Anda di halaman 1dari 5

Nama : Rona Adhelia Safitri

Nim : F1D122049

Kelas : A

Teori Pembentukan Bumi

Proses pembentukan bumi merupakan suatu peristiwa besar yang terjadi selama ribuan tahun. Hal

tersebut menjadi masalah tersendiri, sehingga munculah banyak perdebatan terkait teori

pembentukan bumi. Sebab awal mula terjadinya pembentukan bumi tidak dapat diamati secara
langsung maupun diuji oleh para ahli. Berikut beberapa ulasan terkait teori-teori pembentukan
bumi:

1. Teori Laplace

Teori Laplace adalah teori pembentukan bumi Laplace dicetuskan oleh seorang pakar matematika
dan astronomi berkebangsaan Perancis, yaitu Pierre Simon Marquis de Laplace. Teori ini muncul
pada tahun 1796 di Perancis. Menurut Laplace, bumi terbentuk dari gumpalan gas panas yang
berputar-putar pada sebuah pusat peredaran. Setelah itu terbentuklah sebuah cincin-cincin gas di
sekitarnya yang kemudian terlempar atau bergerak semakin menjauh. Hingga akhirnya cincin-
cincin tersebut bergerak menjauh, cincin tersebut mengalami pendinginan membentuk bola
raksasa. Kemudian bola raksasa inilah yang disebut sebagai bumi.

2. Teori Planetisimal

Seorang ahli yang berasal dari Amerika, Forest Ray bersama T.C Chamberlain menjelaskan proses
pembentukan bumi. Menurut keduanya, matahari terbentuk terlebih dulu sebagai pusat peredaran
dengan massa gas yang cukup besar. Kemudian melintaslah sebuah bintang dengan kecepatan
maksimum di sekitar area matahari. Hal ini menyebabkan adanya tarikan antara partikel-partikel
gas matahari dengan bintang tersebut.

Sebagian massa gas bertahan mengelilingi mengitari matahari akibat gaya gravitasi, sedangkan
bagian lainnya terlempar menjauh ke luar lintasan bintang. Massa gas yang mengelilingi mathari
akhirnya mengalami pendinginan, dan terbentuklah sebuah planetisimal atau cincin.

Lalu terjadi gaya tarik menarik yang cukup besar pada massa gas. Akibatnya planetisimal menjadi
sangat padat. Hingga akhirnya membentuk sebuah planet, salah satunya planet kita sekarang, yaitu
bumi.
3. Teori Tidal

Teori Tidal ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris yang bernama James
Jeans dan Harold Jeffreys. Teori tidal tercetus pada tahun 1918 silam. Menurut teori tidal,
pembentukan bumi terjadi akibat massa gas matahari mengalami tarik menarik akibat bergesekan
dengan bintang yang cukup kuat. Dari hasil tarik menarik ini, sebagian massa bergerak ke arah luar
membentuk cerutu.

Bagian yang berbentuk cerutu inilah akhirnya mengalami pendinginan. Proses pendinginan

mengakibatkan bentuk gas menjadi gumpalan-gumpalan bola. Kemudian gumpalan-gumpalan bola

inilah yang disebut sebagai planet, salah satunya bumi.

4. Teori Georges-Louis Leclerc

Teori ini dikemukakan oleh seorang ilmuwan yang bernama Louis Lecrerc, Perancis Georges, dan
Comte de Buffon, menjelaskan proses pembentukan bumi berasal dari tumbukan komet dengan
matahari. Hal ini menyebabkan sebagian massa matahri terpental jauh hingga terbentuklah suatu
planet. Pendapatnya ini disampaikan pada tahun 1778, kemudian banyak diterima oleh kalangan
ilmuwan lainnya.

5. Teori Kuiper

Gerald P. Kuiper dalam sebuah teori pembentukan bumi menyatakan bahwa pada awalnya terdapat

nebula yang sangat besar dengan bentuk yang mirip piringan cakram. Adapun pusat piringan
cakram tersebut disebut sebagai protomatahari. Sedangkan bagian yang mengelilingi protomathari
disebut sebagai protoplanet. Pusat piringan menjadi sangat panas dan berpijar. Namun, protoplanet
mengalami gejala pendinginan hingga akhirnya menggumpal membentuk planet. Inilah asal mula
planet bumi terbentuk.

6. Teori Weizsacker

Carl Friedrich von Weizsacker merupakan seorang ahli ilmu astronomi yang berasal dari Jerman.

Pada tahun 1940, dirinya ikut mencetuskan sebuah teori yang menyatakan bahwa awal mulanya

tata surya terdiri dari matahari. Lalu matahari tersebut dikelilingi oleh sebuah kabut gas.

Kandungan dalam kabut gas merupakan unsur-unsur ringan, seperti hidrogen dan helium. Hal ini

menjadi sebab menguapnya kabut gas tersebut karena panas matahari. Sedangkan unsur yang

berat mengalami penggumpalan dan disebut sebagai planet.


7. Teori Whipple Fred L

Teori Whipple Fred L dikemukakan oleh seorang ahli astronomi berkebangsaan Amerika, Whipple
Fred Lmenjelaskan pembentukan bumi yang berasal dari kabut serta gas aneh. Kabut dan gas ini
mengandung nitrogen dan kosmis, berotasi dalam sebuah piringan besar.

Kabut dan gas yang berotasi menyebabkan penggumpalan massa hingga menjadi padat. Sedangkan

gas yang ringan menguap di angkasa. Gumpalan padat tersebut akhirnya disebut sebagai planet.

8. Teori Pasang Surut Gas

Teori pasang surut gas ini sangatlah terkenal di kalangan para ahli pada tahun 1918. Pencetus dari
teori ini adalah James Jeans dan Harold Jeffreys. Kedunya sepakat bahwa pembentukan bumi
berawal dari bintang besar yang mendekati matahari, hingga menyebabkan terjadinya pasang surut
pada matahari berupa gas. Setelah terjadi pasang surut, matahari akan mengeluarkan gelombang
raksasa yang disebabkan gaya tarik bintang. Gelombang yang membentuk lidah pejar tersebut
akhirnya mengalami perapatan gas, hingga terpecah menjadi planet-planet, salah satunya bumi.

9. Teori Ledakan Besar

Setelah bermunculan banyak teori, Big Bang atau teori ledakan besar menjadi paling populer di

kalangan akademisi. Teori Big Bang menyatakan bahwa bumi telah terbentuk selama puluhan

miliar tahun. Awalnya terdapat gumpalan kabut yang berputar pada suatu poros.

Putaran pada poros tersebut membuat bagian yang ringan terlempar ke luar angkasa dan

membentuk sebuah piring cakram raksasa. Hingga pada suatu waktu cakram raksasa yang terdiri

dari kabut dan gas akan meledak.

Ledakan besar tersebut akhirnya membentuk galaksi serta nebula-nebula. Tercatat selama 4,6

miliar tahun, nebula-nebula membeku lalu menjadi galaksi, salah satunya Galaksi Bima Sakti.

Kemudian bagian dari galaksi tersebut mengalami kondensasi membentuk gumpalan kecil yang

dinamai planet, termasuk bumi di dalamnya.

10. Teori Kabut Nebula

Teori pembentukan bumi menurut Immanuel Kant disebut juga dengan teori kabut nebula. Teori

ini muncul sekitar tahun 1755, kemudian disempurnakan kembali teori tersebut oleh Piere de
Laplace pada tahun 1796. Teori kabut nebula menjelaskan bahwa terdapat kumpulan gas bebas di
luar angkasa yang disebut kabut nebula. Kemudian terjadi tarik menarik antar gas yang membentuk
kabut semakin besar dan bergerak cepat. proses perputaran ini menyebabkan materi kabut terlempar
dan terpisah. Hingga akhirnya materi yang terlempar mengalami pendinginan dan penggumpalan
menjadi sebuah planet.

11. Teori Bintang Kembar

Teori pembentukan bumi ini dicetuskan oleh seorang ahli astronomi yang bernama Raymond

Arthur Lyttleton. Menurut Arthur, bintang kembar merupakan bagian yang terkecil dari sebuah
galaksi. Salah satu bintang dalam galaksi meledak sehingga banyak material yang dikandungnya
terlempar. Sedangkan bintang yang lain tidak mengalami ledakan karena adanya gaya gravitasi.
Oleh sebab itu, sebaran material akibat ledakan bintang satunya mengelilingi bintang yang tidak
meledak. Bintang yang tidak meledak dikenal sebagai matahari, lainnya dalam bentuk pecahan
akibat ledakan dikenal sebagai planet, salah satunya bumi.

Struktur Penyusun Planet

Bahan pembentuk planet ini bergantung dari posisi planet. Planet-planet di tata surya

dikelompokkan menjadi Planet Dalam dan Planet Luar. Planet Dalam merupakan planet-planet

yang posisinya paling dekat dengan Matahari, seperti Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Planet

yang digolongkan sebagai Planet Dalam, terbentuk dari zat yang mengorbit lebih dekat ke

Matahari. Sementara Planet Luar merupakan planet yang terletak jauh dari Matahari, seperti Jupiter,

Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Kelompok Planet Luar terbentuk dari gas dan es karena jauh

dari Matahari. Kedelapan planet dan kebanyakan planet kerdil dalam tata surya digolongkan
menjadi tiga berdasarkan bahan pembentuknya, yaitu :

1. Planet Terestrial

Planet Dalam (Merkurisus, Venus, Bumi, dan Mars) terbuat dari zat padat, yakni

bebatuan dan logam. Planet-planet ini digolongkan sebagai Planet Terestrial.

2. Raksasa Gas

Jupiter dan Saturnus terdiri dari gas hidrogen dan helium. Karena terbentuk dari gas,

Jupiter dan Saturnus digolongkan sebagai Raksasa Gas. Beberapa ahli astronomi menganggap

mereka adalah bintang yang gagal berkembang.

3. Raksasa Es

Planet Uranus dan Neptunus yang jauh dari Matahari adalah raksasa gas seperti Jupiter

dan Saturnus. Namun, ahli astronomi juga menyebut mereka raksasa es karena atmosfer mereka

tersusun atas sebagain besar es air, amonia, dan metana.

Anda mungkin juga menyukai