Anda di halaman 1dari 48

GEOGRAFI SMA KELAS X

BUMI SEBAGAI RUANG KEHIDUPAN

OLEH:
RUSDI, S.Pd
NIP. 19880408202321 1008

SMA NEGERI 2 PALU


JL. TANJUNG DAKO No. 9 PALU
TELP. /FAX. (0451) 421094
BAB 4
BUMI SEBAGAI RUANG
KEHIDUPAN
Proses Terbentuknya
Bumi
A.PENGERTIAN BUMI
Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk
hidup beserta isinya. Kira-kira 250 juta tahun yang lalu
sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa
daratan yang dikenal sebagai Pangea. Kemudian, kira-kira
dua ratus juta tahun yang lalu Pangea terpecah menjadi
dua benua besar yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari
Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia
Timur; dan Gondwana yang terdiri dari Amerika Selatan,
Afrika India, Australia dan bagian Asia lainnya. Bagian-
bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah,
hanyut dan bertubrukan dengan bagian lain.
 Sejarah Terbentuknya Bumi

Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas


beberapa lapisan bumi. Bahan-bahan material pembentuk bumi,
dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk
permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan,
pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi
sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya
di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan
selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya
(rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai
pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya
siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses
terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata
surya kita.
B. TEORI PEMBENTUKAN BUMI

 Teori-teori tentang proses terbentuknya bumi

1.Teori Kabut(Nebula)
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah memikirkan proses
terjadinya Bumi. Salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang
dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere De
Laplace(1796).Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace.
Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas
yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-
menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat
besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang
sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar
memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang
terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata
surya. Teori nebula ini terdiri dari beberapa tahap,yaitu Matahari
dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu
pekat dan besar.
Kabut tersebut berputar dan berpilin
dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di
pusat lingkaran yang kemudian membentuk
matahari. Pada saat yang bersamaan
materi lainpun terbentuk menjadi massa
yang lebih kecil dari matahari yang disebut
sebagai planet, bergerak mengelilingi
matahari.
Materi-materi tersebut tumbuh makin besar
dan terus melakukan gerakan secara
teratur mengelilingi matahari dalam satu
orbit yang tetap dan membentuk Susunan
Keluarga Matahari.
Kabut Nebula
2.Teori Planetisimal
 Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi
Amerika bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, seorang ahli
geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang
mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali,
Pada suatu saat melintas bintang lain yang ukurannya hampir sama
dengan matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat sehingga
hampir menjadi tabrakan. Karena dekatnya lintasan pengaruh gaya
gravitasi antara dua bintang tersebut mengakibatkan tertariknya gas
dan materi ringan pada bagian tepi.

 Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut sebagian materi terlempar


meninggalkan permukaan matahari dan permukaan bintang. Materi-
materi yang terlempar mulai menyusut dan membentuk gumpalan-
gumpalan yang disebut planetisimal. Planetisimal- Planetisimal lalu
menjadi dingin dan padat yang pada akhirnya membentuk planet-
planet yang mengelilingi matahari.
3.Tori Pasang Surut Gas(Tidal)
 Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun
1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak
pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh
matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya
pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil.
Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke
Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang
bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan
terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh
matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung
tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam
lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan
merentang ke arah bintang besar itu.
 Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-
kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu
planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-
bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya,
sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang
berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan
mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan
lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan
pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif
lebih cepat.
4.Teori Bintang Kembar
 Teoriini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi
R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari
kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang
meledak sehingga banyak material yang terlempar.
Karena bintang yang tidak meledak mempunyai
gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran
pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi
bintang yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak
meledak itu sekarang disebut dengan matahari,
sedangkan pecahan bintang yang lain adalah
planet-planet yang mengelilinginya.
5.Teori Big Bang
 Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi
berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya
terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada
porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian
kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar
berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu
saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat
di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan
nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6
milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan
membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama
Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata
surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar
tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk
gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat.
Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-
planet, termasuk planet bumi.
 Dalam perkembangannya, planet bumi terus
mengalami proses secara bertahap hingga
terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap
dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
 Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen
dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan
unsur.
 Pembentukan perlapisan struktur bumi yang
diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material
besi yang berat jenisnya lebih besar akan
tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih
ringan akan bergerak ke permukaan.
 Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti
dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan
kerak bumi.
 Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah
hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam
berbagai penelitian, diketahui bahwa konsentrasi
hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan
perhitungan teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa
peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta
tak memiliki permulaan dan jika ia telah ada sejak
dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah
habis sama sekali dan berubah menjadi helium.
 Segala bukti meyakinkan ini menyebabkan teori Big
Bang diterima oleh masyarakat ilmiah. Model Big Bang
adalah titik terakhir yang dicapai ilmu pengetahuan
tentang asal muasal alam semesta. Begitulah, alam
semesta ini telah diciptakan oleh Allah Yang Maha
Perkasa dengan sempurna tanpa cacat.
Yang telah menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihtatlah berulang-ulang, adakah
kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang.
(QS. Al-Mulk, 67:3).
Masih sangat banyak teori lainnya yang
Dikemukakan oleh para ahli seperti:
 Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere
Comte de Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala
terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang
menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa
yang terpental ini menjadi planet.
 Teori Kuiper atau teori kondensasi dikemukakan oleh Gerald
P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar
berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari,
sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari
adalah protoplanet.Pusat piringan yang merupakan protomatahari
menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin.
Unsur ringan tersebut menguap dan menggumpal menjadi planet
– planet. Dalam teorinya beliau juga mengatakan bahwa tata
surya pada mulanya berupa bola kabut raksasa. Kabut ini terdiri
dari debu, es, dan gas. Bola kabut ini berputar pada porosnya
sehingga bagian-bagian yang ringan terlempar ke luar, sedangkan
bagian yang berat berkumpul di pusatnya membentuk sebuah
cakram mulai menyusut dan perputarannya semakin cepat, serta
suhunya bertambah, akhirnya terbentuklah matahari.
 Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker,
seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada
mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut
gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur
ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang
sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa
tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan
menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain yang
ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk
palnet – planet, termasuk bumi.

 Teori Whipple oleh seorang ahli astronom Amerika Fred


L.Whipple, mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari
gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam
piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya
pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat,
sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan
yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet
– planet.
 Menurut seorang astronom asal inggris,pada pertengahan abad
20 yang bernama Sir Fred Hoyle mengemukakan suatu teori yang
disebut “Steady-State”.Teori steady-state menyatakan bahwa
alam semesta berukuran tak hingga dan kekal sepanjang masa.
Dengan tujuan mempertahankan paham materialis, teori ini sama
sekali berseberangan dengan teori Big Bang, yang mengatakan
bahwa alam semesta memiliki permulaan. Mereka yang
mempertahankan teori steady-state telah lama menentang teori
Big Bang. Namun, ilmu pengetahuan justru meruntuhkan
pandangan mereka.
 Dan menurut gagasan kuno yang mengatakan bahwa alam
semesta itu kekal. Gagasan yang umum di abad 19 adalah bahwa
alam semesta merupakan kumpulan materi berukuran tak hingga
yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada selamanya.
Selain meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis,
pandangan ini menolak keberadaan sang Pencipta dan
menyatakan bahwa alam semesta tidak berawal dan tidak
berakhir.
 Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam
semesta ini dinamakan 'Big Bang', dan teorinya dikenal
dengan nama tersebut. Perlu dikemukakan bahwa
'volume nol' merupakan pernyataan teoritis yang
digunakan untuk memudahkan pemahaman. Ilmu
pengetahuan dapat mendefinisikan konsep 'ketiadaan',
yang berada di luar batas pemahaman manusia, hanya
dengan menyatakannya sebagai 'titik bervolume nol'.
Sebenarnya, 'sebuah titik tak bervolume' berarti
'ketiadaan'. Demikianlah alam semesta muncul menjadi
ada dari ketiadaan. Dengan kata lain, ia telah diciptakan.
Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan
fisika modern pada abad 20, telah dinyatakan dalam
Alqur'an 14 abad lampau,yakni :

 "Dia (Allah) Pencipta langit dan bumi" (QS. Al-An'aam, 6:


101)
C. PERKEMBANGAN BUMI
 Teori-teori tentang Perkembangan Bumi

1. Teori Kontraksi dari James Dana dan Elie


de Baumant

Dalam teori ini dinyatakan bahwa


bumi mengalami pengerutan karena
pendinginan di bagian dalam bumi akibat
konduksi panas, sehingga
mengakibatkan bumi tidak rata.
TeoriKontraksi dari James Dana dan Elie
de Baumant
2.Teori Descartes dan Suess
Dalam teori ini dikatakan bahwa
pada saat bola bumi mendingin maka
terjadilah proses pengerutan dan semakin
menyusut. Kerutan-kerutan itulah sebagai
pegunungan, lipatan yang kita kenal
sampai sekarang. Teori Descartes dan
Suess ini disebut teori kontraksi.
3.Teori Geosinklin
 Teori ini dikonsep oleh Hall pada tahun 1859 yang
kemudian dipublikasikan oleh Dana pada tahun 1873.
Teori ini bertujuan untuk menjelaskan terjadinya endapan
batuan sedimen yang sangat tebal, ribuan meter dan
memanjang seperti pada Pegunungan Himalaya, Alpina
dan Andes.

 Teorigeosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit


pada kerak bumi mengalami depresi selama beberapa
waktu sehingga terendapkan secara ekstrim sedimen yang
tebal. Proses pengendapan ini menyebabkan subsidence
(penurunan) pada dasar cekungan. Endapan sedimen
yang tebal dianggap berasal dari sedimen akibat proses
orogenesa yang membentuk pengunungan lipatan dan
selama proses ini endapan sedimen yang telah terbentuk
akan mengalami metamorfosa.
 Batuan yang terdeformasi didalamnya dijelaskan
sebagai akibat menyempitnya cekungan karena terus
menurunnya cekungan, sehingga batuan terlipat dan
tersesarkan. Pergerakan yang terjadi adalah pergerakan
vertikal akibat gaya isostasi.

 Teori ini mempunyai kelemahan tidak mampu


menjelaskan asal-usul aktivitas vulkanik dengan baik
dan logis. Keteraturan aktivitas vulkanik sangatlah tidak
bisa dijelaskan dengan teori geosinklin. Pada intinya,
golongan ilmuwan menganggap bahwa gaya yang
bekerja pada bumi merupakan gaya vertikal. Artinya,
semua deformasi yang terjadi diakibatkan oleh gaya
utama yang berarah tegak lurus dengan bidang yang
terdeformasi.
Teori Geosinklin
4. HIPOTESA PENGAPUNGAN BENUA
(CONTINENTAL DRIFT)/TEORI DUA BENUA
(Laurasia-Gondwana Teori)
 Tahun 1912, Alfred Wegener seorang ahli
meteorologi Jerman mengemukakan konsep
Pengapungan Benua (Continental drfit). Dalam The
Origin of Continents and Oceans. Hipotesa
utamanya adalah satu “super continent” yang
disebut Pangaea (artinya semua daratan) yang
dikelilingi oleh Panthalassa (semua lautan).
Selanjutnya, hipotesa ini mengatakan 200 juta
tahun yang lalu Pangaea pecah menjadi benua-
benua yang lebih kecil. Dan kemudian bergerak
menuju ke tempatnya seperti yang dijumpai saat
ini. Sedangkan hipoptesa lainnya menyatakan
bahwa pada mulanya ada dua super kontinen ,
yaitu pangea utara yang disebut juga Laurasia, dan
pangea selatan yang disebut juga Gondwanaland.
Dampak Rotasi & Revolusi Bumi
terhadap Kehidupan di Bmi
 Revolusi Bumi adalah peredaran bumi mengelilingi
matahari. Bumi mengelilingi matahari pada
orbitnya sekali dalam waktu 365¼.waktu 365¼
atau satu tahun surya disebut kala revolusi bumi.
 Revolusi ini menimbulkan beberapa gejala alam
yang berlangsung secara berulang tiap tahun
diantaranya perbedaan lama siang dan malam,
gerak semu tahunan matahari, perubahan musim,
dan perubahan penampakan rasi bintang, serta
kalender masehi.
PENGARUH REVOLUSI BUMI
 Revolusi bumi memberikan beberapa pengaruh yaitu:
1. Perbedaan lama siang dan malam
 Kombinasi antara revolusi bumi serta kemiringan sumbu bumi
terhadap bidang ekliptika menimbulkan beberapa gejala alam
yang diamati berulang setiap tahunnya. Peristiwa ini nampak
jelas diamati di sekitar kutub utara dan kutub selatan.
 Pergeseran garis edar matahari akan mengakibatkan perubahan
/ perbedaan lamanya siang dan malam. Pada saat-saat tertentu
disuatu tempat akan mengalami malam yang lebih panjang
dibanding siang demikian sebaliknya saat yang lain siang lebih
lama dari malam. Di kutub Utara malam hari dapat berlangsung
selama 24 jam sebaliknya pada saat yang sama di kutub selatan
siang hari berlangsung selama 24 jam demikian pula sebaliknya.
 Antara tanggal 21 Maret s.d 23 September

 Kutub utara mendekati matahari, sedangkan kutub selatan


menjauhi matahari
 Belahan bumi utara menerima sinar matahari lebih banyak
daripada belahan bumi selatan.
 Panjang siang dibelahan bumi utara lebih lama daripada
dibelahan bumi selatan
 Ada daerah disekitar kutub utara yang mengalami siang 24
jam dan ada daerah disekitar kutub selatan yang
mengalami malam 24 jam.
 Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke
utara.
 Kutub utara paling dekat ke matahari pada tanggal 21
Juni. Pada saat ini pengamat di khatulistiwa melihat
matahari bergeser 23,5o ke utara.
 Antara tanggal 23 September s.d 21 Maret

 Kutub selatan lebih dekat mendekati matahari, sedangkan


kutub utara lebih menjauhi matahari.
 Belahan bumi selatan menerima sinar matahari lebih
banyak daripada belahan bumi utara.
 Panjang siang dibelahan bumi selatan lebih lama daripada
belahan bumi utara
 Ada daerah di sekitar kutub utara yang mengalami malam
24 jam dan ada daerah di sekitar kutub selatan mengalami
siang 24 jam.
 Diamati dari khatulistiwa, matahari tampak bergeser ke
selatan.
 Kutub selatan berada pada posisi paling dekat dengan
matahari pada tanggal 22 Desember. Pada saat ini
pengamat di khatulistiwa melihat matahari bergeser 23,5o
ke selatan.
 Padatanggal 21 Maret dan 23
Desember

Kutub utara dan kutub selatan berjarak


sama ke matahari
Belahan bumi utara dan belahan bumi
selatan menerima sinar matahari sama
banyaknya.
Panjang siang dan malam sama diseluruh
belahan bumi.
Di daerah khatulistiwa matahahari tampak
melintas tepat di atas kepala.
2. Gerak Semu Tahunan Matahari

Pergeseran posisi matahari ke arah belahan bumi utara (22


Desember – 21 Juni) dan pergeseran posisi matahari dari
belahan bumi utara ke belahan bumi selatan (21 Juni – 21
Desember ) disebut gerak semu harian matahari. Disebut
demikian karena sebenarnya matahari tidak bergerak. Gerak
itu akibat revolusi bumi dengan sumbu rotasi yang miring.
3. Perubahan Musim
 Musim adalah salah satu pembagian utama
tahun. Musim adalah hasil dari revolusi tahunan
bumi mengelilingi Matahari dan kemiringan
sumbu bumi relatif terhadap bidang revolusi. Di
daerah beriklim sedang dan kutub, musim
ditandai oleh perubahan intensitas sinar matahari
yang mencapai permukaan bumi, variasi yang
dapat menyebabkan hewan untuk pergi ke
hibernasi atau bermigrasi, dan tanaman yang
akan aktif.
 Biasanya setahun dibagi menjadi 4 musim, yaitu:
Musim semi (vernal) / Spring

Adalah satu dari empat musim


didaerah nontropis, peralihan dari musim
dingin ke musim panas. Dibelahan utara
bumi, diperkirakan musim semi terjadi
pada tanggal 21 Maret-21 Juni dan
dibelahan selatan bumi, diperkirakan
musim semi terjadi pada tanggal 23
September-21 Desember.
 Musim panas (festival) / Summer

Adalah salah satu musim di negara yang berhawa


sedang. Tergantung letak sebuah negara, musim panas
dapat terjadi pada waktu yang berbeda-beda.
Dibelahan utara bumi, diperkirakan musim panas terjadi
pada tanggal 21 Juni- 23 September dan di belahan
selatan bumi, diperkirakan musim panas terjadi pada
tanggal 21 Desember- 21 Maret. Banyak negara, musim
panas adalah musim liburan sekolah. Pada musim ini
orang-orang suka pergi ke pantai untuk berjemur. Selain
itu, pada musim panas buah-buahan dan tumbuh-
tumbuhan sedang pada masa pertumbuhan penuhnya.
 Musim gugur / Autumn

Adalah salah satu dari empat musim di daerah


beriklim sedang, masa peralihan dari musim panas ke
musim dingin.Dalam zona beriklim sedang, musim
gugur adalah musim di mana kebanyakan tumbuhan
dipanen atau ditunai, dan pohon deciduous melepas
daun-daun mereka. Dia juga merupakan musim di
mana hari-hari bertambah pendek dan dingin, dan
peningkatan presipitasi di beberapa bagian dunia.Di
belahan utara bumi, musim gugur dimulai sekitar
pada tanggal 23 September- 21 Desember, sementara
di belahan selatan bumi musim gugur dimulai sekitar
pada tanggal 21 Maret- 21 Juni.
Musim dingin (musim salju) / Winter

Adalah musim yang paling dingin di


bumi. Merupakan salah satu dari 4 musim di
negeri-negeri yang beriklim subtropis dan
sedang. Di belahan utara bumi, musim
dingin dimulai sekitar pada tanggal 21
Desember- 21 Maret, sementara di belahan
selatan bumi musim dingin dimulai sekitar
pada tanggal 21 Juni- 23 September.
 Di Indonesia merupakan daerah tropis maka dari itu di Indonesia hanya
terdapat 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.

 Musim kemarau

Adalah musim di daerah tropis yang dipengaruhi oleh sistem


muson. Musim kemarau dikenal sebagai musim kering. Untuk dapat
disebut musim kemarau, curah hujan per bulan harus di bawah 60
mm/bulan (atau 20 mm per dasarian) selama tiga dasarian berturut-
turut. Selain di Indonesia negara-negara yang sering mengalami musim
ini adalah wilayah tropika di Asia Tenggara dan Asia Selatan, Australia
bagian timur laut, Afrika, dan sebagian Amerika Selatan.

 Musim hujan

Adalah musim dengan ciri meningkatnya curah hujan di suatu


wilayah dibandingkan biasanya dalam jangka waktu tertentu secara
tetap. Musim hujan hanya dikenal di wilayah yang iklim tropis. Musim
hujan dianggap mulai terjadi apabila curah hujan dalam tiga dasarian
berturut-turut telah melebihi 100 mm/m2 per dasarian dan berlanjut
terus.
Musim pancaroba

Adalah masa peralihan antara dua musim


utama di daerah iklim muson, yaitu antara
musim hujan dan musim kemarau. Masa
pancaroba biasa ditandai dengan tingginya
frekuensi badai, hujan yang sangat deras
disertai guruh, serta angin yang bertiup
dengan kencang. Pada masa pancaroba
biasanya orang yang menderita penyakit
saluran pernafasan atas, seperti pilek atau
batuk, relatif meningkat. Masa ini juga banyak
ditandai dengan perilaku khas beberapa
hewan dan tumbuhan.
4. Perubahan Kenampakan Rasi
Bintang
 Rasi bintang adalah susunan bintang-bintang yang tampak dari bumi
membentuk pola-pola tertentu. Bintang-bintang membentuk sebuah
rasi sebenarnya tidak berada pada lokasi yang berdekatan. Karena
letak bintang-bintang itu sangat jauh, maka ketika diamati dari bumi
seolah-olah tampak berdekatan. Rasi bintang yang kita kenal antara
lain Aquarius, Pisces, Gemini, Scorpio, Leo, dan lain-lain.

 Kita yang berada di bumi hanya dapat melihat bintang pada malam
hari. Ketika bumi berada disebelah timur matahari, kita hanya dapat
melihat bintang-bintang yang berada di sebelah timur matahari.
Ketika bumi berada di sebelah utara matahari, kita hanya dapat
melihat bintang-bintang yang berada di sebelah utara matahari.
Akibat adanya revolusi bumi, bintang-bintang yang nampak dari
bumi selalu berubah. Berarti rasi bintang yang nampak dari bumi
juga berubah.
Kenampakan Rasi Bintang
5. Kalender Masehi
 Berdasarkan pembagian bujur, yaitu bujur barat dan bujur
timur, maka batas penanggalan internasional ialah bujur
180o , akibatnya apabila di belahan timur bujur
180o tanggal 15 maka di belahan barat bujur 180o masih
tanggal 14, seolah-olah melompat satu hari.

 Hitungan kalender masehi berdasarkan pada kala revolusi


bumi, di mana satu tahun sama dengan 365 ¼ hari.
Kalender masehi yang mula-mula digunakan adalah
kalender Julius Caesar atau kalender Julian.
Kalender Julian berdasarkan pada selang waktu antara
satu musim semi dengan musim semi berikutnya
di belahan bumi utara. Selang waktu ini tepatnya adalah
365,242 hari atau 365 hari 5 jam 48 menit 46 sekon.

Anda mungkin juga menyukai