PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Evolusi merupakan suatu perubahan yang terjadi secara berangsur-angsur dalam
jangka waktu yang lama sehingga terbentuk wujud baru. Bumi terbentuk sekitar 4,54
miliar tahun yang lalu, kira-kira sepertiga usia alam semesta, dengan pertambahan nebula
matahari. Pelepasan gas vulkanik mungkin menciptakan atmosfer purba, dan kemudian
lautan, tetapi atmosfer awal hampir tidak mengandung oksigen. Ada banyak teori yang
menjelaskan tentang penciptaan bumi, mulai dari mitos sampai penjelasan ilmu
pengetahuan. Salah satu penjelasan dalam ilmu pengetahuan yaitu tentang teori
dentuman besar atau teori big bang yang dikemukakan oleh Stephen Hawking. Proses
evolusi bumi atau alam semesta memakan waktu kosmologis yang sangat lama. Bahkan,
waktu yang dibutuhkan dalam proses evolusi ini bisa mencapai jutaan tahun. Terjadinya
evolusi bumi sampai adanya kehidupan memakan waktu yang sangat panjang.
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini diantaranya:
1. Teori apa saja memberikan gambaran tentang pembentukan bumi?
2. Bagaimana periode tahapan terbentuknya bumi?
3. Bagaimana perkembangan bentuk bumi?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam makalah ini diantaranya:
1. Mengetahui teori-teori yang memberikan gambaran tentang pembentukan bumi
2. Mengetahui periode tahapan terbentuknya bumi.
3. Mengetahui perkembangan bentuk bumi
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Teori Pembentukan Bumi
Teori pembentukan bumi tidak bisa dipisahkan dengan terjadinya jagat raya. Tentu
saja masing-masing teori mempunyai dasar yang berbeda-beda. Namun semuanya
memberi gambaran, bahwa bumi bersama benda-benda langit lainnya merupakan suatu
tatanan yang awalnya pernah menjadi satu kesatuan, dan terus saling terkait hingga
sekarang. Berbagai teori tentang proses terbentuknya tata surya dapat dikelompokan
menjadi beberapa teori, yaitu sebagai berikut.
3.1.1 Teori Ledakan Besar (Big Bang)
Teori ini dikemukakan oleh ahli astronomi dari Inggris Fred Hoyle pada tahun
1956. Teori ini diberi nama teori big bang atau ledakan besar, karena
menganggap bahwa terjadinya tata surya berasal dari ledakan besar bintang
kembar yang bertumbukan. Fred Hoyle beranggapan bahwa tata surya, matahari
beserta planet-planetnya, terbentuk dari dua buah bintang kembar yang besar
saling tarik menarik, entah karena apa kemudian lama kelamaan kembaran dari
matahari tersebut mengalami ledakan yang sangat dahsyat sehingga menjadi
serpihan-serpihan kecil dan debu-debu. Serpihan dan debu tersebut kemudian
terperangkap oleh gaya gravitasi matahari. Kemudian debu-debu yang terbentuk
ini berkumpul dan mempilin sehingga membentuk planet, sedangkan serpihan-
serpihan batuan lain membentuk asteroid, satelit serta debu angkasa.
Alasan dari teori ini didasarkan pada hasil penelitian terhadap tata surya lain,
ternyata ada tata surya yang memiliki bintang kembar. Oleh karena itulah Fred
Hoyle beranggapan bahwa tata surya kita terbentuk dari proses meladaknya
bintang kembar, yang kemudian dikenal dengan teori Big bang. Para ahli
astronom menyatakan bahwa teori Big Bang adalah teori yang paling terkenal dan
paling masuk akal untuk diterima mengenai pembentukan tata surya. Tentunya
sudah melalu proses penelitian dengan bukti-bukti yang masuk akal dan ilmiah
sehingga diyakini jika teori big bang adalah teori yang benar sampai saat ini.
Gambar 1. Big Bang (ledakan besar)
3.1.2 Teori Nebula
Teori Nebula pertama kali dikemukakan seorang filsuf Jerman bernama Imanuel
Kant, yang menganggap bahwa tata surya berasal dari nebula yaitu gas atau kabut
tipis yang sangat luas dan bersuhu tinggi yang berputar sangat lambat. Perputaran
yang lambat itu menyebabkan terbentuknya konsentrasi materi yang mempunyai
berat jenis tinggi yang disebut inti massa di beberapa tempat yang berbeda. Inti
massa yang terbesar terbentuk di tengah, sedangkan yang kecil terbentuk di
sekitarnya. Karena terjadi proses pendinginan, inti-inti massa yang lebih kecil
berubah menjadi planet-planet, sedangkan yang paling besar masih tetap dalam
keadaan pijar dan bersuhu tinggi yang disebut matahari. Teori nebula lainnya
dikemukakan oleh Pierre Simon Laplace. Menurut Laplace, tata surya berasal dari
bola gas yang bersuhu tinggi dan berputar sangat cepat. Karena perputaran yang
sangat cepat, sehingga terlepaslah bagianbagian dari bola gas tersebut dalam
berbagai ukuran yang berbeda-beda. Bagian-bagian yang terlepas itu berputar dan
akhirnya mendingin membentuk planet-planet, sedangkan bola gas induk masih
tetap berpijar dan sebagai pusat dari benda yang lain dinamakan matahari. Karena
yang menyatakan teori nebula ini adalah Kant dan Laplace, maka teori ini sering
disebut dengan teori nebula Kant Laplace
Gambar 2. Teori nebula Kant Laplace
3.1.3 Teori Planetesimal
Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada
suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang
menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga
penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang
meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku
sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini
dalam perkembangannya menjadi planetplanet, dan salah satunya adalah planet
Bumi.
Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai
daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses
waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang
menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam
masih bersuhu tinggi.
3.2.2 Palaezoikum
Palaezoikum adalah zaman purba tertua yang di mana sudah ada kehidupan flora
dan fauna di bumi. Hal ini ditandai dengan banyaknya ditemukan fosil flora dan
fauna yang hidup di zaman ini Zaman palaezoikum ini berlangsung sekitar 350 juta
tahun yang lalu. Zaman paleozoikum merupakan zaman purba tertua. Pada zaman
ini mulai terjadi perkembangan atmosfer dan hidrosfer, serta kehidupan
mikroorganisme bersel tunggal menjadi bersel banyak seperti enkaryotes (bakal
tumbuhan) dan prokaryotes (bakal binatang). Zaman ini terbagi menjadi beberapa
periode, yaitu periode kambrium, ordovisium, silur, devon, karbon, dan perm.
Pada periode kambrium muncul benua besar yang disebut Gondwana. Benua
tersebut merupakan cikal bakal Benua Antartika, Afrika, India, dan Amerika
Selatan. Sementara itu, Benua Eropa, Amerika Utara, dan Tanah Hijau (Greenland)
masih berupa benua-benua kecil yang terpisah. Samudra pada periode devon mulai
menyempit, sedangkan Benua Gondwana terus berkembang menutupi Eropa dan
Tanah Hijau. Pada periode karbon, benua-benua di bumi mulai menyatu
membentuk satu benua raksasa yang disebut Pangaea.
3.2.3 Mesozoikum
Mesozoikum merupakan zaman purba tengah. Pada zaman mesozoikum mulai ada
hewan mamalia (menyusui), hewan amfibi, burung, dan tumbuhan berbunga.
Lamanya zaman ini kira-kira 140.000.000 tahun. Pada periode ini kondisi bumi
mulai stabil, iklim sudah bersahabat, dan curah hujan mulai turun. Masa ini
merupakan awal kemunculan binatang reptil berukuran besar, seperti
tyrannosaurus, spinosaurus, stegosaurus, dan brontosaurus. Masa ini dibagi
menjadi beberapa periode berikut.
1. Periode trias. Kondisi bumi pada periode ini menjadi kering dan tidak subur.
Benua Pangaea bergerak ke utara dan gurun terbentuk. Untuk pertama kalinya,
dinosaurus dan reptil berukuran besar muncul.
2. Periode jura. Pada periode ini dinosaurus dan tyrannosaurus berkembang
menjadi penguasa daratan, sedangkan ichitiyosaurus menjadi pemburu di dalam
lautan dan pterosaurus merajai angkasa.
3. Periode kapur. Pada periode ini, dinosaurus mengalami kepunahan karena
terjadi perubahan drastis iklim dari iklim hangat menjadi iklim dingin. Adanya
perubahan tersebut membuat dinosaurus tidak menyesuaikan diri
3.2.4 Neozoikum
Neozoikum merupakan zaman purba baru. Zaman ini mulai sejak 60.000.000 tahun
yang lalu. zaman ini juga ditandai dengan menurunnya suhu bumi secara drastis
sehingga di bumi terbentuk hamparan es di daerah kutub. Pada zaman ini
neozoikum dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tersier dan kuarter.
a. Zaman Tersier
Pada zaman tersier dibagi menjadi beberapa masa, yaitu paleosen, eosen,
oligosen, miosen, dan pliosen. Hal yang terpenting pada zaman tersier adalah
munculnya jenis primata seperti kera.
b. Zaman Kuarter
Zaman es ini terjadi pada tahap kuartet yang setelahnya baru muncul makhluk
tingkat tinggi dan manusia. Zaman kuartet menjadi zaman yang paling penting
bagi kehidupan manusia menurut penelitian geologi. Karena pada zaman ini
terjadi sebuah perubahan iklim secara besar-besaran di seluruh penjuru bumi.
Sehingga, kehidupan yang ada dipermukaan bumi ikut terpengaruh. Pada zaman
kuartet ini juga muncul manusia purba yang dibuktikan dengan adanya fosil
alat-alat dari tulang dan batu. Zaman kuarter dibagi menjadi dua kala, yaitu kala
pleistosen (zaman diluvium) dan kala holosen (zaman aluvium).
Kala Pleistosen. Pada kala ini, bumi mengalami pergantian kondisi muka
bumi yang luar biasa. Pada masa ini ditandai dengan adanya dua masa,
yaitu glasial dan masa interglasial.
Kala Holosen. Pada kala ini ditandai dengan es kutub yang sudah mencair
dan meningkatnya permukaan laut dengan cepat. Makhluk-makhluk raksasa
mengalami kepunahan. Di sisi lain, perubahan kondisi bumi tersebut
memunculkan pulau-pulau baru, termasuk kepulauan Indonesia.
Pada masa ini, hewan mamalia, amfibi, burung, dan tumbuhan sudah mulai
hidup dan tinggal di bumi.
Proses evolusi bumi atau alam semesta memakan waktu kosmologis yang sangat lama.
Bahkan, waktu yang dibutuhkan dalam proses evolusi ini bisa mencapai jutaan tahun.
Terjadinya evolusi bumi sampai adanya kehidupan memakan waktu yang sangat Panjang.
Teori pembentukan bumi tidak bisa dipisahkan dengan terjadinya jagat raya. Berbagai teori
tentang proses terbentuknya tata surya dapat dikelompokan menjadi beberapa teori yaitu teori
Big Bang, teori nebula, teori planetesimal, teori pasang surut gas dan teori bintang kembar.
Proses evolusi bumi juga dibagi menjadi beberapa periode yaitu: Arkaekum, palaezoikum,
mesozoikum dan neozoikum. Perkembangan bentuk bumi diawali dengan terbentuknya
lapisan bumi dan kulit bumi. Teori terbentuknya kulit bumi yaitu teori kontraksi, teori dua
benua, teori pengapungan benua, teori konveksi dan lempeng tektonik.
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar, Harris. 2017. Bumi Tempat kita hidup. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Sumardi, Yosaphat. 2015. Modul 1 Bumi dan Perubahannya.
Syofyan, Herlinda. 2018. Bumi dan Antariksa, modul 7 matahari dan Karakteristiknya.
https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=/81010/mod_resource/content/
1/Modul+Perkuliahan+Sesi+9.pdf
https://www.freedomsiana.id/periode-evolusi-bumi/
https://planetariodevitoria.org/espaco/como-foi-a-evolucao-do-planeta-terra.html
https://p2k.unibabwi.ac.id/ind/2829-2718/Sejarah-Bumi_88009_parnaraya_p2k-
unibabwi.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Bumi.