LITOSFER
OLEH:
HERDI LUSDIANA
NIP. 198807242022211003
1. Pengertian Litosfer
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu.
Litosfer sendiri berasal dari kata Yunani, lithos
yang berarti berbatu, dan sphere yang berarti
padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya
batuan, dan sphaira artinya lapisan/bulatan.
KARAKTERISTIK LAPISAN BUMI
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam
Tata Surya. Diperkirakan usianya mencapai 4,6
milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari
adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (ing:
astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara
(atmosfer) dan medan magnet yang disebut
(magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi
dari angin matahari,sinar ultraungu, dan radiasi dari
luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi
hingga ketinggian sekitar 700 kilometer.
Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi
dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai
berikut :
Kerak Bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi
dua kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak
samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan
kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun
kerak samudra yang utama adalah batuan basalt, sedangkan
batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang
tidak sepadat batuan basalt.
Mantel Bumi
Mantel bumi terletak di antara kerak dan inti luar bumi. Mantel
bumi merupakan batuan yang mengandung magnesium dan
silikon. Suhu pada mantel bagian atas ±1300 °C-1500 °C dan
suhu pada mantel bagian dalam ±1500 °C-3000 °C
Inti Bumi
Inti Bumi terletak pada lapisan terdalam. Inti Bumi terbagi
menjadi 2 (dua), yaitu:
Inti bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam
bumi yang melapisi inti bumi bagian dalam. Inti bumi
bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman
antara 2900-4980 km. Inti bumi bagian luar terdiri atas besi
dan nikel cair dengan suhu 3900 °C
Inti bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling
dalam atau dapat juga disebut inti bumi. inti bumi
mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. inti
bumi terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan
temperatur dapat mencapai 4800 °C.
Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari material)
-nya, bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan
sebagai berikut :
1. Litosfer
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal
dari kata Yunani, lithos yang berarti berbatu, dan sphere yang
berarti padat.
Konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan
lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.
Terdapat dua tipe litosfer yaitu : Litosfer samudra, yang
berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samdura
Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua. Litosfer
samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua
memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan
lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic.
3. Mesosfer
2. Astenosfer
Astenosper merupakan lapisan dibawah lempeng
tektonik, yang menjadi tempat bergeraknya lempeng
benua.
3. Mesosfer
Mesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu
atmosfer akan berkurang dengan pertambahan ketinggian
hingga ke lapisan keempat, termosfer. Udara yang terdapat di
sini akan mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek
yang datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi.
Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi biasanya terbakar di
lapisan ini.
Mesosfer terletak di antara 50 km dan 80-85 km dari
permukaan bumi, saat suhunya berkurang dari 290 K hingga
200 K (18oC hingga − 73oC). Antara lapisan Mesosfer dengan
lapisan atermosfer terdapat lapisan perantara yaitu
Mesopause.
B. Manfaat Batuan Bagi Kehidupan
Manusia
Litosfer dibentuk oleh berbagai jenis batuan dan mineral. Batuan adalah
massa yang terdiri atas satu atau bermacam mineral dengan komposisi
kimia yang tetap sehingga dengan jelas dapat dipisahkan antara satu dan
yang lainnya.
Magma merupakan batuan cair pijar yang bersuhu tinggi (900o-1.200oC)
yang terjadi dari berbagai mineral serta gas yang larut di dalamnya.
Siklus batuan merupakan proses dari mulai pembentukan batuan,
penghancuran, pengendapan, sampai pada pembentukan kembali batuan.
Siklus ini diawali oleh gejala pembekuan magma, baik yang masih di dalam
permukaan bumi ataupun yang sudah keluar permukaan bumi. Magma
yang membeku akan mengalami perusakan atau pelapukan akibat
pengaruh atmosfer, seperti suhu dan curah hujan.
Batuan yang berasal dari magma yang membeku yang disebut batuan beku.
Batuan hasil penghancuran akibat pengaruh atmosfer ini akan
diangkut oleh media seperti air atau angin melalui proses erosi. Setelah
itu, batuan tersebut diendapkan pada suatu tempat melalui proses
sedimentasi sehingga disebut batuan sedimen.
Batuan yang diendapkan tersebut mengalami perubahan lokasi akibat
proses-proses tektonik, misalnya penunjaman lempeng tektonik yanbg
menyebabkan batuan tersebut lokasinya pindah ke dalam bumi. Di
dalam bumi batuan sedimen akan mengalami tekanan dan pemanasan
sehingga berubah menjadi batuan metamorf. Jika lokasinya lebih
dalam lagi, maka batuan tersebut akan mencair dan bercampur
kembali dengan magma, kemudian membentuk batuan beku yang
baru.
Batuan disusun oleh mineral yang merupakan senyawa kimia padat.
Batuan dapat tersusun oleh satu mineral. Contohnya batuan beku
granit yang tersusun atas mineral kuarsa. Mineral ini terbentuk dari
magma yang mengalami kristalisasi pada waktu proses pendinginan.
Batuan penyusun kulit bumi dibagi 3 golongan:
Batuan swedimen merupakan batuan yang terbentuk dari batuan beku yang
mengalami:
a) pelapukan
b) pengangkutan
c) pengendapatan
Batuan sedimen dibedakan atas sedimen klastik, sedimen kimiawi, dan sedimen
organik. Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang mengalami penghacuran
dari bongkahan besar ke kecil tanpa berubah susunan kimianya. Contohnya batuan
beku yang lapuk dan pecah-pecah menjadi lebih kecil. Batuan sedimen kimiawi adalah
batuan sedimen yang berubah susunan kimianya. Contohnya batuan yang mengalami
pelarutan, seperti batu gamping (CaCO3)yang larut menjadi bentukan stalaktit dan
stalakmit. Adapun batuan sedimen oranik pada waktu pengendapannya mendapat
pengaruh dari organisme, seperti sisa-sisa tumbuhan, hewan, dan manusia. Contoh
batuan sedimen, antara lain breksi, konglomerat, batu gamping (batu kapur), batu
pasir, dan batu lempung.
3. Batuan Malihan (Metamorphic Rocks)
1. Dampak Positif
Proses vulkanisme pada gunung api di Indonesia
bermanfaat bagi lahan pertanian, karena abu
vulkanik akibat letusan gunung api membuat tanah
menjadi subur.
Gunung api merupakan penghasil bahan galian
tambang seperti emas, intan, timah, serta bahan
bangunan yang lainnya.
Bentuk hasil tenaga endogen dapat dijadikan wisata
alam yang sangat menarik.
2. Dampak Negatif
Lereng-lereng yang terbentuk karena tenaga endogen ada yang terjal dan
landai, yang tidak baik dijadikan daerah pertanian
Daerah-daerah pegunungan yang terjal juga tidak baik dijadikan daerah
pemukiman karena rentan terjadinya tanah longsor sehingga dapat
menimbulkan kerugian, baik materil maupun korban jiwa.
Proses alam endogen dapat menimbulkan gempa bumi dan letusan
gunung api. Gempa bumi dan letusan gunung api dapat menelan korban
jiwa manusia, membahayakan kesehatan masyarakat, serta menimbulkan
kerugian material bagi penduduk setempat.
Pergeseran kerak bumi mendorong terbentuknya berbagai jenis
pegunungan dan cekungan sedimen. Lebih lanjut terjadinya tekanan,
regangan, dan deformasi pada kerak Bumi (pengangkatan, amblesan,
retakan, patahan, serta lipatan) didukung dengan adanya gaya gravitasi
Bumi akan menimbulkan terjadinya erosi, longsoran, dan sedimentasi.
Dari proses yang terjadi ini dapat menimbulkan bencana alam yang
mengakibatkan kerugian materiil, harta benda, dan nyawa.
Proses Vulkanisme & Pengaruhnya Terhadap
Kehidupan
Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan
dengan magma yang keluar mencapai permukaan
bumi melalui retakan dalam kerak bumi
Kata Vulkan berasal dari “Vulcano”, suatu kawah
gunung api di Kepulauan Lipari di lepas pantai
Italia. Juga berkaitan dengan nama Dewa Api
Bangsa Yunani “Vulcanus”
Penampang Gunung Api
Istilah-istilah Vulkanisme
Sesuai wujudnya, ada 3 jenis bahan yang dikeluarkan tenaga vulkanisme, yaitu
benda padat, cair, dan gas.
a. Benda Padat
Material vulkanik yang padat disebut efflata atau piroklastik. Ukuran efflata mulai
dari yang paling halus sampai yang kasar atau besar berturut-turut adalah debu,
pasir, lapili (batu sebesar kerikil), batu-batuan besar (bom), dan batu apung
b. Benda Cair
Bahan cair yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme terdiri dari 3 macam, yaitu
lava, lahar panas, dan lahar dingin
Lava adalah aliran magma dipermukaan bumi yang menutup permukaan
disekitarnya
Lahar panas adalah aliran lumpur panas yang merupakan campuran lava dengan
air
Lahar dingin yaitu batu, pasir, dan debu di puncak gunung, jika hujan lebat maka
air hujan itu akan bercampur dengan debu dan pasir yang merupakan bubur
kental. Cairan ini mengalir dengan deras kebawah melalui lereng dan jurang dan
menyapu bersih semua yang dilaluinya
c. Benda gas (Ekshalasi)
Terdiri atas :
Solfatar (Belerang), yaitu gas Hidrogen Sulfida (H2S)
yang keluar dari lubang
Fumarol, yaitu tempat yang mengeluarkan uap air
panas
Mofet, yaitu tempat yang mengeluarkan gas asam
arang (CO2)
Erupsi (Ekstrusi Magma)
1. Erosi Air
Erosi oleh air adalah erosi yang di sebabkan oleh air atau air
hujan.Jika tingkat curah hujan berlebihan sedemikian rupa sehingga tanah
tidak dapat menyerap air hujan maka terjadilah genangan air yang mengalir
kencang.Aliran air ini sering menyebabkan terjadinya erosi yang parah
karena dapat mengikis lapisan permukaan tanah yang dilewatinya, terutama
pada tanah yang gundul.
Pic Erosi Air
Tahapan Erosi Air
Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan
yang berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi,
sebagai berikut.
1. Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke
bumi.
2. Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga
kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh :
- warna air yang mengalir berwarna coklat
- warna air yang terkikis menjadi lebih pucat
- kesuburan tanah berkurang
3. Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah
adanya alur-alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air.
4. Erosi parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan
aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat
meluas, dan pada tingkat ini tanah sudah rusak.
SEDIMENTASI ( PENGENDAPAN )
1. Metode vegetative
Cara pengelolaan lahan miring dengan
menggunakan tanaman yang berfungsi sebagai
sarana konservasi tanah.
Fungsi tanaman penutup tanah ini selain
untuk mencegah atau mengendalikan dari berbagai
bahaya erosi juga dapat berfungsi memperbaiki
struktur tanah, bisa menambahkan bahan organik
tanah serta mencegah proses pencucian unsur hara
yang menentukan kesuburan tanah dengn
mengurangi fluktuasi tekanan dan suhu .
2. Metode mekanik
Metode ini berupa pengelolaan lahan tegalan atau
tanah darat dengan menggunakan sarana fisik berupa tanah,
batu sebagai sarana konservasi tanahnya.
Metode ini bertujuan memperlambat aliran air di
permukaan, mengurangi bahaya terkisisnya lapisan tanah
serta menampung dan mengalirkan aliran air permukaan.
3. Metode kimia
Dengan pemanfaatan soil conditioner atau bahan-
bahan pemantap tanah dalam upaya memperbaiki struktur
tanah sehingga tanah akan tetap tahan terhadap ancaman
erosi
Secara umum tindakan konservasi tanah ditujukan
untuk :
Upaya untuk mencegah terjadinya erosi.
Usaha untuk memperbaiki komposisi tanah yang
rusak.
Menjaga serta meningkatkan produktivitas
kesuburan tanah agar tanah dapat terus digunakan
secara terus menerus.
Lembaga-Lembaga yang menyediakan dan
Memanfaatkan Data Geologi di Indonesia
Peran Peta Geologi Dalam Pembangunan Nasional
Peta geologi dalam pembangunan nasional
memiliki peran penting sebagai penunjang dan
pendukung berbagai program rencana pembangunan di
suatu wilayah yang meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Semua informasi dari peta geologi yang menyajikan
berbagai informasi berupa jenis dan sebaran batuan,
struktur, morfologi dan kemiringan lereng, kerentanan
tanah, dan runtunan variasi batuan, sangat diperlukan
terutama dalam pengambilan keputusan layak tidaknya
suatu wilayah bagi peruntukan yang diinginkan.
Geologi merupakan ilmu (sains) yang mempelajari bumi,
komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah dan proses
pembentukannya.
Secara ringkas dapat diuraikan mengenai kegunaan peta geologi,
yaitu dalam :
Eksplorasi sumberdaya mineral (mineral-airtanah) & energi
(migas konvensional - unconventional).
Kawasan rawan bencana alam geologi (gempa, tsunami, letusan
gunungapi, longsor).
Rencana pembangunan dan tata ruang (klasifikasi kualitas lahan
permukiman, potensi air tanah).
Transportasi dan komunikasi (rancangan jaringan jalan, listrik,
pipa dan jaringan kabel telepon).
Peta geologi memiliki informasi data geologi yang
sangat diperlukan dalam eksplorasi sumberdaya mineral
dan migas dalam hal:
Akurasi berupa ketelitian dalam hal memberikan setiap data
geologi baik permukaan maupun bawah permukaan.
Kelengkapan informasi yang bisa diakses oleh pengguna.
Keseragaman format (standardisasi) agar bisa digunakan
semua pihak dan dapat bertukar informasi dengan data lain
yang terdapat di daerah yang sama.
Format data (GIS) menjadi format dasar pada setiap peta
geologi agar memudahkan dalam penggunaannya secara
global.
Fungsi peta geologi sebagai pendukung dalam perencanaan
pembangunan
Peta geologi telah dimanfaatkan oleh berbagai instansi pemerintah maupun swasta untuk
keperluan perencanaan, pemantauan, hingga evaluasi hasil-hasil pembangunan. Juga
menyajikan informasi sangat berguna bagi pengelola dan pengambil keputusan untuk
membantu memecahkan permasalahan, menentukan pilihan atau membuat kebijakan tata
ruang melalui metode analisis data peta.
Bencana geologi berupa tanah longsor sebenarnya dapat diantisipasi Pemerintah Daerah bila
memiliki data geologi yang menunjukkan potensi longsor, dengan menandai titik-titik potensi
bahaya geologi dan menginformasikan kepada warga masyarakat di kawasan berisiko tinggi.
Peta geologi di Indonesia umumnya baru dimanfaatkan oleh beberapa Kementerian dan
Lembaga di tingkat pusat dan baru dirintis di tingkat daerah. Kementerian yang paling banyak
memanfaatkan peta geologi adalah Kementerian ESDM, Kementerian Kehutanan, Pertanian
dan Kementerian Pekerjaan Umum. Kementerian lainnya dan lembaga-lembaga struktural
lainnya. Daerah-daerah pada umumnya belum banyak menggunakan peta geologi, karena
para penyelenggara pemerintahan belum banyak tahu tentang pentingnya peta geologi dalam
penyusunan rencana, pemantauan, dan evaluasi pembangunan secara mudah, murah, efektif,
dan akurat. Saat ini lembaga struktural yang paling banyak membutuhkan peta geologi adalah
Bappenas/Bappeda, untuk kepentingan pembangunan nasional dan daerah.
Selain itu berdasarkan peta geologi maka Indonesia dapat
dibagi menjadi dua bagian berdasarkan data geologi guna
Prioritas Eksplorasi Migas dimana :
Indonesia Barat
Memiliki karakteristik sudah matang (mature) untuk ekslorasi
cekungan Migas.
Secara kerumitan struktur geologi agak kurang komplek.
Informasi Stratigrafi sudah dianggap komplit lengkap.
Indonesia Timur
Cekungan-cekungannya dianggap belum matang (Immature
Exploration Basins).
Struktur Geologinya sangat rumit.