Anda di halaman 1dari 3

Dalam pendeteksian Salmonella menggunakan rapid test ada 2 macam alat yang bisa

digunakan yaitu singlepath dan hi-combi. Singlepath Salmonella adalah tes skrining
imunologis yang dilakukan hanya dari kultur pengayaan selektif. Ini adalah tes cepat
imunokromatografi berdasarkan antibodi berlabel emas. Tes aliran lateral ini adalah
perangkat satu langkah yang nyaman dan mudah digunakan. Tes ini memberikan hasil yang
jelas ada / tidak dalam waktu 20 menit setelah pengayaan sampel. Batas deteksi dapat
dianggap sebagai kurang dari satu unit pembentuk koloni dalam sampel makanan 25 g,
tergantung pada unit koloni. Perangkat singlepath dapat didekontaminasi oleh autoclave,
pemutih, dll. Tidak diperlukan pengeluaran peralatan tambahan. Hi-combi adalah alat untuk
pengayaan elektif dan isolasi Salmonellae dari kaki ayam, produk daging atau sampel
makanan lainnya. Kombinasi media padat (7 ml) dan cair (20 ml) dalam botol tunggal. Media
kaya akan faktor pertumbuhan yang memungkinkan deteksi bakteri aerob obligat dan anaerob
fakultatif yang menyebabkan septikemia. Pepton khusus yang digunakan menyediakan
berbagai asam amino, ekstrak ragi menyediakan vitamin, hemin dan NAD adalah faktor
pertumbuhan untuk bakteri rewel seperti Haemophilus. Media kombinasi sangat dianjurkan
untuk pertumbuhan cepat Enterobacteriaceae, spesies Pseudomonas, Staphylococci,
Streptococci, spesies Candida.
Deteksi dengan menggunakan metode konvensioal memerlukkan waktu yang relative
lama dibandingkan dengan metode deteksi Salmonella yang lain. Metode konvensional
memiliki beberapa tahap, tahap pertama yaitu pre enrichment, yang bertujuan agar setiap
bakteri yang ada dapat teranalisa walaupun jumlahnya sedikit dan juga membantu
mengurangi tingkat kematian bakteri Salmonella akibat perlakuan selama proses penanganan
sampel. Tahap per enrichment menggunakan media TSB dan media LB (Gracias dan
McKillip, 2004). Tahap selanjutnya yaitu selective enrichment, yang menurut Ikawikanti
(2012) bertujuan untuk meningkatkan perbandingan jumlah Salmonella dalam jumlah total
mikroorganisme yang diinokulasi dan menekan pertumbuhan bakteri lain. Tahap selective
enrichment menggunakan media SC, media TT, dan media RV. Tahap selanjutnya yaitu
isolasi Salmonella menggunakan media selektif-differensial agar didapatkan bakteri
Salmonella dalam koloni yang murni. Tahap isolasi menggunakan media XLD, media HE,
dan media BS. Menurut Hyatt dan Weese (2004), media XLD, HE, dan BSA memiliki
kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri gram positif, sehingga Salmonella yang
merupakan bakteri gram negatif dapat tumbuh. Tahap terakhir yaitu uji biokimia untuk
identifikasi bakteri Salmonella dengan menggunakan media TSIA dan media LIA. Pada
media TSIA, terbukti Salmonella apabila pada slant berwarna merah dan media berwarna
hitam yang menandakan menghasilkan gas H2S. Pada media LIA, hasil positif apabila pada
slant berwarna violet dan media berwarna hitam yang menandakan menghasilkan gas H2S.
Selain uji biokimia, dapat juga dilakukan uji morfologi bakteri dengan melakukan pewarnaan
gram. Morfologi Salmonella merupakan bakteri gram negatif yang memiliki bentuk basil
(Hyatt dan Weese, 2004). Metode konvensional tidak efektif karena waktu pengerjaannya
berhari-hari, serta media yang digunakan relatif banyak, sehingga membutuhkan biaya yang
relative mahal. Tingkat keakuratan dari teknik konvensional cukup akurat karena identifikasi
menggunakan kunci dikotomus, namun tingkat error dan risk factor dari metode konvensional
cukup tinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh kesterilan media dan lingkungan kerja, proses
streak, kesegaran kultur, kontaminasi, serta dapat terjadi salah deteksi yang dapat disebabkan
bakteri lain yang dapat memiliki hasil yang mirip/sama atau disebabkan oleh hasil yang
didapatkan tidak sesuai dengan kunci dikotomus.
Deteksi dengan menggunakan metode PCR memerlukan waktu yang relative lebih
cepat dibandingkan dengan metode konvensional. Terdapat tiga tahap utama dalam metode
PCR. Tahap pertama yaitu tahap denaturasi, pada tahap ini ikatan hydrogen DNA akan
terputus yang menyebabkan untai DNA terbuka agar menjadi template. Tahap kedua yaitu
tahap penempelan, pada tahap ini primer akan menempel pada template DNA. Tahap ketiga
yaitu tahap pemanjangan, pada tahap ini terjadi pemanjangan basa nitrogen (Pestana et.al.,
2010). Keunggulan metode PCR yaitu analisis dilakukan tanpa membuka tabung sehingga
meminimalkan resiko kontaminasi. Terdapat beberapa risk factor dan error pada metode PCR
seperti kesterilan lingkungan kerja, suhu, kesegaran kultur, serta proses memasukan pada gel
elektroforesis (Lee et al., 2006).
Deteksi dengan metode konvensional - pengayaan, isolasi dan konfirmasi
membutuhkan 3-4 hari. Botol Hi-combi memungkinkan konfirmasi lebih cepat dari
organisme penyebab dan menghilangkan masa tunggu 3-4 hari yang memberikan hasil hanya
dalam 24 jam. Media hi-combi memastikan pengayaan serta isolasi dan koloni dapat
divisualisasikan dalam 24 jam dan dikonfirmasi. Peptone khusus, laktosa dan sukrosa
menyediakan senyawa nitrogen dan karbon yang diperlukan untuk pertumbuhan Salmonella.
Garam empedu bersama dengan campuran indikator menghambat bakteri enterik lain yang
ada dalam sampel makanan. Metode deteksi dengan Singlepath hanya memerlukan 20 menit
untuk mendapatkan hasil. Selain itu, aman, menghemat waktu, tempat penyimpanan yang
diperlukan tidak perlu lebar, sensitif.

DAFTAR PUSTAKA
Gracias, K. S. dan McKillip, J. L. 2004. A Review of Conventional Detection and
Enumeration Methods for Pathogenic Bacteria in Food. Can. J. Microbiol. 50(11):
883-900 hlm.
Hyatt, D. R. dan Weese, J. S. 2004. Salmonella culture: Sampling procedures and Laboratory
Techniques. Vet. Clin. N. Am-Equine. 20(3): 57-85 hlm.
Ikawikanti, Anas. 2012. Isolasi dan Karakterisasi Salmonella spp Pada Lingkungan
Peternakan Ayam Broiler di Kota Malang. FKH UB, 1-10.
Lee MD, Fairchild A. 2006. Sample Preparation for PCR. In: Maurer, J (ed.). Food
Microbiology and Food Safety: PCR Methods in Foods. USA: Springer.
Pestana EA, Belak S, Diallo A, Crowther JR, Viljoen GJ. 2010. Early, Rapid, and Sensitive
Veterinary Molecular Diagnostics Real-Time PCR Application. Dordrecht: Springer.

Anda mungkin juga menyukai