Anda di halaman 1dari 99

GEOGRAFI SMA KELAS X

LITOSFER

OLEH:
HERDI LUSDIANA
NIP. 198807242022211003

SMA NEGERI 1 CICURUG


BAB 5
DINAMIKA LITOSFER DAN
DAMPAKNYA TERHADAP
KEHIDUPAN
A. Aktifitas Manusia dalam Pemanfaatan Batuan
Penyusunan Litosfer

1. Pengertian Litosfer
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu.
Litosfer sendiri berasal dari kata Yunani, lithos
yang berarti berbatu, dan sphere yang berarti
padat. Litosfer berasal dari kata lithos artinya
batuan, dan sphaira artinya lapisan/bulatan.
KARAKTERISTIK LAPISAN BUMI
Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam
Tata Surya. Diperkirakan usianya mencapai 4,6
milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari
adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (ing:
astronomical unit). Bumi mempunyai lapisan udara
(atmosfer) dan medan magnet yang disebut
(magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi
dari angin matahari,sinar ultraungu, dan radiasi dari
luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi
hingga ketinggian sekitar 700 kilometer.
Menurut komposisi (jenis dari materialnya), Bumi
dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai
berikut :
 Kerak Bumi
Kerak bumi adalah lapisan terluar Bumi yang terbagi menjadi
dua kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak
samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan
kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun
kerak samudra yang utama adalah batuan basalt, sedangkan
batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang
tidak sepadat batuan basalt.
 Mantel Bumi
Mantel bumi terletak di antara kerak dan inti luar bumi. Mantel
bumi merupakan batuan yang mengandung magnesium dan
silikon. Suhu pada mantel bagian atas ±1300 °C-1500 °C dan
suhu pada mantel bagian dalam ±1500 °C-3000 °C
Inti Bumi
Inti Bumi terletak pada lapisan terdalam. Inti Bumi terbagi
menjadi 2 (dua), yaitu:
Inti bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam
bumi yang melapisi inti bumi bagian dalam. Inti bumi
bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman
antara 2900-4980 km. Inti bumi bagian luar terdiri atas besi
dan nikel cair dengan suhu 3900 °C
Inti bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling
dalam atau dapat juga disebut inti bumi. inti bumi
mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. inti
bumi terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan
temperatur dapat mencapai 4800 °C.
Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari material)
-nya, bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan
sebagai berikut :
 1. Litosfer
Litosfer adalah kulit terluar dari planet berbatu. Litosfer berasal
dari kata Yunani, lithos yang berarti berbatu, dan sphere yang
berarti padat.
 Konsep mengenai keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan
lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori tersebut.
 Terdapat dua tipe litosfer yaitu : Litosfer samudra, yang
berhubungan dengan kerak samudra dan berada di dasar samdura
Litosfer benua, yang berhubungan dengan kerak benua. Litosfer
samudra memiliki ketebalan 50-100 km, sementara litosfer benua
memiliki kedalaman 40-200 km. Kerak benua dibedakan dengan
lapisan mantel atas karena keberadaan lapisan Mohorovicic.
3. Mesosfer

2. Astenosfer
Astenosper merupakan lapisan dibawah lempeng
tektonik, yang menjadi tempat bergeraknya lempeng
benua.
3. Mesosfer
Mesosfer adalah lapisan udara ketiga, di mana suhu
atmosfer akan berkurang dengan pertambahan ketinggian
hingga ke lapisan keempat, termosfer. Udara yang terdapat di
sini akan mengakibatkan pergeseran berlaku dengan objek
yang datang dari angkasa dan menghasilkan suhu yang tinggi.
Kebanyakan meteor yang sampai ke bumi biasanya terbakar di
lapisan ini.
Mesosfer terletak di antara 50 km dan 80-85 km dari
permukaan bumi, saat suhunya berkurang dari 290 K hingga
200 K (18oC hingga − 73oC). Antara lapisan Mesosfer dengan
lapisan atermosfer terdapat lapisan perantara yaitu
Mesopause.
B. Manfaat Batuan Bagi Kehidupan
Manusia
 Litosfer dibentuk oleh berbagai jenis batuan dan mineral. Batuan adalah
massa yang terdiri atas satu atau bermacam mineral dengan komposisi
kimia yang tetap sehingga dengan jelas dapat dipisahkan antara satu dan
yang lainnya.
 Magma merupakan batuan cair pijar yang bersuhu tinggi (900o-1.200oC)
yang terjadi dari berbagai mineral serta gas yang larut di dalamnya.
 Siklus batuan merupakan proses dari mulai pembentukan batuan,
penghancuran, pengendapan, sampai pada pembentukan kembali batuan.
Siklus ini diawali oleh gejala pembekuan magma, baik yang masih di dalam
permukaan bumi ataupun yang sudah keluar permukaan bumi. Magma
yang membeku akan mengalami perusakan atau pelapukan akibat
pengaruh atmosfer, seperti suhu dan curah hujan.
 Batuan yang berasal dari magma yang membeku yang disebut batuan beku.
 Batuan hasil penghancuran akibat pengaruh atmosfer ini akan
diangkut oleh media seperti air atau angin melalui proses erosi. Setelah
itu, batuan tersebut diendapkan pada suatu tempat melalui proses
sedimentasi sehingga disebut batuan sedimen.
Batuan yang diendapkan tersebut mengalami perubahan lokasi akibat
proses-proses tektonik, misalnya penunjaman lempeng tektonik yanbg
menyebabkan batuan tersebut lokasinya pindah ke dalam bumi. Di
dalam bumi batuan sedimen akan mengalami tekanan dan pemanasan
sehingga berubah menjadi batuan metamorf. Jika lokasinya lebih
dalam lagi, maka batuan tersebut akan mencair dan bercampur
kembali dengan magma, kemudian membentuk batuan beku yang
baru.
 Batuan disusun oleh mineral yang merupakan senyawa kimia padat.
Batuan dapat tersusun oleh satu mineral. Contohnya batuan beku
granit yang tersusun atas mineral kuarsa. Mineral ini terbentuk dari
magma yang mengalami kristalisasi pada waktu proses pendinginan.
Batuan penyusun kulit bumi dibagi 3 golongan:

1. Batuan Beku (Igneous Rocks)

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk akibat pembekuan


magma. Batuan ini membeku karena adanya proses pendinginan,
baik terjadi di dalam bumi ataupun di permukaan bumi setelah
letusan gunung api. Batuan beku yang membeku di dalam bumi
disebut batuan plutonik (intrusif), sedangkan batuan yang
membeku di luar permukaan bumi disebut batuan vulkanik
(ekstrusif). Sifat dari batuan beku plutonik adalah lambat dalam
pembekuannya, sedangkan batuan beku vulknaik cepat dalam
pembekuannya. Contoh batuan beku plutonik antara lain gabro
dan granit, sedangkan batuan beku vulkanik antara lain basalt,
andesit, dan obsidian.
2. Batuan Sedimen (Sedimentary Rocks)

Batuan swedimen merupakan batuan yang terbentuk dari batuan beku yang
mengalami:
a) pelapukan
b) pengangkutan
c) pengendapatan

Batuan sedimen dibedakan atas sedimen klastik, sedimen kimiawi, dan sedimen
organik. Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang mengalami penghacuran
dari bongkahan besar ke kecil tanpa berubah susunan kimianya. Contohnya batuan
beku yang lapuk dan pecah-pecah menjadi lebih kecil. Batuan sedimen kimiawi adalah
batuan sedimen yang berubah susunan kimianya. Contohnya batuan yang mengalami
pelarutan, seperti batu gamping (CaCO3)yang larut menjadi bentukan stalaktit dan
stalakmit. Adapun batuan sedimen oranik pada waktu pengendapannya mendapat
pengaruh dari organisme, seperti sisa-sisa tumbuhan, hewan, dan manusia. Contoh
batuan sedimen, antara lain breksi, konglomerat, batu gamping (batu kapur), batu
pasir, dan batu lempung.
3. Batuan Malihan (Metamorphic Rocks)

Batuan malihan (metamorf) adalah jenis batuan yang


terbentuk karena pengaruh panas, tekanan atau keduanya.
panas dihasilkan dari aktivitas vulkanik dan tekanan
dihasilkan dari pergerakkan bumi seperti gempa atau letusan
gunung api. Dalam suhu dan tekanan yang tinggi, serta dalam
waktu yang lama batuan beku ataupun sedimen akan berubah
wujud menjadi batuan malihan dengan mengubah mineralnya
menjadi mineral baru. Contoh batuan malihan adalah batu
kapur (gamping) berubah menjadi marmer (pualam) dan
batuan lempung berubah menjadi batu sabak.
Proses Tektonisme dan Pengaruhnya Terhadap
Kehidupan
A. PENGERTIAN TEKTONISME
Tektonisme merupakan tenaga dari dalam bumi yang
menyebabkan terjadinya perubahan letak muka bumi
secara mendatar atau vertikal, baik yang mengakibatkan
putusnya hubungan batuan maupun tidak. Tektonisme akan
mengubah bentuk muka bumi menjadi naik atau turun.
1. Gerak Epirogenesa
Suatu proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh
tenaga yang lambat dari dalam dengan arah vertikal, baik ke
atas maupun ke bawah meliputi wilayah yang luas. Gerakan
tektonis epirogenesa ada 2 macam, yaitu epirogenesa positif
dan epirogenesa negatif.
1. Epirogenesa positif
Merupakan gerak turunnya daratan sehingga terlihat
seakan permukaan air laut naik, akibat adanya
sedimen yang tebal. Contoh: Turunnya pulau-pulau
di Indonesia bagian timur (Kep. Maluku dari barat
daya sampai P. Banda).
2. Epirogenesa negatif
Merupakan gerak naiknya daratan sehingga terlihat
seakan permukaan air laut turun, misal mencairnya
lapisan es. Contoh: Naiknya Pulau Timor dan Pulau
Buton Naiknya Dataran Tinggi Colorado di Amerika
Serikat.
2. Gerak Orogenesa
Merupakan suatu pergerakan lempeng tektonis yang
sangat cepat meliputi wilayah yang sempit. Merupakan
proses pembentukan gunuung akibat tabrakan lempeng
benua, sesar bawah benua, perekahan kontinen, atau
pergeseran punggung samudra dengan benua.
1. Lipatan (Fault)
Merupakan bentukan permukaan bumi yang terjadi
karena tekanan yang lemah, tetapi berlangsung secara
terus menerus. Puncak lipatan disebut antiklinal dan
lembah lipatan disebut sinklinal.
Lipatan di daerah pasifik
Berdasarkan ketegakan posisi sumbu dan bentuk
pelipatannya, lipatan dibedakan menjadi:
a. Lipatan tegak (Symmetric Folds) : Lipatan tegak
adalah lipatan yang dihasilkan dari kekuatan yang
sama yang mendorong dua sisi dengan seimbang.
b. Lipatan Miring (Asymmetric Folds)
Lipatan miring adalah lipatan yang dihasilkan ketika
kekuatan tenaga pendorong di salah satu sisinya
lebih kuat, sehingga akan menghasilkan
kenampakan salah satu sisinya lebih curam.
c. Lipatan Rebah (Overturned Folds)
Lipatan rebah adalah lipatan yang arah lipatannya
mendatar. Lipatan ini terjadi karena arah tenaga
horizontal hanya dari satu arah.
d. Lipatan Menutup (Recumbent Folds)
Lipatan menutup adalah lipatan yang terbentuk
pada saat lipatan yang satu menekan sisi yang lain
dan menyebabkan sumbu lipat hampir datar.
e. Lipatan Sesar Sungkup (Overthrust)
Lipatan sesar sungkup adalah lipatan yang terbentuk
ketika tenaga tekan menekan satu sisi dengan kuat
sehingga menyebabkan lipatan menjadi retak.
f. Nappe
Terbentuk setelah lipatan overthrust/dorongan
rusak sepanjang garis retakan.
2. Lengkungan
Lengkungan merupakan bentukan lahan karena
gerak vertikal yang tidak merata pada suatu daerah,
khususnya yang berbatuan sedimen akan
menghasilkan perubahan struktur lapisan yang
mulanya horisontal menjadi melengkung. Jika
melengkung ke atas menjadi kubah (dome), jika ke
bawah menjadi cekungan (basin).
3. Patahan
Patahan terjadi ketika kulit bumi yang bersifat padat dan
keras mengalami retak atau patah pada saat terjadi
gerakan orogenesa. Pada patahan, massa batuan
mengalami pergeseran titik atau tempat yang semula
bertampalan (kontak) kemudian berpindah lokasi
(dislocated/displaced). Gerakan ini menimbulkan
terjadinya patahan dengan gaya tekan (compression) dan
gaya regangan (tension). Ciri adanya patahan dapat
dikenali dari adanya perbedaan ketinggian yang
mencolok.
Tipe-tipe dasar patahan:
a. Normal Fault
Merupakan patahan yang memungkinkan satu blok
(footwall) lapisan batuan bergerak dengan arah
relatif naik terhadap blok lainnya (hanging wall). Ciri
dari patahan ini adalah sudut kemiringan besar
hingga mendekati 90 derajat.
b. Reserve Fault
Merupakan patahan dengan arah footwall yang
relatif turun dibanding hanging wall. Ciri dari
patahan ini adalah sudut kemiringan yang relatif
kecil yaitu kurang dari 45 derajat.
c. Strike Fault
Merupakan patahan yang arahnya relatif mendatar
ke kiri atau ke kanan. Arah patahan mendatar ini
tidak sepenuhnya seluruh lapisan batuan bergerak
dengan arah mendatar namun sebagian ada yang
bergerak dengan arah vertikal. Bila gerakan patahan
ke kanan di sebut sesar geser sinistrial dan bila ke
kiri dinamakan sesar geser dekstral.
4. Retakan
Retakan merupakan bentukan lahan yang terjadi
karena pengaruh gaya regangan, sehingga batuan
mengalami retak-retak namun masih bersambung.
Biasanya ditemukan pada batuan rapuh di daerah
puncak antiklinal dan dikenal dengan nama tectonic
joint. Berdasarkan cara pembentukannya, ada dua
macam retakan, sebagai berikut:
a. Retakan yang disebabkan tekanan
b. Retakan yang disebabkan tarikan
B. DAMPAK TEKTONISME BAGI
KEHIDUPAN

1. Dampak Positif
Proses vulkanisme pada gunung api di Indonesia
bermanfaat bagi lahan pertanian, karena abu
vulkanik akibat letusan gunung api membuat tanah
menjadi subur.
Gunung api merupakan penghasil bahan galian
tambang seperti emas, intan, timah, serta bahan
bangunan yang lainnya.
Bentuk hasil tenaga endogen dapat dijadikan wisata
alam yang sangat menarik.
2. Dampak Negatif

 Lereng-lereng yang terbentuk karena tenaga endogen ada yang terjal dan
landai, yang tidak baik dijadikan daerah pertanian
 Daerah-daerah pegunungan yang terjal juga tidak baik dijadikan daerah
pemukiman karena rentan terjadinya tanah longsor sehingga dapat
menimbulkan kerugian, baik materil maupun korban jiwa.
 Proses alam endogen dapat menimbulkan gempa bumi dan letusan
gunung api. Gempa bumi dan letusan gunung api dapat menelan korban
jiwa manusia, membahayakan kesehatan masyarakat, serta menimbulkan
kerugian material bagi penduduk setempat.
 Pergeseran kerak bumi mendorong terbentuknya berbagai jenis
pegunungan dan cekungan sedimen. Lebih lanjut terjadinya tekanan,
regangan, dan deformasi pada kerak Bumi (pengangkatan, amblesan,
retakan, patahan, serta lipatan) didukung dengan adanya gaya gravitasi
Bumi akan menimbulkan terjadinya erosi, longsoran, dan sedimentasi.
Dari proses yang terjadi ini dapat menimbulkan bencana alam yang
mengakibatkan kerugian materiil, harta benda, dan nyawa.
Proses Vulkanisme & Pengaruhnya Terhadap
Kehidupan
Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan
dengan magma yang keluar mencapai permukaan
bumi melalui retakan dalam kerak bumi
Kata Vulkan berasal dari “Vulcano”, suatu kawah
gunung api di Kepulauan Lipari di lepas pantai
Italia. Juga berkaitan dengan nama Dewa Api
Bangsa Yunani “Vulcanus”
Penampang Gunung Api
Istilah-istilah Vulkanisme

 Vulkanologi adalah ilmu kebumian yang mempelajari


gunung api.
 Kawah adalah lubang pada tubuh gunung api sebagai
tempat keluarnya magma. Kawah yang cukup besar
disebut kaldera. Bila kaldera terisi air yang cukup banyak
maka akan terbentuk danau kawah atau danau vulkanik.
Kawah dan kaldera yang ada di Indonesia, antara lain:
Kawah Takubanperahu (Jawa Barat), Kawah Gunung
Tengger (Jawa Tengah), dan Kaldera Gunung Batur (Bali).
 Magma

 Magma adalah meteri kental yang terbentuk di dalam kerak bumi


atau di selimut batuan bagian atas. Merupakan persenyawaan
yang sangat kompleks dari berbagai unsur, terutama berupa
Silikat, air, dan gas-gas.Mungkin seluruhnya berupa cair atau
mungkin juga kental
 Magma dapat dibedakan berdasarkan perbedaan susunan
mineral yang dikandung. Kandungan tersebut meliputi Magma
Masam (Asam) dan Magma Basa
 Magma Masam (Asam) atau dikenal juga sebagai Magma Silika
adalah magma yang banyak mengandung mineral-mineral Silikat
dan Feldspar, cukup banyak Natrium dan Kalium, kurang
mineral Besi dan Magnesium.Umumnya mineral-mineralnya
kurang berat. Kandungan gasnya tinggi, dan lebih kental.
Biasanya menghasilkan ledakan dahsyat kerena tekanan gasnya
besar. Magma tipe ini menghasilkan tipe gunung api komposit
atau strato dan gunung api maar.
 Magma Basa, magma tergolong Basa (Mafic) adalah magma
yang banyak mengandung mineral-mineral Besi dan
Magnesium serta Kalsium, tetapi kurang mineral Silikat.
Kandungan gasnya rendah dengan kekentalan rendah (encer).
Biasanya letusan dari magma ini tidak begitu hebat, erupsinya
bersifat effusif/ meleleh. Tipe gunung api yang dihasilkan oleh
tipe Magma Basaltik adalah tipe gunung api perisai
 Menurut Bemmelen magma akan mengalami peristiwa
hipodifferensiasi/ pemisahan magma, dimana magma yang
bersifat asam akan bergerak keatas karena lebih ringan,
sedangkan yang bersifat basa dibagian bawah. Gerakan
pemisahan magma di dalam dapur magma tersebut akan
menimbulkan gaya keatas, mendobrak batuan penyusun kerak
bumi dan bila ada kesempatan akan muncul ke permukaan
lewat celah-celah retakan atau lewat pipa gunung api
Meterial Hasil Aktivitas Vulkanisme

 Sesuai wujudnya, ada 3 jenis bahan yang dikeluarkan tenaga vulkanisme, yaitu
benda padat, cair, dan gas.
a. Benda Padat
Material vulkanik yang padat disebut efflata atau piroklastik. Ukuran efflata mulai
dari yang paling halus sampai yang kasar atau besar berturut-turut adalah debu,
pasir, lapili (batu sebesar kerikil), batu-batuan besar (bom), dan batu apung
b. Benda Cair
 Bahan cair yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme terdiri dari 3 macam, yaitu
lava, lahar panas, dan lahar dingin
Lava adalah aliran magma dipermukaan bumi yang menutup permukaan
disekitarnya
 Lahar panas adalah aliran lumpur panas yang merupakan campuran lava dengan
air
 Lahar dingin yaitu batu, pasir, dan debu di puncak gunung, jika hujan lebat maka
air hujan itu akan bercampur dengan debu dan pasir yang merupakan bubur
kental. Cairan ini mengalir dengan deras kebawah melalui lereng dan jurang dan
menyapu bersih semua yang dilaluinya
c. Benda gas (Ekshalasi)
 Terdiri atas :
Solfatar (Belerang), yaitu gas Hidrogen Sulfida (H2S)
yang keluar dari lubang
Fumarol, yaitu tempat yang mengeluarkan uap air
panas
Mofet, yaitu tempat yang mengeluarkan gas asam
arang (CO2)
Erupsi (Ekstrusi Magma)

 Ekstrusi magma adalah suatu kegiatan penerobosan magma ke


permukaan bumi. Salah satu contohnya adalah letusan gunung api
(erupsi)
Berdasarkan banyaknya celah pada permukaan bumi waktu magma
keluar, erupsi dibedakan menjadi :
 Erupsi Linier (Erupsi Belahan)
Gerakan magma menuju permukaan bumi melalui celah-celah atau
retakan–retakan, magma yang dikeluarkan dari gunung api tersebut
bersifat sangat encer dan menutupi wilayah yang sangat luas
 Erupsi Sentral
Yaitu jika lava keluar melalui terusan kepundan yang berbentuk pipa yang
relatif kecil dan sempit. Akibatnya meterial vulkanik yang dihasilkan
berbentuk kerucut vulkanik. Tipe ini menghasilkan tiga bentuk gunung
api, yaitu gunung api perisai, gunung api maar, dan gunung api strato
 Erupsi sentral dibagi menjadi 3 macam yaitu:

- Erupsi Effusif/ aliran, terjadi pada gunung api perisai


- Erupsi Eksplosif/ ledakan, terjadi pada gunung api maar
- Erupsi Campuran (aliran dan ledakan), terjadi pada gunung api strato

 Tiga bentuk gunung api hasil erupsi sentral


- Gunung Api Perisai
Gunung api ini terbentuk oleh aliran magma cair encer, sehingga pada
waktu magma keluar dari lubang kepundan, meleleh kesemua arah dalam
jumlah besar dari satu kawah besar/ kawah pusat dan menutupi daerah
yang luas yang relatif tipis. Sehingga bentuk gunung yang terbentuk
mempunyai alas yang sangat luas dibandingkan dengan tingginya. Sifat
magmanya basa dengan kentalan rendah dan kurang mengandung gas.
Karena itu erupsinya lemah, keluarnya ke permukaan bumi secara effusif/
meleleh. Akibatnya lereng gunung api ini landai (2-10°) tingginya tidak
terlalu tinggi dibanding diameternya, dan permukaan lereng halus.
Contohnya adalah gunung api di Kepulauan Hawaii
Gunung Api Perisai
Gunung Api Kerucut

Gunung api ini dibangun oleh materi erupsi yang


kebanyakan berupa piroklastik. Magmanya bersifat
masam, lebih kental dan banyak mengandung gas
sehingga erupsinya eksplosif/ meledak. Materi-meteri
piroklastik itu akan diendapkan sedikit demi sedikit
sampai terbentuk suatu kerucut gunung api. Kadang-
kadang bahan erupsinya berganti-ganti antara piroklastik
dan lava sehingga kelihatannya berlapis-lapis. Gunung
api demikian disebut Composite Cone atau kerucut
campuran. Jadi bentuknya juga seperti kerucut dengan
lereng curam (10-35°) kebanyakan gunung api di
Indonesia termasuk dalam gunung api kerucut
Gunung Api Kerucut
Gunung Api Maar

Bentuk gunung yang tergolong Maar terbentuk karena


terjadi letusan eksplosif sebuah dapur magma yang relatif
kecil dan dangkal, sehingga dengan satu kali erupsi saja
habislah aktivitasnya. Bentuk gunung ini biasanya
melingkar, disamping itu erupsi berupa gas sehingga di
sekitar lubang kepundan habis terkikis oleh gas, dan
biasanya meninggalkan lubang besar seperti kubangan.
Erupsinya lemah dan sangat berbahaya karena gas-gas
beracun yang dikeluarkan. Biasanya pada pertama kalinya
terjadi ledakan dahsyat dan menghempaskan sebagian
besar tubuh gunung, selanjutnya aktivitas gas lebih
dominan. Contohnyya dijumpai Gunung Lamongan
Gunung Api Maar
Kuat atau lemahnya gunung api tergantung dari
tekanan gas, kedalaman dapur magma, luasnya
sumber/ dapur magma dan sifat magma (cair/ kental)
Menurut aktivitasnya, gunung api dapat dibagi
menjadi 3 golongan, yaitu:
 Gunung aktif, yaitu gunung api yang masih bekerja yang
kawahnya selalu mengeluarkan asap, gempa, dan letusan.
Misalnya Gunung Merapi
 Gunung Mati, yaitu gunung api yang sejak tahun 1600 sudah
tidak meletus lagi, misalnya Gunung Patuha, Gunung Sumbing
 Gunung istirahat, yaitu gunung api yang sewaktu-waktu meletus
dan kemudian istirahat kembali, misalnya Gunung Ciremai,
Gunung Kelud
Tipe Letusan Gunung Api

Letusan gunung api adalah suatu ketampakan gejala


vulkanisme kearah permukaan/ suatu aspek kimia pemindahan
tenaga kearah permukaan. Tipe letusan gunung api dibedakan
berdasarkan bentuk dan lokasi kegiatan serta lokasi pusat
kegiatan

a.Berdasarkan bentuk dan lokasi pusat kegiatan


 Letusan pusat yaitu erupsi yang melalui pipa kepundan
gunung api
 Letusan celah yaitu erupsi yang tidak melalui lubang
kepundan gunung api melainkan meleleh keluar lewat
retakan-retakan kerak bumi. Contoh: Plateau Pekka di India,
dan Plateau Columbia, AS
b. Berdasarkan lokasi pusat kegiatan menurut Rittman (1962)
Letusan pusat, lubang kepundan merupakan saluran utama bagi
peletusan
 Leleran samping, terbentuk apabila magma yang membentuk Sill
menerobos kepermukaan lereng gunung api
 Korok melingkar, terjadi ketika pipa kepundan tersumbat oleh
magma yang membeku didalamnya, sehingga menghalangi
keluarnya magma dan magma mencari jalan lain menerobos
magma mencari jalan lain, menerobos batuan yang lebih lemah
dan terbentuklan lubang kepundan yang baru
- Letusan diluar pusat, terjadi dibagian kaki gunung api
dengan sistem saluran magma tersendiri yang tidak ada
kaitannyan dengan lubang kepundan utama
Gejala-Gejala Gunung Api Akan Meletus

- Terjadinya getaran bumi


- Suhu disekitar kawah naik
- Sumber air tiba-tiba kurang atau kering
- Terdengar suara gemuruh
- Binatang di puncak turun ke lereng
- Pohon-pohon di sekitar kawah mengering
Gejala Pascavulkanik/ Post Vulkanik

Gejala pascavulkanik merupakan gejala yang masih


terdapat dari sisa aktivitas vulkanisme pada gunung api
mati/ gunung api beristirahat. Gejala tersebut antara
lain:
- Adanya sumber air panas
- Adanya sumber air mineral
- Geyser (mata air yang memancarkan air panas secara
periodik)
- Sumber gas
- Fumarol ( uap air panas)
- Solfatar (gas Hidrogen Sulfida)
Pengaruh vulkanisme terhadap
kehidupan
 Pengaruh vulkanisme yang menguntungkan
- Gunung api merupakan daerah penangkapan hujan
- Abu vulkanik bersifat menyuburkan tanah pertanian
- Hancuran bahan vulkanis mengandung unsur hara.
- Menghasilkan bahan galian, seperti belerang, perak dan lain-lain
- Hutan di daerah gunung api berfungsi menahan erosi serta menyimpan air
hujan
 Pengaruh vulkanisme yang merugikan
- Letusan gunung api merusak lahan pertanian
- Hujan abu merusak semua yang dilaluinya
- Lahar panas bersifat merusak kehidupan
- Awan panas merusak kehidupan
- Lahar dingin mendangkalkan sungai
- Gas beracun mematikan manusia
- Gelombang pasang
Usaha-usaha mengurangi bahaya gunung berapi

Membuat terowongan-terowongan air pada


kepundan yang berdanau.
Mendirikan pos-pos pengamatan di sekitar gunung
berapi.
Mengungsikan penduduk yang bertempat tinggal di
lereng-lereng gunung berapi yang akan meletus.
 Membuat dam-dam penampungan di daerah aliran
lahar.
Proses Seisme (Gempa Bumi)
& Pengaruhnya Terhadap Kehidupan

Gempa merupakan getaran keras dan terjadi secara


tiba-tiba. Gempa ini merupakan peristiwa alam yang
sangat menghancurkan. Pergeseran daratan di Bumi
selalu diikuti dengan gempa. Secara umum,
penyebab gempa bumi dapat dikelompokkan
menjadi tiga jenis yaitu tektonik, vulkanik, dan
runtuhan.
1. Gempa Tektonik

GEMPA BUMI YANG SERING TERJADI DI INDONESIA


DISEBABKAN OLEH GEJALA TEKTONIK, YAITU GERAKAN
LEMPENG TEKTONIK PADA LAPISAN KULIT BUMI. LEMPENG
TEKTONIK MERUPAKAN BAGIAN DARI LITOSFER YANG PADAT
DAN TERAPUNG DI ATAS LAPISAN SELUBUNG BERGERAK
SATU SAMA LAIN. GEMPA INI TERJADI KARENA PELEPASAN
TENAGA YANG DIHASILKAN OLEH PERGESERAN LEMPENG
TEKTONIK. JIKA DUA LEMPENG BERTEMU PADA SATU SESAR
(PATAHAN), KADANG DAPAT BERGERAK SALING MENJAUHI,
MENDEKATI, ATAU SALING BERGESER. SELANJUTNYA,
TERJADI PENGUMPULAN ENERGI YANG BERLANGSUNG TERUS
SAMPAI PADA SUATU SAAT BATUAN PADA LEMPENG
TEKTONIK TIDAK LAGI KUAT MENAHAN GERAKAN TERSEBUT.
AKIBATNYA, TERJADI PELEPASAN SECARA TIBA-TIBA HINGGA
DAPAT MENGGETARKAN KULIT BUMI DENGAN KEKUATAN
BESAR YANG KITA KENAL SEBAGAI GEMPA BUMI TEKTONIK.
2. Gempa Vulkanik

Gempa yang mengguncang Bumi juga dapat ditimbulkan oleh


gejala vulkanik atau gunung api. Letusan gunung api yang
terjadi disebabkan oleh aliran magma dari dalam Bumi
menerobos ke atas lapisan kerak Bumi.
Letusan gunung berapi yang keras menyebabkan getaran kulit
Bumi, terutama di daerah sekeliling gunung berapi. Pengaruh
gempa vulkanik tidak sampai radius jarak yang jauh. Intensitas
gempa biasanya lemah sampai sedang. Akibat yang
ditimbulkan oleh gempa vulkanik juga tidak sebesar gempa
tektonik.
3. Gempa Runtuhan

Selain gempa tektonik dan vulkanik, gempa bumi dapat


terjadi karena runtuhan lapisan. Kegiatan penambangan
bawah tanah menyisakan rongga-rongga di bawah tanah
berupa gua-gua. Apabila runtuh, permukaan Bumi akan
bergetar. Gempa jenis ini bersifat lokal dan kekuatannya
paling lemah.
Gempa yang mengguncang permukaan Bumi getarannya
dapat dirasakan dalam radius jarak yang jauh. Ini semua
karena gempa menciptakan sebuah gelombang yang
disebut gelombang seismik (gelombang gempa).
Gelombang seismik ini merambat ke segala arah dari
sumber atau titik asal gempa di bawah tanah.
Lapisan kerak Bumi terdiri atas beberapa lempeng.
Lempenglempeng yang membentuk lapisan luar Bumi tidak
bersifat diam, tetapi bergerak perlahan dengan kecepatan 10
cm per tahun.

Gerakan lempeng-lempeng tektonik ini ada yang saling


bertabrakan, menjauh, dan bergesekan. Di sepanjang
perbatasan dua lempeng merupakan lokasi atau sumber
gempa bumi. Selain gempa bumi, di sepanjang perbatasan itu
juga merupakan jalur gunung api. Jadi, sumber gempa bumi
identik dengan jalur gunung api.
Proses Tenaga Eksogen dan Pengaruhnya
Terhadap Kehidupan
Tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar
perut bumi. Tenaga eksogen merupakan tenaga yang
dapat merombak dan merubah bentuk muka bumi
atau bentang lahan yang telah ada. Perombakan
muka bumi akibat tenaga eksogen dapat disebabkan
oleh proses pelapukan, pengikisan, pengendapan,
dan pergerakan batuan atau tanah. Proses
perombakan atau perubahan muka bumi ini,
pengerjaannya dilakukan oleh air, udara, dan es.
TENAGA EKSOGEN (PELAPUKAN,
EROSI, SEDIMENTASI)
Eksogen, ialah tenaga yang berasal dari luar bumi.
Sifatnya merusak atau merombak permukaan
bumi yang sudah terbentuk oleh tenaga endogen.
Tenaga eksogen juga mengakibatkan bentuk-bentuk
muka bumi. Tenaga eksogen dapat berasal dari
tenaga air, angin, dan organisme yang menyebabkan
terjadinya proses pelapukan, erosi, denudasi, dan
sedimentasi. Contoh seperti bukit atau tebing yang
terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin,
sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.
Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan
pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang
akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa
oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut
kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai
menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga
ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin
kecil akibat tiupan angin.
Pengerusakan Bentuk Muka Bumi Oleh Tenaga
Eksogen Berupa Pelapukan, Pengikisan (Erosi)
Dan Pengendapan.
1. Pelapukan
Pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan
menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut
dalam air. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses
penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa:
 Sinar matahari
 Air
 Gletser
 reaksi kimiawi
 kegiatan makhluk hidup (organisme)

Menurut proses terjadinya pelapukan dapat digolongkan menjadi 3


jenis yaitu:
1. Pelapukan Fisis Atau Mekanik
Pelapukan mekanik (fisik) adalah proses
pengkikisan dan penghancuran bongkahan batu jadi
bongkahan yang lebih kecil,tetapi tidak mengubah
unsur kimianya. Proses ini disebabkan oleh sinar
matahari, perubahan suhu tiba-tiba, dan pembekuan
air pada celah batu.
Penyebab terjadinya pelapukan mekanik yaitu:
1. Adanya perbedaan temperatur yang tinggi.
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim
kontinental atau beriklim Gurun, di daerah gurun
temperatur pada siang hari dapat mencapai 50 Celcius.
Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan menjadi
mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin,
batuan mengerut. Apabila hal itu terjadi secara terus
menerus dapat mengakibatkan batuan pecah atau retak-
retak.
2. Adapun pembekuan air di dalam batuan
Jika air membeku maka volumenya akan
mengembang. Pengembangan ini menimbulkan tekanan,
karena tekanan ini batu-batuan menjadi rusak atau pecah
pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang
dengan pembekuan hebat.
3. Berubahnya air garam menjadi kristal.
Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang
hari airnya menguap dan garam akan mengkristal. Kristal
garam garam ini tajam sekali dan dapat merusak batuan
pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di
daerah pantai.
Tanjung adalah daratan yang menjorok ke laut,
sedang teluk adalah laut yang menjorok ke arah
daratan.
2. Pelapukan organik

 Penyebabnya adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan


danmanusia, binatang yang dapat melakukan pelapukan antara lain
cacing tanah, serangga. Dibatu-batu karang daerah pantai sering
terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang. Pengaruh yang
disebabkan oleh tumbuh tumbuhan ini dapat bersifat mekanik atau
kimiawi. Pengaruh sifat mekanik yaitu berkembangnya akar
tumbuh-tumbuhan di dalam tanah yang dapat merusak tanah
disekitarnya. Pengaruh zat kimiawi yaitu berupa zat asam yang
dikeluarkan oleh akarakar serat makanan menghisap garam
makanan. Zat asam ini merusak batuan sehingga garam-garaman
mudah diserap oleh akar. Manusia juga berperan dalam pelapukan
melalui aktifitas penebangan pohon, pembangunan maupun
penambangan. Dibatu-batu karang daerah pantai sering terdapat
lubang-lubang yang dibuat oleh binatang.
3. Pelapukan kimiawi

 Pada pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan


kimiawi yang umumnya berupa pengelupasan.
Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada
pegunungan kapur (Karst). Pelapukan ini berlangsung
dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air yang
banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat
dengan mudah melarutkan batu kapur (CACO3).
Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat
menimbulkan gejala karst. Di Indonesia pelapukan yang
banyak terjadi adalah pelapukan kimiawi. Hal ini
karena di Indonasia banyak turun hujan. Air hujan
inilah yang memudahkan terjadinya pelapukan kimiawi.
 EROSI

 Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi


yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan
oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau
gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu : Erosi air,
Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi angin (deflasi), Erosi
gletser (glasial)’,Erosi Akibat gaya berat.

1. Erosi Air

Erosi oleh air adalah erosi yang di sebabkan oleh air atau air
hujan.Jika tingkat curah hujan berlebihan sedemikian rupa sehingga tanah
tidak dapat menyerap air hujan maka terjadilah genangan air yang mengalir
kencang.Aliran air ini sering menyebabkan terjadinya erosi yang parah
karena dapat mengikis lapisan permukaan tanah yang dilewatinya, terutama
pada tanah yang gundul.
Pic Erosi Air
Tahapan Erosi Air

 Proses pengkikisan oleh air yang mengalir terjadi dalam empat tingkatan
yang berbeda sesuai dengan kerusakan tanah atau batuan yang terkena erosi,
sebagai berikut.
1. Erosi percik, yaitu proses pengkikisan oleh percikan air hujan yang jatuh ke
bumi.
2. Erosi lembar, yaitu proses pengkikisan lapisan tanah paling atas sehingga
kesuburannya berkurang. Pengkikisan lembar ditandai oleh :
- warna air yang mengalir berwarna coklat
- warna air yang terkikis menjadi lebih pucat
- kesuburan tanah berkurang
3. Erosi alur, adalah lanjutan dari erosi lembar. Ciri khas erosi alur adalah
adanya alur-alur pada tanah sebsgai tempat mengalirnya air.
4. Erosi parit, adalah terbentuknya parit-parit atau lembah akibat pengkikisan
aliran air. Bila erosi parit terus berlanjut, maka luas lahan kritis dapat
meluas, dan pada tingkat ini tanah sudah rusak.
SEDIMENTASI ( PENGENDAPAN )

 Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah


diangkut oleh tenaga air atau angin .
 Proses sedimentasi atau pengendapan berdasarkan tenaga pengangkutnya :
 Pengendapan Air ( Akuatik)
a). Meander
Meander merupakan sungai yang berkelok – kelok yang terbentuk karena
adanya pengendapan. Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai
bagian hulu.Pada bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang terbentuk
juga kecil. Akibatnya sungai mulai menghindari penghalang dan mencari rute
yang paling mudah dilewati. Sementara, pada bagian hulu belum terjadi
pengendapan. Pada bagian tengah, yang wilayahnya mulai datar aliran air
mulai lambat dan membentuk meander. Proses meander terjadi pada tepi
sungi, baik bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya
cepat akan terjadi pengikisan sedangkan bagian tepi sungai yang lamban
alirannya akan terjadi pengendapan. Apabila hal itu berlangsung secara terus-
menerus akan membentuk meander.
 Meander biasanya terbentuk pada sungai bagian hilir, dimana
pengikisan dan Pengendapan terjadi secara berturut turut. Proses
pengendapan yang terjadi secara terus menerus akan menyebabkan
kelokan sungai terpotong dan terpisah dari aliran sungai, Sehingga
terbentuk oxbow lake/danau.
b). Delta
 Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut
maka kecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terkadi
pengendapan sedimen oleh air sungai. Pasir akan diendapkan
sedangkan tanah liat dan Lumpur akan tetap terangkut oleh
aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan –
lapisan sedimen. Akhirnya lapian lapisan sedimen membentuk
dataran yang luas pada bagian sungai yang mendekati muaranya
dan membentuk delta.
 Pembetukan delta memenuhi beberapa syarat:
1. sedimen yang dibawa oleh sungai harus banyak ketika akan
masuk laut atau danau.
2. arus panjang disepanjang pantai tidak terlalu kuat.
3. pantai harus dangkal. Contoh bentang alam ini adalah delta
Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.
 Dampak positif tenaga eksogen antara lain:
1. Memunculkan habitat. Tenaga eksogen seperti panas matahari, sangat
dibutuhkan seluruh makhluk hidup. Tanpa panas matahari makhluk
hidup tidak bisa bertahan hidup. Tenaga eksogen, seperti panas matahari,
hujan, dan angin akan mempercepat pelapukan batuan vulkanis sehingga
dapat membentuk tanah yang subur.
2. Memperluas daratan di bumi.
3. Memperdekat barang tambang ke permukaan bumi.
4. Meskipun begitu tenaga eksogen juga mempunyai dampak negatif yang
bisa merugikan manusia.

 Dampak negatif tenaga eksogen tersebut antara lain:


1. Kesuburan tanah bisa berkurang (dampak dari erosi).
2.Hasil-hasil erosi yang diendapkan (sedimentasi) di muara sungai
mengakibatkan pendangkalan dasar sungai.
3. Abrasi dapat menghilangkan garis pantai hilang dihantam
4. Angin kencang atau badai yang dapat merusak rumah dan bangunan.
5. Hujan sangat deras dapat berakibat timbulnya banjir.
6. Hujan sangat deras mengakibatkan tanah longsor.
7. Panas matahari yang berlebihan Dapat menimbulkan kebakaran hutan.
Usaha penanggulangan dampak negatif
tenaga eksogen:
1. Merehabilitasi hutan yang telah rusak dan
melakukan reboisasi pada lahan yang telah
gundul, karena hutannya telah habis
terbakar.
2. Membuat teras-teras pada lereng yang
miring
3. Pengerukan di muara-muara
4. Penanaman pohon bakau
Pembentukan Tanah & Persebaran Jenis Tanah

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi


bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan
pengendapan batuan. Di dalam tanah banyak
mengandung bermacam-macam bahan organik dan
anroganik. Bahan organik berasal dari jasad-jasad
makhluk hidup yang telah mati, baik flora, fauna
maupun manusia, sedangkan bahan anorganik
berasal dari benda-benda mati berupa batuan dan
mineral.
JENIS-JENIS TANAH, PERSEBARAN
DAN PEMANFAATAN.
1. Tanah Vulkanis (Tanah Gunung Api)
Tanah Vulkanis adalah tanah hasil pelapukan bahan padat dan
bahan cair yang dikeluarkan oleh gunung berapi. Tanah tersebut
sangat subur karena mengandung unsure hara atau mineral yang
diperlukan tanaman. Jenis tanah ini terdapat di pilau Jawa,
Sumatera, Bali, Lombok. Pemanfaatannya dipergunakan didaerah
pertanian dan perkebunan. Tanah Vulkanis terdiri dari 2 jenis yaitu :
a. Regosol
Memiliki cirri-ciri berbutir kasar, berwarna kelabu hingga kuning,
cocok untuk tanaman palawija, tembakau dan buah-buahan,
b. Andosol
Memiliki cirri-ciri berbutir halus, tidak mudah tertiup angin,
berwarna abu-abu, tanah ini sangat subur cocok untuk pertanian.
2. Tanah Aluvial
Tanah alluvial adalah jenis tanah yang berasal dari
pasir atau lumpur yang dibawa oleh aliran sungai
lalu diendapkan pada daerah dataran rendah atau
lembah. Unsure hara yang terkandung dalam tanah
alluvial sangat bergantung pada asal daerahnya dan
tanah ini berwarna kelabu. Persebaran tanah alluvial
ini banyak terdapat pada daerah Pantai Timur
Sumatera, Pantai Utara Jawa. Pemanfaatannya
dipergunakan untuk daerah persawahan.
3. Tanah Gambut atau orgasonol (Tanah Rawa)
Tanah Gambut berwarna hitam, memiliki kandungan
air dan bahan organic yang tinggi, tingkat keasaman
(PH) juga tinggi, miskin unsure hara, drainase jelek
dan pada umumnya kurang subur. Persebarannya :
Kalimantan, Sumatera selatan, Riau, Jambi, dan Papua
bagian selatan. Pemanfaatan tanah gambut untuk
persawahan, palawija, dan tanaman perkebunan
seperti karet dan kelapa.
4. Tanah Podzoliq
Tanah ini terbentuk dari batuan kuarsa, banyak
ditemukan di Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya. Jenis tanah ini
berwarna merah sampai kuning, bersifat asam
sekali. Kandungan bahan organic sedikit, dan
kandungan unsure hara rendah. Pemanfaatan tanah
podzoliq ini cocok untuk tanaman karet, pinus dan
akasia.
5. Tanah Kapur/Mediterania (Terarosa)
Tanah kapur yaitu jenis tanah hasil pelapukan dari
batuan kapur (batuan endapan). Tanah ini terdapat
di daerah-daerah pegunungan kapur, seperti
pegunungan Kidul, dan Pegunungan Kendeng di
Jawa Tengah. Tanah ini berwarna hitam dan miskin
unsure hara, sehingga jenis tanah ini kurang subur.
Tanah kapur baik untuk tanaman Jati dan Palawija.
6. Tanah Litosol
Tanah Litosol adalah jenis tanah berbatu-batu dengan
lapisan tanah yang tidak begiti tebal. Tanah ini berasal
dari jenis batuan-batuan keras yang belum mengalami
proses pelapukan secara sempurna sehingga sukar
ditanami dan kandungan unsure haranya sangat rendah.
Jenis tanah litosol banyak ditemukan dilereng gunung
dan pegunungan diseluruh Indonesia. Tanah litosol
secara umum tidak bias dimanfaatkan, hanya sebagian
kecil yang bias dimanfaatkan untuk tanaman pohon-
pohon besar dihutan, palawija dan padang rumput.
7. Tanah Latosol.
Tanah latosol merupakan jenis tanah tua, tanah ini
terbentuk dari batu api yang kemudian mengalami
proses pelapukan lebih lanjut. Jenis tanah ini banyak
terdapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah. Jenis tanah
Latosol bersifat asam dan kandungan bahan
organiknya rendah hingga sedang. Tanah ini cocok
untuk hutan tropis.
8. Tanah Fodzol (Tanah Pucat)
Tanah ini terbentuk karena pengaruh suhu rendah dengan
curah hujan yang tinggi, berwarna merah hingga kuning.
Tanah fodzol banyak terdapat di Sumatera Utara dan
Sumatera Barat. Tanah fodzol mengandung unsure hara
yang sangat miskin, tidak subur dan sulit ditanami. Tanah
ini baik untuk tanaman kelapa dan jambu mete.
9. Tanah Mergel
Tanah mergek adalah campuran tanah liat, kapur dan pasir.
Persebaran tanah mergel terdapat di Kediri dan Madiun
(Jawa Timur) serta Nusa Tenggara. Tanah ini subur dan
cocok dimanfaatkan untuk tanaman Jati.
10. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah hasil pencucian karena pengaruh suhu
rendah dan curah hujan tinggi, mengakibatkan berbagai mineral
yang dibutuhkan oleh tanaman larut dan meninggalkan sisa
oksidasi besi dan alumunium sehingga tanah ini tidak subur.
Tanah laterit terdapat di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Kalimantan
Barat. Pemanfaatannya cocok untuk keplapa dan jambu mete.

11. Tanah Humus


Tanah humus terbentuk dari pelapukan tumbuh-tumbuhan.
Tanah humus sangat subur dan dapat ditemukan dibawah batuan
dan tumbuh-tumbuhan yang lebat. Tanah humus biasanya
berwarna hitam.
Pemanfaatan & Konservasi Tanah

Secara umum pengertian konservasi tanah ialah


usaha konservasi tanah dengan menempatkan
setiap bidang tanah dengan cara penggunaan yang
sesuai dengan kemampuan tanah itu sendiri.
Lebih khusus pengertian dalam arti yang lebih
sempit ialah upaya kosenvasi tanah semua upaya
mencegah kerusakan tanah akibat erosi,
memperbaiki tanah yang telah rusak.
METODE KONSERVASI TANAH DAN AIR

1. Metode vegetative
Cara pengelolaan lahan miring dengan
menggunakan tanaman yang berfungsi sebagai
sarana konservasi tanah.
Fungsi tanaman penutup tanah ini selain
untuk mencegah atau mengendalikan dari berbagai
bahaya erosi juga dapat berfungsi memperbaiki
struktur tanah, bisa menambahkan bahan organik
tanah serta mencegah proses pencucian unsur hara
yang menentukan kesuburan tanah dengn
mengurangi fluktuasi tekanan dan suhu .
2. Metode mekanik
Metode ini berupa pengelolaan lahan tegalan atau
tanah darat dengan menggunakan sarana fisik berupa tanah,
batu sebagai sarana konservasi tanahnya.
Metode ini bertujuan memperlambat aliran air di
permukaan, mengurangi bahaya terkisisnya lapisan tanah
serta menampung dan mengalirkan aliran air permukaan.
3. Metode kimia
Dengan pemanfaatan soil conditioner atau bahan-
bahan pemantap tanah dalam upaya memperbaiki struktur
tanah sehingga tanah akan tetap tahan terhadap ancaman
erosi
 Secara umum tindakan konservasi tanah ditujukan
untuk :
Upaya untuk mencegah terjadinya erosi.
Usaha untuk memperbaiki komposisi tanah yang
rusak.
Menjaga serta meningkatkan produktivitas
kesuburan tanah agar tanah dapat terus digunakan
secara terus menerus.
Lembaga-Lembaga yang menyediakan dan
Memanfaatkan Data Geologi di Indonesia
Peran Peta Geologi Dalam Pembangunan Nasional
Peta geologi dalam pembangunan nasional
memiliki peran penting sebagai penunjang dan
pendukung berbagai program rencana pembangunan di
suatu wilayah yang meliputi tahap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.
Semua informasi dari peta geologi yang menyajikan
berbagai informasi berupa jenis dan sebaran batuan,
struktur, morfologi dan kemiringan lereng, kerentanan
tanah, dan runtunan variasi batuan, sangat diperlukan
terutama dalam pengambilan keputusan layak tidaknya
suatu wilayah bagi peruntukan yang diinginkan.
Geologi merupakan ilmu (sains) yang mempelajari bumi,
komposisinya, struktur, sifat-sifat fisik, sejarah dan proses
pembentukannya.
Secara ringkas dapat diuraikan mengenai kegunaan peta geologi,
yaitu dalam :
Eksplorasi sumberdaya mineral (mineral-airtanah) & energi
(migas konvensional - unconventional).
Kawasan rawan bencana alam geologi (gempa, tsunami, letusan
gunungapi, longsor).
Rencana pembangunan dan tata ruang (klasifikasi kualitas lahan
permukiman, potensi air tanah).
Transportasi dan komunikasi (rancangan jaringan jalan, listrik,
pipa dan jaringan kabel telepon).
Peta geologi memiliki informasi data geologi yang
sangat diperlukan dalam eksplorasi sumberdaya mineral
dan migas dalam hal:
Akurasi berupa ketelitian dalam hal memberikan setiap data
geologi baik permukaan maupun bawah permukaan.
Kelengkapan informasi yang bisa diakses oleh pengguna.
Keseragaman format (standardisasi) agar bisa digunakan
semua pihak dan dapat bertukar informasi dengan data lain
yang terdapat di daerah yang sama.
Format data (GIS) menjadi format dasar pada setiap peta
geologi agar memudahkan dalam penggunaannya secara
global.
Fungsi peta geologi sebagai pendukung dalam perencanaan
pembangunan

 Peta geologi telah dimanfaatkan oleh berbagai instansi pemerintah maupun swasta untuk
keperluan perencanaan, pemantauan, hingga evaluasi hasil-hasil pembangunan. Juga
menyajikan informasi sangat berguna bagi pengelola dan pengambil keputusan untuk
membantu memecahkan permasalahan, menentukan pilihan atau membuat kebijakan tata
ruang melalui metode analisis data peta.

 Bencana geologi berupa tanah longsor sebenarnya dapat diantisipasi Pemerintah Daerah bila
memiliki data geologi yang menunjukkan potensi longsor, dengan menandai titik-titik potensi
bahaya geologi dan menginformasikan kepada warga masyarakat di kawasan berisiko tinggi.
Peta geologi di Indonesia umumnya baru dimanfaatkan oleh beberapa Kementerian dan
Lembaga di tingkat pusat dan baru dirintis di tingkat daerah. Kementerian yang paling banyak
memanfaatkan peta geologi adalah Kementerian ESDM, Kementerian Kehutanan, Pertanian
dan Kementerian Pekerjaan Umum. Kementerian lainnya dan lembaga-lembaga struktural
lainnya. Daerah-daerah pada umumnya belum banyak menggunakan peta geologi, karena
para penyelenggara pemerintahan belum banyak tahu tentang pentingnya peta geologi dalam
penyusunan rencana, pemantauan, dan evaluasi pembangunan secara mudah, murah, efektif,
dan akurat. Saat ini lembaga struktural yang paling banyak membutuhkan peta geologi adalah
Bappenas/Bappeda, untuk kepentingan pembangunan nasional dan daerah.
Selain itu berdasarkan peta geologi maka Indonesia dapat
dibagi menjadi dua bagian berdasarkan data geologi guna
Prioritas Eksplorasi Migas dimana :
Indonesia Barat
 Memiliki karakteristik sudah matang (mature) untuk ekslorasi
cekungan Migas.
 Secara kerumitan struktur geologi agak kurang komplek.
 Informasi Stratigrafi sudah dianggap komplit lengkap.
Indonesia Timur
 Cekungan-cekungannya dianggap belum matang (Immature
Exploration Basins).
 Struktur Geologinya sangat rumit.

Anda mungkin juga menyukai