Kepunahan massal (mass extinction) adalah periode dalam sejarah bumi dimana
sejumlah besar spesies mati secara tidak normal dan serentak dan dalam jangka waktu
yang terbatas. Yang paling parah terjadi pada akhir periode Permian ketika 96% dari
semua spesies binasa.
Peristiwa ini bersama dengan KT adalah dua dari Lima kepunahan massal terbesar,
yang masing-masing menyapu setidaknya setengah dari semua spesies. Banyak
peristiwa kepunahan masal dengan skala yang lebih kecil telah terjadi, memang
hilangnya banyak hewan dan tumbuhan di tangan manusia pada zaman prasejarah,
sejarah dan modern pada akhirnya akan muncul dalam catatan sebagai kepunahan
massal.
Dan berikut 5 peristiwa kepunahan massal yang terjadi di sepanjang sejarah planet
Bumi.
Perubahan Iklim
Iklim bumi tidak stabil. Seiring waktu geologi, iklim dominan di bumi telah berubah
dari zaman es menjadi iklim tropis yg sangat panas dan dari hutan hujan menjadi
padang pasir yg membakar. Ketika perubahan iklim tersebut terjadi tiba-tiba - baik
dalam bentuk pemanasan global atau mendingin - hewan dan tumbuhan tidak punya
waktu untuk beradaptasi sehingga kepunahan massal dapat terjadi.
Tiga perempat dari semua spesies di bumi mati dalam kepunahan massal Late
Devonian, meskipun mungkin lebih diketahui sebagai serangkaian kepunahan selama
beberapa juta tahun, daripada sebuah peristiwa tunggal. Kehidupan di laut dangkal
menerima dampak yg paling buruk, dengan terumbu-terumbu yg rusak dan punah
sampai jenis baru ditemukan lebih dari 100 juta tahun kemudian. Bahkan, keadaan di
dasar laut menjadi kurang dan hampir tanpa oksigen, sehingga tidak ada makhluk
hidup yg dapat bertahan kecuali bakteri.Perubahan permukaan laut, asteroid,
perubahan iklim dianggap sebagi penyebab terjadinya kepunahan di masa ini.
Sebuah objek antariksa yang menabrak Bumi di duga menjadi biang dari peristiwa ini.
Ketika sebuah komet atau asteroid yang cukup besar menabrak Bumi akan
menciptakan gelombang kejutbesar yang terasa di seluruh dunia. Debu-debu tersebar
luas menyebabkan terjadinya hujan debu, mengganggu iklim dan menyebabkan
kepunahan pada skala global bukan lagi lokal.
Kepunahan massal Permian juga dijuluki The Great Dying, karena menyebabkan 96%
spesies di muka Bumi punah. Semua kehidupan di Bumi sekarang ini adalah
keturunan dari 4% spesies yang selamat. Peristiwa ini begitu kompleks, karena
setidaknya ada dua tahapan terpisah yg terjadi tersebar dalam jangka waktu lebih dari
jutaan tahun. Makhluk laut dan serangga mengalami dampak yg sangat parah bahkan
bagi serangga, ini adalah satu-satunya kepunahan massal yang mereka alami di
sepanjang sejarahnya.
Selama 18 juta tahun akhir periode Triassic, ada dua atau tiga tahap kepunahan yang
merupakan efek gabungan dari massa kepunahan Triassic-Jurassic. Banyak jenis
hewan mati, termasuk banyak reptil laut, beberapa amfibi besar, terumbu karang dan
sejumlah besar moluska Cephalopoda. Sekitar setengah dari semua spesies hidup pada
saat itu menjadi punah. Anehnya, tanaman tidak begitu terpengaruh.
Perubahan iklim yg bertahap atau fluktuasi permukaan laut selama Triass akhir.
Namun, ini tidak bisa menjelaskan kepunahan secara serentak bg makhluk laut.
Dampak Asteroid, tetapi tidak ditemukan bukti adanya kawah pada saat yg
bertepatan dengan batas masa Triassic-Jurasic (yg ada adalah kawah
Manicouagan annulus yg diperkirakan terbentuk sekitar12 juta tahun sebelum
peristiwa kepunahan ini).
Letusan besar gunung berapi, khususnya banjir/erupsi basal dari Central
Atlantic Magmatic Province (CAMP) yg akan mengeluarkan karbon dioksida
atau sulfur dioksida dan aerosol, yang akan menyebabkan pemanasan global
atau pendinginan.
5. Kepunahan Massal Cretaceous-Tersier ( K-T)
Waktu Kejadian:
65 juta tahun yang lalu di akhir periode Cretaceous - awal dari zaman Palaeocene
Hari ini banyak ilmuwan berpikir bahwa kepunahan massal keenam sedang
berlangsung. Peristiwa ini mungkin yang tercepat dalam sejarah Bumi, dan manusia
sebagai penyebabnya. Pada tahun 2100, aktivitas manusia seperti menyebabkan
polusi, pembukaan lahan, dan penangkapan ikan yang berlebihan mungkin
telah mendorong lebih dari setengah spesies laut dan darat di dunia menuju
kepunahan.