan Pohon Bakau
Pohon bakau adalah jenis pepohonan pantai yang akarnya menjulur ke dalam
air pantai. Ketika pohon ini tumbuh dan berkembang, akarnya akan semakin
kuat sehingga dapat menahan gelombang dan arus laut agar tidak sampai
menghancurkan bebatuan atau berbagai macam jenis jenis tanah (pasir) di
daerah pantai kemudian mengikisnya sedikit demi sedikit.
2. Pemeliharaan Terumbu Karang
Terumbu karang di dasar laut dapat mengurangi kekuatan gelombang dan
arus laut yang akan menyentuh pantai. Karena itu, jika tumbuhan dasar laut
ini dilestarikan dan dilindungi, gelombang laut tidak akan seganas biasanya
sehingga kemungkinan abrasi pantai dapat diminimalisir.
3. Pelarangan Tambang Pasir
Regulasi yang demikian sangat berperan penting dalam upaya mengurangi
abrasi pantai. Jika persediaan pasir di laut tetap dalam kategori cukup, air
pasang, gelombang atau arus laut tidak akan banyak menyentuh garis pantai
sehingga abrasi bisa dihindarkan karena penyebab utamanya ‘dihalangi’
menyentuk sasaran.

 Contoh Abrasi
• Abrasi rusaknya 40% pantai di Indonesia
Menurut Alam Endah (2009) berpendapat: “abrasi pantai di Indonesia telah
mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Sedikitnya 40 persen dari 81 ribu km
pantai di Indonesia rusak akibat abrasi. Dalam beberapa tahun terakhir garis
pantai di beberapa daerah di Indonesia mengalami penyempitan yang cukup
memprihatinkan. Abrasi yang terjadi mampu menenggelamkan daratan antara 2
hingga 10 meter per tahun.
Apabila tidak diatasi, lama kelamaan daerah-daerah yang permukaannya rendah
akan tenggelam. Pantai yang indah dan menjadi tujuan wisata menjadi rusak.
Pemukiman warga dan tambak tergerus hingga menjadi laut. Tidak sedikit warga
di pesisir pantai yang telah direlokasi gara-gara abrasi pantai ini. Abrasi pantai
juga berpotensi menenggelamkan beberapa pulau kecil di perairan Indonesia”.
B. Pasang Surut Air Laut

 Pengertian Pasang Surut Air Laut


Pasang surut air laut dikenal juga dengan istilah ocean tide. Pasang
adalah kondisiair laut naik daripada biasanya. Sedangkan surut adalah kondisi
permukaan air laut turun daripada biasanya. Pasang surut air laut adalah
fenomena naik turunnya air laut secara periodik akibat gaya gravitasi benda-
benda langit terutama bulan dan matahari. Selain menyebabkan pasang
surutnya air laut, gaya gravitasi juga menyebabkan perubahan bentuk bumi
dan atmosfer.
Pasang surut air laut terjadi secara bergantian sesuai periodenya dan
faktor yang mempengaruhinya. Pasang surut air laut memiliki beberapa tipe
yang berbeda. Berikut ini beberapa teori tentang pasang surut air laut dan
penyebabnya.

 Teori Pasang Surut Air Laut


Terdapat beberapa teori yang mengkaji tentang pasang surut air laut, antara
lain Teori Keseimbangan atau Equilibrium Theory dan juga Dynamical Theory,
berikut penjelasannya.
1. Teori Keseimbangan (Equilibrium Theory)
Teori Keseimbangan (Equilibrium Theory) merupakan teori yang
dikemukakan oleh Sir Isaac Newton. Teori keseimbangan membahas
tentang sifat-sifat pasang surut air laut secara kualitatif. Teori
keseimbangan terjadi pada bumi yang mana seluruh permukaannya di
tutupi oleh air dan pengaruh kelembaban. Selain itu, teori keseimbangan
juga menyatakan bahwa naik turunnya permukaan air laut sebanding
dnegan gaya pembangkit pasang surut.
Untuk memahami tentang gaya pembangkit pasang surut dilakukan
pemisahan pergerakan sistem bumi-bulan-matahri menjadi 2 macam yaitu
bumi-bulan dan bumi-matahari. Teori ini diduga tertutup air dengan
kedalaman dan densitas sama dan naik turun air laut sebanding dengan
gaya pembangkit pasang surut atau resultante gaya tarik bulan dan gaya
sentrifugal. Teori keseimbangan berkaitan dengan hubungan antara laut,
massa air yang naik, bulan dan matahari dimana gaya pembangkit akan
menimbulkan air tinggi pada dua lokasi dan air rendah pada dua lokasi.
2. Teori Pasang Surut Dinamik (Dynamical Theory)
Teori Pasang Surut Dinamik (Dynamical Theory) merupakan teori
yang dikemukakan oleh Laplace. Teori ini merupakan teori yang
melengkapi teori pasang surut dinamik, sehingga sifat-sifat pasang surut
dapat diketahui secara kuantitatif. Teori pasang surut dinamis menyatakan
lautan yang homogen masih diasumsikan menutupi seluruh permukaan
bumi dengan kedalam yang konstan.
Keberadaan gaya tarik periodik dapat membangkitkan gelombang
dengan periode yang sesuai dengan konstitue- konstituenya. Selain itu,
dalam teori ini juga menyatakan bahwa gelombang pasang surut terbentuk
akibat pengaruh resultante gaya tarik bulan dan gaya sentrifugal,
kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi Bumi dan pengaruh gesekan
dasar.

 Penyebab Pasang Surut Air Laut


Pasang surut merupakan fluktasi atau keadaan naik turun muka air
laut. Pasang surut air laut disebabkan oleh adanya gaya tarik benda-benda
langit terutama bulan dan matahari terhadap massa air laut bumi .
Meskipun massa bulan lebih kecil dibandingkan massa matahari, namun
karena jarak terhadap bumi lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan
terhadap bumi lebih besar dibandingkan pengaruh gaya tarik matahari. Gaya
tarik bulan yang mempengaruhi pasang surut merupakan 2,2 kali lebih besar
dibandingkan gaya tarik matahari.
Gaya pembangkit pasang surut merupakan resultan dari gaya
sentrifugal dan gaya gravitasi benda-benda luar angkasa seperti bulan dan
matahari. Gaya sentrifugal terjadi akibat revolusi bulan mengelilingi bumi
yang arahnya menjauhi bulan dan setiap titik permukaan bumi memiliki besar
yang sama. Sedangkan gaya gravitasi bulan dipengaruhi oleh jarak dari titik
permukaan bumi terhadap bulan.
Secara umum, pasang dibedakan menjadi 2, yaitu pasang purnama dan
pasang perbani.
1. Pasang Purnama (spring tide)
Faktor yang paling dominan bekerja pada pasang purnama adalah gaya
gravitasi bulan. Pada pasang purnama memiliki besar dua kali lipat gaya
gravitasi yang disebabkan oleh matahari. Hal ini akibat posisi bulan lebih
dekat dengan matahari. Gaya gravitasi menyebabkan gaya tarikan air laut
ke arah bulan dan matahari sehingga menghasilkan dua tonjolan keluar
(bulge) air laut. Dibawah ini adalah ilustrasi fenomena pasang purnama.

Pada gambar di atas, Fenomena air laut pasang purnama terjadi dua kali
dalam sebulan yaitu saat bulan baru (new moon) dan bulan purnama (full
moon). Fenomena tersebut terjadi saat matahari, bumi dan bulan berada di
datu garis lurus. Di saat ini, permukaan air laut di daerah mengalami
purnama akan pasang di titik tertinggi (titik A dan B), dan daerah yang
tidak mengalami purnama akan surut di titik terendah (titik C dan D).
2. Pasang perbani terjadi saat bumi, bulan dan matahari membentuk sudut
tegak lurus satu sama lain. Di saat ini, permukaan air laut mengalami
pasang naik tidak terlalu tinggi (titik A dan B) dan surut tidak terlalu
rendah (titik C dan D). Pasang perbani terjadi pada bulan kuarter pertama
dan kuarter ketiga.
TP. 3.5. Peserta didik dapat menjelaskan macam-
macam lapisan atmosfer melalaui studi literasi.

 Lapisan Atmosfer Bumi

Lapisan atmosfer bumi merupakan susunan lapisan gas yang menutupi


seluruh permukaan bumi. lapisan atmosfer ini membentang sejauh satusan
kilometer keatas dengan setiap tingkatan atmosfer meiliki kerapadan dan padat
gasnya tersendiri. Sehingga, semakin keatas kadar oksigen (O2) semakin
menipis. Serta memiliki kerapatan dan suhu yang semakin rendah. Hal ini dapat
di buktikan saat kamu akan sulit bernafas ketika berada di ketinggian di
karenakan kadar oksigen yang sedikit.

 Susunan dan Urutan Lapisan Atmosfer Bumi

Menurut penjelasan para ahli, lapisan atmosfer bumi dibagi atas dua
bagian yaitu lapisan atmosfer bagian bawah yang dimulai dari permukaan bumi
sampai dengan ketinggian samapi sekitar 50 km. Pada regional ini dignakan oleh
para ahli untuk mempelajari ilmu meteorologi dan geofisika.
Kemudian lapisan atmosfer kedua adalah lapisan atmosfer bagian atas
yang dimulai dari 50 km sampai lapisan atmosfer teratas. Pada bagian ini para
ahli mepelajari ilmu aeronomi dan penerbangan.
Berdasarkan sifat fisik yang dimilikinya lapisan atmosfer bumi dibagi
atas 5 lapisan yaitu :

1. Lapisan Troposfer

Urutan lapisan atmosfer pertama adalah lapisan troposfer. Lapisan ini


merupakan lapisan bumi pertama yang paling bawah. Lapisan troposfer ini
merupakan lapisan udara bumi yang makluk hidup tinggal pada lapisan udara
bumi yang satu ini.
Dengan ciri-ciri lapisan troposfer antara lain :
 Ketinggian rata-rata mulai dari permukaan bumi sampai 11 km sampai
kepada lapisan perbatasan sekitar 50 km.
 Temperatur kenaikan pada lapisan troposfer rata-rata 15 ºC dipermukaan
lau dan akan menurun sampai sekitar – 56 ºC serign dengan kenaikan
ketinggian.
 Terdiri atas gas poliatomik yang memiliki densitas yang tergolong besar.
Gas oksigen, nitrogen, dan gfas rumah kaca mendominasi pada lapisan
bumi yang satu ini.
 Adanya variabel gas seperti uap air, hujan, awan dan selainnya sangat
berpengaruh terhadap fenomena yang terjadi di lapisan troposfer ini.
Urutan lapisan bumi pertama ini memiliki manfaat untuk menjaga suhu pada
atmosfer agar tetap stabil dan mampu menopang kehidupan yang tinggal
didalam lapisan troposfer ini. Dengan menjaganya suhu yang terjadi didalam
lapisan ini. Akan membuat reaksi biokimia dapat berjalan dengan normal.
2. Lapisan Stratosfer

Lapisan stratosfer merupakan lapisan atmosfer yang pesawat melakukan


tindakan mengudara. Ciri-ciri lapisan stratosfer pada lapisan atmosfer adalah :
 Ketinggian rata-rata 11 km sampai dengan 50 km.
 Suhu rata-rata mengalami penurunan suhu atau temperatur dari -2 ºC
samapi -56 ºC pada bagian atas stratosfer. Hal ini terjadi karena terjadi
penyerapan dari radiasi sinar UV oleh lapisan ozon pada atmosfer.
 Menjadi lapisan perbatasan atau transisi antara stratosfer dan mesosfer.

Pada lapisan atmosfer bumi di bagian stratosfer dibagi atas dua lapisan,yaitu
1. Lapisan atas yang berfungsi sebagai peroses membentuk ozon dan
melakukan penyerapan sinar UV yang memiliki kadar yang tinggi kemudian
meradiasikan IR yang tinggi. Dilapisan stratosfer urutan atmosfer bumi
terjadi penyerapan sinar UV yang memiliki kadar yang tinggi dikarenakan
terdapat banyak molekul poliatomik.
2. Lapisan stratosfer bawah yang berbatasan dengan troposfer dilakukan
pemecahan ozon untuk menyerap sinar UV yang lebih rendah dan
meradiasikan IR yang rendah pula. Urutan lapisan bumi stratosfer ini
memiliki fungsi dan bermanfaat untuk melindungi permukaan bumi atau
lapisan troposfer dari radiasi sinar UV yang berlebihan. Hal ini dikarenakan
sinar UV yang mencapai bumi dengan kadar yang ideal akan bermanfaat
bagi makhluk hidup.
Dengan kadar sinar yang memasuki permukaan bumi sangatlah kompleks,
maka, dengan adanya lapisan stratosfer ini menyaring sinar tersebut agar
dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup.
3. Lapisan Mesosfer

Struktur lapisan bumi selanjutnya adalah lapisan mesosfer, lapisan mesosfer


merupakan lapisan ketiga setelah lapisan troposfer dan lapisan stratosfer
dalam urutan lapisan atmosfer bumi. Dimana, lapisan mesosfer atmosfer bumi
memiliki ciri-ciri antara lain :
 Memiliki ketinggian rata-rata 50 km sampai 85 km dari atas permukaan
bumi.
 Mengalami penurunan suhu dari -2 ºC sampai dengan -92 ºC pada bagian
paling atas dari lapisan mesosfer.
 Merupakan lapisan tempat terjadinya fenomena aurora karena terjadi
proses ionisasi dari kumpulan gas pada lapisan mesosfer.
Pada lapisan mesosfer terjadi konsetrasi ozon yang mengalami penunuran
yang sangat besaryang terjadi saat altitude mengalami penaikan. Sehingga,
penyerapan sinar UV yang terserap sangat kecil.

4. Lapisan Termosfer
 Lapisan termosfer merupakan lapisan bumi keempat dari urutan atmosfer
bumi yang memiliki ketinggian dari 85 km sampai 500 km. Urutan
termosfer terdiri dari lapisan gas yang memiliki kerapatan yang rendah.
Serta, temperatur pada lapisan atmosfer ini dapat naik sampai 1200 ºC.
 Kenaikan temperatur pada lapisan termosfer disebabkan oleh adanya
penyerapan radiasi dengan panjangan gelombang mencapai <200nm.
 Pada lapisan atmosfer ini juga terjadinya proses ionisasi partikel yang
dapat sebagai jalur perambatan pada gelombang radio.
 Tidak hanya itu, molegus oksigen mengalami reaksi dissosiasi dengan
energi UV gelombang pendek. Sehingga, akan bertindak sebagai emmiter
IR yang membuat kelangkaan molekul poliatomik yang membuat emisi IR
pun menjadi rendah.

5. Lapisan Eksosfer

Lapisan eksosfer merupakan lapisan yang menyelimuti bumi bagian terluar


dengan jarak ketinggian mencapai 1000 km.
Didalam lapisan ini terjadi gerakan atom yang tidak beraturan. Kemudian,
pada lapisan ini merupakan lapisan yang paling panas dari lapisan atmosfer
lainnya yang sampai pada ketinggian 3.150km dari permukaan bumi.
Dengan suhu yang sangat panas pada lapisan ini menjadi peling atau pelapis
pertama pada bumi dari benturan ketika adanya asteroit, meteor dan benda
langit lainnya yang ingin memasuki orbit bumi. Dengan adanya lapisan ini
membuat benda langit tersebut hancur akibat benturan dengan lapisan
atmosfer tersebut.

TP. 3.6. Melakukan pengamatan terhadap beberapa


unsur cuaca untuk memprediksi kondisi cuaca di
lingkungan sekitar.

 Pengertian
Cuaca adalah kondisi udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu, yang
relatif sempit serta pada jangka waktu yang singkat. ada juga yang mengatakan
bahwa cuaca adalah keadaan udara harian pada suatu tempat tertentu yang
meliputi wilayah yang sempit, keadaan cuaca ini bisa berubah sewaktu-waktu.

 Unsur-Unsur Cuaca
Untuk memahami gejala cuaca dan iklim diperlukan pemahaman mengenai
unsur-unsurnya. Berikut ini unsur-unsur cuaca dan iklim, diantaranya sebagai
berikut:
1. Suhu/Temperatur
Suhu udara/temperatur udara di suatu tempat akan berbeda dengan tempat
lainnya, karena disebabkan oleh beberapa faktor:
 Lamanya penyinaran matahari ke bumi, ialah intensitas penyinaran
matahari di belahan bumi sangat bervariasi tergantung oleh letak lintang.
 Pada ketinggian suatu tempat, semakin datar suatu tempat atau wilayah
maka panas yang diterima akan semakin besar.
 Pada keadaan awan, Bila di atmosfer banyak terdapat awan maka panas
yang diterima bumi akan lebih kecil karena terserap oleh awan.
 Karena keadaan tumbuhan di permukaan bumi.
 Karena sudut penyinaran matahari, ialah suatu sudut yang dibentuk oleh
sinar matahari pada bidang permukaan di bumi.
2. Tekanan Undara
Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul karena adanya berat dari
lapisan udara, besarnya suatu tekanan udara di suatu tempat bisa berubah-
rubah. Atau kerapatan massa udara dalam satuan wilayah tertentu.
Sedangkan pada alat untuk mengukur tekanan udara yakni Barometer.
3. Kelembaban Udara
Kelembaban udara ialah banyak sedikitnya uap air yang terkandung dalam
udara pada saat waktu tertentu. Sedangkan alat yang dipakai untuk
mengukur kelembaban udara disebut dengan Higrometer
4. Angin
Angin yaitu udara yang bergerak dari daerah bertekanan maksimum (tinggi)
ke daerah tekanan minimun (rendah). Sedangkan untuk mengukur suatu
kecepatan & arah angin digunakan Anemometer dengan memakai skala
Beaufort.

5. Hujan/Curah hujan
Hujan/curah hujan adalah suatu intensitas atau jumlah air hujan yang turun
pada suatu wilayah dalam waktu tertentu.

 Cara memprediksi cuaca tanpa teknologi

Memprediksi cuaca tanpa teknologi dapat saja kita lakukan pada saat kita berada
pada situasi tanpa gawai, tanpa internet dan mungkin tanpa listrik. Memprediksi
cuaca tanpa teknologi memang akurasinya rendah, namun dapat dipertimbangkan
pada saat darurat ataupun kebutuhan tertentu.
Cara Memprediksi Cuaca Tanpa Teknologi antara lain :
1. Udara terasa gerah indikasi akan terjadi hujan deras
Udara gerah dapat menjadi petunjuk untuk memprediksi cuaca tanpa
teknologi.
Saat udara tiba-tiba terasa gerah adalah pertanda proses pembentukan awan
secara masif sedang berlangsung di atmosfer. Pada saat awal proses
pembentukan awan tersebut, uap air yang berubah fasa menjadi butiran air
pembentuk tetes awan akan melepaskan panas laten. Panas laten adalah
panas yang dibawa uap air saat menguap ke atmosfer.
Akumulasi pelepasan panas laten tersebut memanaskan atmosfer
sehingga suhu udara meningkat. Kita kemudian merasa gerah, karena naiknya
suhu udara tersebut dan diikuti oleh peningkatan kelembapan. Keadaan ini
umum terjadi pada daerah kita yang beriklim tropis.
Selanjutnya saat awan-awan terbentuk maka keberadaan awan itu sendiri
akan menghalangi radiasi dari bumi baik radiasi pantul dari matahari ataupun
radiasi gelombang panjang dari bumi sendiri.
Tanpa adanya awan radiasi tersebut akan hilang ke atmosfer, namun
karena adanya awan yang terbentuk maka radiasi tersebut kembali ke bumi
dan memanaskan suhu udara di sekitar kita. Dampaknya kita akan merasa
gerah. Jika proses awan terus berlanjut dan tanpa ada faktor lain yang dapat
memecah awan seperti angin kencang, maka pada titik tertentu awan yang
terbentuk tersebut akan jatuh menjadi hujan. Hujan yang diawali oleh udara
gerah akan deras namun berlangsung dalam waktu yang singkat.

Nah, inilah mengapa kemudian udara gerah dapat kita gunakan


sebagai indikator untuk memprediksi cuaca tanpa teknologi.

2. Bentuk awan menentukan jenis hujan


Bentuk awan yang kita lihat di atmosfer dapat menjadi petunjuk untuk
memprediksi cuaca ke depan. Perhatikan bentuk-bentuk awan di bawah ini.

Bentuk awan dan potensi cuaca yang dihasilkan (Sumber : Ahrens, Essential of
Meteorology)
Gambar di atas menunjukkan bentuk-bentuk awan yang berbeda-beda, ada
yang menjulang tinggi dan ada yang memanjang horizontal.
Berikut kondisi cuaca yang terjadi berdasarkan bentuk awan yang signfikan:
a) Awan Cumulonimbus yang menjulang tinggi maka beberapa saat ke
depan berpotensi terjadi hujan deras dan angin kencang. Pada kondisi
ekstrem dapat terbentuk hujan es disertai angin kencang.
b) Awan Nimbostratus juga akan menghasilkan hujan yang ringan namun
terus-menerus. Pada daerah lintang tinggi, awan Nimbostratus dan
menghasilkan salju.
c) Awan-awan jenis stratus akan menghasilkan kabut tipis yang disebut
mist dan hujan ringan yang terus menerus.
d) Awan Cirrostratus umum terlihat pada saat udara stabil. Jika diikuti oleh
terbentuknya awan-awan menengah seperti Altocumulus maka menjadi
pertanda akan terjadi hujan ringan dalam 24 jam ke depan.
Dengan mengenal bentuk awan kita bisa mendapat gambaran prediksi cuaca
meski tanpa teknologi.

3. Warna dasar awan merupakan sinyal cuaca buruk


Petunjuk lain yang dapat kita gunakan untuk memprediksi cuaca tanpa teknologi
adalah warna dasar awan.
Awan-awan dengan dasar yang berwarna abu-abu hingga gelap merupakan
pertanda akan terbentuknya cuaca buruh berupa hujan deras yang kadang
disertai angin kencang.

Dasar awan yang gelap indikator cuaca buruk. (Sumber gambar : wikimedia.org)

Adapun awan-awan dengan warna dasar putih umumnya menunjukkan cuaca


cerah hingga beberapa waktu ke depan. Harus dicatat bahwa sistem cuaca
sangat kompleks, sehingga satu indikator dapat saja tidak menunjukkan apa-apa
karena dominasi faktor cuaca yang lain. Misalnya kita melihat pertumbuhan
awan tebal dengan dasar yang gelap. Sejatinya akan terjadi cuaca buruk.
Namun adanya faktor lain sepertinya angin yang cukup kencang, maka formasi
awan tersebut bisa saja berubah dan punah. Pada akhirnya cuaca dengan hujan
deras tidak terjadi.

Anda mungkin juga menyukai