Anda di halaman 1dari 14

KULIAH KERJA NYATA (KKN) REGULER ANGKATAN 78

PERAN MODERASI BERAGAMA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL


MASYARAKAT KABUPATEN LAHAT

SOSIALISASI JAJANAN SEHAT DAN UJI BORAKS DILINGKUNGAN


SEKOLAH SD NEGERI 15 LAHAT DESA PAGAR SARI

Oleh :

Nama : Tantri Oktari


NIM : 2020802016
Prodi : Kimia
Fakultas : Sains dan Teknologi

Dosen Pembimbing Lapangan : Elsa Cindrya M.Pd

PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LEMBAGA

PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2023
SOSIALISASI JAJANAN SEHAT DAN UJI BORAKS DILINGKUNGAN
SEKOLAH SD NEGERI 15 LAHAT DESA PAGAR SARI

Tantri Oktari 1*, Elsa Cindrya M.Pd2, Dr. Rr.Rina Antasari,SH3

1
Prodi Kimia, UIN Raden Fatah Palembang
2
Prodi PIAUD, UIN Raden Fatah Palembang
3
LP2M UIN Raden Fatah Palembang

*
email : tantri.oktari4@gmail.com
cindryaelsa@gmail.com

Abstrak
Mengatasi kebiasaan anak yang suka jajan tidaklah mudah, apalagi bila kebiasaan
itu berpola cukup lama. Oleh sebab itu diperlukan pengertian dan sosialisasi yang
mendalam kepada anak sekolah dengan tujuan untuk mengetahui keamanan setiap
makanan dan menguji adanya kandungan boraks pada makanan, selain itu juga
untuk meningkatkan pengetahuan siswa SDN 15 Lahat Desa Pagar Sari tentang
bahaya boraks pada makanan. Sehingga, target yang diharapkan mampu
menimbulkan kesadaran untuk menghindari jajanan tidak sehat supaya
mengkonsumsi jajanan yang lebih sehat. Penambahan boraks dalam makanan
bertujuan untuk memberikan tekstur padat, meningkatkan kekenyalan,
kerenyahan, dan memberikan rasa gurih serta bersifat tahan lama. Boraks yang
dikonsumsi melebihi kadar maksimum dapat menyebakan kerusakan pada
jaringan tubuh manusia. Oleh karena itu pentingnya dilakukan penyuluhan dan
sosialisasi kepada anak-anak untuk selalu memperhatikan setiap komposisi dan
kehalalan dalam setiap makanan yang akan di konsumsi. Makanan yang
mengandung boraks akan mengalami perubahan warna menjadi merah bata
setelah ditambahkan ekstrak kunyit pada makanan tersebut. Metode yang
digunakan termasuk kedalam tipe eksperimen sederhana yang dilakukan dengan
ekstrak kunyit sebagai indikator. Sampel yang akan diuji yaitu tahu, bakso, nuget,
sosis boneka dan sosis ayam yang diambil di pasar kaget Desa Pagar Sari dan
jajanan di sekitaran SDN 15 Lahat Desa Pagar Sari.

Kata Kunci : Boraks, Kunyit, Makanan


Abstract

Overcoming the habit of children who like to snack is not easy, especially if the
habit is patterned for a long time. Therefore, in-depth understanding and
socialization is needed for school children with the aim of knowing the safety of
each food and testing for the presence of borax in food, as well as increasing the
knowledge of students at SDN 15 Lahat Desa Pagar Sari about the dangers of
borax in food. Thus, the target is expected to be able to raise awareness to avoid
unhealthy snacks in order to consume healthier snacks. The addition of borax in
food aims to provide a solid texture, increase elasticity, crispness, and provide a
savory and long-lasting taste. Borax consumed in excess of the maximum level
can cause damage to human body tissues. Therefore, it is important to carry out
counseling and outreach to children to always pay attention to every composition
and halal in every food they consume. Foods containing borax will change color
to brick red after adding turmeric extract to these foods. The method used belongs
to a simple type of experiment which was carried out with turmeric extract as an
indicator. The samples to be tested were tofu, meatballs, nuggets, stuffed sausages
and chicken sausages taken at the shock market in Pagar Sari Village and snacks
around SDN 15 Lahat in Pagar Sari Village.

Keywords : Borax, Turmeric, Food


PENDAHULUAN
Kesehatan anak merupakan salah satu upaya yang cukup penting dalam
menciptakan sumber daya manusia yang produktif dan berkualitas di masa yang
akan datang. Anak merupakan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa. Masa
anak-anak merupakan masa dimana mereka harus dapat tumbuh dan berkembang
sehingga menjadi generasi yang sehat baik jasmani dan rohani. Untuk itu, perlu
adanya upaya nyata untuk memberikan perlindungan dan hak atas anak sehingga
mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Salah satu upaya yang bisa
dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan sosialisasi mengenai pangan sehat
baik untuk para orang tua dan anak-anak. Hal itu, bertujuan agar masyarakat
paham dan mampu memilih makanan yang sehat dan yang tidak sehat terutama
mengetahui kehalalan kandungan dalam setiap makanan sebelum dikonsumsi dan
kandungan dalam setiap makanan sebelum dikonsumsi. Seperti yang dijelaskan
dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah : 168 yang berbunyi :

َ ‫ض َح ٰل اًل‬
‫ط ِيباا َّۖو َْل‬ ِ ‫اس ُكلُ ْوا ِم َّما ِفى ْاْلَ ْر‬ ُ َّ‫ٰيٰٓاَيُّ َها الن‬
‫شي ْٰط ِۗ ِن اِنَّ ٗه لَ ُك ْم َعد ٌُّو ُّم ِبيْن‬
َّ ‫ت ال‬ ُ ‫تَت َّ ِبعُ ْوا ُخ‬
ِ ‫ط ٰو‬
Artinya : Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan.
Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.

Menjaga keamanan pangan sangatlah penting apalagi melihat kemajuan ilmu


teknologi pangan yang sangat pesat sehingga menyebabkan persaingan usaha
meningkat. Kemajuan tersebut menyebabkan semakin banyaknya jenis bahan
makanan yang diproduksi, dijual, dan dikonsumsi dalam jumlah besar dan dengan
bentuk yang lebih awet dan praktis dibandingkan bentuk segarnya. Di kalangan
konsumen pangan masih sering terjadi kontroversi mengenai penggunaan bahan
tambahan makanan di industri pangan, khususnya mengenai resiko kesehatan
pangan bukan hanya merupakan isu dunia, tetapi juga telah menjadi masalah
bersama setiap orang.

Kebanyakan makanan yang dikemas mengandung bahan tambahan, yaitu suatu


bahan yang dapat mengawetkan makanan atau merubahnya dengan berbagai
teknik dan cara. Bahan tambahan merupakan bahan atau campuran yang secara
alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke
dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan antara lain bahan
pengawet, pewarna, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat dan pengental.
Salah satu bahan tambahan yang sering disalah gunakan adalah boraks, dimana
boraks itu sendiri merupakan bahan tambahan dalam industri pupuk dan kaca
patri, tetapi dalam masyarakat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan makanan.
Boraks adalah senyawa kimia turunan dari logam berat Boron (B) dan
mengandung Oksigen (O) yang memiliki sebutan kimia Natrium Tetraborat
Decahydrate dengan rumus molekul Na2B4O7.10H2O atau Na2[B4O5(OH)4]8H2O.
Bahan ini banyak digunakan sebagai bahan anti jamur, pengawet kayu, dan
antiseptik pada kosmetik (Svehla, 1985). Dalam peraturan Menteri Kesehatan No.
722/MenKes/Per/IX/88 boraks dinyatakan sebagai bahan berbahaya dan dilarang
untuk digunakan dalam pembuatan makanan. Asam borat atau boraks (boric acid)
merupakan zat pengawet berbahaya yang tidak diizinkan untuk digunakan sebagai
campuran bahan makanan. Boraks adalah senyawa kimia dengan rumus
Na2B4O7.10H2O berbentuk kristal putih, tidak berbau dan stabil pada suhu dan
tekanan normal. Dalam air, boraks berubah menjadi natrium hidroksida dan asam
borat (Syah, 2005).

Gambar 1. Boraks dan Struktur Kimia Boraks

Penambahan boraks dalam makanan bertujuan untuk memberikan tekstur padat,


meningkatkan kekenyalan, kerenyahan, dan memberikan rasa gurih serta bersifat
tahan lama terutama pada makanan yang mengandung pati. Dan makanan tersebut
dapat dengan mudah ditemukan dipasar-pasar tradisional maupun swalayan-
swalayan (Apriyanto, 2013), padahal konsumsi boraks dalam jangka panjang
memiliki efek yang sangat berbahaya seperti depresi sirkular, sianosis, kejang
hingga koma (SiKerNas, 2015).

Analisis boraks dapat dilakukan dengan menggunakan metode uji nyala api, titrasi
volumetrik maupun spektrofotometrik (Ibnu, 2012) dimana masing-masing
metode mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga tidaklah berlebihan
apabila ada alternatif metode lain untuk menambah informasi tentang metode
analisis boraks yang lebih cepat, mudah dan murah. Salah satunya yaitu secara
kualitatif menggunakan kunyit.

Kunyit atau kunir (Curcuma Longa Linn. Syn. Curcuma Domestica Val) adalah
salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Kunyit
sering digunakan sebagai bumbu dalam masakan sejenis gulai dan juga digunakan
untuk memberi warna kuning pada masakan atau sebagai pengawet. Dalam kunyit
terkandung bahan aktif berupa kurkumin. Kurkumin dikenal karena sifat
antitumor dan antioksidan, selain itu banyak kegunaan medis yaitu melindungi
saraf, mengurangi resiko radang otak vasopasma, melindungi sel Leydig dari
pengaruh alkohol dan menurunkan peradangan pada jaringan adipose (Wijaya,
2011).

Gambar 2. Kunyit
Selain manfaat seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kurkumin juga
memiliki manfaat sebagai indikator yaitu pendeteksi boraks pada makanan.
Kurkumin dapat mendeteksi adanya kandungan boraks pada makanan karena
kurkumin mampu menguraikan ikatan-ikatan boraks menjadi asam borat dan
mengikatnya menjadi kompleks warna rosa atau yang biasa disebut dengan
senyawa boronsiano kurkumin kompleks. Boraks bersifat basa lemah dengan pH
9, 15-9, 20. Sedangkan sifat kimia kurkumin berwarna kuning atau kuning jingga
pada suasana asam dan berwarna merah pada suasana basa. Bentuk kristal
berwarna kuning orange, tidak larut dalam eter dan larut dalam minyak. Maka,
ketika makanan yang mengandung boraks diteteskan pada kertas kunyit, kertas
kunyit akan mengalami perubahan warna menjadi merah bata (Aeni, 2017).

Gambar 3. Struktur Kimia Kurkumin


Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui
kunyit sebagai indikator pendeteksi boraks pada makanan yang diambil di pasar
kaget Desa Pagar Sari dan jajanan-jajanan di sekitaran SD Negeri 15 Lahat Desa
Pagar Sari dengan tujuan untuk mengetahui adanya kandungan boraks pada
makanan dan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat di desa Pagar Sari
tentang bahaya boraks pada makanan.

METODE

Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada hari jum’at, 3 Februari 2023 pada pukul
07.00-10.00 WIB di SD Negeri 15 Lahat Desa Pagar Sari dengan dihadiri seluruh
siswa dan beberapa para guru yang mengajar di SD Negeri 15 Lahat Desa Pagar
Sari. Metode yang digunakan adalah penyampaian materi dengan menggunakan
laptop serta melakukan eksperimen sederhana untuk menguji dan mengamati ada
tidaknya kandungan senyawa boraks pada sampel atau makanan. Adapun alat dan
bahan yang digunakan pada pengujian ini yaitu piring, parutan, pisau, sendok
(batang pengaduk), kunyit, air dan kertas saring sedangkan sampel yang
digunakan yaitu berupa tahu, bakso, nugget, sosis boneka dan sosis ayam yang
diambil di pasar kaget Desa Pagar Sari dan dan jajanan-jajanan di lingkungan SD
Negeri 15 Lahat Desa Pagar Sari, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.

Gambar 4. Sosialisasi Jajanan Sehat

Gambar 5. Alat, Bahan dan Sampel Yang Digunakan


Selanjutnya aplikasi penerapan dilakukan sebagai berikut :
1. Disiapkan alat dan bahan pengujian
2. Dikupas kunyit yang akan digunakan
3. Diparut kunyit yang telah habis dikupas
4. Ditambahkan air sambil di aduk-aduk
5. Disaring menggunakan kertas saring
6. Diteteskan ekstrak kunyit kedalam sampel yang sudah di haluskan
7. Diaduk dan didiamkan beberapa saat serta diamati perubahan warna yang
terjadi
8. Sampel positif boraks apabila warna berubah menjadi merah bata

HASIL DAN PEMBAHASAN


Adapun hasil dari pengujian yang telah dilakukan dari beberapa sampel uji yang
berupa tahu, bakso, nugget, sosis boneka dan sosis ayam yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Penelitan
No. Sampel Keterangan Hasil Gambar
1. Tahu Tidak terjadi Negatif
perubahan warna
setelah ditambahkan
ekstrak kunyit

2. Bakso Setelah ditambahkan Positif


ekstrak kunyit terjadi
perubahan warna
menjadi
merah bata. Terdapat
kandungan boraks
yang mengandung
unsur Boron (B) dan
Oksigen (O) yang
memiliki sebutan
kimia Natrium
Tetraborat
Decahydrate dengan
rumus molekul
Na2B4O7.10H2O atau
Na2[B4O5(OH)4]8H2O
3. Sosis Setelah ditambahkan Positif
Boneka ekstrak kunyit terjadi
perubahan warna
menjadi
merah bata. Terdapat
kandungan boraks
yang mengandung
unsur Boron (B) dan
Oksigen (O) yang
memiliki sebutan
kimia Natrium
Tetraborat
Decahydrate dengan
rumus molekul
Na2B4O7.10H2O atau
Na2[B4O5(OH)4]8H2O
4. Sosis Setelah ditambahkan Positif
Ayam ekstrak kunyit terjadi
perubahan warna
menjadi
merah bata. Terdapat
kandungan boraks
yang mengandung
unsur Boron (B) dan
Oksigen (O) yang
memiliki sebutan
kimia Natrium
Tetraborat
Decahydrate dengan
rumus molekul
Na2B4O7.10H2O atau
Na2[B4O5(OH)4]8H2O
5. Nugget Setelah ditambahkan Positif
ekstrak kunyit terjadi
perubahan warna
menjadi
merah bata. Terdapat
kandungan boraks
yang mengandung
unsur Boron (B) dan
Oksigen (O) yang
memiliki sebutan
kimia Natrium
Tetraborat
Decahydrate dengan
rumus molekul
Na2B4O7.10H2O atau
Na2[B4O5(OH)4]8H2O
Boraks merupakan bahan tambahan dalam industri pupuk dan kaca patri, tetapi
dalam masyarakat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan makanan. Boraks adalah
senyawa kimia turunan dari logam berat Boron (B) dan mengandung Oksigen (O)
yang memiliki sebutan kimia Natrium Tetraborat Decahydrate dengan rumus
molekul Na2B4O7.10H2O atau Na2[B4O5(OH)4]8H2O. Bahan ini banyak
digunakan sebagai bahan anti jamur, pengawet kayu, dan antiseptik pada kosmetik
(Svehla, 1985). Masyarakat Desa Pagar Sari kurang memperhatikan makanan
yang menggunakan pengawet berbahaya seperti boraks ini karena kurangnya
pengetahuan mengenai bahaya boraks terhadap tubuh manusia. Penggunaan
boraks dapat mengganggu daya kerja sel dalam tubuh manusia sehingga
menurunkan aktivitas organ, oleh karena itu penggunaan bahan pengawet ini
sangat dilarang oleh pemerintah khususnya departemen kesehatan karena dampak
negatif yang ditimbulkan sangat besar.
Boraks banyak digunakan sebagai bahan tambahan pada beberapa makanan,
seperti bakso, jajanan anak sekolah tahu, dan lain-lain. Penambahan boraks ini
bertujuan untuk memberikan tekstur padat, meningkatkan kekenyalan, kerenyahan
dan memberi rasa gurih serta bersifat tahan lama terutama bahan makanan yang
mengandung pati. Padahal konsumsi boraks dalam jangka waktu yang panjang
memiliki efek yang sangat berbahaya.
Analisis boraks dapat dilakukan dengan berbagai uji, namun pada pengujian ini
digunakan uji sederhana boraks dengan memanfaatkan tanaman kunyit sebagai
pendeteksi keberadaan boraks pada makanan. Kunyit memiliki kandungan
kurkumin yang dapat dimanfaatkan sebagai media pereaksi terhadap boraks,
senyawa kurkumin akan membentuk warna merah ketika bereaksi dengan natrium
borat (boraks) sehingga pemanfaatan kunyit sebagai pendeteksi secara kualitatif
boraks sangat tepat.
Reaksi Antara Asam Borat (H3BO3) dan Kunyit (Kurkumin)

Gambar 6. Reaksi Boraks dengan Kurkumin


Adapun hasil dari pengujian boraks pada makanan dengan memanfaatkan kunyit
sebagai indikator alami diketahui bahwa hasil positif mengandung boraks ditandai
dengan adanya perubahan warna menjadi merah bata pada sampel setelah ditetesi
dengan ekstrak kunyit, namun jika pada sampel tidak berubah warna atau tetap
berwarna kuning maka sampel tersebut tidak mengandung boraks. Berasarkan
data hasil penelitian, pada sampel tahu uji negatif tidak mengandung boraks
ditunjukkan dengan tidak terjadi perubahan warna atau tetap berwarna kunig pada
sampel, sedangkan pada sampel bakso, nugget, sosis boneka dan sosis ayam uji
positif mengandung boraks yang ditunjukkan dengan terjadinya perubahan warna
menjadi merah bata pada sampel. Setelah melihat hasil pengujian ini diharapkan
masyarakat desa Pagar Sari menjadi semakin selektif dalam membeli makanan
dan meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama dalam hal pangan agar
kesehatan tubuh dapat selalu terjaga.

Gambar 7. Hasil Pengujian Pada Sampel

Gambar 8. Foto Saat Sedang Melakukan Sosialisasi dan Pengujian


KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk
mengetahui jajanan sehat bisa diamati kandungan yang tertera pada tabel
komposisi makanan dan tanggal kadaluarsa. Sedangkan untuk menguji boraks
pada makanan dapat dilakukan dengan melalui uji sederhana dengan
memanfaatkan tanaman kunyit sebagai indikator alami sebagai pendeteksi
keberadaan boraks pada makanan. Ciri sampel yang mengandung boraks yaitu
sampel yang telah ditambahkan kunyit akan berubah warna menjadi merah bata,
dari hasil pengujian uji positif mengandung boraks dengan kandungan unsur
Boron (B) dan mengandung Oksigen (O) yang memiliki sebutan kimia Natrium
Tetraborat Decahydrate dengan rumus molekul Na2B4O7.10H2O atau
Na2[B4O5(OH)4]8H2O yaitu pada sampel bakso, nugget, sosis boneka dan sosis
ayam sedangkan pada sampel tahu tidak mengandung boraks, sampel-sampel
tersebut diambil di pasar kaget Desa Pagar Sari dan di jajanan-jajanan di sekitaran
SD Negeri 15 Lahat Desa Pagar Sari. Dari pengujian yang telah dilakukan
diharapkan masyarakat Desa Pagar Sari dan para siswa dapat meningkatkan
pengetahuan makanan sehat dan bahayanya boraks pada makanan.

SARAN
Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat dan anak-anak dalam
kegiatan sosialisasi sekolah dasar mengenai jajanan sehat dan uji boraks perlu
agar diadakan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh boraks bila dikonsumsi
karena bisa membahayakan tubuh. Untuk kegiatan sosialisasi jajanan sehat dan uji
boraks kepada para siswa-siswi sekolah dasar selanjutnya dapat dilakukan dengan
mengusung tema terkait yang berkelanjutan dengan cakupan peserta didik yang
lebih luas. Kemudian, disarankan agar diadakan penelitian untuk mencari bahan
alami yang dapat menggantikan boraks dalam penggunaannya pada makanan.
Juga, agar pemerintah lebih kritis dalam menangkap oknum-oknum tidak
bertanggung jawab tersebut.
REFERENSI

Aeni, N., Karim, A., Dali, S., (2017), Analisis Bahan Pengawet pada Ikan Teri
Asin (Stolephorus sp.) dari Pasar Tradisional Kota Makassar, OJP. Hl.
10. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Makassar :
Universitas Hasanuddin.

Apriyantono, A., Dedi, F., Ni Luh P., Sedarnawati., & Slamet, B., (2013). Analisis
Pangan. Skripsi. Bogor :PAU Pangan dan gizi Institut Pertanian Bogor.

Hartati., (2017), Analisis Boraks Secara Cepat, Mudah, dan Murah pada Kerupuk,
Jurnal Teknologi Proses dan Inovasi Industri, 2(1).

Ibnu G., & Abdul R., (2012), Kimia Farmasi Analisis, Jakarta : Pustaka Pelajar.

Sentra Informasi Keracunan Nasional (SIKerNas), (2015), Pusat Informasi Obat


dan Makanan : Asam Borat, Badan POM RI, Diunduh di :
http://ik.pom.go.id tanggal 1 Februari 2023.

Svehla, G., (1985), Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro, Terjemahan : Setiono dan A. Hadyana Pudjatmaka, Jakarta :
PT. Kalman Media Pustaka.

Syah, D. dkk., (2005), Manfaat dan Bahaya Bahan Tambahan Pangan, Bogor :
Himpunan Alumni Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Wijaya, D., (2011), Waspada Zat Aditif Dalam Makananmu, Jogjakarta : Buku
Biru.

Menteri Kesehatan. Keputusan Menteri Kesehatan No.


942/MENKES/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene
Sanitasi Makanan Jajanan, Pasal 1 butir(1) 2003.

Aprillia Ladauda, d. (2017). Pengaruh Makanan Jajanan Terhadap Perkembangan


Kognitif Dan Fisik Siswa. Teachers College Jurnal Universitas Pelita
Harapan, 34.

Anda mungkin juga menyukai