Kelompok III
Nama Kelompok:
Ngurah Dwi Dharma Suputra
1313031056
1313031057
1313031063
1313031076
1313031079
BAB I
PENDAHULUAN
kaca (gelas) yang mudah pecah sehingga perlu perhatian khusus dalam memakai
dan merawatnya (Khamidinal, 2009).Bahan-bahan kimia yang tersedia di
laboratorium, umumnya memiliki efek samping yang dapat membahayakan
penggunaannya.Kecerobohan kerja di laboratorium dapat berakibat fatal, sehingga
keselamatan kerja di laboratorium harus sangat diperhatikan.
Pengelolaan
laboratorium
di
masing-masing
sekolah
sangat
struktur
organisasi
laboratorium
yang
terdapat
di
diharapkan
mampu
sehingga laboratorium dapat terawat dalam jangka panjang dan tetap dapat
digunakan sesuai dengan fungsinya.
BAB 2
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada 3 dan 17 November 2015
bertempat di SMA Negeri 3 Singaraja, maka hasil temuan yang telah didapatkan
akan dijabarkan sebagai berikut.
2.1 Struktur Organisasi serta Tugas Pokok dan Fungsi Laboratorium
Kimia SMA Negeri 3 Singaraja
Pada dasarnya setiap laboratorium memiliki struktur organisasi laboratorium
dalam mengelola laboratorium.Organisasi laboratorium kimia adalah suatu sistem
kerjasama dari kelompok orang, barang, atau unit tertentu tentang laboratorium
kimia untuk mencapai tujuan. Mengorganisasikan laboratorium kimia berarti
menyususn sekelompok orang atau petugas dan sumberdaya yang lain untuk
melaksanakan suatu rencana atau program guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan cara yang paling berdaya guna terhadap laboratorium kimia.
Struktur organisasi laboratorium kimia di sekolah dapat digambarkan
sebagai berikut :
STRUKTUR PENGELOLAAN LAB KIMIA
PENANGGUNGJAWAB
KEPALA SMA NEGERI 3 SINGARAJA
MADE SRI ASTITI, S.Pd, M.Pd.
WAKA KURIKULUM
KETUT DARMAYASA, S.Pd, M.Si.
WAKA
SARANA
DAN PRASARANA
WAKA
SARANA
DAN
PRASARANA
Dra.
Luh Sumartini
KEPALA LAB.KIMIA
KADEK AGUS APRIAWAN P, S.Pd
LABORAN LAB.KIMIA
b. Wakasek Kurikulum
yang
beserta perlengkapannya.
Berdasarkan temuan dan hasil observasi yang dilakukan, hanya didapatkan
arsip data untuk tupoksi Kepala Laboratorium Kimia. Data mengenai tupoksi
kepala sekolah, wakasek sarana dan prasarana, wakasek kurikulum, guru mata
pelajaran kimia dan laboran lab.kimia didapatkan melalui wawancara langsung
dengan kepala laboratorium kimia. Hal ini disebabkan karena tidak tersedianya
(hilang) arsip tupoksi komponen-komponen tersebut pada laboratorium kimia.
2.2 Perencanaan serta Pengadaan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia
SMA Negeri 3 Singaraja
Perencanaan merupakan sebuah proses pemikiran yang sistematis, analisis,
logis tentang kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM,
tenaga dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
secara efektif dan efesien. Perencanaan pengelolaan laboratorium alat dan bahan
di laboratorium kimia SMA Negeri 3 Singaraja diawali dari guru yang akan
melaksanakan praktikum membuat atau menyusun jadwal kegiatan praktikum.
Jadwal kegiatan praktikum ini disampaikan kepada kepala laboratorium paling
lambat satu minggu sebelum pelaksanaan praktikum, hal ini dilakukan untuk
bahan kimia harus dibedakan antara yang berwujud padat dengan yang cair, bahan
kimia yang sifatnya asam kuat mesti disimpan dalam almari asam. Kebersihan
tempat penyimpanan harus diperhatikan secara rutin,agar tidak terjadi kontaminasi
dengan bahan-bahan lain. Alat yang habis dipakai untuk keperluan praktikum
harus disimpan kembali dalam keadaan yang benar-benar bersih, dari sisa-sisa zat
yang mungkin masih ada pada alat tersebut. Lingkungan tempat penyimpanan alat
dan bahan laboratorium juga harus diperhatikan dalam pemeliharaan alat dan
bahan kimia. Sumber-sumber kerusakan yang disebabkan keberadaan alat-alat dan
bahan-bahan kimia di dalam lingkungannya adalah: udara, cairan, temperatur,
sinar dan api.
Hasil observasi pengelolaan laboratorium pada aspek pemeliharaan alat dan
bahan kimia di SMA Negeri 3 Singaraja yaitu, penyimpanan alat dan bahan kimia
sudah tertata dengan baik, ruang penyimpana alat terpisah dengan ruang
penyimpanan bahan. Alat-alat kimia sudah disimpan dan ditata sesuai ukuran,
bentuk dan jenis alatnya. Peralatan praktikum di sekolah ini sudah cukup
memadai. Setiap pelaksanaan praktikum, peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok kecil sehingga tidak kekurangan alat-alat peraktikum. Penyimpanan
bahan-bahan kimia sudah dibedakan sesuai wuduj, jenis dan sifat-sifat bahan
kimia tersebut. Bahan kimia yang ada sudah tercantum label pada botolnya yang
dapat memudahkan kepala laboratorium untuk menyiapkan bahan yang akan
dipakai saat praktikum. Bahan-bahan kimia yang digunakan cukup memadai
untuk praktikum-praktikum yang bersifat umum dan mudah. Selain itu terdapat
sebuah blower pada ruang bahan yang berfungsi untuk menyerap udara, bau
maupun gas-gas yang terbentuk. Selama pelaksanaan praktikum, pemeliharaan
yang dilakukan siswa dan guru adalah menggunakan alat dan mereaksikan bahan
dengan hati-hati, setelah selesai praktikum alat-alat yang sudah selesai digunakan
dicuci bersih. Kebersihan ruang laboratorium kimia di SMA Negeri 3 Singaraja
kurang bersih hal ini disebabkan karena laboratorium kimia masih dalam proses
renovasi. Selain pemeliharaan di dalam laboratorium, pemeliharaan di luar
laboratorium juga harus dilakukan dan diperhatikan. Lingkungan disekitar
laboratorium harus ada pepohonan hijau. Lingkungan disekitar laboratorium
kimia SMA Negeri 3 Singaraja sudah baik dan hijau, karena banyak terdapat
pohon dan rumput.
Keselamatan kerja merupakan bagian yang sangat penting dalam
menggunakan alat dan bahan kimia di laboratorium. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam keselamatan kerja yaitu; perlengkapan diri saat bekerja,
ketepan jenis alat yang digunakan, ketepatan cara menggunakan alat, ketepatan
cara mengambil bahan kimia, pemahaman sifat-sifat bahan kimia, keterampilan
menggunakan alat, keterampilan mengatasi keadaan darurat, dan dapat melakukan
P3K. Siswa-siswi di SMA Negeri 3 Singaraja sudah diajarkan prosedur
keselamatan kerja pada kelas X, sehingga selama praktikum tidak ada siswa-siswi
yang mengalami kecelakaan. Perlengkapan yang digunakan siswa-siswi yang
dapat menjamin keselamatan kerja selama praktikum adalah jas laboratorium yang
dimiliki masing-masing siswa. Jas laboratorium ini di fasilitasi oleh sekolah
bukan siswa yang membuatnya sendiri. Selain jas laboratorium peralatan yang
digunakan adalah masker dan sarung tangan. Laboratorium kimia SMA Negeri 3
Singaraja terdapat kotak P3K dan tabung pemadam api. Kedua alat ini sangat
penting ada dalam laboratoium karena dapat memperkecil jika terjadi kecelakaan.
Kotak P3K berisi antispetik, obat untuk luka bakar dan salep anti gores.
2.5 Pemantauan Kegiatan serta Pemusnahan Alat dan Bahan di
Laboratorium Kimia SMA Negeri 3 Singaraja
Pengawasan/pemantauan dalam pengelolaan laboratorium merupakan proses
pengamatan untuk mengukur keseluruhan dari pelaksanaan kegiatan pengelolaan
laboratorium
yang
meliputi
aspek
perencanaan,
pengorganisasian,
dan
dilakukan oleh Wakasek kurikulum, Wakasek sarana dan prasarana, dan kepala
sekolah.
1) Pemantauan dekat (aktif) adalah suatu bentuk pemantauan secara langsung
di laboratorium. Pelaksanaan pemantauan aktif di SMA ini dilakukan
setiap sebelum dan sesudah melakukan praktikum. .Pada saat perencanaan
dan pelaksanaan praktikum, guru kimia dan kepala laboratorium bekerja
sama dalam melakukan pemantauan. Pemantauan yang dilakukan berupa
mencatat permasalahan, kekurangan serta hal-hal yang harus ditingkatkan
di laboratorium dan selama kegiatan perencanaan serta pelaksanaan
praktikum..
2) Pemantauan jauh (pasif) adalah suatu bentuk pemantauan secara tidak
langsung berdasarkan data/laporan yang diterima oleh pemantau dari
pengelola laboratorium. Pelaksanaan pemantauan pasif di SMA ini
dilakukan oleh wakasek kurikulum, wakasek sarana dan prasarana, serta
kepala sekolah. Kepala laboratorium kimia wajib melaporkan tentang hasil
pemantauannya setiap akhir semester kepada wakasek kurikulum, wakasek
sarana dan prasarana, serta kepala sekolah.
Pemantauan yang dilakukan di SMA N 3 Singaraja dapat dikatakan sudah
berjalan dengan baik tetapi kurangnya tindak lanjut untuk menangani
permasalahan-permasalahan yang ditemukan selama pemantauan. Hal ini
dikarenakan karena sekolah belum memiliki dana khusus untuk menangani
seluruh permasalahan yang terjadi didalam laboratorium.
Pemusnahan alat dan bahan kimia yang rusak sudah pasti tidak berfungsi
lagi dalam kegiatan di laboratorium sehingga diperlukan proses pemusnahan.
Kegiatan pemusnahan ini dilakukan untuk menghindari kekurangan tempat
penyimpanan, menjaga keadaan laboratotium tetap bersih, rapi, aman, dan
nyaman untuk digunakan. Alat kimia yang memiliki kategori rusak tetapi masih
bisa diperbaiki maka tidak akan dilakukan pemusnahan melainkan dilakukan
perbaikan.
Hasil observasi di SMA Negeri 3 Singaraja menunjukkan bahwa
pemusnahan alat dan bahan kimia belum terlaksana secara optimal. Sebagian
besar seluruh alat dan bahan yang dimiliki sekolah merupakan bantuan dari
berbagai pihak seperti dana BOS, bantuan dari pemerintah daerah dan sebagainya.
Setiap barang/dana yang diberikan kepada sekolah dicatat kodenya, nama/jenis
barang, merk/type, no pabrik, bahan pembuatnya, asal/cara perolehan barang,
tahun perolehan, ukuran barang, kondisi barang, jumlah barang, harga barang dan
keterangan tempat diletakannya barang. Pemusnahan barang-barang yang
merupakan bantuan luar sekolah tidak dapat dimusnahan tanpa persetujuan pihakpihak yang memberikan bantuan alat dan bahan tersebut. Jika ada barang-barang
yang mengalami kerusakan maka barang tersebut harus dicatat dan dibuatkan
daftar kerusakan barang. Daftar kerusakan barang ini dilaporkan ke pihak yang
memberikan bantuan dengan surat pengantar bahwa barang ini memiliki keadaan
rusak berat dan permohonan untuk dihapuskan/dipulihkan. Apabila permohonan
pemusnahan barang-barang bantuan tersebut sudah disetujui oleh pihak yang
memberi bantuan maka sekolah dapat melakukan pemusnahan barang tersebut.
Persetujuan pemusnahan ini dibuatkan berita acaranya oleh pihak yang
memberikan bantuan. Barang yang sudah dimusnahkan juga dibuatkan arsip dan
surat keterangan bahwa sudah dilakukannya pemusnahan terhadap barang-barang
tersebut.
SMA Negeri 3 Singaraja sudah pernah melakukan pemusnahan terhadap
barang-barang kimia yang mengalami kerusakan berat dan tidak dapat digunakan
lagi, contohnya barang-barang yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten
Buleleng pada tahun 2010. Seluruh arsip dalam pemusnahan barang tersebut,
seperti inventaris barang yang rusak, berita acara pemusnahan, surat pengantar,
surat keterangan, inventaris barang yang sudah dimusnahkan, dan dokumendokumen lain yang berhubungan dalam kegiatan pemusnahan ini disimpan
pengarsipannya dengan baik oleh pihak sekolah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengelolaan
laboratorium kimia di SMA Negeri 3 Singaraja cukup baik. Namun di
beberapa aspek pengelolaan laboratorium terdapat beberapa kekurangan
yang perlu di perhatikan, diantaranya pada aspek perencanaan serta
pengadaan alat dan bahan, perawatan atau pemeliharaan alat dan bahan,
pemantauan dan evaluasi alat dan bahan serta aspek pemusnahan alat dan
bahan. Pada aspek perencanaan serta pengadaan alat dan bahan kekurangan
yang harus segera diperbaiki adalah minimnya tenaga laboran, tidak
terdapatnya lemari asam, meja praktikum yang terbuat dari kayu (bahan
tidak sesuai dengan standar kualitas) serta tempat penampungan limbah
yang tidak memadai. Sedangkan pada aspek perawatan dan pemeliharaan
alat yang perlu diperhatikan adalah kebersihan ruang laboratorium. Aspek
terakhir yang perlu diperhatikan juga adalah pemantauan dan evaluasi serta
pemusnahan alat dan bahan. Kedua aspek tersebut belum berjalan secara
optimal sesuai standar yang dilaksanakan di sekolah pada umumnya.
3.2 Saran
Berdasarkan dari observasi yang telah dilakukan, maka adapun saran
yang dapat diberikan untuk memperbaiki kekurangan yang ada adalah
dengan segera membuat suatu pembaruan sistem dalam memanajemen
sekolah, khususnya dalam hal pengelolaan laboratorium. Keterbatasan dana
dapat dilakukan dengan mengajukan permohonan dana ke instansi-instansi
terkait. Permohonan bantuan dana kepada alumni-alumni sekolah juga dapat
dijadikan suatu alternatif untuk menggalang dana. Hal ini juga berdampak
positif dalam hal menjalin tali silaturahmi antar alumni sekolah dan pihak
sekolah.