Bumi merupakan sebagian dari gumpalan gas besar yang berasal dari awal pembentukan
matahari. Gumpalan gas tersebut selalu berputar. Karena suatu hal, terlepaslah sebagian
massa gumpalan itu. Walaupun terlepas sangat jauh, gumpalan itu masih tetap berputar terus
menerus mengelilingi gumpalan besar (matahari). Gumpalan-gumpalan yang terpisah
tersebut setelah mengalami proses pendinginan akan memadat menjadi planet. Delapan
planet yang termasuk susunan tata surya adalah Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Dari gumpalan planet, terlepas pula sebagian gumpalan massa yang tetap berputar
mengelilingi gumpalan asalnya. Benda itu disebut bulan atau satelit. Kejadian tersebut
memakan waktu yang sangat lama. Jadi, kondisi bumi yang sekarang ini baru terjadi setelah
berjuta-juta tahun. Sesudah bumi mendingin, berubah dan menjadi cairan lama kelamaan
bagian luarnya memadat sehingga permukaan bumi dapat ditempati manusia, tumbuhan, serta
mahluk hidup lainnya.
Berikut adalah beberapa hipotesis terjadinya bumi dan tata surya.
a. Hipotesis kabut
Hipotesis yang sering dinamakan hipotesis nebula ini merupakan hipotesis yang paling tua
dan paling terkenal. Pada abad ke-8, Immanuel Kant, seorang ahli filsafat berkebangsaan
Jerman, dan Pierre-Simon Laplace, seorang astronom Prancis membuat suatu hipotesis
tentang terjadinya tat surya. Menurut hipotesis tersebut, di jagat raya terdapat gumpalan kabut
yang berputar perlahan-lahan. Bagian tengah kabut itu lama kelamaan menjadi gumpalan gas
yang kemudian menjadi matahari, bagian kabut disekitarnya menjadi planet-planet dan
satelit.
b. Hipotesis plenetesimal
Thomas C. Chamberlin, seorang ahli geologi dan ilmuwan asal Amerika, dan R. Moulton,
seorang ahli astronomi, menyampaikan teori yang dikenal sebagai teori planetesimal (berarti
planet kecil) daam penelitiannya, the origin of the earth (asal mula bumi) pada tahun 1916.
Menurut teori ini, matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang di alam semesta.
Pada suatu masa, ada sebuah bintang berpapasan dengan matahari pada jarak yang tidak
terlalu jauh. Akibatnya, terjadilah peristiwa pasang naikpada permukaan matahari maupun
bintang itu. Sebagian dari massa matahari tertarik kearah bintang itu.
Pada waktu bintang itu menjauh, sebagian massa matahari jatuh kembali kepermukaan
matahari dan sebagian lagi terhembus keruang angkasa disekitar matahari. Bagian dari massa
matahari tersebut dinamakan planetesimal, yang kemudian menjadi planet-planet yang
beredar pada orbitnya
hipotesis ini, pada suatu saat sebuah bintang yang hampir sama besarnya dengan matahari
melintas di dekat matahari. Hal ini menyebabkan terjadinya pasang pada matahari. Pasang itu
membentuk seperti cerutu yang sangat besar kemudian mengelilingi matahari dan pecah
menjadi sejumlah butir-butir tetesan kecil. Butir-butir tetesan yang besar menarik buti-butir
yang kecil, sehingga akhirnya membentuk gumpalan-gumpalan yang menjadi planet-planet.
Hal yang sama juga terjadi pada pembentukan satelit.
e. Hipotesis kuiper
Informasi mutakhir tentang komposisi bintang dan planet menyatakan bahwa planet-planet
dan matahari muncul pada saat yang sama. Astronom Gerard P. Kuiper, mengemukakan
bahwa semesta terdiri atas formasi bintang-bintang. Menurut Kuiper, dua pusat yang
memadat berkembang dalam suatu awan antarbintang yang mengandung gas hidrogen. Pusat
yang satu lebih besar dari pusat yang lainnya dan kemudian memadat menjadi bintang
tunggal, yaitu Matahari.
Peristiwa berikutnya, kabut menyelimuti pusat yang lebih kecil yang disebebkan adanya gaya
tarik dari massa yang lebih besar, gaya ini yang menyebabkan awan yang lebih kecil
terpecah-pecah menjadi awan-awan kecil yang disebut protoplanet. Setelah melewati periode
waktu yang lama, protoplanet tersebut menjadi planet-planet sekarang ini. Jika kedua awan
itu memiliki ukuran yang sama, akan terbentuk bintang ganda. Formasi bintang ganda sangat
sering terjadi di alam semesta.
Teori Laplace
Seorang ahli Matematika dan astronomi Perancis Pierre Simon Marquis de Laplace 1796
mengemukakan Bumi terbentuk dari gugusan gas panas yang berputar pada sumbunya,
kemudian terbentuk cincin - cincin.[1] Sebagian cincin gas tersebut, terlempar ke luar dan
tetap terus berputar.[1] Cincin gas yang berputar akan mengalami pendinginan, sehingga
terbentuklah gumpalan - gumpalan bola yang menjadi planet - planet, termasuk Bumi.[1]
Teori Tidal
Dua orang ilmuwan Inggris, James Jeans dan Harold Jeffreys, pada tahun 1918
mengemukakan teori tidal. Mereka mengatakan pada saat bintang melintas di dekat matahari,
sebagian massa matahari tertarik ke luar sehingga membentuk semacam [cerutu].Bagian yang
membentuk cerutu ini akan mengalami pendinginan dan membentuk planet - planet, yaitu
Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Teori Weizsaecker
Pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata
surya pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas.[1] Sebagian
besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium.[1] Karena panas
matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya,
sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal.[1] ini akan menarik unsur unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk planet planet, termasuk Bumi.[1]
Teori Kuiper
Gerald P. Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan
cakram.[1] Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar
mengelilingi protomatahari adalah protoplanet.[1] Dalam teorinya, dia juga memasukkan
unsur - unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan
protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin.[1] Unsur ringan
tersebut menguap dan mulai menggumpal menjadi planet - planet.[1]
Teori Whipple
Fred L. Whipple, seorang ahli astronom Amerika mengemukakan pada mulanya tata surya
terdiri dari gas dan kabut debu aneh yang mengandung nitrogen yang sedikit kosmis yang
berotasi membentuk semacam piringan.[1] Debu dan gas yang berotasi menyebabkan
terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya
hilang menguap ke angkasa.[1] Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian
membentuk planet - planet.[1]
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan
analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah
memikirkan proses terjadinya Bumi.
Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel
Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut
Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas
yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas
ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat.
Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian
khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian
yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
Teori Planetesimal
Teori ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar
mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya
pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam
keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya
sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan
ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa
hampir sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk
semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang
disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai
tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali,
menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom
ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planetplanet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh
matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan
hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan
berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses
pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter
dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan
berjalan relatif lebih cepat.
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori
ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak
sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak
mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan
bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak
meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah
planet-planet yang mengelilinginya
Kesimpulan
Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses
terbentuknya bumi, yaitu:
1. Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat,
kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku
membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari
bagian kecil ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa
meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi.
2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk,
diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan,
yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.
Teori ini dinyatakan oleh James Jeans serta juga Harold Jeffreys ditahun 1918, penjelasanya
ialah bahwa sebuah bintang yang besar mendekati matahari dalam jarak yang relatif delat,
sehingga menyebabkan terjadinya suatu pasang surut ditubuh matahari, pada saat matahari itu
masih berada didalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal
pada Bumi, ukuranya sangat kecil.
Penyebabnya ialah kecilnya massa bulan serta juga jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali
radius orbit Bumi). Namun tetapi , apabila sebuah bintang yang bermassa tersebut hampir
sama besar dengan matahari mendekat itu, maka akan terbentuk suatu macam gununggunung gelombang raksasa ditubuh matahari, yang dikarenakan karena adanya gaya tarik
bintang tadi. Gunung-gunung itu akan mencapai tinggi yang luar biasa serta juga membentuk
semacam lidah pijar yang sangat besar sekali, menjulur dari massa matahari serta
juga merentang ke arah bintang besar tersebut.
Pada lidah yang panas tersebut terjadi suatu perapatan gas-gas serta juga akhirnya kolomkolom tersebut akan pecah, lalu kemudian berpisah dan menjadi benda-benda tersendiri,
yakni planet-planet. Bintang besar yang tersebut menyebabkan penarikan dibagian-bagian
tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan ke jagat raya, sehingga lama kelamaan akan
hilang pengaruhnya itu terhadap-planet yang berbentuk tadi.
Planet-planet tersebut akan berputar mengelilingi matahari serta juga akanmengalami proses
pendinginan. Proses pendinginan tersebut berjalan dengan lambat diplanet-planet besar,
seperti Yupiter serta juga Saturnus, sedangkan diplanet-planet kecil seperti Bumi,
pendinginan tersebut berjalan relatif lebih cepat.
4. Hipotesis Peledakan Bintang
Teori tersebut dinyatakan oleh astronomi dari Inggris, Fred Hoyle ditahun 1956.
Kemungkinan matahari tersebut mempunyai kawan sebuah bintang (matahari juga bintang)
serta juga pada mulanya berevolusi satu sama dengan yang lain. terdapat juga diantaranya
yang memadat serta juga mungkin terjerat ke dalam orbit disekeliling matahari.
Banyak bintang yang meledak itu kemudian akan bebas di ruang angkasa. Teori
tersebut didukung banyak ahli astronomi, disebabkan karena banyak bintang ganda atau juga
bintang kembar setelah diketahui memang ternyata ada.
5. Hipotesis Kuiper
Teori ini dinyatakan oleh Astronom bernama Gerard P. Kuiper (1905-1973) ialah bahwa
semesta terdiri atas formasi daro bintang-bintang. Menurut Gerard ini , dua pusat yang
memadat terus berkembang didalam suatu awan antarbintang dari gas hydrogen. Pusat yang
1(satu) lebih besar daripada pusat yang lainnya serta juga kemudian memadat dan menjadi
bintang tunggal, yakni matahari.