Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGI

PEWARNAAN SEL BAKTERI

Nama : I Ketut Gede Gilang Gama Harta

NIM : 1608551030

Kelompok/ Gel. : VA / I

Tanggal : 27 Februari 2018

Asisten Dosen : Ni Putu Lili Windasari

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2018
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri sebagai mikro organisme kosmopolitan dapat dengan mudah
ditemukan baik di daratan maupun di perairan, dan merupakan indigen dari
habitat yang ditempatinya. Bakteri menempati dua dari tiga domain pada sistem
klasifikasi tiga domain. Kedua domain tersebut meliputi Eubacteria yang
mencakup kelompok bakteri Gram positif dan Gram negatif, dan Arcahea
mencakup bakteri yang hidup di lingkungan ekstrim (Munawar dan Elfita, 2015).
Berdasarkan bentuknya bakteri dibagi menjadi tiga yaitu basil, coccus, dan
spirilum. Bentuk bakteri dapat dilihat menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 1000 kali atau lebih, karena ukurannya yang sangat kecil dan tidak
menyerap pancaran cahaya (Waluyo, 2004). Guna memperjelas dan
mempermudah dalam pengamatan, suatu teknik pewarnaan bakteri dikembangkan
agar dapat menunjang penelitian-penelitian di bidang mikrobiologi
(Dwidjoseputro, 1998).
Teknik pewarnaan bakteri menurut peruntukannya dibedakan menjadi tiga
jenis yaitu pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial dan pewarnaan Gram.
Pewarnaan sederhana dilakukan dengan menggunakan hanya satu jenis pewarna
baik untuk secara langsung memberi warna pada bakterinya maupun secara tidak
langsung dengan mewarnai media hidupnya. Pewarnaan diferensial memberikan
hasil yang dapat menunjukkan perbedaan antara sel-sel atau bagian-bagian dari sel
bakteri (Pelczar dan Chan, 2007). Pewarnaan Gram dapat digunakan untuk
mengetahui bentuk bakteri serta mengklasifikasikannya ke dalam kelompok
bakteri Gram positif atau negatif (Fitri dan Yasmin (2011). Klasifikasi bakteri
Gram didasarkan pada reaksi yang terjadi antara dinding sel bakteri dengan zat
pewarna safranin atau kristal violet yang diberikan (James et al., 2008).
1.2 Tujuan Praktikum
1.2.1 Mengetahui peran pewarnaan sel bakteri dalam penelitian mikrobiologi
1.2.2 Mengetahui jenis-jenis teknik pewarnaan sel bakteri.
1.2.3 Mengetahui bentuk dari jenis bakter yang diamati.
1.2.4 Mengetahui perbedaan pewarnaan sederhana langsung dan tak langsung.
1.2.5 Mengetahui bakteri Gram positif dan negatif dengan pewarnaan Gram.
II. MATERI DAN METODE
2.1 Cara Kerja
Kaca objek dan kaca penutup disiapkan terlebih dahulu sebelum proses
selanjutnya dilakukan. Disiapkan biakan bakteri Escherichia coli berumur 24 jam
dengan media agar miring pada tabung reaksi tertutup kapas. Tinta cina dioleskan
pada ujung kaca objek. Kemudian tabung reaksi dibuka didekat nyala Bunsen dan
bakteri diambil menggunakan jarum ose yang telah dipijarkan. Tabung kemudian
ditutup dan bakteri disuspensikan pada tinta cina di ujung kaca objek. Suspensi
diratakan diatas kaca objek menggunakan kaca objek lain. Sampel selanjutnya
ditutup dengan kaca penutup lalu sedikit dipanaskan diatas nyala bunsen. Minyak
emersi dioleskan pada lensa objek dan sampel diamati pada perbesaran 100 kali.
Bentuk sel bakteri digambar berwarna sesuai hasil pengamatan yang didapat.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil
Terlampir
3.2 Pembahasan
Praktikum pewarnan sel bakteri yang dilakukan menggunakan tiga spesies
bakteri yang berbeda dengan tiga jenis metode yang masing-masing metode
dikerjakan oleh dua kelompok. Metode pewarnaan sederhana secara langsung
dilakukan untuk mengamati bakteri Staphylococcus aureus menggunakan
pewarna kristal violet. Berdasarkan hasil yang didapat, bakteri spesies ini
memiliki bentuk bulat dengan formasi koloni yang bergerombol seperti buah
anggur. Terlihat bahwa bakteri Lactobacillus bulgaricus dan bakteri yang diamati
berwarna ungu dengan lingkungan yang tak berwarna setelah sebelumnya
digunakan kristal violet pada proses pewarnaannya. Peristiwa ini disebabkan oleh
adanya ikatan yang terbentuk antara ion positif yang berwarna pada pewarna basa
kristal violet dengan ion negatif pada dinding sel bakteri (Dwidjoseputro, 1998).
Metode pewarnaan sederhana tak langsung digunakan untuk mengamati
bentuk bakteri Escherichia coli. Pewarna yang digunakan pada metode ini adalah
tinta cina yang berwarna hitam. Tinta cina dengan sifat asamnya tidak dapat
mewarnai sel bakteri karena ion berwarna yang bermuatan negative dari tinta cina
tidak dapat membentuk ikatan dengan ion negative dinding sel bakteri, sehingga
yang berwarna hitam bukan bakterinya melainkan lingkungannya (Lay, 1994).
Bakteri Escherichia coli yang teramati memiliki bentuk basil (batang).
Metode pewarnaan gram digunakan untuk mengamati Lactobacillus
bulgaricus dan bakteri Escherichia coli menggunakan pewarna kristal violet dan
safranin. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa bakteri Lactobacillus
bulgaricus merupakan Gram positif dengan bentuk basil yang berwarna ungu
pada lingkungan tak berwarna setelah dilakukan pewarnaan Gram. Perlakuan pada
bakteri Escherichia coli menunjukkan hasil yang berbeda yaitu ditemukan bakteri
berbentuk basil dengan warna merah pada lingkungan tak berwarna setelah
dilakukan proses pewarnaan Gram yang menunjukkan bahwa bakteri ini termasuk
dalam bakteri Gram negatif. Hasil ini didukung oleh pernyataan pada literature
Cappuccino dan Sherman (2002) yang menyatakan Escherichia coli adalah Gram
negative berbentuk basil, sedangkan menurut Hardiningsih dkk (2008) bakteri
dengan genus Lactobacillus memiliki bentuk basil, kemudian termasuk bakteri
Gram positif menurut Ibrahim dkk (2015).
Konsep pewarnaan Gram menurut teori Salton adalah konsentrasi lipid yang
tinggi pada bakteri gram negative menyebabkan terlepasnya ikatan zat warna
dengan dinding sel bersama dengan membesarnya pori-pori dan terlarutnya
lapisan lipid ketika dilakukan pemberian alkohol pada sampel, sehingga bakteri
tidak terwarnai. Berbeda dengan bakteri Gram negative, bakteri gram positif akan
mengalami denaturasi saat pemberian alkohol (Madigan 2003). Prinsip dasar
dalam setiap pewarnaan bakteri adalah adanya ikatan antara ion pada sel bakteri
dengan ion senyawa aktif berwarna yang disebut dengan kromogen. Ikatan ini
dapat terjadi karena adanya perbedaan muatan listrik pada komponen seluler
bakteri dengan kromogen pada zat pewarna (Pelczar dan Chan, 2007).
IV. KESIMPULAN
4.1 Pewarnaan sel bakteri berperan dalam mempermudah pengamatan dengan
memperjelas bentuk, ukuran, struktur luar dan dalam sel bakteri serta
mempermudah mengetahui sifat fisiko-kimianya.
4.2 Teknik pewarnaan bakteri mencakup pewarnaan sederhana (langsung dan tak
langsung), pewarnaan diferensial dan pewarnaan Gram.
4.3 Lactobacillus bulgaricus dan Escherichia coli berbentuk batang, sedangkan
Staphylococcus aureus berbentuk bulat seperti anggur.
4.4 Pewarnaan langsung menggunakan pewarna basa untuk mewarnai sel bakteri,
sedangkan pewarnaan tidak langsung menggunakan pewarna asam untuk
mewarnai lingkungannya.
4.5 Bakteri Gram positif dapat mempertahankan warna dasar (kristal violet),
sedangkan bakteri Gram negatif tidak dapat mempertahankan warna dasar
dan akan menyerap pewarna pembanding.

DAFTAR PUSTAKA
Cappuccino, J.G & N. Sherman. 2002. Microbiology a Laboratory Manual. The
Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc.:California
Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Ganesha Expect:Bandung.
Fitri, L. dan Y. Yasmin. 2011. Isolasi dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
Kitinolitik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi 3(2):20-25.
Hardiningsih, R., R.N.R. Napitupulu, dan T. Yulinery. 2008. Isolasi dan Uji
Resistensi Isolat Lactobacillus pada pH Rendah. Biodiversitas 7(1):15-17.
Ibrahim, A., A. Fridayanti, dan F. Delvia. 2015. Isolasi dan Identifikasi Bakteri
Asam Laktat (BAL) dari Buah Mangga (Mangifera indica L.) Jurnal
Ilmiah Manuntung 1(2):159-163.
James, J., C. Baker, dan H. Swain. 2008. Prinsip-Prinsip Sains untuk
Keperawatan. Penerbit Erlangga:Jakarta.
Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo
Persada:Jakarta.
Madigan, M.T. 2003. Brock Biology of Microorganism. Pearson Education
Inc.:United State of America.
Munawar dan Elfita. 2015. Biodiversitas Bakteri Indigen dan Kontribusinya
dalam Pengelolaan Lingkungan Tercemar: Studi Kasus Beberapa Wilayah
di Indonesia. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon 1(6):1359-1363.
Pelczar, M. J., Chan, E.C.S. 2007. Elements of Microbiology. Mc Graw Hill Book
Company:New York.

LAMPIRAN

Bakteri E.coli
tidak berwarna
pada pewarnaan
tak langsung
Gambar 1. Bakteri Escherichia coli Diamati di bawah Mikroskop dengan
Perbesaran 100 Kali setelah Diwarnai dengan Metode Pewarnaan
Tidak Langsung

Anda mungkin juga menyukai