Anda di halaman 1dari 19

Laporan Praktikum Mikrobiologi

BM 3112
MODUL 5: Uji Biokimia dan Identifikasi Mikroba

Oleh:
Putik Van Dini
10617013
Kelompok 1

PROGRAM STUDI MIKROBIOLOGI


SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
MODUL 5 - PUTIK - 1 0 6 1 7 0 1 3 HALAMAN 2

08 September 2020
MODUL 5 - PUTIK - 1 0 6 1 7 0 1 3 HALAMAN 3

I. Latar Belakang
Mikroba banyak terdapat di alam, untuk memudahkan dalam proses identifikasi, Uji
biokimia merupakan bagian dari prosedur identifikasi untuk menentukan genus atau spesies
bakteri tertentu (Malik, 2017).Uji biokimia memiliki fungsi untuk menentukan aktivitas
enzimatik yang dimiliki oleh isolate mikroba, dan menentukan karakteristik metabolisme yang
dimiliki isolate mikroba. Untuk menguji aktivitas enzim ekstracelluler dilakukan uji hidrolisis
pati, uji hidrolisis lipid, uji hidrolisis protein (kasein dan gelatin),Sedangkan untuk menguji
aktivitas intracellular dapat dilakukan uji produksi indol, uji motilitas, reaksi susu litmus,
fermentasi karbohidrat, uji Triple-Sugar Iron (TSI), uji Methyl RedVoges Prokskauser (MR-
VP), uji sitrat Simmons, uji katalase, uji urease, dan uji nitrat.Dalam identifikasi mikroba juga
dapat dilihat dengan pengamatan makroskopis maupun mikroskopis. Dengan mengetahui
karakteristik metabolisme dari mikroba dapat memudahkan untuk penelitian lebih lanjut terkait
proses-proses bioenergetika, biosintesis, dan biodegradasi pada mikroba. Selain itu , dunia
industry makanan kini memanfaatkan aktivitas metabolisme mikroba untuk mendapatkan cita
rasa yang enak

II. Tujuan
1. Menentukan kemampuan enzimatik ekstracelluler melalui uji hidrolisis pati, uji
hidrolisis lipid, uji hidrolisis protein (kasein dan gelatin),
2. Menentukan kemampuan enzimatik ekstracelluler melalui uji produksi indol, uji
motilitas, reaksi susu litmus, fermentasi karbohidrat, uji Triple-Sugar Iron (TSI), uji
Methyl RedVoges Prokskauser (MR-VP), uji sitrat Simmons, uji katalase, uji urease,
dan uji nitrat.
3. Menentukan morfologi bakteri dan fungi sampel dengan pewarnaan Gram untuk
bakteri, serta pewarnaan LCB untuk fungi.
4. Menentukan genus dan spesies dari bakteri sampel melalui uji biokimia dan
pengamatan mikroskopis dengan pewarnaan Gram.
5. Menentukan karakteristik makroskopis bakteri & fungi sampel
6. Menentukan genus dan spesies dari fungi sampel berdasarkan keberadaan sekat hifa,
bentuk hifa dan spora.
MODUL 5 - PUTIK - 1 0 6 1 7 0 1 3 HALAMAN 4

III. Hipotesis
1. Bakteri sampel memiliki enzim ekstraseluler berupa amilase, lipase, kaseinase dan
gelatinase.
2. Bakteri sampel dapat memproduksi indol, menghasilkan H2S, melakukan fermentasi
laktosa dari hasil positif uji susu litmus, memiliki enzim katalase yang mampu
mengkatalisis H2O2, serta memiliki urease yang mampu mengkatalisis urea
3. Bakteri berbentuk bulat dengan warna ungu yang tebal ( gram positif), fungi terdapat
karakteristik hifa bersekat berwarna kebiruan
4. Bakteri sampel adalah S.aureus
5. Secara makroskopis koloni bakteri bulat dan berwarna merah.Sedangkan fungi
berwarna putih
6. Bakteri uji merupakan Aspergillus niger

III. Cara Kerja


3.1 Hidrolisis Pati
Bakteri
• Diinokulasikan bakteri uji dengan metode streak pada medium pati
• Dinkubasi selama 48 jam.
• Diteteskan 3-4 tetes lugol, lalu diamkan ± 5 menit.
• Diamati perubahan warna dan bandingkan dengan kontrol.
Telah dilakukan pengamatan
3.2 Hidrolisis Lemak
Bakteri
• Diinokulasikan bakteri uji dengan metode streak pada medium lemak
• Diinkubasi selama 48 jam pada 30oC.
• Diteteskan 3-4 tetes CuSO4, lalu diamkan ± 5 menit.
• Diamati perubahan warna dan bandingkan dengan kontrol.
Telah dilakukan pengamatan
3.3 Hidrolisis Protein
3.3.1 Hidrolisis Kasein
Bakteri
• Diinokulasikan bakteri uji dengan metode streak pada medium kasein
• Diinkubasi selama 24 jam pada 37oC.
• Diamati zona bening pada medium dan bandingkan dengan kontrol.
Telah dilakukan pengamatan
MODUL 5 - PUTIK - 1 0 6 1 7 0 1 3 HALAMAN 5

3.3.2 Hidrolisis Gelatin


Bakteri
• Diinokulasikan bakteri uji dengan oose pada medium gelatin
• Diinkubasi selama 48 jam pada 37oC.
• Dimasukkan pada inkubator es (0-4oC) selama 30 menit.
• Diamati perubahan tekstur medium dan bandingkan dengan kontrol.
Telah dilakukan pengamatan
3.3 Produksi Indol
Bakteri
• Diinokulasikan bakteri uji dengan oose pada medium triptofan 1%
• Diinkubasi selama 48-72 jam pada 37oC.
• Diteteskan 5-7 tetes reagen Kovac dan kocok perlahan
• Diamati apa yang terjadi dan bandingkan dengan kontrol.
Telah dilakukan pengamatan

3.4 Uji Motilitas/H2S (SIM Agar)


Bakteri
• Diinokulasikan bakteri uji dengan metode stab pada medium SIM Agar
• Diinkubasi selama 48 jam pada 37oC.
• Diamati motilitas serta pembentukan warna pada medium, bandingkan
dengan kontrol.
Telah dilakukan pengamatan
3.5 Reaksi Susu Litmus
Bakteri
• Diinokulasikan bakteri uji dengan oose pada medium susu litmus
• Diinkubasi selama 48 jam pada 37oC.
• Diamati perubahan warna dan tekstur serta bandingkan dengan kontrol.
Telah dilakukan pengamatan
3.6 Fermentasi Karbohidrat
Bakteri
• Diinokulasikan bakteri uji dengan hati-hati menggunakan oose (jangan
sampai tabung Durham terbalik) pada tiap medium(glukosa, laktosa dan
sukrosa)
• Diinkubasi pada suhu ruang selama 48 jam.
• Diamati perubahan warna dan keberadaan gas pada tabung durham
serta bandingkan dengan kontrol.
Telah dilakukan pengamatan
3.7 Uji Triple-Sugar Iron (TSI)
MODUL 5 - PUTIK - 1 0 6 1 7 0 1 3 HALAMAN 6

Bakteri
• Diinokulasikan bakteri uji pada medium TSI miring dengan metode streak
untuk daerah permukaan, kemudian dengan metode stab untuk daerah dasar.
• Diinkubasi pada suhu ruang selama 48 jam.
• Diamati perubahan warna di permukaan dan dasar serta bandingkan
dengan kontrol.
Telah dilakukan pengamatan
3.9 Uji Methyl Red-Voges Proskauser (MR-VP)
3.9.1 Uji Methyl Red
Bakteri
• Diinokulasikan bakteri uji dengan oose pada medium MR
• Diinkubasi pada 35oC selama 48 jam.
• Diteteskan 3-5 tetes methyl red, lalu homogenisasi dengan tangan.
• Diamati perubahan warna dan bandingkan dengan kontrol.
Telah dilakukan pengamatan

3.9.2 Uji Voges Proskauser


Bakteri
• Diinokulasikan bakteri uji dengan oose pada medium VP
• Diinkubasi pada 35oC selama 48 jam.
• Ditambahkan 10 tetes KOH 40% dan 5 tetes α-naphthol, lalu
homogenisasi dengan tangan.
• Diamati perubahan warna dan bandingkan dengan kontrol.
Telah dilakukan pengamatan

3.10 Uji Sitrat Simmons


Bakteri
• Diinokulasikan bakteri uji dengan metode streak pada medium sitrat
Simmons miring.
• Diinkubasi pada 35oC selama 48 jam.
• Diamati perubahan warna dan bandingkan dengan kontrol.
Telah dilakukan pengamatan
3.11 Uji Katalase
Bakteri
• Dinokulasikan bakteri uji pada medium NA miring
• Diinkubasi selama 24-48 jam.
• Diteteskan 5-10 tetes H2O2 3% pada koloni yang terbentuk.
• Diamati pembentukan gelembung gas dan bandingkan dengan kontrol.
Telah dilakukan pengamatan
MODUL 5 - PUTIK - 1 0 6 1 7 0 1 3 HALAMAN 7

3.12ji Urease
Bakteri
• Diinokulasikan bakteri uji dengan oose pada medium kaldu urea
• Diinkubasi pada 37oC selama 48 jam.
• Diamati perubahan warna dan bandingkan dengan kontrol.
Telah dilakukan pengamatan
3.13Uji Nitrat
Bakteri
• Diinokulasikan bakteri uji dengan oose pada medium kaldu nitrat
• Diinkubasi pada 37oC selama 48 jam.
• Diteteskan 5-7 tetes asam sulfanilat dan 5-7 tetes α- naphthylamine.
• Diamati perubahan warna dan bandingkan dengan kontrol.
Telah dilakukan pengamatan

1.14 Pengamatan Makroskopis Bakteri Uji

Bakteri

• Diamati koloni bakteri pada cawan petri


Telah dilakukan pengamatan
3.14Pewarnaan Gram Bakteri Uji
Bakteri
• Dibuatlah apusan kering dari bakteri uji
• Diteteskan kristal violet diamkan selama 1 menit, bilas dengan akuades
• Diteteskan lugol diamkan selama 1 menit
• Dibilas lugol dengan alkohol 96%, dibilas lagi dengan akuades
• Diteteskan safranin diamkan selama 5 detik, bilas dengan akuades.
• Dikeringkan menggunakan tisu dengan hati-hati
• Diamati dengan mikroskop cahaya hingga perbesaran 1000x dengan
minyak imersi.
Telah dilakukan pengamatan
3.15Pengamatan Endospora Bakteri Uji
Bakteri
• Dibuat apusan kering dari bakteri uji
• Ditutup apusan kering dengan kertas hisap
• Dijepit dengan penjepit kayu dan tempatkan di atas penangas
• Diteteskan malakit hijau selama 5 menit di atas penangas air
• Dibuang kertas hisap dengan hati-hati lalu bilas dengan akuades
• Diteteskan safranin selama 15 detik, bilas dengan akuades).
MODUL 5 - PUTIK - 1 0 6 1 7 0 1 3 HALAMAN 8

• Diamati dengan mikroskop cahaya hingga perbesaran 1000x dengan


minyak imersi.
Telah dilakukan pengamatan
3.16Pengamatan Makroskopis dan Mikroskopis Morfologi Jamur
Jamur
• Dibuatlah apusan basah dari jamur uji dengan menggunakan Lactophenol
Cotton Blue.
• Diutup dengan kaca penutup sambil sedikit ditekan (hati-hati saat
menekan jangan terlalu keras serta jangan sampai ada gelembung udara)
• Diamati dengan mikroskop cahaya hingga perbesaran 400x (bentuk hifa,
septa hifa, dan spora).
Telah dilakukan pengamatan
4 Hasil Pengamatan
1. Hasil Pengamatan Mikroskopis Sel Bakteri

Foto Keterangan

PEWARNAAN GRAM
Tanggal Praktikum: 08 Oktober 2020
Kultur/Sampel: bakteri
Umur: -
Medium: NA
Reagen: Kristal violet,lugol,akuades, alcohol 96%
Perbesaran: 1000x
Keterangan: Berbentuk bulat berkoloni berwarna ungu

PEWARNAAN ENDOSPORA
Tanggal Praktikum:
Kultur/Sampel: bakteri
Umur: -
Medium: NA
Reagen:Malakit hijau, safranin,akuades
Perbesaran: 1000x
Keterangan : bacil, ttidak terdapat endospora
MODUL 5 - PUTIK - 1 0 6 1 7 0 1 3 HALAMAN 9

PENGAMATAN MAKROSKOPIS
Keterangan: koloni bakteri berwarna orange

2. Hasil Pengamatan Mikroskopis Jamur

Foto Keterangan

Tanggal Praktikum: 08 oktober 2020


Kultur/Sampel: fungi
Umur: -
Medium: PDA
Reagen: Lactophenol Cotton Blue
Perbesaran: 400x
Keterangan: terlihat hifa berwarna biru

PENGAMATAN MAKROSKOPIS
Keterangan : terdapat hifa berwarna putih
MODUL 5 - PUTIK - 1 0 6 1 7 0 1 3 HALAMAN 1 0

3. Hasil Uji Biokimia

Pengujian Hasil Uji Kontrol Positif Hasil Bakteri Uji

Hidrolisis Tanggal Tanggal Pengamatan : 08


Pati Pengamatan : 08 Oktober 2020
Oktober 2020 Reagen : lugol
Reagen: lugol Keterangan: warna
Keterangan: keunguan
terdapat zona
bening

Hidrolisis Tidak ada foto Tanggal Tanggal Pengamatan : 08


Lemak kontrol positif Pengamatan : 08 Oktober 2020
Oktober 2020 Reagen : CuSO4
Reagen: CuSO4 Keterangan: terdapat zona
Keterangan: hijau menghikap
terdapat area
bening dan area
berwarna biru tosca

Hidrolisis Tanggal Tanggal Pengamatan : 08


Kasein Pengamatan : 08 Oktober 2020
Oktober 2020 Reagen : -
Reagen: - Keterangan: Terbentuk
Keterangan: zona bening
terdapat zona
bening di sekitar
area pertumbuhan

Hidrolisis Tanggal Tanggal Pengamatan : 08


Gelatin Pengamatan : 08 Oktober 2020
Oktober 2020 Reagen : -
Reagen: - Keterangan: medium tetap
Keterangan: padat
medium cair

Produksi Tanggal Tanggal


Indol Pengamatan : 08 Pengamatan : 08 Oktober
Oktober 2020 2020
Reagen: Kovac Reagen : Kovac
Keterangan: warna Keterangan: warna kuning
kuning bagian atas bagian atas
MODUL 5 - PUTIK - 1 0 6 1 7 0 1 3 HALAMAN 1 1

Motilitas / Tanggal Tanggal


H2s Pengamatan : 08 Pengamatan : 08 Oktober
Oktober 2020 2020
Reagen: FeSO4 Reagen : FeSO4
Keterangan: Keterangan: kurang
menyebar sehingga menyebar hanya warna
berwarna coklat tua
kehitaman

Reaksi Tanggal Tanggal


Susu Pengamatan : 08 Pengamatan : 08 Oktober
Litmus Oktober 2020 2020
Reagen: - Reagen : -
Keterangan: Keterangan: berubah
berubah menjadi menjadi warna putih
warna putih

Fermentasi Tanggal Tanggal


Glukosa Pengamatan : 08 Pengamatan : 08 Oktober
Oktober 2020 2020
Reagen: Reagen : Bromcresol
Bromcresol purple purple
Keterangan: Keterangan: Muncul
muncul gelembung gelembung cairan
dan perubahan berwarna ungu
warna menjadi
kuning

Fermentasi Tanggal Tanggal


Sukrosa Pengamatan : 08 Pengamatan : 08 Oktober
Oktober 2020 2020
Reagen: - Reagen : Bromcresol
Keterangan: purple
Bromcresol purple Keterangan: Muncul
muncul gelembung gelembung cairan
dan perubahan berwarna ungu
warna menjadi
kuning
MODUL 5 - PUTIK - 1 0 6 1 7 0 1 3 HALAMAN 1 2

Fermentasi Tanggal Tanggal


Laktosa Pengamatan : 08 Pengamatan : 08 Oktober
Oktober 2020 2020
Reagen: Reagen : Bromcresol
Bromcresol purple purple
Keterangan: Keterangan: Muncul
muncul gelembung gelembung cairan
dan perubahan berwarna ungu
warna menjadi
kuning

Triple- Tanggal Tanggal


Sugar Iron Pengamatan : 08 Pengamatan : 08 Oktober
Oktober 2020 2020
Reagen: fenol Reagen : fenol merah
merah Keterangan: lereng merah
Keterangan: Lereng dasar merah
merah dasar kuning

Methyl Red Tanggal Tanggal


Pengamatan : 08 Pengamatan : 08 Oktober
Oktober 2020 2020
Reagen: methyl red Reagen : methyl red
Keterangan: Keterangan: perubahan
perubahan menjadi menjadi merah
merah

Voges- Tanggal Tanggal


Proskauser Pengamatan : 08 Pengamatan : 08 Oktober
Oktober 2020 2020
Reagen : KOH Reagen: KOH 40%, alpa -
40%, alpa - naphtol naphtol
Keterangan : terjadi Keterangan: tidak terjadi
perubahan menjadi perubahan warna
merah
MODUL 5 - PUTIK - 1 0 6 1 7 0 1 3 HALAMAN 1 3

Sitrat Tanggal Tanggal


Simmons Pengamatan : 08 Pengamatan : 08 Oktober
Oktober 2020 2020
Reagen: Brominto Reagen : Brominto biru
biru Keterangan: berwarna
Keterangan: hijau
perubahan warna
menjadi biru

Katalase Tanggal Tanggal


Pengamatan : 08 Pengamatan : 08 Oktober
Oktober 2020 2020
Reagen: H2O2 Reagen : H2O2
Keterangan: Keterangan: Terbentuk
terbentuk gelembung gas
gelembung gas

Urease Tanggal Tanggal


Pengamatan : 08 Pengamatan : 08 Oktober
Oktober 2020 2020
Reagen: Fenol Reagen : Fenol merah
merah Keterangan: berubah
Keterangan: warna menjadi merah
berubah warna keunguan
menjadi merah

Reduksi Tanggal Tanggal


Nitrat Pengamatan : 08 Pengamatan : 08 Oktober
Oktober 2020 2020
Reagen: Asam Reagen: Asam sulfanilat,
sulfanilat, anaftilamin
anaftilamin Keterangan: berubah
Keterangan: menjadi kemerahan
berubah menjadi
kemerahan

4. Tabel hasil uji biokimia bakteri

No. Uji Reagen Bakteri Kontrol Positif Hasil


Uji

1. Hidrolisis Pati Lugol B. cereus -

2. Hidrolisis Lemak CuSo4 B. cereus +


MODUL 5 - PUTIK - 1 0 6 1 7 0 1 3 HALAMAN 1 4

3. Hidrolisis Kasein - - +

4. Hidrolisis Gelatin - B. cereus -

5. Produksi Indol kovac Proteus vulga -

6. Motilitas / H 2 s FeSO4 A. hydroph -

7. Reaksi Susu Litmus E. aerogenes +

8. Fermentasi Glukosa Bromersol purple E. aerogenes -

9. Fermentasi Sukrosa Bromersol purple E. aerogenes -

10. Fermentasi Laktosa Bromersol purple E. aerogenes -

11. Triple-Sugar Iron Fenol merah E. aerogenes -

12. Methyl Red Metil merah S. aureus +

13. Voges-Proskauser KOH 40%, alpa - naphtol E. aerogenes -

14. Sitrat Simmons Bromtimol biru E. aerogenes -

15. Katalase H2O2 Proteus vulgaris +

16. Urease Fenol merah Proteus vulga +

17. Reduksi Nitrat Asam sulfanilat, anaftilamin B. subtilis +

VI. Pembahasan
Klasifikasi bakteri dapat ditinjau dari morfologi bakteri. Morfologi bakteri dapat
ditinjau dengan menggunakan mikroskop Namun, jika hanya ditinjau dari morfologinya saja
hasil identifikasi akan terbatas. Oleh karena itu, harus dilakukan uji biokimia. Uji biokimia
dapat mengetahui kemampuan bakteri dalam mereaksi senyawa kimia dan menentukan
aktivitas enzimatik yang dimiliki oleh isolate mikroba, serta karakteristik metabolisme yang
dimiliki isolate mikroba (Malik, 2017).
Uji biokimia untuk menguji aktivitas enzim ekstracelluler diantaranya uji hidrolisis
pati, uji hidrolisis lipid, uji hidrolisis protein (kasein dan gelatin). Uji hidrolisis pati pada
mikroba digunakan untuk menentukan produksi amilase oleh mikroba, karena pati dapat
dihidrolisis oleh enzim amilase. Enzim amilase memutuskan ikatan pada pati. Pada uji ini
MODUL 5 - PUTIK - 1 0 6 1 7 0 1 3 HALAMAN 1 5

ditetesi lugol. Sehingga daerah diluar zona bening akan berwarna biru keunguan karena lugol
tidak dapat menghidrolisis pati.Sedangkan pada zona bening tidak terwarnai menandakan pati
yang terhidrolisis (Lal & Cheeptham, 2012). Berdasarkan hasil pengamatan hasil uji control
positif , terdapat zona bening pada bakteri. Jika ditinjau berdasarkan literatur Lal & Cheeptham
(2012) menunjukan bahwa bakteri dapat menghidrolisis pati . Sedangkan hasil bakteri uji
menunjukan logol tidak dapat menghidrolisis pati sehingga terbentuk warna keunguan.
Uji hidtrolisis lemak menghasilkan lipase ( eksoenzim untuk penguraian asam lemak
dan gliserol ) , pengujian hidrolisis lemak ditambahkan CuSO4 .CuSO4 dapat menghasilkan
warna hijau mengkilap akibat adanya garam Cu dan asam lemak tidak larut. Sehingga akan
terbentuk zona hijau mengkilap apabila adanya degradasi lemak menjadi molekul sederhana
(Puspa, 2016). Berdasarkan hasil pengamatan hasil uji control positif dan hasil bakteri uji
terdapat zona hijau menghikap. Sehingga berdasarkan literatur Puspa (2016) menunjukan
bahwa bakteri dapat menghidrolisis lipase.
Uji hidrolisis kasein berfungsi untuk menentukan kemampuan bakteri dalam
menghasilkan kaseinase. Dalam uji hidrolisis kasein medium mengandung milk agar.Medium
ini terdiri dari nutrient agar ditambah dengan susu yang mengandung kasein substrat protein
yang digunakan untuk menunjukkan aktivitas hidrolitik exoenzim. Protein susu adalah
suspensi koloid yang memberikan warna dan dapat membelokkan sinar cahaya daripada
memancarkannya.Organisme yang mengeluarkan proteaseakan menunjukkan zona proteolisis,
yang ditunjukkan dengan area bening di sekitar pertumbuhan bakteri (Cappucino & Welsh,
2019)Berdasarkan hasil pengamatan hasil uji control positif , terdapat zona bening pada
bakteri. Jika ditinjau berdasarkan literatur Cappucino & Welsh (2019) menunjukan bahwa
bakteri dapat menghidrolisis kasein. Sedangkan hasil bakteri uji menunjukan tidak terdapat
zona bening sehingga bakteri tersebut tidak dapat menghidrolisis pati.
Uji gelatin dapat mengetahui jenis bakteri menghasilkan gelatinase ( eksoenzim yang
menguraikan gelatin menjadi asam amino). Uji gelatin dilakukan dengan menginkubasi di suhu
4C . Apabila terdapat hidrolisis gelatin maka gelatin yang ada pada suhu 4 C tetap berada pada
fase liquid (Ulfa, Suarsini, & al Muhdhar, 2016). Fase liquid di suhu 4 C ini
dilakukan oleh beberapa mikroorganisme yang mampu menghasilkan enzim ekstraseluler
proteolitik yang disebut gelatinase (Cappuccino & Welsh, 2019) . Berdasarkan hasil bakteri uji
bakteri medium bakteri tetap padat sehingga merujuk pada literatur bakteri tersebut tidak dapat
menghasilkan gelatinase.
MODUL 5 - PUTIK - 1 0 6 1 7 0 1 3 HALAMAN 1 6

Aktivitas intracellular dapat dilakukan uji produksi indol, uji motilitas, reaksi susu
litmus, fermentasi karbohidrat, uji Triple-Sugar Iron (TSI), uji Methyl RedVoges Prokskauser
(MR-VP), uji sitrat Simmons, uji katalase, uji urease, dan uji nitrat.
Uji produksi indol digunakan untuk mengetahui kemempuan bakteri memecah triptofan
asam amino membentuk senyawa indol . Pada uji ini di tetesi reagen kovac, reagen kovac terdiri
dari p-dimethylaminobenzaldehyde, butanol, dan asam klorida. Sehingga indol akan
memebentuk kompleks dengan p-dimethylaminobenzaldehyde dan menghasilkan warna merah
ceri. (Cappuccino & Welsh, 2019). Berdasarkan hasil uji bakteri tidak muncul perubahan
warna menjadi merah sehingga merujuk pada literatur bakteri tersebut tidak dapat
memproduksi indol
Uji motilitas/H2S untuk menentukan motilitas dari bakteri. Agar SIM (Sulfide Indole
Motility) susrat sulfur, FeSO4 sebagai indikator, dan agar. Uji positif ditandai dpertumbuhan
bakteri yang menyebar, sedangkan uji negatif ditandai dengan pertumbuhan yang terbatas,
Pada hasil uji bakteri , larutan tidak berwarna keruh hal ini berarti bakteri tidak menyebar
(Cappuccino & Welsh, 2019)
Uji susu litmus dilakukan untuk mengetahui cara kerja enzim pada mikroba dapat
melakukan aktivitas proteolitik, produksi gas, reduksi litmus, dan reaksi alkali. Reduksi litmus
menunjukan dalam fermentasi terdapat dehidrogenasi, d an ion hidrid (H- ) yang perlu diterima
oleh akseptor. Ketika litmus menerima elektron dari hidrogen akan berubah menjadi warna
putih. (Cappuccino & Welsh, 2019). Berdasarkan hasil uji susu litmus terdapat perubahan
warna menjadi putih , merujuk pada literatur berarti bakteri tersebut dapat mereduksi litmus.
Uji fermentasi karbohidrat digunakan mengetahui bakteri yang mampu
memfermentasikan karbohidrat. Uji positif ditandai dengan munculnya gelembung / fenol
merah berubah warna menjadi kuning (Malik, 2017).Berdasarkan hasil uji sukrosa, glukosa
dan laktosa terdapat gelembung namun cairan tetap berwarna ungu. Hal ini berarti tidak terjadi
fermentasi karbohidrat.
Uji triple sugar iron (TSI) adalah uji yang dilakukan untuk mengidentifikasi
enterobakter gram negatif yang dapat melakukan fermentasi gula dan memproduksi hidrogen
sulfide.Fero sulfat dan sodium tiosulfat untuk mendeteksi produksi gas H2S. Fenol merah
digunakan sebagai indicator pH akan berwarna kuning jika pH dibawah 6,8. (Putri,2016)

• Warna hitam pada medium terbentuk hidrogen sulfida


• Lereng merah /Dasar kuning fermentasi glukosa,
MODUL 5 - PUTIK - 1 0 6 1 7 0 1 3 HALAMAN 1 7

• Lereng kuning/Dasar kuning fermentasi laktosa dan/glukosa


• Lereng merah /Dasar Merah tidak memfermentasi dan tidak terbentuk gas

Berdasarkan hasil uji lereng berwarna merah dan dasar berwarna merah sehingga merujik pada
literatur tidak terdapat fermentasi dan tidak terbentuk gas.

Uji methyl red digunakann untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam


memfermentasi metilen glikon. Hasil uji positif ditunjukan dengan adanya perubahan warna
media menjadi merah akibatditetesi methyl red. (Ulfa, Suarsini, & al Muhdhar, 2016).
Berdasarkan hasil uji terjadi perubahan menjadi warna merah, sehingga merujuk pada literatur
bakteri tersebut dapat memfermentasi metilen glikol.

Uji Voges Proskauser bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri membentuk


asetil metil karbinol dari fermentasi glukosa. Pada uji ini ditambahkan 40% KOH dan α-
naphthol sehingga terjadi perubahan warna menjadi merah yang berarti adanya pembentukan
asetoin , uji negatif tidak ada perubahan warna media (Ulfa, Suarsini, & al Muhdhar, 2016).
Berdasarkan hasil uji tidak terjadi perubahan warna sehingga bakteri tidak dapat membentuk
asetil metil karbinol dari fermentasi glukosa.
Uji sitrat digunakan untuk melihat kemampuan bakteri dalam penggunaan sitrat sebagai
sumber karbon dan energi. Pada uji ini digunakan medium sitrat yang mengandung garam
ammonium inorganik yang dapat memecah sitrat dan menghasilkan ammonia sehingga terjadi
perubahan pH menjadi basa. Hasil uji positif ditandai dengan perubahan media menjadi wana
biru (menjadi basa) dan hasil negatif ditandai dengan media yang tidak berubah warna
(Cappuccino & Welsh, 2019). Berdasarkan hasil uji medium tetap berwarna hijau, merujuk
literatur tidak dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon dan energi.
Uji katalase untuk menentukan bakteri yang menghasilkan peroksidase. Jika bakteri
menghasilkan katalase akan terbentuk gelombang udara akibat ditetesi H2O2 (Cappuccino &
Welsh, 2019) . Berdasarkan hasil uji terbentuk gelembung gas . merujuk pada literatur berarti
bakteri dapat menghasilkan peroksidase.
Uji urease digunakan untuk mengetahui kemampuan bakteri mengubah amoniak.Uji
positif pada medium kaldu urea berubah warna menjadi merah dari warna asal kuning (Ulfa,
Suarsini, & al Muhdhar, 2016). Berdasarkan hasil uji terdapat perubahan warna menjadi merah
merujuk pada literatur berarti bakteri dapat mengubah amoniak.
MODUL 5 - PUTIK - 1 0 6 1 7 0 1 3 HALAMAN 1 8

Uji nitrat digunakan untuk menentukan adanya aktivitas enzim nitrat reductase yang
berfungsi untuk mereduksi nitrat menjadi nitrit. Jika terdapat reaksi reduksi nitrat menjadi nitrit
maka medium berubah menjadi merah karena ada kandungan sulfanilic acid dan α-
naphthylamine (Cappuccino & Welsh, 2019). Berdasarkan hasil uji terdapat perubahan warna
menjadi merah merujuk pada literatur berarti bakteri menunjukan aktivitas enzim nitrat
reductase.
Pada hasil pengamatan morfologi bakteri berbentuk bulat berkoloni berwarna ungu dengan
koloni terpisah pisah , terlihat pula endospore . Pewarnaan yang dilakukan adalah pewarnaan
gram dan endospore.
Pada pengamatan fungi secara makroskopis dilakukan identifikasi dengan memperhatikan
warnaa,tekstur, topografi (Rahamdetiasani, 2011).Hasil pengamatan fungi terdapat spora dan
miselium berwarna putih yang tumbuh menyebar di sekitar cawan petri dengan tekstur seperti
kapas halus dengan topografi tampak beraturan.Adapun secara mikroskopis yang teramati
adalah spora , sporangiopor dan hifa
Dari hasil uji biokimia terhadap bakteri uji didapatkan hasil bahwa bakteri uji tersebut
asalah S.aureus. Bakteri ini merupakan bakteri gram positif dari golongan aerob fakultatif yang
berbentuk coccus yang menghasilkan pigmen kuning. Bakteri tersebut juga dapat
menghasilkan enzim katalase (Madigan MT, 2008). Pada hasil pengamatan fungi, fungi
tersebut merupakan Fusarium sp . Fusarium sp berspora bulat dengan hifa bersekat dan
berkoloni seperti kapas (Cappucino & Welsh,2019)
VII. Kesimpulan Dan Saran
VII.1 Kesimpulan
1. Bakteri sampel dapat menghidrolisis kaseinase dan lemak.
2. Bakteri sampel dapat melakukan fermentasi laktosa dan menghasilkan
metabolit yang asam memiliki enzim katalase yang mampu mengkatalisis
H2O2, serta memiliki urease yang mampu mengkatalisis urea
3. Bakteri berbentuk bulat dengan warna ungu yang tebal ( gram positif), fungi
terdapat karakteristik hifa bersekat berwarna keunguan
4. Bakteri sampel adalah S.aureus
5. Secara makroskopis koloni bakteri bulat dan berwarna merah.Sedangkan
fungi berwarna putih
6. Bakteri uji merupakan Fusarium sp
MODUL 5 - PUTIK - 1 0 6 1 7 0 1 3 HALAMAN 1 9

VII.2. Saran
Dilakukan teknik aseptic sehingga medium tidak terkontaminasi dan gunakan
perbesaran mikroskop sampe objek terlihat jelas

VIII. Daftar Pustaka


Cappucino, J.G & Welsh, C.T. (2019). Instructor’s Guide for Microbiology: Laboratory
Manual (12th Ed.). New York: Pearson
Lal, A., & Cheeptham, N. (2012). Starch Agar Protocol. American Society For Microbiology.
Madigan MT, M. J. (2008). Biology of Microorganisms 12th edition. San Fransisco: Pearson.
Malik, A. F. (2017). Identifikasi Bakteri Melalui Uji Biokimia. Pontianak: Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan Pontianak.
Malik, A. F. (2017). Identifikasi Bakteri Melalui Uji Biokimia. Pontianak: Balai Proteksi
Tanaman Perkebunan Pontianak.
Puspa, L. (2016). Isolasi dan identifikasi Bakteri pada Saluran Pencernaan Ikan Sidat yang
Berpotensi sebagai Kandidat Probiotik. Surabaya: Universitas Airlangga.
Rahamdetiasani, A. (2011). Pengamatan Makroskopis dan Mikroskopis Jamur. Jakarta:
universitas Negeri Jakarta.
Ulfa, A., Suarsini, E., & al Muhdhar, M. I. (2016). Isolasi dan Uji Sensitivitas Merkuri pada
Bakteri dari Limbah Penambangan Emas di Sekotong Barat Kabupaten Lombok Barat:
Penelitian Pendahuluan. Proceeding Biology Education Conference, 793 - 799.

Anda mungkin juga menyukai