NIM : P27903119101
Kelas : TLM 1B
LAPORAN PRAKTIKUM
Alat Bahan
• Rak tabung • Minyak kelapa
• Tabung reaksi • Natrium karbonat
• Pipet mikro • Larutan sabun
• Penjepit tabung • Kloroform
• Erlenmeyer • Eter
• Cawan porselin • Natrium hipoklorit
• Beaker glass • HCl pekat
• H2SO4 pekat
• Alpha naftol 0.1%
• Kalium bisulfat
• Etanol 70%
1. Uji Kolorimetri
Tujuan : Untuk mengidentifikasi kandungan gliserol pada sampel
Prinsip :
Dengan menambahkan pereaksi tertentu lalu dipanaskan hingga terbentuk
warna hijau zamrud yang menandakan sampel mengandung gliserol.
Cara kerja :
1) Masukkan sampel sebanyak 1ml menggunakan pipet tetes ke dalam
tabung reaksi
2) Masukkan 1ml Natrium hipoklorit 2%
3) Masukkan HCl pekat (2-3 tetes) di dalam lemari asam
4) Panaskan 1-2 menit
5) Masukkan 0,5 ml alpha naftol 0,1%
6) Masukkan H2SO4 pekat (2-3 tetes)
7) Kocok hingga terbentuk warna hijau zamrud
Hasil pengamatan dan Interpretasi hasil :
(-) tidak terbentuk warna hijau zamrud
Pembahasan :
Pereaksi α-naftol yang digunakan untuk mengurangi kelebihan asam,
H2SO4 pekat sebagai katalisator. Sedangkan penambahan larutan NaOCl
dan HCl berfungsi menghidrolisis trigliserida untuk menghasilkan gliserol.
Mengidentifikasi kandungan gliserol pada beberapa sampel dengan
menambahkan pereaksi tertentu dan dipanaskan hingga terbentuk warna
hijau zamrud yang menandakan sampel mengandung gliserol. Satu buah
tabung reaksi dimasukkan 1 ml sampel kemudian 1 ml natrium hipoklorit
2% dan diberi HCl pekat 2-3 tetes setelah itu dipanaskan. Selanjutnya
diberi alfa naftol 0.1% sebanyak 0,5 ml dan ditetesi H2SO4 pekat. Setelah
di homogenkan tidak terbentuk warna hijau zamrud yang berarti sampel
tersebut tidak mengandung gliserol.
Kesimpulan :
Sampel tersebut tidak mengandung gliserol karena tidak berubah menjadi
hijau zamrud
2. Uji Emulsifikasi
Tujuan : Mengetahui pembentukan emulsi
Prinsip :
Dengan zat pengemulsi yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan
antara kedua fase cairan
Cara kerja :
1) Masukkan sampel sebanyak 4ml
2) Masukkan aquadest sebanyak 4ml
3) Ambil masing-masing sebanyak 1ml lalu masukkan kedalam 4 tabung
reaksi
4) Masukkan 1ml Na2CO3 di tabung reaksi 1, 1ml larutan sabun di
tabung reaksi 2, 1ml kloroform di tabung reaksi 3, dan 1ml eter di
tabung reaksi 4.
5) Kocok kuat lalu diamkan 5 menit, amati pembentukan emulsi
Hasil pengamatan dan Interpretasi hasil :
(+) larutan sabun
(-) natrium karbonat
(-) kloroform
(-) eter
Pembahasan :
Setelah menghomogenkan sampel dan aquadest kemudian di masukkan ke
dalam 4 tabung reaksi kemudian masing-masing tabung reaksi tersebut
diberikan satu pereaksi, diantaranya Na2CO3, larutan sabun, kloroform,
dan eter. Masing-masing ditambahkan 1 ml. Hasil positif hanya diberikan
oleh larutan sabun, sedangkan natrium karbonat, kloroform dan eter
memberikan hasil negatif. Hal ini menunjukkan bahwa larutan sabun dapat
membentuk pembentukan emulsi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
stabilitas emulsi, adalah tegangan antarmuka rendah, kekuatan mekanik
dan elastisitas lapisan antarmuka, tolakkan listrik double layer, relatifitas
phase pendispersi kecil, dan viskositas tinggi. Emulsi dari minyak dapat
berbentuk tidak stabil ataupun stabil. Emulsi tidak stabil dapat diubah
menjadi emulsi stabil dengan bantuan emulsifier yang dalam percobaan
terdiri dari Na2CO30,5%, larutan sabun, kloroform dan eter.
Kesimpulan :
Dapat disimpulkan bahwa hanya larutan sabun yang terjadi pembentukan
emulsi pada sampel.
5. Uji Acrolein
Tujuan : Mengidentifikasi kandungan gliserol pada sampel
Prinsip :
Dengan penambahan KHSO4 lalu dipanaskan hingga timbul bau khas
yaitu bau tengik yang menandakan sampel mengandung gliserol.
Cara kerja :
1) Masukkan sampel sebanyak 1ml
2) Masukkan 0,5g KHSO4
3) Panaskan 5-10 menit
Hasil pengamatan dan Interpretasi hasil :
(-) tidak tercium bau tengik
Pembahasan :
Secara kualitatif pengujian akrolein dilakukan secara organoleptik dengan
indera penciuman, bau yang dihasilkan adalah bau margarin terbakar.
Fungsi serta mekanisme pengujian akrolein yakni sebagi berikut, pada
pengujian gliserol dengan uji akrolein (ketengikan). Sampel (gliserol)
apabila direaksikan dengan KHSO4 dan dipanaskan akan timbul bau tajam
yang khas hasil dari oksidasi lemak seperti bau margarin/tembakau
terbakar yang disebabkan oleh akrilaldehida/akrolein. Penambahan
pereaksi KHSO4 bertujuan mengkatalisis gliserol yang mungkin ada
dalam larutan senyawa lipid. Adapun tujuan pemanasan dengan api kecil
supaya dehidrasi terjadi dan akrolein aldehida agar terbentuk karakteristik
bau (Susanti 2012).
Uji acroelin dilakukan untuk mengidentifikasi kandungan gliserol pada
suatu sampel. Cara kerjanya dimulai dengan menambahkan 1 ml sampel
kemudian ditambahkan 0,5 g KHSO4 dan dipanaskan selama kurang lebih
5 – 10 menit. Hasil positif ditunjukkan dengan terciumnya bau tengik.
Pada sampel yang di uji, tidak terciumbau tengik sehingga hasilnya
negatif. Hal ini menunjukkan bahwa sampel tersebut tidak terdapat
kandungan gliserol didalamnya.
Kesimpulan :
Dapat disimpulkan bahwa sampel tidak tercium bau tengik, sampel negatif
mengandung gliserol.
Daftar Pustaka
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bunga nangka jantan
mengandung mineral kalium, kalsium, natrium dan magnesium dengan kadar
yaitu [530,381] ± 2,760 mg/100g; [54,928] ± 0,519 mg/100g; [16,087] ± 1,208
mg/100g dan [16,653]± 0,205 mg/100g
Daftar Pustaka
https://drive.google.com/file/d/1zwSGwt_ogIZbV9mf_aHuzG2GXBmG9HKE/vi
ew?usp=drivesdk diakses pada Senin, 13 April 2020