Anda di halaman 1dari 4

REFLEKSI KIMIA

KIMIA DAN TEOLOGI KRISTEN

Disusun oleh:
Jesica Septiani Silitonga
17 IMM1 P
(01401170037)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
2020
KIMIA DAN TEOLOGI KRISTEN

APAKAH KIMIA SEJALAN DENGAN TEOLOGI KRISTEN?

(Dibahas dari pengertian kimia dan unsur-unsur kimia)

Saya sangat bersyukur atas kesempatan yang Tuhan berikan kepada saya yaitu
kesempatan dimana saya dapat menjalankan perkuliahan kimia umum dengan baik.
Perkuliahan ini membantu saya untuk mempersiapkan diri sebagai seorang guru matematika
yang professional nantinya, bukan hanya mahir dalam bidang matematika saja. Akan tetapi,
menjadi seorang pendidik haruslah mengerti dan memahami berbagai bidang ilmu
pengetahuan salah satunya yaitu kimia. Hal ini disebabkan karena kimia dan matematika
adalah mata pelajaran atau ilmu pengetahuan dalam golongan yang sama yaitu sains atau
eksak. Banyak hal yang saya pelajari dari mata kuliah kimia umum ini, seperti: pengertian
atom, bentuk atom, jenis-jenis ikatan dalam kimia, jenis-jenis senyawa dan unsur serta
kegunaannya dan masih banyak lagi.

Saya sering mendengar ataupun saya pernah percaya bahwa ilmu pengetahuan tidak
dapat disatukan dengan konsep teologi (Kristen). Ilmu pengetahuan dan agama (teologi)
adalah saling bertentangan satu sama lain karena keduanya memberikan pernyataan yang
berlawanan sehingga harus dipilih satu diantara keduanya[ CITATION Wed15 \l 1033 ]. Namun,
dalam perkuliahan ini saya dapat memahami bahwa setiap ilmu pengetahuan secara khusus
kimia tidak terpisah dengan konsep teologi (Wawasan Kristen Alkitabiah). Hal ini dapat
dipahami dan dimengerti mulai dari pengertian kimia itu sendiri. Ilmu kimia adalah salah satu
cabang ilmu pengetahuan alam yang membahas tentang materi, komposisi materi, perubahan
komposisi materi serta energi yang menyertai perubahan komposisi tersebut[ CITATION
MMu16 \l 1033 ]. Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki waktu
serta materi adalah penyusun dari alam semesta.

Materi yang terdapat di alam semesta dapat dilihat secara menyempit yaitu dalam
tubuh manusia dan tumbuhan berfotosintesis. Materi pada pernyataan diatas adalah unsur-
unsur kimia. Unsur-unsur kimia banyak terdapat di dalam alam semesta ini salah satunya
dalam tubuh manusia. Unsur kimia yang terdapat dalam tubuh manusia adalah kalsium,
fosfor, kalium, sulfur, natrium, klor dan magnesium. Selain itu, ada beberapa unsur kimia
dalam tubuh manusia yang tak kalah penting walaupun dalam kuantitas yang lebih sedikit
yaitu tembaga, seng, kobal, mangan, besi, yodium, bron, molibdenum, selenium [ CITATION
Aun16 \l 1033 ]. Alkitab juga menuliskan ada unsur-unsur kimia yang terdapat dalam dunia
yaitu tembaga (Ezr. 8:27, Mat. 10:9), intan (Yer. 17:1), besi (Kej. 4:22), timah hitam (Kel.
15:10), perak (emas, besi, batu sekaligus dalam Ayub 28:1), timah (Bil. 31:22), emas (Kel.
25-28) dan belerang (Kej, 19:24). Dalam kasus lain, materi (unsur-unsur kimia) juga terdapat
pada tumbuhan berfotosintesis. Pada tumbuhan yang berfotosintesis terdapat unsur kimia
CO2 dan H2O. Hal ini membuktikan bahwa unsur-unsur kimia sangat dibutuhkan dalam
dunia ini. Namun, dunia merupakan karya dari penciptaan yang dilakukan Allah. Alam
semesta adalah ciptaan Allah dan dijadikan karena kehendak dan kedaulatan-Nya. Hal
tersebut disampaikan dalam Firman Allah (Alkitab) yang tertulis dalam Kejadian 1-2
dibawah perikop “Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya”. Segala suatu yang
diciptakan Allah artinya sesuatu tersebut tidak dapat eksis tanpa Allah yang
mengkehendakinya[ CITATION Han19 \l 1033 ] . Dengan pernyataan dan penjelasan diatas
terlihat bahwa ilmu pengetahuan dan teologi tidak saling bertentangan.

Kegiatan untuk memahami suatu ilmu pengetahuan tidak boleh terlepas atau
dipisahkan dari konsep penciptaan. Segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini merupakan
karya dari rancangan dan kedaulatan Allah melalui proses penciptaan yang Ia lakukan.
Seperti pernyataan pada paragraf di atas, kimia menjelaskan bahwa tubuh manusia terdiri dari
unsur-unsur kimia yaitu kalsium, fosfor, kalium, sulfur, natrium, klor dan magnesium.
Namun, Alkitab menjelaskan bahwa manusia terdiri dari debu dan tanah. Mungkin beberapa
orang memiliki pandangan bahwa pernyataan saling bertentangan. Akan tetapi, apabila
dipahami lebih dalam lagi, pernyataan kimia sejalan dengan pernyataan Alkitab. Alkitab
menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dari debu dan tanah. Maka, kimia
melengkapi pernyataan yang disampaikan Alkitab yaitu debu dan tanah yang adalah materi di
alam semesta merupakan komponen unsur kimia yang terdapat dalam tubuh manusia.
Seorang kimiawan dan sekaligus seorang sarjana Alkitab yang begitu pandai menyampaikan
bahwa tubuh manusia terbentuk dari debu artinya tubuh manusia terdiri dari partikel-partikel
kecil dan halus yang isinya mungkin adalah unsur-unsur kimia[ CITATION Fri00 \l 1033 ].

Kimia hanya mampu memahami dan menguji fenomena alam secara sistematis,
merumuskan model, menentukan konsep serta menurunkan hukum. Namun, seluruh
fenomena terstruktur yang ada dibumi tidak terlepas dari providensia atau pemeliharaan
Allah sehingga segala sesuatu yang ada memiliki makna, fungsi serta tujuan mengapa ia
eksis. Segala sesuatu yang terdapat di alam semesta memang benar dapat dijelaskan
keberadaan atau eksistensinya melalui ilmu pengetahuan. Akan tetapi, untuk setiap tujuan
dan makna dari sesuatu ada ataupun terjadi tidaklah terlepas dari kedaulatan dan kehendak
Allah. Dari pernyataan-pernyataan yang dijelaskan diatas bahwa kimia dan teologi (Kristen)
adalah sejalan dan beriringan. Dengan memahami dan mengerti bahwa segala ilmu
pengetahuan terkhususnya kimia sejalan dengan teologi Kristen, saya bersyukur untuk
kebaikan dan anugerah Allah dalam dunia ini. Pemahaman tersebut membantu saya untuk
mempersiapkan diri sebagai seorang pendidik Kristen yang memandang sesuatu terhadap
perspektif Alkitab. Sehingga, segala sesuatu yang saya ajar bukanlah ilmu pengetahuan yang
hanya bersifat fana. Akan tetapi, ilmu pengetahuan yang juga mengajarkan dan membantu
semua orang untuk semakin mengenal dan dekat terhadap penciptanya yaitu Yesus Kristus

Referensi
Aprison, W. (2015). Mendamaikan Sains dan Agama: Mempertimbangkan Teori Harun
Nasution. Jurnal Pendidikan Islam, 241-259.

Hannas, & Rinawaty. (2019). Dunamis: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Apologetika
Alkitabiah tentang Penciptaan Alam Semesta dan Manusia terhadap Kosmologi
Fengshui sebagai Pendekatan dalam Pekabaran Injil. 55-74.

Muchson, M., Pratiwi, Y. N., Sulistina, O., & Sigit, D. (2016). Persepsi Mahasiswa Baru
Jurusan Kimia FMIPA UM Angkatan 2016 tentang Fenomena Perubahan Materi.
Jurnal Pembelajaran Kimia , 76-83.

Ridenour, F. (2000). Dapatkah Alkitab Dipercaya? Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Sumbono, A. (2016). Biokimia Pangan Dasar . Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai