Anda di halaman 1dari 18

BIOKIMIA

ASAM AMINO DAN PROTEIN


Aulia MiftakhulJannah

4001418078

IPA Terpadu

Pendidikan IPA Terpadu

Nama : Aulia MiftakhulJannah


-
NIM : 4001418078
-
Jurusan/ Prodi : IPA Terpadu/Pendidikan IPA Terpadu

Kelompok : 29 September 2020


Tanggal Prak. : 19 September 20203 (Tiga)

Judul Prak. : Karbohidrat


1. Erna Noor Savitri, S.Si.,M.Pd 2. Indah Urwatin Wusqo, S.Pd.,M.Pd.

Kartika Dyah Permata Mega D.


Laporan Praktikum Biokimia
Asam Amino dan Protein
A. Tujuan
1. Melakukan uji biuret terhadap bahan makanan untuk membuktikan adanya ikatan
peptida melalui lab virtual.
2. Menganalisis kandungan asam amino bergugus aromatic/benzene melalui uji
xantoproteat pada tayangan video.

B. Dasar Teori

Asam-asam amino yang terdapat dalam protein adalah Asam α- amino


karboksilat, sehingga mempunyai dua gugus fungsi yang berbeda yaitu gugus amina
NH₂ dan gugus karboksil COOH.

Asam amino kurang bersifat asam dibandingkan sebagian besar asam-asam


karboksilat dan kurang basa dibandingkan sebagian besar amina. Suatu asam amino
mengalami reaksi asam basa internal yang menghasilkan suatu ion dipolar, juga
disebut zwiter ion.

Karena terjadinya muatan ion, asam amino mempunyai sifat garam. Oleh
karena struktur dipolar ini, maka asam-asam amino mudah larut dalam air.
Larutannya dalam air hampir netral kecuali apabila gugus R mengandung gugus
vamin atau karboksil yang lain, sehingga larutannya masing-masing bersifat asam,
basa, atau netral. Bila gugus R terdiri dari banyak atom karbon atau aromatik maka
asam amino menjadi sukar larut dalam air.

Protein adalah polimer alam yang terbentuk dari unit-unit asam amino yang
berkaitan satu dengan yang lain melalui ikatan peptida. Oleh karena itu pada hidrolisis
protein akan menghasilkan asam-asam amino yang biasanya mencapai 20 unit asam
amino. Protein juga bersifat amfoter, yaitu bisa larut dalam pelarut polar maupun non
polar. Karena gugus R asam amino tertentu mengandung gugus NH₂ atau COOH
bebas, dan akan bereaksi pada penambahan asam atau basa. Asam amino
mengandung gugus Amina sehingga dapat bereaksi dengan asam nitrit HNO₂,
menghasilkan gas N₂. Volume gas N₂ yang dibebaskan dapat diukur dan digunakan
untuk menentukan jumlah asam amino yang ada di dalam suatu cuplikan.

Bila urea dipanaskan sehingga melebihi titik leburnya akan diubah menjadi
biuret. Hal ini sesuai dengan protein. Protein memiliki ikatan peptida sehingga akan
menghasilkan pengujian biuret yang positif, sedangkan asam-asam amino tidak,
karena tidak adanya ikatan peptida. Gugus R dari berbagai asam amino bersifat
aromatik seperti tirosin dan fenilalanin, yang cukup banyak terdapat dalam banyak
protein. Oleh karena itu bila protein diresmikan dengan asam nitrat pekat, cincin
aromatik akan menghasilkan senyawa nitro yang berwarna kuning. Warna ini lebih
pekat dalam suasana basa.

Ion logam berat seperti timbal, perak dan merkuri dapat mengendapkan
protein melalui penggabungan ion tersebut dengan gugus karboksilat bebas dari
protein. Uji biuret didasarkan pada prinsip zat yang mengandung dua atau lebih ikatan
peptida dapat membentu kompleks bewarna ungu dengan garam Cu dalam larutan
alkali. Uji ini merupakan uji yang baik untuk menentukan kandungan larutan protein
dikarenakan seluruh protein mengandung ikatan peptida. Ikatan peptida merupakan
ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul
berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amina molekul lain. Reaksi ikatan peptida:

Adanya 2 molekul asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dan
membentuk molekul protein. Ikatan peptida tersebut akan bereaksi dengan reagen
biuret menghasilkan perubahan warna. Reagen uji positif ditunjukkan dengan
perubahan warna ungu atau merah muda akibat adanya senyawa Cu2+ dari reagen
biuret (NaOH + CuSO4) dengan NH dari ikatan peptida dan O 2 dari air. Semakin
panjang ikatan peptidanya semakin pekat warna ungunya, sedangkan bila semakin
pendek ikatan peptida nya akan memunculkan warna merah muda (Panji, 2013)

Uji xantoproteat merupakan uji kualitatif pada protein yang digunakan untuk
menunjukkan keberadaan gugus benzene. Larutan xantoproteat terdiri dari campuran
larutan HNO3 pekat. Reaksi yang terjadi pada uji xantroproteat menghasilkan turunan
nitro benzene bewarna kuning tua (orange). Fungsi uji ini untuk mendeteksi
keberadaan asam amino yang mengandung inti benzene pada gugus sampingnya,
seperti tirosin, triptofan, fenilalanin.

Tubuh manusia memerlukan asupan protein. Asupan protein dapat ditemukan


melalui bahan pangan seperti telur, ikan, susu sapi, kacang-kacangan, daging, biji-
bijian, dst. Fungsi protein yaitu dalam pembentukan tulang, otot, tulang rawan, kulit,
dan darah. Membangun, memperkuat, dan memperbaiki atau mengganti sel-sel/
jaringan tubuh yang rusak.Hal ini berkaitan juga pada proses sintesis protein dalam
tubuh. Saat protein masuk didalam tubuh dan dicerna diusus halus, pankreas juga
akan melepaskan enzim bikarbonat yang bertugas untuk menetralkan partikel asam
yang bisa saja terbawa dari lambung. Walaupun protein sudah di pecah menjadi lebih
kecil, asam amino dan peptida masih belum bisa diserap oleh usus halus. Dimana
diperlukan bantuan beberapa enzim seperti tripsin, kimotripsin, dan
karbonsipeptidase agar dapat terurai lalu bisa diedarkan didalam darah ke seluruh
tubuh.

C. Alat dan Bahan


 Alat
1. Tabung Reaksi 5 buah
2. Pipet tetes
3. Rak tabung reaksi
4. Penjepit tabung reaksi
5. Kaki tiga
6. Kasa
7. Spirtus
8. Gelas kimia 2 buah
9. Korek api
10. Pengaduk

 Bahan
1. Telur,
2. Susu sapi,
3. Ikan,
4. Daging sapi,
5. Beras tumbuk
6. Kacang tanah,
7. Beras giling,
8. Gandum utuh,
9. Jagung,
10. Kacang kedelai, dan
11. Biji-bijian
12. Asam amino tirosin 0,5 ml
13. Glisin 0,5 ml
14. Alfa alanin 0,5 ml
15. Beta alanin 0,5 ml
16. Phenol 0,5 ml (sebagai pembanding)
17. Aquades
18. Larutan HNO3 pekat 2,5 ml
19. Larutan NaOH 10 sampai 20 tetes ( 50 tetes) 10%
20. Kertas HVS
21. Larutan CuSO4 2%
22. Kertas Lakmus
23. Plat tetes
D. Cara Kerja :
 Uji Biuret

2. Menyiapkan 5
1.Menyiapkan alat dan bahan 3. Mengisi masing-masing
buah tabung reaksi
tabung reaksi dengan 1ml
larutan sampel : Tabung 1
(telur), Tabung 2 (susu sapi),
Tabung 3 (Ikan), Tabung 4
( Daging sapi), dan Tabung 5
(Beras tumbuk).

6. Mengamati hasilnya dan


mencatat pada tabel pengamatan

5. Mengaduknya 4. Menambahkan 1 tetes reagen


7. Mengulangi langkah 2-6 dengan
secara merata. biuret (campuran antara NaOH
sampel lain yaitu : Kacang tanah,
dan CuSO4)
beras giling. Gandum utuh, jagung,
kacang kedelai, dan biji-bijian.
 Uji Xantoprotein

 Uji Xantoproteat

2. Mengambil 5 buah 3. Mengambil 0,5 ml sampel dan


1. Menyiapkan tabung reaksi dan memasukkannya pada tiap-tiap tabung
Alat dan Bahan memberi label pada reaksi : Tabung 1 (asam amino tirosin),
tabung 1-5 dengan Tabung 2 (Phenol), Tabung 3 (alfa
nomor 1-5. Menaruh alanin), Tabung 4 (Beta alanin) , dan
kertas hvs dibelakang tabung 5 (glisin).
tabung.
6. Setelah 5 menit,
mengangkat tabung 5. Memanaskan tabung 4. Menambahkan HNO3 Pekat 0,5 ml
dan7.mendinginkan tersebut dalam (memperlakukan nya dengan sangat
Menambahkan 8. Mengaduknya dan mengamati perubahan yang
nyaNaOH
selamasebanyak
3 menit 10 penangas air selama 5 hati-hati) ke masing-masing tabung
terjadi. Lalu, mengambil setetes sampel pada
menit
ke dalam
atau 20airtetes
biasa. reaksi yang berisi sampel.
masing-masing sampel dan menetesinya pada
kedalam masing- masing-masing kertas lakmus yang sudah
masing sampel disediakan. Apabila sudah basa ( lakmus merah
dalam tabung reaksi. berubah menjadi biru setelah ditetesi) maka
menghentikan penambahan NaOH
9. Membuat tabel pengamatan, dan
menulis kesimpulan.

E. Tabel Hasil Pengamatan


Tabel Hasil Pengamatan Uji Biuret

No. Bahan Makanan Deskripsi Hasil Foto Hasil


yang diuji Kualitatif Sebelum Sesudah
1. Telur Semula bewarna abu-
abu setelah ditetesi
biuret (NaOH + CuSO4)
menjadi ungu tua sekali
(+++)
2. Susu sapi Semula bewarna putih
setelah ditetesi biuret
(NaOH + CuSO4)
menjadi ungu tua
(++)
3. Ikan Semula bewarna orange
setelah ditetesi biuret
(NaOH + CuSO4)
menjadi ungu muda
(+)
4. Daging Sapi Semula bewarna merah
bata setelah ditetesi
biuret (NaOH + CuSO4)
menjadi ungu muda
(+)

5. Beras tumbuk Semula bewarna coklat


susu setelah ditetesi
biuret (NaOH + CuSO4)
menjadi ungu muda
(+)

6. Kacang tanah Semula bewarna orange


tua setelah ditetesi
biuret (NaOH + CuSO4)
menjadi ungu muda
(+)

7. Beras Giling Semula bewarna putih


setelah ditetesi biuret
(NaOH + CuSO4)
menjadi ungu muda
(+)

8. Gandum Utuh Semula bewarna coklat


tua setelah ditetesi
biuret (NaOH + CuSO4)
menjadi ungu muda
(+)

9. Jagung Semula bewarna orange


muda setelah ditetesi
biuret (NaOH + CuSO4)
menjadi ungu muda
(+)

10. Kacang kedelai Semula bewarna coklat


muda setelah ditetesi
biuret (NaOH + CuSO4)
menjadi ungu muda
(+)

11. Biji-bijian Semula bewarna krem


setelah ditetesi biuret
(NaOH + CuSO4)
menjadi ungu muda
(+)

Keterangan :
 Semua sampel menghasilkan hasil positif pengujian dengan Biuret :
(+++) Telur
(++) Susu Sapi
(+) Kacang tanah, kacang kedelai, biji-bijian, jagung, gandum utuh, beras
giling, beras tumbuk, daging sapi, ikan.

Tabel Hasil Pengamatan Uji Xantroproteat


No. Larutan yang Deskripsi Hasil Foto Hasil
diuji Kualitatf Sebelum Sesudah
1. Asam amino Semula bewarna hijau
tirosin 0,5 ml muda lalu menjadi
warna orange pekat
(+) mengandung cincin
benzena/aromatis

2. Phenol 0,5 ml Semula bewarna kuning


(Sebagai muda menjadi orange
Pembanding) (+) mengandung cincin
benzene (Sebagai
pembanding)

3. Alfa alanin 0,5 Semula bewarna bening


ml tetap bewarna bening
setelah ditetesi NaOH
(-) tidak mengandung
cincin
benzene/aromatik

4. Beta alanin 0,5 Semula bewarna bening


ml tetap bewarna bening
(-) tidak mengandung
cincin
benzene/aromatik

5. Glisin 0,5 ml Semula bewarna bening


tetap bening sedikit
keruh
(-) tidak mengandung
cincin
benzene/aromatik

Keterangan :

1. Sampel yang positif (+) mengandung cincin aromatik karena memberikan warna
orange yaitu : Asam amino tirosin dan Phenol
2. Sampel yang negatif (-) tidak mengandung cincin aromatik karena tidak
memberikan warna orange yaitu : alfa-alanin, beta alanin, dan glisin.

F. Pembahasan
 Uji Biuret
Pada praktikum ke-1 yaitu uji biuret bertujuan untuk membuktikan adanya
ikatan peptida melalui lab virtual. Cara kerjanya yaitu dengan menyiapkan 11 macam
sampel yang ingin diuji masing-masing sebanyak 1 ml dan menaruhnya didalam
masing-masing tabung reaksi. Setelah itu, menetesi masing-masing sampel dengan
biuret sebanyak 1 tetes. Larutan biuret ini didapatkan dengan mencampurkan antara
larutan NaOH ditambah CuSO4. Setelah itu, mengaduknya sampai merata dan
mengamati perubahan warna yang terjadi. Sehingga, dalam percobaan ini didapatkan
hasil bahwa pada tabung 1 yaitu tabung berisi sampel telur 1 ml yang semula bewarna
abu-abu, setelah ditetesi biuret (Campuran NaOH + CuSO4 sebanyak 1 tetes) berubah
menjadi ungu tua sekali (+++). Tabung ke- 2 yaitu tabung berisi susu sapi 1 ml yang
semula bewarna putih setelah ditetesi biuret (campuran antara larutan NaOH + CuSO4
sebanyak 1 tetes) berubah menjadi ungu tua (++). Warna ungu tua yang dihasilkan
pada tabung 1 dan 2 sedikit berbeda dimana warna ungu pada tabung 1 yaitu yang
berisi telur lebih pekat sekali dibandingkan warna ungu pada tabung ke-2.

Pada tabung ke-3 yaitu tabung berisi sampel ikan 1 ml yang semula bewarna
orange setelah ditetesi biuret (campuran antara larutan NaOH + CuSO 4) berubah
warna menjadi ungu muda (+). Lalu, pada tabung ke-4 yaitu tabung berisi sampel
daging sapi 1 ml yang semula bewarna merah bata setelah ditetesi biuret (campuran
antara larutan NaOH + CuSO4) berubah menjadi ungu muda (+). Tabung ke-5 yang
berisi beras tumbuk 1 ml juga menghasilkan warna yang sama seperti tabung 3 dan 4
yaitu yang semula bewarna coklat susu setelah ditetesi biuret (campuran antara larutan
NaOH + CuSO4) berubah menjadi ungu muda (+). Lalu, tabung ke-6 (sampel kacang
tanah 1 ml) yang semula bewarna orange tua setelah ditetesi biuret (campuran antara
larutan NaOH + CuSO4) berubah menjadi ungu muda (+). Sedangkan pada tabung ke-
7 (sampel beras giling 1 ml) yang semula bewarna putih setelah ditetesi biuret
(caampuran antara NaOH + CuSO4) menjadi ungu muda (+). Setelah itu, pada tabung
ke-8 (sampel gandum utuh 1 ml) yang semula bewarna coklat tua setelah ditetesi
biuret (campuran antara NaOH + CuSO4) menjadi ungu muda (+). Pada tabung ke-9
( sampel jagung 1 ml) didapatkan yang semula bewarna orange muda setelah ditetesi
biuret (campuran antara larutan NaOH + CuSO 4) nerubah menjadi ungu muda (+).
Selanjutnya pada tabung ke-10 dan tabung ke-11 menghasilkan warna yang sama
seperti tabung ke-3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 yaitu pada tabung ke-10 (sampel kacang
kedelai 1 ml) yang semula bewarna coklat muda setelah ditetesi biuret (campuran
antara NaOH + CuSO4) berubah menjadi ungu muda (+). Terakhir, pada tabung ke-11
(sampel biji-bijian 1 ml) didapatkan hasil yang semula bewarna krem setelah ditetesi
biuret (campuran antara larutan NaOH + CuSO 4) berubah warna menjadi ungu muda
(+). Fungsi pereaksi biuret dari campuran antara NaOH dan CuSO 4 yaitu untuk
membuat suasana larutan menjadi basa dan menghasilkan senyawa kompleks bewarna
ungu.

Data tersebut menunjukkan bahwa 11 sampel tersebut (telur, susu sapi, ikan,
daging sapi, beras tumbuk, kacang tanah, beras giling, gandum utuh, jagung, kacang
kedelai dan biji-bijian) merupakan sempel uji yang mengandung protein didalamnya
karena protein memiliki ikatan peptida sehingga akan menghasilkan pengujian biuret
yang positif, sedangkan asam amino tidak, karena tidak adanya ikatan peptida. Hal ini
terlihat jelas pada uji kualitatif yang dilakukan, yaitu pada saat sampel direaksikan
dengan biuret, menghasilkan hasil yang positif. Semua sampel tersebut memiliki
ikatan peptida yang dapat diamati secara kualitatif dengan ciri adanya perubahan
warna menjadi ungu muda hingga ungu pekat bergantung pada panjang atau
pendeknya ikatan peptida didalam sampel yang menandakan kadar protein didalam
sampel. Ikatan peptida yang paling panjang yaitu pada telur dimana menghasilkan
warna ungu tua yang sangat pekat (+++), lalu disusul susu sapi dimana menghasilkan
warna ungu tua (++), dan kadar yang lebih sedikit dimiliki oleh ikan, daging sapi,
beras tumbuk, kacang tanah, beras giling, gandum utuh, jagung, kacang kedelai, dan
biji-bijian yang sama-sama menghasilkan warna ungu muda (+) setelah ditetesi biuret.
Reaksi dengan menggunakan reagen biuret :

Uji biuret didasarkan pada prinsip zat yang mengandung dua atau lebih ikatan
peptida dapat membentu kompleks bewarna ungu dengan garam Cu dalam larutan
alkali. Uji ini merupakan uji yang baik untuk menentukan kandungan larutan protein
dikarenakan seluruh protein mengandung ikatan peptida. Ikatan peptida merupakan
ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul
berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amina molekul lain. Reaksi ikatan peptida:

Adanya 2 molekul asam amino yang berikatan dengan ikatan peptida dan
membentuk molekul protein. Ikatan peptida tersebut akan bereaksi dengan reagen
biuret menghasilkan perubahan warna. Reagen uji positif ditunjukkan dengan
perubahan warna ungu atau merah muda akibat adanya senyawa Cu2+ dari reagen
biuret (NaOH + CuSO4) dengan NH dari ikatan peptida dan O dari air. Semakin
panjang ikatan peptidanya semakin pekat warna ungunya, sedangkan bila semakin
pendek ikatan peptida nya akan memunculkan warna merah muda (Panji, 2013)

Protein ialah polimer alam yang terbentuk dari unit-unit asam amino yang
berkaitan satu dengan yang lain melalui ikatan peptida. Pada hidrolisis protein akan
menghasilkan asam-asam amino yang biasanya mencapai 20 unit asam amino. Protein
juga bersifat amfoter yaitu dapat larut dalam pelarut polar maupun non polar sehingga
dapat bereaksi dengan asam maupun basa, hal ini dikarenakan gugus R asam amino
tertentu mengandung gugus NH2 atau COOH bebas dan bereaksi pada penambahan
asam ataupun basa. Sehingga hasil praktikum sesuai dengan teori yang ada.

Tubuh manusia memerlukan asupan protein. Asupan protein dapat ditemukan


melalui bahan pangan seperti telur, ikan, susu sapi, kacang-kacangan, daging, biji-
bijian, dst. Fungsi protein yaitu dalam pembentukan tulang, otot, tulang rawan, kulit,
dan darah. Membangun, memperkuat, dan memperbaiki atau mengganti sel-sel/
jaringan tubuh yang rusak. Hal ini berkaitan juga pada proses sintesis protein dalam
tubuh. Saat protein masuk didalam tubuh dan dicerna diusus halus, pankreas juga
akan melepaskan enzim bikarbonat yang bertugas untuk menetralkan partikel asam
yang bisa saja terbawa dari lambung. Walaupun protein sudah di pecah menjadi lebih
kecil, asam amino dan peptida masih belum bisa diserap oleh usus halus. Dimana
diperlukan bantuan beberapa enzim seperti tripsin, kimotripsin, dan karbonsipeptidase
agar dapat terurai lalu bisa diedarkan didalam darah ke seluruh tubuh.

 Uji Xantroproteat

Pada praktikum ke-2 yaitu uji xantroproteat memiliki tujuan yaitu untuk
Menganalisis kandungan asam amino bergugus aromatic/benzene melalui uji
xantoproteat pada tayangan video. Didapatkan hasil bahwa pada tabung reaksi ke-1
(sampel Asam amino tirosin 0,5 ml) yang semula bewarna hijau muda lalu berubah
warna menjadi orange pekat setelah penambahan larutan NaOH 10-20 tetes. Lalu,
pada tabung ke-2 (sampel phenol 0,5 ml) yang semula bewarna kuning muda berubah
menjadi orange setelah penambahan larutan NaOH 10-20 tetes dengan kadar NaOH
yang digunakan 10%.

Pada tabung ke-3 (Alfa alanin 0,5 ml) yang semula bewarna bening tetap
bewarna bening setelah ditetesi larutan NaOH 10-20 tetes larutan NaOH 10%.
Sedangkan pada tabung ke-4 (beta alanin 0,5 ml) yang semula bewarna bening tetap
bewarna bening setelah ditetesi larutan NaOH 10-20 tetes larutan NaOH 10%.
Terakhir pada tabung ke-6 yaitu Glisin 0,5 ml, yang ssemula bewarna bening tetap
bening sedikit keruh setelah ditetesi larutan NaOH 10-20 tetes larutan NaOH 10%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel yang positif (+) mengandung cincin
aromatik atau cincin benzene dibuktikan dengan perubahan warna orange setelah
ditetesi larutan NaOH 10% 10-20 tetes yaitu : Asam amino tirosin dan Phenol. Phenol
disini sebagai pembanding untuk sampel lainnya karena phenol bila direaksikan
dengan asam nitrat pekat (larutan HNO3), cincin aromatik/cincin benzene akan
menghasilkan senyawa nitro yang bewarna kuning. Lebih pekat dalam suasana basa
pada saat penambahan larutan NaOH (termasuk basa kuat, hidroksida dari logam
alkali dan logam alkali tanah) sehingga warnanya menjadi orange. Sampel yang
negatif (-) tidak mengandung cincin aromatik/cincin benzene dilihat dari uji kualitatif
dimana tidak memberikan warna orange setelah dilakukan perlakuan, yang tidak
mengandung cincin aromatik atau cincin benzene yaitu : alfa-alanin, beta alanin, dan
glisin.

Uji xantoproteat merupakan uji kualitatif pada protein yang digunakan untuk
menunjukkan keberadaan gugus benzene. Larutan xantoproteat terdiri dari campuran
larutan HNO3 pekat. Reaksi yang terjadi pada uji xantroproteat menghasilkan turunan
nitro benzene bewarna kuning tua (orange). Fungsi uji ini untuk mendeteksi
keberadaan asam amino yang mengandung inti benzene pada gugus sampingnya,
seperti tirosin, triptofan, fenilalanin.

Langkah kerja dari uji xantoproteat yaitu mengambil 0,5 ml sampel dan
memasukkannya pada tiap-tiap tabung reaksi : Tabung 1 (asam amino tirosin),
Tabung 2 (Phenol), Tabung 3 (alfa alanin), Tabung 4 (Beta alanin) , dan tabung 5
(glisin). Lalu, menambahkan larutan HNO3 Pekat 0,5 ml (memperlakukan nya dengan
sangat hati-hati) ke masing-masing tabung reaksi yang berisi sampel. Larutan HNO3
Pekat yang ditambahkan itu berfungsi sebagai pemecah protein menjadi gugus
benzene agar terjadi nitrasi pada inti benzene yang terdapat dalam molekul protein
sehingga terjadi endapan putih yang berubah menjadi kuning apabila dipanaskan.
Memanaskan tabung tersebut dalam penangas air selama 5 menit. Fungsi pemanasan
adalah untuk membuat protein mengalami denaturasi atau kerusakan, sehingga warna
molekul protein yang terdiri dari banyak polipeptida dapat terputus menjadi molekul-
molekul penyusunnya yang lebih kecil. Sehingga diharapkan dapat mempercepat
reaksi yang terjadi. Apabila larutan tersebut mengandung protein, setelah ditambah
larutan HNO3 akan muncul endapan putih dan bila dipanaskan berubah menjadi
warna kuning. Setelah itu bila ditambah basa kuat disini menggunakan larutan NaOH
(sampel dalam kondisi basa) maka warna lebih pekat. Fungsi larutan NaOH adalah
untuk mengondisikan agar sampel dalam suasana basa karena bila dalam suasana basa
warna yang dihasilkan lebih tegas (mempertegas warna kuning jingga setelah
pemanasan).

Hal ini sesuai dengan hasil percobaan yang dilakukan dimana asam amino
tirosin 0,5 ml pada saat di tambahkan larutan HNO3 terdapat endapan bewarna puth
pada bagian bawah tabung reaksi dan setelah dipanaskan dengan perantara air selama
5 menit warna nya berubah menjadi kuning. Dan setelah penambahan larutan basa
kuat dari NaOH warna yang dihasilkan lebih pekat yaitu orange dalam keadaan basa
(dibbuktikan dengan uji menggunakan kertas lakmus saat ditetesi sampel tersebut
kertas lakmus berubah dari warna merah menjadi bewarna biru). Hal ini juga berlaku
pada phenol sebagai pembanding. Sedangkan perbedaan terlihat pada tabung ke-3
(alfa-alanin), tabung ke-4 (beta-alanin), dan tabung ke-5 (glisin) dimana hasilnya
tidak berubah tetap bewarna bening saat diberi perlakuan. Setelah 5 menit,
mengangkat tabung dan mendinginkan nya selama 3 menit ke dalam air biasa.
Menambahkan NaOH sebanyak 10 atau 20 tetes kedalam masing-masing sampel
dalam tabung reaksi. Mengaduknya dan mengamati perubahan yang terjadi. Terakhir,
mengambil setetes sampel pada masing-masing sampel dan menetesinya pada
masing-masing kertas lakmus yang sudah disediakan. Apabila sudah basa ( lakmus
merah berubah menjadi biru setelah ditetesi) maka menghentikan penambahan NaOH.

Reaksi nitrasi ialah reaksi substitusi atom H pada gugus benzene oleh gugus
nitro (NO2). Pereaksi yang digunakan yaitu asam nitrat pekat (HNO3). Senyawa yang
terbentuk memiliki nama nitrobenzena. Reaksi nitrasi sebagai berikut.

Asam amino aromatik merupakan asam amino yang mempunyai gugus –R non
polar, dimana gugus –R didalam golongan asam amino ini meupakan hidrokarbon dan
bersifat hidrofobik. Reaksi positif uji xantoproteat ialah muncul gumpalan atau cincin
warna kuning. Reaksi Uji xantoprotein :

Larutan Glisin, rumus reaksinya :

Larutan phenol, rumus reaksinya :


Larutan asam amino tirosin :

Larutan alfa alanin, rumus reaksinya :

1)

Larutan beta alanin, rumus reaksinya :

G. Kesimpulan
1. Bahwa uji biuret terhadap bahan makanan untuk membuktikan adanya ikatan
peptida melalui lab virtual. Didapatkan hasil bahwa 11 sampel uji (telur, susu sapi,
ikan, daging sapi, beras tumbuk, kacang tanah, beras giling, gandum utuh, jagung,
kacang kedelai dan biji-bijian) merupakan sempel uji yang mengandung protein
didalamnya karena protein memiliki ikatan peptida sehingga akan menghasilkan
pengujian biuret yang positif, sedangkan asam amino tidak, karena tidak adanya
ikatan peptida. Pada uji kualitatif yang dilakukan, semua sampel tersebut memiliki
ikatan peptida yang dapat diamati secara kualitatif dengan ciri adanya perubahan
warna menjadi ungu muda hingga ungu pekat bergantung pada panjang atau
pendeknya ikatan peptida didalam sampel yang menandakan kadar protein
didalam sampel. Ikatan peptida yang paling panjang yaitu pada telur dimana
menghasilkan warna ungu tua yang sangat pekat (+++), lalu disusul susu sapi
dimana menghasilkan warna ungu tua (++), dan kadar yang lebih sedikit dimiliki
oleh ikan, daging sapi, beras tumbuk, kacang tanah, beras giling, gandum utuh,
jagung, kacang kedelai, dan biji-bijian yang sama-sama menghasilkan warna ungu
muda (+) setelah ditetesi biuret (campuran antara larutan NaOH + CuSO4)
2. Kandungan asam amino bergugus aromatic/benzene melalui uji xantoproteat pada
tayangan video. Uji xantoproteat merupakan uji kualitatif pada protein yang
digunakan untuk menunjukkan keberadaan gugus benzene. Bahwa sampel yang
positif (+) mengandung cincin aromatik atau cincin benzene dibuktikan dengan
perubahan warna orange setelah ditetesi larutan NaOH 10% 10-20 tetes yaitu :
Asam amino tirosin dan Phenol. Phenol disini sebagai pembanding untuk sampel
lainnya karena phenol bila direaksikan dengan asam nitrat pekat (larutan HNO3),
cincin aromatik/cincin benzene akan menghasilkan senyawa nitro yang bewarna
kuning. Lebih pekat dalam suasana basa pada saat penambahan larutan NaOH
(termasuk basa kuat, hidroksida dari logam alkali dan logam alkali tanah)
sehingga warnanya menjadi orange. Sampel yang negatif (-) tidak mengandung
cincin aromatik/cincin benzene dilihat dari uji kualitatif dimana tidak memberikan
warna orange setelah dilakukan perlakuan, yang tidak mengandung cincin
aromatik atau cincin benzene yaitu : alfa-alanin, beta alanin, dan glisin.
H. Saran
1. Sebaiknya praktikan benar-benar membersihkan alat saat bergantian setelah
digunakan karena bila tercampur terkena bahan yang lain akan membuat hasil nya
berbeda.
2. Sebaiknya praktikan lebih memenegement waktu agar dapat selesai tepat waktu.
3. Sebaiknya Praktikan memperhatikan pelarutan bahan secara baik agar hasil yang
diberikan valid.

I. Daftar Pustaka
Astuti, R.N. 2009. Konsep Dasar Kimia. Malang : Universitas Islam Nasional.
Fine, J., Biochem. J. 2013. Manual of Standardized Procedures for
Spectrophotometric Chemistry. New York : McGraw Hill.
Lutz, J. K., Lee, J., 2011, Prevalence and Antimicrobial-Resistance of
Pseudomonas aeruginosa in Swimming Pools and Hot Tubs. International
Journal of Environmental Research and Public Health .4 .(12),1.
McMurry, J.E.Fay.R dan Fantini, J. 2012. Chemistry, 6Th Edition. New York :
McGraw Hill.
Salirawati et al.2007. Belajar Kimia Menarik. Jakarta: Grasindo
Sumardjo, Damin. 2018. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sutresna, Nana. 2009. Kimia. Bandung: Grafindo.
Widowati, S dan Misgiyarta, 2009. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan
Asam Lemak Trans terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Masyarakatan
Nasional, Vol. 2, No. 4.

J. Jawaban Pertanyaan
Uji Biuret
1. Apa saja bahan makanan yang mengandung protein, kemukakan alasannya!
Menurutmu apakah fungsi protein bagi tubuh?

Jawab : Bahan yang mengandung protein yaitu Telur, Ikan, Susu Sapi, Daging
Sapi, Beras Tumbuk, Kacang Tanah, Beras giling, Gandum utuh, Jagung,
Kacang kedelai, dan Biji-bijian. Alasannya yaitu karena saat di uji biuret
warna bahan akan berubah menjadi ungu tetapi dari bahan diatas kandungan
proteinnya berbeda-beda.

Fungsi protein bagi tubuh yaitu :

a. Sebagai sumber energi

b. Membangun dan memperbaiki jaringan tubuh (mengganti sel-sel yang


rusak)

c. Membentuk antibodi

d. Membentuk enzim dan hormon

2. Dari berbagai macam bahan makanan yang diteliti, kemukakan yang


kandungan proteinnya paling tinggi, Jelaskan alasannya!

Jawab : Ada 2 bahan makanan yang memiliki kandungan protein paling tinggi
yaitu telur, dan susu sapi. Karena kedua bahan tersebut memiliki warna ungu
pekat (berubah warnanya lebih cepat) warnanya ungu pekat lebih ungu tua
dibandingkan yang lain. Pada kedua bahan tersebut dapat dikatakan positif
mengandung ikatan peptida karena ditandai dengan berubahnya warna
menjadi ungu tua (ungunya lebih pekat) yang menandakan semakin pekat
warna ungu yang dihasilkan maka rantai peptida yang ada dalam sampel
semakin panjang dan sebaliknya bila warna ungu yang dihasilkan muda atau
bewarna merah muda kandungan rantai peptidanya pendek sehingga protein
didalamnya sedikit kalau panjang rantai peptidanya panjang maka semakin
tinggi kandungan proteinnya. Protein memiliki ikatan peptida didalamnya.

3. Tuliskan reaksi yang terjadi? Jelaskan!

Jawab :

Dari reaksi diatas yaitu Protein adalah polimer alam yang terbentuk dari unit -
unit asam amino yang berkaitan satu dengan yang lain melalui ikatan peptida.
Oleh karena itu pada hidrolisis protein akan menghasilkan asam-asam amino,
yang biasa mencapai 20 unit asam amino. Uji biuret didasarkan pada prinsip
zat yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida dapat membentu kompleks
bewarna ungu dengan garam Cu dalam larutan alkali. Uji ini merupakan uji
yang baik untuk menentukan kandungan larutan protein dikarenakan seluruh
protein mengandung ikatan peptida. Ikatan peptida merupakan ikatan yang
terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul berikatan
dengan atom nitrogen dari gugus amina molekul lain. Adanya 2 molekul asam
am ino yang berikatan dengan ikatan peptida dan membentuk molekul
protein. Ikatan peptida tersebut akan bereaksi dengan reagen biuret
menghasilkan perubahan warna. Reagen uji positif ditunjukkan dengan
perubahan warna ungu atau merah muda akibat adanya senyawa Cu 2+ dari
reagen biuret (NaOH + CuSO4) dengan NH dari ikatan peptida dan O2 dari air.
Semakin panjang ikatan peptidanya semakin pekat warna ungunya, sedangkan
bila semakin pendek ikatan peptida nya akan memunculkan warna merah
muda.

Uji Xantopotreat
4. Apa saja bahan uji pada video tersebut yang mengandung gugus benzene/gugus
aromatik, kemukakan alasannya dengan menggunakan struktur kimia bahan uji?

Jawab : Sampel bahan pada video tersebut yang mengandung gugus benzena
adalah asam amino tirosin dan phenol (sebagai pembanduing). Alasannya karena
pada struktur kimia bahan uji asam amino tirosin dan phenol terlihat adanya
benyuk gugus aromatik/gugus benzene didalam gambar struktur kimia bahan
tersebut. Gambar struktur kimianya :
Prosesnya :

5. Lakukanlah study literatur, adakah asam amino yang lain yang positif terhadap uji

xantoproteat? Apabila ada kemukakan struktur kimianya!

Jawab : Ada, yaitu Triptofan. Gugus fungsional yang dimiliki triptofan, indol, tidak
dimiliki asam-asam amino dasar lainnya. Akibatnya, triptofan menjadi prekursor
banyak senyawa biologis penting yang tersusun dalam kerangka indol. Triptofan
adalah prekursor melatonin (hormon perangsang tidur), serotonin (suatu transmiter
pada sistem saraf) dan niasin (suatu vitamin). Struktur kimia nya :

3. Lakukanlah study literatur, menurut Anda bahan-bahan makanan pada uji virtual
lab apabila diuji dengan menggunakan uji xantoproteat, manakah yang positif?
Kemukakan alasan Anda dengan menggunakan referensi yang terpercaya!

Jawab : Bahan bahan makanan yang diujikan di uji virtual lab jika diuji menggunakan
uji xantoproteat yang positif adalah sampel telur, daging, susu sapi, beras giling dan
beras tumbuk, dan biji-bijian.

Referensi :

Husna, A., Suherman, S., & Nuryanti, S. Pembuatan Tepung dari Biji Kakao (Theobroma
cacao L) dan Uji Kualitasnya. Jurnal Akademika Kimia, 6(2), 132-142.

4. Kemukakan masing-masing reaksi pada uji xantoproteat dengan menggunakan

Aplikasi!

2) Uji xantoprotein
3) Larutan Glisin

4) Larutan phenol

5) Larutan alfa alanin

6) Larutan beta alanin

7) Larutan asam amino tirosin

Semarang, 20 Oktober 2020


Mengetahui,
Dosen Pengampu Biokimia Praktikan

Erna Noor Savitri Indah Urwatin Wusqo Aulia MiftakhulJannah

4001418078

Anda mungkin juga menyukai