Anda di halaman 1dari 15

Nama : Windi Septiani

NIM : P27903119101
Kelas : TLM 1B

LAPORAN PRAKTIKUM

Judul : Uji Lipid


Hari / Tanggal : Senin, 13 April 2020
Metode :Uji Kolorimetri
Uji Emulsifikasi
Uji Kelarutan Lipid
Uji Grease Spot
Uji Acroelin
Tujuan : Untuk mengetahui cara uji lipid pada suatu sampel.
Alat dan Bahan :

Alat Bahan
• Rak tabung • Minyak kelapa
• Tabung reaksi • Natrium karbonat
• Pipet mikro • Larutan sabun
• Penjepit tabung • Kloroform
• Erlenmeyer • Eter
• Cawan porselin • Natrium hipoklorit
• Beaker glass • HCl pekat
• H2SO4 pekat
• Alpha naftol 0.1%
• Kalium bisulfat
• Etanol 70%
1. Uji Kolorimetri
Tujuan : Untuk mengidentifikasi kandungan gliserol pada sampel
Prinsip :
Dengan menambahkan pereaksi tertentu lalu dipanaskan hingga terbentuk
warna hijau zamrud yang menandakan sampel mengandung gliserol.
Cara kerja :
1) Masukkan sampel sebanyak 1ml menggunakan pipet tetes ke dalam
tabung reaksi
2) Masukkan 1ml Natrium hipoklorit 2%
3) Masukkan HCl pekat (2-3 tetes) di dalam lemari asam
4) Panaskan 1-2 menit
5) Masukkan 0,5 ml alpha naftol 0,1%
6) Masukkan H2SO4 pekat (2-3 tetes)
7) Kocok hingga terbentuk warna hijau zamrud
Hasil pengamatan dan Interpretasi hasil :
(-) tidak terbentuk warna hijau zamrud
Pembahasan :
Pereaksi α-naftol yang digunakan untuk mengurangi kelebihan asam,
H2SO4 pekat sebagai katalisator. Sedangkan penambahan larutan NaOCl
dan HCl berfungsi menghidrolisis trigliserida untuk menghasilkan gliserol.
Mengidentifikasi kandungan gliserol pada beberapa sampel dengan
menambahkan pereaksi tertentu dan dipanaskan hingga terbentuk warna
hijau zamrud yang menandakan sampel mengandung gliserol. Satu buah
tabung reaksi dimasukkan 1 ml sampel kemudian 1 ml natrium hipoklorit
2% dan diberi HCl pekat 2-3 tetes setelah itu dipanaskan. Selanjutnya
diberi alfa naftol 0.1% sebanyak 0,5 ml dan ditetesi H2SO4 pekat. Setelah
di homogenkan tidak terbentuk warna hijau zamrud yang berarti sampel
tersebut tidak mengandung gliserol.
Kesimpulan :
Sampel tersebut tidak mengandung gliserol karena tidak berubah menjadi
hijau zamrud
2. Uji Emulsifikasi
Tujuan : Mengetahui pembentukan emulsi
Prinsip :
Dengan zat pengemulsi yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan
antara kedua fase cairan
Cara kerja :
1) Masukkan sampel sebanyak 4ml
2) Masukkan aquadest sebanyak 4ml
3) Ambil masing-masing sebanyak 1ml lalu masukkan kedalam 4 tabung
reaksi
4) Masukkan 1ml Na2CO3 di tabung reaksi 1, 1ml larutan sabun di
tabung reaksi 2, 1ml kloroform di tabung reaksi 3, dan 1ml eter di
tabung reaksi 4.
5) Kocok kuat lalu diamkan 5 menit, amati pembentukan emulsi
Hasil pengamatan dan Interpretasi hasil :
(+) larutan sabun
(-) natrium karbonat
(-) kloroform
(-) eter
Pembahasan :
Setelah menghomogenkan sampel dan aquadest kemudian di masukkan ke
dalam 4 tabung reaksi kemudian masing-masing tabung reaksi tersebut
diberikan satu pereaksi, diantaranya Na2CO3, larutan sabun, kloroform,
dan eter. Masing-masing ditambahkan 1 ml. Hasil positif hanya diberikan
oleh larutan sabun, sedangkan natrium karbonat, kloroform dan eter
memberikan hasil negatif. Hal ini menunjukkan bahwa larutan sabun dapat
membentuk pembentukan emulsi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
stabilitas emulsi, adalah tegangan antarmuka rendah, kekuatan mekanik
dan elastisitas lapisan antarmuka, tolakkan listrik double layer, relatifitas
phase pendispersi kecil, dan viskositas tinggi. Emulsi dari minyak dapat
berbentuk tidak stabil ataupun stabil. Emulsi tidak stabil dapat diubah
menjadi emulsi stabil dengan bantuan emulsifier yang dalam percobaan
terdiri dari Na2CO30,5%, larutan sabun, kloroform dan eter.
Kesimpulan :
Dapat disimpulkan bahwa hanya larutan sabun yang terjadi pembentukan
emulsi pada sampel.

3. Uji Kelarutan Lipid


Tujuan : Mengetahui kelarutan lipid pada pelarut tertentu
Prinsip :
Dengan melihat pelarut tersebut polar atau nonpolar, karena lipid akan
larut pada pelarut nonpolar
Cara kerja :
1) Masukkan 2ml sampel ke dalam 4 tabung reaksi
2) Masukkan 1ml eter kedalam tabung rekasi 1, 1ml alkohol dingin ke
dalam tabung rekasi 2, alkohol panas ke dalam tabung reaksi 3, dan 1
ml kloroform ke dalam tabung reaksi 4.
3) Perhatikan apakah dapat larut dalam sampel.
Hasil pengamatan dan Interpretasi hasil :
(+) eter
(-) alkohol dingin
(-) alkohol panas
(+) kloroform
Pembahasan :
Pada uji kelarutan lipid ini dengan cara memasukkan sampel ke dalam
tabung reaksi dan tabung reaksi tersebut ditambahkan eeter pada tabung 1,
alkohol dingin pada tabung 2, alkohol panas pada tabung 3, dan kloroform
pada tabung 4. Jika ada endapan, maka sampel tersebut berarti memiliki
sifat kelarutan lipid. Pada uji ini hasil positif diberikan oleh sampel eter
dan kloroform. Hal ini menunjukkan bahwa eter dan kloroform memiliki
sifat kelarutan lipid.
Kesimpulan :
Dapat disimpulkan bahwa eter dan kloroform menghasilkan positif,
sedangkan alkohol baik dingin maupun panas negatif karena tidak dapat
larut dalam pelarut.

4. Uji Grease Spot


Tujuan : Identifikasi kandungan gliserol
Prinsip :
Dengan penambahan eter lalu dibiarkan menguap agar terhidrolisis yang
nantinya akan membuat kertas yang di oleskan ke sampel transparan.
Cara kerja :
1) Masukkan sampel sebanyak 2ml kemudian masukkan eter sebanyak
2ml
2) Kocok kemudian masukkan ke dalam cawan porselin
3) Usap cawan porselin dengan kertas saring
Hasil pengamatan dan Interpretasi hasil :
(-) tidak terdapat spot kuning
Pembahasan :
Uji grease spot bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan gliserol pada
sampel. Tujuan digunakannya eter pada percobaan ini karena eter
merupakan pelarutorganic non polar yang dapat melarutkan lemak atau
minyak yang merupakan senyawa non polar. Dimana tingkat
kepolaran di antara eter dan minyakgoreng hampir sama.
Apabila menggunakan air sebagai pelarutnya makaminyak goreng
tidak dapat larut karena antara minyak goreng dengan
airmemiliki tingkat kepolaritasan yang jauh berbeda. Selain itu
digunakannya etersebagai pelarut namun bukan organic yang lain adalah
karena sifat eter yang mudah menguap, sehingga yang tersisa pada cawan
porselin adalah minyak goreng atau minyak kelapanya saja. Uji ini
dilakukan dengan menambahkan 2ml sampel kemudian ditambahkan 2 ml
eter. Setelah itu,dilakukan penghomogenan dan simpan ke dalam cawawn
porselin. Untuk menguji apakah sampel tersebut mengandung gliserol atau
tidak, dilakukan dengan mengusapkan cawan porselin berisi sampel itu
dengan kertas saring. Apabila terdapat spot kuning, maka sampel tersebut
positif mengandung gliserol. Pada sampel ini, saat kertas saring diusapkan
pada cawan porselin, tidak menunjukkan adnaya spot kuning, hal ini
menunjukkan bahwa sampel negatif mengandung gliserol.
Kesimpulan :
Dapat disimpulkan bahwa sampel tersebut tidak mengandung gliserol
(negatif) dikarenakan tidak menunjukkan spot kuning pada kertas saring.

5. Uji Acrolein
Tujuan : Mengidentifikasi kandungan gliserol pada sampel
Prinsip :
Dengan penambahan KHSO4 lalu dipanaskan hingga timbul bau khas
yaitu bau tengik yang menandakan sampel mengandung gliserol.
Cara kerja :
1) Masukkan sampel sebanyak 1ml
2) Masukkan 0,5g KHSO4
3) Panaskan 5-10 menit
Hasil pengamatan dan Interpretasi hasil :
(-) tidak tercium bau tengik
Pembahasan :
Secara kualitatif pengujian akrolein dilakukan secara organoleptik dengan
indera penciuman, bau yang dihasilkan adalah bau margarin terbakar.
Fungsi serta mekanisme pengujian akrolein yakni sebagi berikut, pada
pengujian gliserol dengan uji akrolein (ketengikan). Sampel (gliserol)
apabila direaksikan dengan KHSO4 dan dipanaskan akan timbul bau tajam
yang khas hasil dari oksidasi lemak seperti bau margarin/tembakau
terbakar yang disebabkan oleh akrilaldehida/akrolein. Penambahan
pereaksi KHSO4 bertujuan mengkatalisis gliserol yang mungkin ada
dalam larutan senyawa lipid. Adapun tujuan pemanasan dengan api kecil
supaya dehidrasi terjadi dan akrolein aldehida agar terbentuk karakteristik
bau (Susanti 2012).
Uji acroelin dilakukan untuk mengidentifikasi kandungan gliserol pada
suatu sampel. Cara kerjanya dimulai dengan menambahkan 1 ml sampel
kemudian ditambahkan 0,5 g KHSO4 dan dipanaskan selama kurang lebih
5 – 10 menit. Hasil positif ditunjukkan dengan terciumnya bau tengik.
Pada sampel yang di uji, tidak terciumbau tengik sehingga hasilnya
negatif. Hal ini menunjukkan bahwa sampel tersebut tidak terdapat
kandungan gliserol didalamnya.
Kesimpulan :
Dapat disimpulkan bahwa sampel tidak tercium bau tengik, sampel negatif
mengandung gliserol.
Daftar Pustaka

https://youtu.be/ScUhd3uN7A0 diakses pada Senin, 13 April 2020


https://dokumen.tips/documents/grease-spot-test.html diakses pada Kamis, 16
April 2020
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/89466/1/G17eag.pdf
diakses pada Kamis, 16 April 2020
LAMPIRAN
Uji Kolorimetri Uji Emulsifikasi

Uji Kelarutan Lipid

Uji Grease Spot Uji Acrolein


LAPORAN PRAKTIKUM

Judul : Uji Mineral


Hari / Tanggal : Senin, 13 April 2020
Metode : Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
Tujuan : Untuk mengetahui cara uji mineral pada suatu sampel.
Alat :
• Spektrofotometri Serapan Atom (Shimadzu AA-7000) dengan nyala udara
asetilen lengkap dengan lampu katoda K, Ca, Na dan Mg.
• Neraca analitik (BOECO)
• Tanur (Stuart)
• Hot plate
• Kertas saring
• Whatman no. 42
• Krus porselen
• Blender
• Spatula
• Botol kaca dan alat-alat gelas lainnya (Pyrex dan Oberol).
Bahan :
• Bunga nangka jantan
• HNO3 65% b/v (E.Merck)
• Larutan standar kalium (1000 μg/ml)(E.Merck)
• Larutan standar kalsium (1000 μg/ml)(E.Merck)
• Larutan standar natrium (1000 μg/ml)(E.Merck)
• Larutan standar magnesium (1000 μg/ml)(E.Merck)
• CsCl(E.Merck)
• La2O3(E.Merck)
• Larutan kuning titan 0,1%
• NaOH 2N, H2SO4 1 N
• Akuademineralisata (Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri
Medan).
Prinsip : Interaksi antara radiasi elektromagnetik dan materi.
Cara kerja :
1) Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan adalah bunga nangka jantan yang diambil secara
purposif dari pohon nangka di Langsa, Aceh Timur.
2) Penyiapan Sampel
Sebanyak ± 250 g bunga nangka jantan dibersihkan dari bagian kulit
dengan cara mengupasnya, dicuci bersih lalu ditiriskan, dikeringkan
dengan cara diangin-anginkan. Selanjutnya diiris kecil-kecil dan
dihaluskan dengan blender.
3) Proses Destruksi Kering
Sampel yang telah dihaluskan masing-masing ditimbang sebanyak ± 25 g,
didalam krus porselen, diarangkan diatas hot plate pada suhu 2000C, lalu
diabukan dengan tanur pada temperature awal 100oC dan dinaikkan
perlahan-lahan hingga 500oC dengan interval 25oC setiap 5 menit.
Pengabuan dilakukan selama 24 jam dan dibiarkan hingga dingin didalam
tanur hingga suhu tanur mencapai suhu ruangan ±27oC (Isaac, 1990).
4) Pembuatan Larutan Sampel
Sampel hasil destruksi ditambahkan 5 ml HNO3 (1:1), lalu dimasukkan ke
dalam labu tentukur 100 ml, krus porselen dibilas hingga tiga kali
kemudian larutan dicukupkan dengan akuademineralisata hingga garis
tanda dan dihomogenkan. Selanjutnya larutan disaring dengan kertas
Whatman no. 42 dan 5 ml filtrat pertama dibuang untuk menjenuhkan
kertas saring kemudian filtrat selanjutnya ditampung dalam wadah botol
kaca.
5) Analisis Kualitatif dan Kuantitatif
Analisis kualitatif dan kuantitatif dilakukan terhadap kalium, kalsium,
natrium dan magnesium. Uji nyala digunakan untuk menentukan analisis
kualitatif kalium, kalsium dan natrium, uji kristal kalium dengan asam
pikrat, uji kristal kalsium dengan asam sulfat 1 N, uji kristal natrium
dengan asam pikrat dan uji magnesium dengan reagensia kuning titan
(Vogel, 1985). Analisis kuantitatif dilakukan menggunakan alat
spektrofotometer serapan atom.
Hasil pengamatan dan Interpretasi hasil :
Hasil Analisis Kualitatif Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium dalam Bunga
Nangka Jantan
Tabel 1
No. Mineral Pereaksi Hasil reaksi Hasil
Uji nyala Warna ungu +
1. Kalium
Asam piruvat Kristal jarum besar +
Uji nyala Warna merah bata +
2. Kalsium H2SO4 1 N dan
Krisal jarum +
etanol 96%
Warna kuning
Uji nyala +
3. Natrium keemasan
Asam pikrat Kristal jarum kecil +
NaOH 2 N +
4. Magnesium kuning Endapan warna merah +
titan(0,1% b/v)
(+) mengandung mineral
Hasil Analisis Kuantitatif Kalium, Kalsium, Natrium dan Magnesium dalam
Bunga Nangka Jantan
Tabel 2
Mineral Kadar (mg/100g) Bunga Nangka Jantan ± SD

Kalium 530,381 ± 2,760

Kalsium 54,928 ± 0,519

Natrium 16,087± 1,208

Magnesium 16,653 ± 0,205


Pembahasan :
Analisis kualitatif dilakukan sebagai analisis pendahuluan untuk mengetahui
secara kualitatif mineral kalium, kalsium, natrium dan magnesium. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sampel bunga nangka jantan mengandung mineral
kalium, kalsium, natrium dan magnesium (Tabel 1).
Data pada Tabel II menunjukkan bahwa bunga nangka jantan mengandung
kalium, kalsium, natrium dan magnesium. Kandungan mineral dapat
dimanfaatkan dalam kesehatan untuk menurunkan tekanan darah, memperkuat
tulang, menyehatkan jantung, mengatur pembekuan darah dan menjaga
keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Untuk kandungan mineral pada
bunga nangka jantan belum ada literatur yang menyatakan berapa jumlah
kadarnya, sehingga penelitian ini dapat menjadi referensi untuk mengetahui kadar
mineral kalium, kalsium, natrium dan magnesium pada bunga nangka jantan.
Bunga nangka secara umum sulit diperoleh, oleh karena itu untuk
mendapatkan kandungan mineral yang sama dengan bunga nangka agar dapat
dimanfaatkan dalam kesehatan dapat digunakan tumbuhan lain yang kandungan
mineralnya mirip dengan bunga nangka. Misalnya kandungan kalium dalam ubi
jalar (550 mg/100 g). Kandungan kalsium yang mirip dengan bunga nangka
seperti buah jeruk (50 mg/100 g), brokoli (60 mg/100 g).Kandungan natrium yang
mirip dengan bunga nangka seperti pir (kering) (13 mg/100 g) .
Tanaman nangka adalah tanaman berumah satu, artinya dalam satu tanaman
dapat dijumpai bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan dicirikan dengan
bentuknya yang langsing, bengkok, dan berwarna hijau tua. Sedangkan bunga
betina dicirikan dengan bentuknya yang gemuk dan berwarna hijau (Anonim,
2007). Bunga nangka jantan memiliki rasa kelat dan juga dijadikan obat
tradisional untuk diare. Kandungan dari nangka dapat saja berbeda hal ini dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tempat tumbuh tanaman, kesuburan
tanaman, perlakuan terhadap tanaman dan iklim (Rosmarkam dan Nasih, 2002).
Proses atomisasi logam-logam ini digunakan bahan bakar dan bahan
pengoksida yaitu udara asetilen. Suhu campuran bahan bakar ini adalah sekitar
2200oC (Ganjar dan Abdul, 2012). Suhu ini tidak dapat membuat senyawa
kalium, natrium, kalsium dan magnesium menjadi atom netral, dikarenakan atom
mineral tersebut bersifat refractory atau sukar terurai. Untuk mengatasi hal ini,
dalam pengerjaannya perlu ditambahkan suatu senyawa yaitu lanthanum oksida
(La2O3) untuk mineral kalsium dan magnesium serta penambahan senyawa
cesium klorida (CeCl) untuk mineral kalium dan natrium, sehingga senyawa yang
bersifat refractory tersebut mudah terlepas dari senyawanya dan menjadi atom
netral.
Senyawa penyangga akan mengikat gugusan pengganggu (silikat, fosfat,
aluminat, sulfat dan sebagainya). Contoh unsur penyangga adalah Sr dan La yang
ditambahkan pada analisis Ca secara belum muncul di kalimat sebelumnya.
Penambahan senyawa penyangga ini maka ion fosfat akan terikat dan tidak akan
membentuk Ca-fosfat yang bersifat refraktoris. Sementara itu, untuk menghindari
pengaruh gangguan karena ionisasi dapat ditambahkan unsur lain yang
mempunyai potensial yang lebih rendah dari unsur yang dianalisis (Gandjar dan
Abdul, 2012).
Pada logam magnesium dapat mengalami gangguan kimiawi biasa terjadi
pada nyala udara-asetilena. Penambahan agen pelepas (strontium atau lanthanum)
membantu menghilangkan gangguan tersebut (Antanasopoulos, 1996). Pada
logam kalium dapat mengalami gangguan ionisasi dalam nyala api asetilena
dikurangi dengan penambahan cesium, natrium atau rubidium. Sedangkan pada
logam natrium dapat mengalami gangguan terionisasi sebagian dalam nyala
asetilena udara. Penambahan cesium atau kalium klorida pada konsentrasi akhir
akan menekan ionisasi (Antanasopoulos, 1996).

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bunga nangka jantan
mengandung mineral kalium, kalsium, natrium dan magnesium dengan kadar
yaitu [530,381] ± 2,760 mg/100g; [54,928] ± 0,519 mg/100g; [16,087] ± 1,208
mg/100g dan [16,653]± 0,205 mg/100g
Daftar Pustaka

https://drive.google.com/file/d/1zwSGwt_ogIZbV9mf_aHuzG2GXBmG9HKE/vi
ew?usp=drivesdk diakses pada Senin, 13 April 2020

Anda mungkin juga menyukai