Anda di halaman 1dari 15

PENGELOLAAN LABORATORIUM

LAPORAN OBSERVASI LABORATORIUM KIMI DI SMA NEGERI 3


SINGARAJA

Kelompok III
Nama Kelompok:
Ngurah Dwi Dharma Suputra

1313031056

Ni Made Dian Prabayanti

1313031057

I Putu Junia Purwanto

1313031063

Anak Agung Sri Yoni

1313031076

Ni Putu Ayu Eva Trisna Widiantini

1313031079

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN LMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
OKTOBER 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laboratorium adalah tempat untuk melakukan berbagai manipulasi
percobaan, baik bersifat pembuktian (verificative) maupun penemuan (discovery).
Seperti dikemukakan pada PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan pasal 42 ayat 2 bahwa Setiap satuan pendidikan wajib memiliki
prasarana yang memiliki lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan,
ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang
bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat
berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan
ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang pembeajaran yang teratur
dan berkelanjutan.
Pembelajaran ilmu kimia sebagai bagian dari IPA tidak bisa lepas dari
kegiatan praktikm untuk mengenal gejala alam yang sebenarnya.Terdapat dua hal
yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan, yaitu kimia sebagai produk
temuan ilmuwan (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum,
dan teori) dan kimia sebagai proses (kerja ilmiah). Dalam pembelajaran dan
penilaian hasil belajar kimia harus memerhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai
proses dan produk. Oleh karena itu kegiatan praktikum dalam belajar ilmu kimia
tidak bisa diabaikan karena merupakan hal yang sangat prinsip sesuai dengan
karakteristik ilmu kimia sebagai proses.
Khamidinal (2009) menegaskan dua hal penting dalam melaksanakan
kegiatan di laboratorium, yaitu kegiatan praktikum dan keselamatan kerja.
Pelaksanaan kegiatan praktikum dan pertimbangan keselamatan kerja merupakan
suatu hal yang menjadi satu kesatuan, artinya kedua aspek tersebut tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Keberadaan laboratorium kimia di sekolah-sekolah
perlu mendapat perhatian khusus karena alat dan bahan kimia yang tersedia di
laboratorium kimia sangat berbeda dengan alat dan bahan yang tersedia di
laboratorium sains lainnya. Alat-alat laboratorium kimia umumnya terbuat dari

kaca (gelas) yang mudah pecah sehingga perlu perhatian khusus dalam memakai
dan merawatnya (Khamidinal, 2009).Bahan-bahan kimia yang tersedia di
laboratorium, umumnya memiliki efek samping yang dapat membahayakan
penggunaannya.Kecerobohan kerja di laboratorium dapat berakibat fatal, sehingga
keselamatan kerja di laboratorium harus sangat diperhatikan.
Pengelolaan

laboratorium

di

masing-masing

sekolah

sangat

diperlukan.Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya preventif


yang dapat dilakukan agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana
mestinya.Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan
keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya,
dan mengikuti peraturan.Pengelolaan alat dan bahan laboratorium kimia meliputi
empat aspek kegiatan yaitu aspek pengadaan alat dan bahan kimia, aspek
pengunaan alat dan bahan kimia, aspek pemeliharaan alat dan bahan kimia, serta
aspek pemusnahan alat dan bahan kimia.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka dilakukan suatu kegiatan observasi
laboratorium pada Sekolah Menengah Atas (SMA). Observasi ini dilakukan di
SMA Negeri 3 Singaraja yang terletak di Jalan P. Natuna, Desa Penarukan,
Singaraja, Bali.Laboratorium yang diobservasi adalah laboratorium kimia.
1.2 Rumusan Masalah
Melalui latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut.
1. Bagaimana struktur organisasi laboratorium yang terdapat di Laboratorium
Kimia SMA Negeri 3 Singaraja?
2. Bagaimana tugas pokok dan fungsi masing-masing komponen di dalam
struktur organisasi tersebut?
3. Bagaimana perencanaan yang dipersiapkan oleh kepala laboran dalam
mengelola laboratorium kimia?
4. Bagaimana cara pengadaan alat dan bahan yang terdapat di laboratorium
kimia?
5. Bagaimana prosedur penggunaan dan pelaksanaan alat dan bahan yang
terdapat di laboratorium kimia?
6. Bagaimana langkah pemeliharaan yang dapat dilakukan untuk mencegah
kerusakan alat dan bahan di laboratorium kimia?

7. Bagaimana aspek yang diperhatikan dalam melakukan pemantauan di


laboratorium kimia?
8. Bagaimana langkah prosedur pemusnahan alat dan bahan di laboratorium
kimia?
1.3 Tujuan
Kegiatan observasi laboratorium ini memiliki beberapa tujuan, diantaranya:
1. Mengetahui

struktur

organisasi

laboratorium

yang

terdapat

di

Laboratorium Kimia SMA Negeri 3 Singaraja


2. Mengetahui tugas pokok dan fungsi masing-masing komponen di dalam
struktur organisasi
3. Mengetahui perencanaan yang dipersiapkan oleh kepala laboran dalam
mengelola laboratorium kimia
4. Mengetahui cara pengadaan alat dan bahan yang terdapat di laboratorium
kimia
5. Mengetahui prosedur penggunaan alat dan bahan yang terdapat di
laboratorium kimia
6. Mengetahui langkah pemeliharaan yang dapat dilakukan untuk mencegah
kerusakan alat dan bahan di laboratorium kimia
7. Mengetahui aspek yang diperhatikan dalam melakukan pemantauan di
laboratorium kimia
8. Mengetahui langkah prosedur pemusnahan alat dan bahan di laboratorium
kimia
1.4 Manfaat
Melalui kegiatan observasi ini diharapkan mampu memberikan dua manfaat,
yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis. Berikut akan dijabarkan manfaat
akademis dan manfaat praktis kegiatan observasi yang dilakukan.
1. Manfaat Akademis
Melalui kegiatan observasi yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan
informasi dan wawasan tentang pengelolaan laboratorium.Selain itu
manfaat akademis diharapkan adalah mampu memberikan pengetahuan
tentang keselamatan kerja sehingga dapat mencegah kecelakaan pada saat
praktikum yang berakibat fatal bagi praktikan.
2. Manfaat Praktis
Melalui kegiatan observasi yang dilakukan,

diharapkan

mampu

memberikan suatu keterampilan khusus dalam mengelola laboratorium

sehingga laboratorium dapat terawat dalam jangka panjang dan tetap dapat
digunakan sesuai dengan fungsinya.

BAB 2
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada 3 dan 17 November 2015
bertempat di SMA Negeri 3 Singaraja, maka hasil temuan yang telah didapatkan
akan dijabarkan sebagai berikut.
2.1 Struktur Organisasi serta Tugas Pokok dan Fungsi Laboratorium
Kimia SMA Negeri 3 Singaraja
Pada dasarnya setiap laboratorium memiliki struktur organisasi laboratorium
dalam mengelola laboratorium.Organisasi laboratorium kimia adalah suatu sistem
kerjasama dari kelompok orang, barang, atau unit tertentu tentang laboratorium
kimia untuk mencapai tujuan. Mengorganisasikan laboratorium kimia berarti
menyususn sekelompok orang atau petugas dan sumberdaya yang lain untuk
melaksanakan suatu rencana atau program guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan cara yang paling berdaya guna terhadap laboratorium kimia.
Struktur organisasi laboratorium kimia di sekolah dapat digambarkan
sebagai berikut :
STRUKTUR PENGELOLAAN LAB KIMIA
PENANGGUNGJAWAB
KEPALA SMA NEGERI 3 SINGARAJA
MADE SRI ASTITI, S.Pd, M.Pd.

WAKA KURIKULUM
KETUT DARMAYASA, S.Pd, M.Si.

WAKA
SARANA
DAN PRASARANA
WAKA
SARANA
DAN
PRASARANA
Dra.
Luh Sumartini

KEPALA LAB.KIMIA
KADEK AGUS APRIAWAN P, S.Pd

GURU MATA PELAJARAN KIMIA

LABORAN LAB.KIMIA

Pada struktur organisasi tersebut,kepala laboratorium kimia mendapatkan


komando dari kepala sekolah secara langsung dan mendapatkan komando dari
wakil kepala sekolah bagian kurikulum dan sarana prasarana.
Masing-masing komponen di dalam struktur organisasi laboratorium
memiliki tugas pokok dan fungsi sesuai jabatan /posisi yang disandang.Adapun
tugas pokok dan fungsi masing-masing komponen dapat dijabarkan sebagai
berikut.
a. Kepala Sekolah
Memilih koordinator lab. kimia setiap dua tahun sekali.

Membimbing, memotivasi, memantau dan mengevaluasi kinerja


pengurus lab. kimia.

Memotivasi guru-guru kimia dalam melaksanakan pembelajaran


praktikum di sekolah.

Menyediakan dana keperluan operasional laboratorium kimia.

Memberi tugas kepada Kepala Lab. atau koordinator laboratorium


untuk mengoptimalkan fungsi laboratorium kimia

b. Wakasek Kurikulum

Berkoordinasi dengan koordinator lab. sekolah dan koordinator lab.


kimia untuk menyusun program kegiatan pembelajaran di
laboratorium yang sistematis, terencana dan berkelanjutan.

Bekerjasama dengan koordinator lab. kimia untuk menjamin


kelancaran kegiatan belajar mengajar di laboratorium kimia

c. Wakasek Sarana dan Prasarana


Berkoordinasi dengan koordinator lab. sekolah dan koordinator
lab.kimia untuk menyusun program pengadaan sarana dan
prasarana di dalam laboratorium yang sistematis, terencana dan
berkelanjutan.

Bekerjasama dengan koordinator laboratorium kimia untuk

menjamin kelancaran kegiatan belajar mengajar di lab.kimia.


d. Kepala Laboratorium Kimia
Bertanggungjawab atas kelengkapan administrasi laboratorium
Bertanggungjawab atas alat-alat yang rusak/tidak berfungsi
Bertanggungjawab atas penyimpanan dan perawatan alat/bahan kimia
Mengusulkan kepada kepala sekolah tentang pengadaan alat dan bahan
yang diperlukan
e. Guru Mata Pelajaran Kimia
Melaksanakan pembelajaran berbasis praktikum di ruang lab. kimia
Mengajukan daftar alat/bahan yang diperlukan untuk praktikum
maksimal tiga hari sebelum pembelajaran praktikum dilaksanakan.
f. Laboran Lab Kimia
Mengerjakan administrasi tentang alat/bahan yang ada di

laboratorium kimia minimal setiap satu tahun sekali.


Mempersiapkan dan menyimpan kembali alat/bahan

digunakan dalam pembelajaran.


Bertanggungjawab atas kebersihan alat dan ruang laboratorium

yang

beserta perlengkapannya.
Berdasarkan temuan dan hasil observasi yang dilakukan, hanya didapatkan
arsip data untuk tupoksi Kepala Laboratorium Kimia. Data mengenai tupoksi
kepala sekolah, wakasek sarana dan prasarana, wakasek kurikulum, guru mata
pelajaran kimia dan laboran lab.kimia didapatkan melalui wawancara langsung
dengan kepala laboratorium kimia. Hal ini disebabkan karena tidak tersedianya
(hilang) arsip tupoksi komponen-komponen tersebut pada laboratorium kimia.
2.2 Perencanaan serta Pengadaan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia
SMA Negeri 3 Singaraja
Perencanaan merupakan sebuah proses pemikiran yang sistematis, analisis,
logis tentang kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM,
tenaga dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
secara efektif dan efesien. Perencanaan pengelolaan laboratorium alat dan bahan
di laboratorium kimia SMA Negeri 3 Singaraja diawali dari guru yang akan
melaksanakan praktikum membuat atau menyusun jadwal kegiatan praktikum.
Jadwal kegiatan praktikum ini disampaikan kepada kepala laboratorium paling
lambat satu minggu sebelum pelaksanaan praktikum, hal ini dilakukan untuk

mengurangi adanya benturan jadwal praktikum antarkelas. Selain penyusunan


jadwal, guru kimia harus membuat daftar alat dan bahan yang akan digunakan
dalam praktikum. Daftar ini akan memudahkan kepala laboratorium untuk
menyiapkan bahan yang akan digunakan. Penyiapan alat dilakukan bersama-sama
dengan guru kimia, karena SMA Negeri 3 Singaraja kekurangan tenaga dalam
mepersiapkan segala kelengkapan saat pelaksanaan praktikum. SMA Negeri 3
Singaraja tidak memiliki laboran, sehingga kepala laboratorium yang juga
menjabat sebagai guru kimia mengambil tugas rangkap sebagai laboran.
Perencanaan awal yang dilakukan kepala laboratorium kimia di SMA Negeri 3
Singaraja adalah membuat rancangan agenda. Rancangan agenda ini berisi apa
yang akan dilakukan kepala laboratorium minggu ini seperti kepala laboratorium
akan melaksanakan pembersihan alat dan penataan bahan, menyiapkan alat dan
bahan yang akan digunakan untuk praktikum. Perencanaan alat dan bahan
kegiatan praktikum bergantung pada materi praktikum yang akan dilaksanakan
oleh guru kimia, setelah itu kepala laboratorium akan menyiapkan bahan yang
digunakan.
Pengadaan alat dan bahan di SMA Negeri 3 Singaraja dibantu oleh dana
BOS, komite dan Pemerintahan Daerah. Pengadaan alat dan bahan ini diawali
dengan pembuatan daftar alat dan bahan yang sudah habis serta alat dan bahan
yang tidak ada dan perlu digunakan. Daftar ini dibuat sebelum tahun anggaran.
Guru kimia masing-masing membuat daftar alat dan bahan yang perlu digunakan
serta sudah habis terpakai, setelah itu guru-guru kimia serta kepala laboratorium
melakukan diskusi untuk menyamakan persepsi. Setelah persepsi tersebut sama,
kepala laboratorium mengusulkan daftar alat dan bahan kepada Wakasek sarana
dan prasarana, setelah disetujui alat dan bahan yang sudah diusulkan akan
dibelikan oleh petugas khusus yang ditunjuk oleh sekolah. Ada beberapa alat dan
bahan kimia yang kurang di laboratorium SMA Negeri 3 Singaraja, selain alat dan
bahan, sarana seperti meja masih belum dikatakan sesuai standar yang seharusnya.
Adapun kekurangan-kekurangannya yaitu:
1. Tidak terdapat almari asam.
Di Laboratorium SMA Negeri 3 Singaraja tidak terdapat almari asam, dari
hasil wawancara dengan narasumber, tidak terdapatnya ruang asam di
sekolah ini, karena kurangnya biaya dari pihak-pihak yang membantu.

Pihak sekolah belum mampu memberikan dana untuk pengadaan almari


asam.
2. Meja praktikum tidak terbuat dari bahan yang kuat.
3. Tidak terdapat tempat limbah padat praktikum.
2.3 Penggunaan serta Pelaksanaan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia
SMA Negeri 3 Singaraja
Penggunaan alat dan bahan kimia umumnya untuk keperluan praktikum
dalam pembelajaran. Pihak yang menggunakannya adalah guru kimia dan siswa.
Penggunaan alat dan bahan kimia di SMA Negeri 3 Singaraja diawali dengan guru
membuat daftar alat dan bahan yang diperlukan paling lambat satu minggu
sebelum pelaksanaan praktikum. Saat pelaksanaan praktikum siswa dan guru
menggunakan alat dan bahan dengan baik dan hati-hati agar alat yang biasanya
terbuat dari kaca tidak pecah. Setelah selesai praktikum, siswa dan guru
membersihkan alat serta tempat pelaksanaan praktikum.
Pelaksanaan kegiatan di laboratorium kimia SMA Negeri 3 Singaraja
disesuaikan dengan ketersediaan alat dan bahan kimia. Jika pada materi yang
diajarkan diharapkan melaksanakan praktikum, maka dilihat lagi apakah
ketersediaan alat dan bahan serta waktu pelaksanaan praktikum ada/sesuai.
Praktikum yang dapat dilaksanakan akan dilaksanakan sedangkan yang tidak,
maka tidak dapat dilaksanakan. Pelaksanaan praktikum yang berjalan lancar
diakhiri dengan presentasi hasil praktikum yang dilaksanakan langsung di
laboratorium tersebut.

2.4 Perawatan/Pemeliharaan Alat dan Bahan serta Keselamatan Kerja di


Laboratorium Kimia SMA Negeri 3 Singaraja
Pemeliharaan alat dan bahan kimia di laboratorium sangat diperlukan untuk
keberlanjutan dan memperpanjang waktu penggunaan dan fungsi dari alat dan
bahan kimia tersebut. Pemeliharaan alat dan bahan kimia di laboratorium dimulai
dari cara penyimpanan dan pengambilan bahan, cara menjaga kebersihan alat, dan
lingkungan tempat penyimpanan. Penyimpanan alat disesuaikan dengan bentuk
serta ukuran alat. Alat yang ukurannya lebih besar ditaruh lebih dalam atau di
tengah, sementara alat yang ukurannya lebih kecil ditaruh agak luar. Penyimpanan

bahan kimia harus dibedakan antara yang berwujud padat dengan yang cair, bahan
kimia yang sifatnya asam kuat mesti disimpan dalam almari asam. Kebersihan
tempat penyimpanan harus diperhatikan secara rutin,agar tidak terjadi kontaminasi
dengan bahan-bahan lain. Alat yang habis dipakai untuk keperluan praktikum
harus disimpan kembali dalam keadaan yang benar-benar bersih, dari sisa-sisa zat
yang mungkin masih ada pada alat tersebut. Lingkungan tempat penyimpanan alat
dan bahan laboratorium juga harus diperhatikan dalam pemeliharaan alat dan
bahan kimia. Sumber-sumber kerusakan yang disebabkan keberadaan alat-alat dan
bahan-bahan kimia di dalam lingkungannya adalah: udara, cairan, temperatur,
sinar dan api.
Hasil observasi pengelolaan laboratorium pada aspek pemeliharaan alat dan
bahan kimia di SMA Negeri 3 Singaraja yaitu, penyimpanan alat dan bahan kimia
sudah tertata dengan baik, ruang penyimpana alat terpisah dengan ruang
penyimpanan bahan. Alat-alat kimia sudah disimpan dan ditata sesuai ukuran,
bentuk dan jenis alatnya. Peralatan praktikum di sekolah ini sudah cukup
memadai. Setiap pelaksanaan praktikum, peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil sehingga tidak kekurangan alat-alat peraktikum. Penyimpanan
bahan-bahan kimia sudah dibedakan sesuai wuduj, jenis dan sifat-sifat bahan
kimia tersebut. Bahan kimia yang ada sudah tercantum label pada botolnya yang
dapat memudahkan kepala laboratorium untuk menyiapkan bahan yang akan
dipakai saat praktikum. Bahan-bahan kimia yang digunakan cukup memadai
untuk praktikum-praktikum yang bersifat umum dan mudah. Selain itu terdapat
sebuah blower pada ruang bahan yang berfungsi untuk menyerap udara, bau
maupun gas-gas yang terbentuk. Selama pelaksanaan praktikum, pemeliharaan
yang dilakukan siswa dan guru adalah menggunakan alat dan mereaksikan bahan
dengan hati-hati, setelah selesai praktikum alat-alat yang sudah selesai digunakan
dicuci bersih. Kebersihan ruang laboratorium kimia di SMA Negeri 3 Singaraja
kurang bersih hal ini disebabkan karena laboratorium kimia masih dalam proses
renovasi. Selain pemeliharaan di dalam laboratorium, pemeliharaan di luar
laboratorium juga harus dilakukan dan diperhatikan. Lingkungan disekitar
laboratorium harus ada pepohonan hijau. Lingkungan disekitar laboratorium

kimia SMA Negeri 3 Singaraja sudah baik dan hijau, karena banyak terdapat
pohon dan rumput.
Keselamatan kerja merupakan bagian yang sangat penting dalam
menggunakan alat dan bahan kimia di laboratorium. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam keselamatan kerja yaitu; perlengkapan diri saat bekerja,
ketepan jenis alat yang digunakan, ketepatan cara menggunakan alat, ketepatan
cara mengambil bahan kimia, pemahaman sifat-sifat bahan kimia, keterampilan
menggunakan alat, keterampilan mengatasi keadaan darurat, dan dapat melakukan
P3K. Siswa-siswi di SMA Negeri 3 Singaraja sudah diajarkan prosedur
keselamatan kerja pada kelas X, sehingga selama praktikum tidak ada siswa-siswi
yang mengalami kecelakaan. Perlengkapan yang digunakan siswa-siswi yang
dapat menjamin keselamatan kerja selama praktikum adalah jas laboratorium yang
dimiliki masing-masing siswa. Jas laboratorium ini di fasilitasi oleh sekolah
bukan siswa yang membuatnya sendiri. Selain jas laboratorium peralatan yang
digunakan adalah masker dan sarung tangan. Laboratorium kimia SMA Negeri 3
Singaraja terdapat kotak P3K dan tabung pemadam api. Kedua alat ini sangat
penting ada dalam laboratoium karena dapat memperkecil jika terjadi kecelakaan.
Kotak P3K berisi antispetik, obat untuk luka bakar dan salep anti gores.
2.5 Pemantauan Kegiatan serta Pemusnahan Alat dan Bahan di
Laboratorium Kimia SMA Negeri 3 Singaraja
Pengawasan/pemantauan dalam pengelolaan laboratorium merupakan proses
pengamatan untuk mengukur keseluruhan dari pelaksanaan kegiatan pengelolaan
laboratorium

yang

meliputi

aspek

perencanaan,

pengorganisasian,

dan

pelaksanaan kegiatan di laboratorium kimia agar tujuan yang diharapkan tercapai.


Hasil observasi di SMA N 3 Singaraja menunjukkan bahwa pemantauan
dilakukan oleh guru mata pelajaran kimia, kepala laboratorium kimia, Wakasek
kurikulum, Wakasek sarana dan prasarana, serta kepala sekolah. Pemantauan di
SMA Negeri 3 Singaraja dilakukan dalam 2 cara, yaitu pemantauan dekat (aktif)
dan pemantauan jauh (pasif). Pemantauan dekat dilakukan oleh guru mata
pelajaran kimia dan kepala laboratorium kimia, sedangkan pemantauan jauh

dilakukan oleh Wakasek kurikulum, Wakasek sarana dan prasarana, dan kepala
sekolah.
1) Pemantauan dekat (aktif) adalah suatu bentuk pemantauan secara langsung
di laboratorium. Pelaksanaan pemantauan aktif di SMA ini dilakukan
setiap sebelum dan sesudah melakukan praktikum. .Pada saat perencanaan
dan pelaksanaan praktikum, guru kimia dan kepala laboratorium bekerja
sama dalam melakukan pemantauan. Pemantauan yang dilakukan berupa
mencatat permasalahan, kekurangan serta hal-hal yang harus ditingkatkan
di laboratorium dan selama kegiatan perencanaan serta pelaksanaan
praktikum..
2) Pemantauan jauh (pasif) adalah suatu bentuk pemantauan secara tidak
langsung berdasarkan data/laporan yang diterima oleh pemantau dari
pengelola laboratorium. Pelaksanaan pemantauan pasif di SMA ini
dilakukan oleh wakasek kurikulum, wakasek sarana dan prasarana, serta
kepala sekolah. Kepala laboratorium kimia wajib melaporkan tentang hasil
pemantauannya setiap akhir semester kepada wakasek kurikulum, wakasek
sarana dan prasarana, serta kepala sekolah.
Pemantauan yang dilakukan di SMA N 3 Singaraja dapat dikatakan sudah
berjalan dengan baik tetapi kurangnya tindak lanjut untuk menangani
permasalahan-permasalahan yang ditemukan selama pemantauan. Hal ini
dikarenakan karena sekolah belum memiliki dana khusus untuk menangani
seluruh permasalahan yang terjadi didalam laboratorium.
Pemusnahan alat dan bahan kimia yang rusak sudah pasti tidak berfungsi
lagi dalam kegiatan di laboratorium sehingga diperlukan proses pemusnahan.
Kegiatan pemusnahan ini dilakukan untuk menghindari kekurangan tempat
penyimpanan, menjaga keadaan laboratotium tetap bersih, rapi, aman, dan
nyaman untuk digunakan. Alat kimia yang memiliki kategori rusak tetapi masih
bisa diperbaiki maka tidak akan dilakukan pemusnahan melainkan dilakukan
perbaikan.
Hasil observasi di SMA Negeri 3 Singaraja menunjukkan bahwa
pemusnahan alat dan bahan kimia belum terlaksana secara optimal. Sebagian
besar seluruh alat dan bahan yang dimiliki sekolah merupakan bantuan dari

berbagai pihak seperti dana BOS, bantuan dari pemerintah daerah dan sebagainya.
Setiap barang/dana yang diberikan kepada sekolah dicatat kodenya, nama/jenis
barang, merk/type, no pabrik, bahan pembuatnya, asal/cara perolehan barang,
tahun perolehan, ukuran barang, kondisi barang, jumlah barang, harga barang dan
keterangan tempat diletakannya barang. Pemusnahan barang-barang yang
merupakan bantuan luar sekolah tidak dapat dimusnahan tanpa persetujuan pihakpihak yang memberikan bantuan alat dan bahan tersebut. Jika ada barang-barang
yang mengalami kerusakan maka barang tersebut harus dicatat dan dibuatkan
daftar kerusakan barang. Daftar kerusakan barang ini dilaporkan ke pihak yang
memberikan bantuan dengan surat pengantar bahwa barang ini memiliki keadaan
rusak berat dan permohonan untuk dihapuskan/dipulihkan. Apabila permohonan
pemusnahan barang-barang bantuan tersebut sudah disetujui oleh pihak yang
memberi bantuan maka sekolah dapat melakukan pemusnahan barang tersebut.
Persetujuan pemusnahan ini dibuatkan berita acaranya oleh pihak yang
memberikan bantuan. Barang yang sudah dimusnahkan juga dibuatkan arsip dan
surat keterangan bahwa sudah dilakukannya pemusnahan terhadap barang-barang
tersebut.
SMA Negeri 3 Singaraja sudah pernah melakukan pemusnahan terhadap
barang-barang kimia yang mengalami kerusakan berat dan tidak dapat digunakan
lagi, contohnya barang-barang yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten
Buleleng pada tahun 2010. Seluruh arsip dalam pemusnahan barang tersebut,
seperti inventaris barang yang rusak, berita acara pemusnahan, surat pengantar,
surat keterangan, inventaris barang yang sudah dimusnahkan, dan dokumendokumen lain yang berhubungan dalam kegiatan pemusnahan ini disimpan
pengarsipannya dengan baik oleh pihak sekolah.

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan
laboratorium kimia di SMA Negeri 3 Singaraja cukup baik. Namun di
beberapa aspek pengelolaan laboratorium terdapat beberapa kekurangan
yang perlu di perhatikan, diantaranya pada aspek perencanaan serta
pengadaan alat dan bahan, perawatan atau pemeliharaan alat dan bahan,
pemantauan dan evaluasi alat dan bahan serta aspek pemusnahan alat dan
bahan. Pada aspek perencanaan serta pengadaan alat dan bahan kekurangan
yang harus segera diperbaiki adalah minimnya tenaga laboran, tidak
terdapatnya lemari asam, meja praktikum yang terbuat dari kayu (bahan
tidak sesuai dengan standar kualitas) serta tempat penampungan limbah
yang tidak memadai. Sedangkan pada aspek perawatan dan pemeliharaan
alat yang perlu diperhatikan adalah kebersihan ruang laboratorium. Aspek
terakhir yang perlu diperhatikan juga adalah pemantauan dan evaluasi serta
pemusnahan alat dan bahan. Kedua aspek tersebut belum berjalan secara
optimal sesuai standar yang dilaksanakan di sekolah pada umumnya.
3.2 Saran
Berdasarkan dari observasi yang telah dilakukan, maka adapun saran
yang dapat diberikan untuk memperbaiki kekurangan yang ada adalah
dengan segera membuat suatu pembaruan sistem dalam memanajemen
sekolah, khususnya dalam hal pengelolaan laboratorium. Keterbatasan dana
dapat dilakukan dengan mengajukan permohonan dana ke instansi-instansi
terkait. Permohonan bantuan dana kepada alumni-alumni sekolah juga dapat
dijadikan suatu alternatif untuk menggalang dana. Hal ini juga berdampak
positif dalam hal menjalin tali silaturahmi antar alumni sekolah dan pihak
sekolah.

Anda mungkin juga menyukai