Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

“TEKNIK ISOLASI”

Oleh:

NAMA                           : INDAH PEMUDA


NPM                              : 17025010014
KELOMPOK                : A1

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Isolasi suatu mikrobia ialah memisahkan mikrobia tersebut dari
lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam
medium buatan. Isolasi harus diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan
mikrobia pada medium biakan serta syarat-syarat lain untuk pertumbuhannya.
Memindahkan bakteri dari medium lama kedalam medium yang baru diperlukan
ketelitian dan pengsterilan alat-alat yang digunakan, supaya dapat dihindari
terjadinya kontaminasi. Pada pemindahan bakteri dicawan petri setelah agar baru,
maka cawan petri tersebut harus dibalik, hal ini berfungsi untuk menghindari
adanya tetesan air yang mungkin melekat pada dinding tutup cawan petri.
Dalam kegiatan mikrobiologi pembuatan isolasi dilakukan dengan cara
mengambil sampel mikroba dari lingkungan yang ingin diteliti. Dari sampel
tersebut kemudian dikultur/dibiakan dengan menggunakan media universal atau
media selektif, tergantung tujuan yang ingin dicapai. Untuk mendapatkan atau
menumbuhkan jenis mikroorganisme tertentu, maka dilakukan isolasi. Dengan
isolasi inilah dapat diidentifikasi jenis bakteri tertentu baik dari kelimpahan
maupun morfologinya.
1.2 Tujuan Praktikum
a. Memahami teknik isolasi bakteri.
1.3 Manfaat Praktikum
a. Dapat mengetahui teknik gores terhadap isolasi bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bakteri
a. Definisi
            Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.
Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil
(mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa
kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan
kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan,
dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana tanpa inti sel, kerangka sel,
dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. 
            Bakteri dapat ditemukan di hampir semua tempat yaitu di tanah, air, udara,
dalam simbiosis dengan organisme lain maupun sebagai agenparasit (patogen),
bahkan dalam tubuh manusia. Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi
ada bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm,
yaitu Thiomargarita.  Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti
sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda
(peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri bersifat motil dan mobilitasnya ini
disebabkan oleh flagel. Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan
jumlah maupun penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yakni seperti ph, suhu temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia
dan sisa metabolisme (Lelliot, 2015).

b. Metode Perbanyakan
1.    Metode Cawan Gores (Streak Plate)
            Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah
dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan
dengan membagi 3-4 cawan petri. Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada
sumber isolat Kemudian menggoreskan ose tersebut pada cawan petri berisi media
steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis horisontal disatu cawan.
Ose disterilkan lagi dengan api bunsen. Setelah kering, ose tersebut digunakan
untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan ke dua. Langkah ini
dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores.
2.    Metode Cawan Sebar (Spread Plate)
            Teknik spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam
menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan
stok kultur bakteri atau menghapuskannya di atas media agar yang telah memadat.
Dan perlu perhatian pour plate kultur dicampurkan ketika media masih cair
(belum memadat). Kelebihan teknik ini adalah mikroorganisme yang tumbuh
dapat tersebar merata pada bagian permukaan agar.
3.    Teknik Dilusi (Pengenceran)
            Tujuan dari teknik ini adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari
substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Sampel yang
telah diambil kemudian disuspensikan dalam aquades steril. Teknik dilusi sangat
penting dalam analisa mikrobiologi karena hamper semua metode penelitian dan
perhitungan jumlah sel mikroba menggunakan teknik ini, seperti TPC (Total Plate
Counter) (Abadi, 2011).

Plate Count Agar (PCA). PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik
dengan inokulasi di atas permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan
(casein enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk
suspensi 22,5 g/L kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu
121°C). Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis)
c. Teknik Isolasi
     Bakteri jarang terdapat dalam keadaan murni bila berada di alam.
Kebanyakan bakteri merupakan campuran berbagai macam spesies bakteri. Cara
yang umum untuk mengisolasi bakteri adalah:
1.    Cara Goresan (Streak Plate Method)
       Cara ini dasarnya adalah menggoreskan suspensi bahan yang mengandung
bakteri pada permukaan medium agar yang sesuai dalam cawan petri. Setelah
inkubasi maka pada bekas goresan akan tumbuh koloni-koloni terpisah yang
mungkin berasal dari 1 sel bakteri, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut. Ada
beberapa teknik penggoresan, yakni:
 Goresan T
 Goresan Kuadran
 Goresan Radian
 Goresan Sinambung
 Cara Pengucilan satu sel

2.    Cara Taburan (Pour Plate Method)


       Cara ini dasarnya adalah menginokulasi medium dengan agar yang sedang
mencair pada temperatur 50 0C dengan suspensi bahan yang mengandung bakteri,
kemudian menuangkan ke dalam cawan petri. Setelah inkubasi akan terlihat
koloni-koloni yang tersebar di permukaan agar yang mungkin berasal dari 1 sel
bakteri sehingga dapat diisolasi lebih lanjut.

3.    Cara Pengenceran (Dillution Plate)


       Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Lister
berhasil menghasilkan biakan murni Stretococcus lactis yang diisolasi dari susu
yang sudah masam. Caranya dengan mengencerkan suspensi yang berupa
campuran bermacam-macam species kemudian diencerkan dalam suatu tabung
tersendiri. Dari pengenceran ini diambil 1 ml untuk diencerkan lagi, bila perlu
diencerkanlagi hingga seterusnya.
            Langkah selanjutnya adalah dari pengenceran diatas, diambil 0,1 ml untuk
disebarkan pada suatu medium padat, sehingga kita mendapatkan beberapa koloni
tumbuh dlaam media tersebut, tetapi bisa saja hanya satu koloni yang tumbuh..
dalam ha; demikian , kita telah memperoleh sat koloni murni, dan selanjutnya
spesies ini dapat kita jadikan biakan murni. Sampel yang telah diambil kemudian
disuspensikan dalam akuades steril. Tujuan dari teknik ini pada prinsipnya adalah
melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air sehingga lebih
mudah penanganannya.
            Cara ini dengan menggunkaan suatu alat yang dpaat memungut satu
bakteri dari sekian banyak bakteri, dengan tanpa ikutnya bakteri yang lain. Alat
semacam ini tidak mudah untuk mengggunakannya. Alat ini berupa mikropipet
yang ditempatkan pada suatu mikromanipulator. Dengan membuat beberapa
tetesan bergantung pada suatu kaca penutup dengan menggunkaan mikropipet.
Pekerjaan ini dilakukan di bawah kaca objektif mikroskop. Bila tampak suatu
tetesan yang hanya mngendung satu bakteri, mka dengan pipet lain, tetesan
dipindahkan ke suatu medium encer dnegan tujauna bakteri tersebut berbiak lebih
dahulu. Dari biakan ini kan diperoleh piaraan murni (Waluyo, 2010).
d.    Isolasi
      Menurut Mahatmi (2008). Isolasi adalah memisahkan satu spesies mikroba
dari kelompok mikroba atau spesies yang lainnya. Tujuan pemisahan ini adalah
untuk mempelajari sifat-sifat, pertumbuhan dan aktivitas mikroba.  Sebagaimana
diketahui sel mikroba sangat kecil, sehingga untuk melakukan isolasi sangat sulit. 
Salah satu cara untuk melakukan isolasi adalah dengan menggoreskan suspensi
campuran sel pada permukaan media padat dalam cawan petri, kemudian
menginkubasinya.  Dengan cara ini setiap sel akan tumbuh membentuk koloni. 
Sehingga akan mudah untuk memisahkannya.
      Menurut Mahatmi (2008). Ada beberapa teknik goresan yang dapat
dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik, yaitu:
1.      Streak Culture.
Pada teknik ini dibuat beberapa garis goresan terputus dengan ose pada
permukaan agar.
2.      Streak Dilution Technique.
Teknik ini sangat baik untuk mendapatkan koloni tunggal terpisah sehingga dapat
digunakan untuk mengamati morfologi koloni dan untuk keperluan  mendapatkan
kultur murni untuk kultivasi.
3.      Spot Inoculation.
Teknik ini biasanya dilakukan pada media padat dalam tabung reaksi.
4.      Lawn Culture.
Pada teknik ini mikroba disebarkan pada permukaan medium dengan cara
menempatkan inokulum pada permukaan medium dengan menggunakan pipet
kemudian disebarkan dengan menggunakan ‘spreader’ (gelas bengkok), seperti
pada perhitungan jumlah sel mikroba.

BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu Dan Tempat


            Praktikum dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 23 Oktober 2020 di rumah
masing-masing secara daring jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3.2 Alat Dan Bahan
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yakni seperti Bunsen, Cawan petri,
Gelas Beker, Jarum Ose, Plastik Repting, Spatula kaca, Tabung reaksi.

3.2.2.  Bahan
            Bahan yang digunakan dalam praktikum yakni, Agar, Air coberan, Alkohol, Kaldu
ikan, dan 2 Jenis rambut yang berbeda,

3.2.3.  Cara Kerja
            Cara kerja yang digunakan dalam praktikum isolasi bakteri bakteri adalah
sebagai berikut:
1.  Metode gores dengan menggunakan tabung reaksi
a. Hidupkan bunsen.
b. Panaskan jarum ose menggunakan bunsen.
c. Ambil sampel ( sampel yang digunakan adalah air comberan ).
d. Goreskan ke dalam tabung reaksi yang telah diisi media agar sebelumnya.
e. Bungkus tabung reaksi menggunakan kertas.
2.  Metode gores dengan menggunakan cawan petri
a. Hidupkan bunsen.
b. Panaskan jarum ose menggunakan bunsen.
c. Ambil sampel ( sampel yang digunakan adalah air comberan ).
d. Goreskan jarum ose sampai kuadran 1-2.
e. Kemudian panaskan lagi jarum ose dan ambil sampel kembali.
f. Lanjutkan goresan jarum ose ke kuadran 3-4.
g. Tutup cawan petri, lalu rekatkan cawan petri menggunakan kertas repting.
h. Bungkus cawan petri menggunakan kertas.
3.  Metode sebar menggunakan cawan petri
a. Ambil cawan petri yang masih kosong.
b. Tuangkan sampel yang berisi rambut.
c. Panaskan spatula kaca yang telah disterilkan menggunakan alkohol.
d. Ratakan sampel menggunakan spatula kaca tersebut.
e. Tutup cawan petri, lalu rekatkan cawan petri menggunakan kertas repting.
f. Bungkus cawan petri menggunakan kertas.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan Gejala dan Tanda pada Tanaman


NO CARA ISOLASI TEKNIK HASIL
1. GORES

2. TUANG

3. PENGENCERAN

4.2 Pembahasan
        Pada praktikum kali ini yang akan dilakukan adalah mengisolasi bakteri dan
kemudian melakukan perhitungan bakteri. Di dalam praktikum hal yang paling utama
harus dilakukan, yaitu melakukan praktikum dengan fokus sehingga meminimalisir
kesalahan yang akan terjadi di dalam praktikum. Dalam praktikum ini mengharuskan
kita untuk melakukan sterilisasi dan pastikan semua alat benar-benar telah steril.
Apabila meragukan alat tersebut telah disterilkan atau belum, sebaik dilakukan
sterilisasi ulang pada alat tersebut untuk memastikan alat tersebut telah steril.
Kemudian disini penggunaan media agar PCA, apabila media agar tidak membeku
sempurna atau belum memenuhi kriteria media agar yang bagus untuk media
penumbuhan bakteri akan menyebabkan pada saat setelah dikeluarkan dari dalam
oven hasilnya bakteri yang ditanamkan tidak tumbuh atau hasilnya akan gagal.
Namun, perlu diperhatikan lagi pada saat larutan PCA telah dimasukkan ke dalam
cawan petri akan dilakukan pengerakkan cawan petri dengan membentuk angka 8.
Pada saat itu lakukan dengan perlahan saja tidak terlalu cepat juga tidak terlalu
lambat, karena apabila terlalu cepat akan menyebabkan struktur daripada media agar
rusak. Apabila telah rusak dan sampai tidak dapat membeku dengan sempurna akan
sama halnya yang terjadi pada yang dari awal telah tidak dapat membeku dengan
sempurna dan hasilnya akan negatif atau gagal.
Setelah di inkubasi selama 24 jam diperoleh hasil pertumbuhan
mikroba. Penggoresan media yang benar dan baik akan terlihat hasil biakan bakteri
murni pada satu titik koloni pada kuadran empat, sedangakn pada praktikum ini
media isolasi bakteri telah mengalami kesalahan pengoresan sehingga tidak
didapatkan biakan murni bakteri pada satu titik pada kuadran empat, melainkan
terdapat banyak titik biakan dan bakteri pada alur penggoresan, kesalahan
penggoresan ini mungkin terjadi pada saat jarum ose tidak didinginkan terlebih
dahulu, sehingga penggoresan pada setiap kuadaran penggoresan terlalu dalam dan
tidak melemah sesuai dengan metode yang ada.

BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Isolasi suatu mikrobia ialah memisahkan mikrobia tersebut dari lingkungannya di


alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan.
2.  Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan campuran
mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi terpisah-pisah.
3. Ada 3 metode isolasi yang digunakkan saat praktikum yaitu metode gores, metode
tebar dan metode pengenceran.
4. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar
memungkinkannya tumbuh dengan agak berjauhan dari sesamanya, juga
memungkinkan setiap selnya berhimpun membentuk koloni.
5. Sel-sel mikroba individu memperbanyak diri secara cepat sehingga dalam waktu
18-24 jam terbentuklah massa sel yang dapat dilihat dan dinamakan koloni. Koloni
dapat terlihat oleh mata telanjang.

5.2 Saran
Untuk praktikum selanjutnya alat dan tempat lebih dikondisikan sehingga
praktikan lebih intensif dalam menerima materi.

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, Abdul Latief. 2011. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Malang: Bayumedia Publishing.
Dwidjoseputro. 2009. Dasar-dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan.
Jawetz, Melnick, dan Adelberg’s. 2013. Mikrobiologi Kedokteran, Ed 23.  Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Lelliot, R. A. an D.E. Stead. 2015. Methods for the diagnosis of bacterial diseases of
plant. Methods in Plant Pathology, British Society for Plant Pathology. Blackweel
Scientific Publications (2) p 212.
Mahatmi, Hapsari. 2008. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Veteriner I  Fakultas
Kedokteran Hewan. Denpasar: Universitas Udayana Press.
Waluyo, Lud. 2010. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobilogi. Malang: UMM Press

Anda mungkin juga menyukai