Laporan Praktikum
Disusun untuk memenuhi mata kuliah praktikum Mikrobiologi yang dibina oleh:
Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si., M.Si dan Kennis Rozana, S.Pd., M.si.
Disusun Oleh:
Kelompok 2 Offering B 2018
Annisa' Ihda Fajriyati 180341617589
Laila Badriyatul Habibah 180341617528
Muhamad Arjuna Salim 180341617565
Purwita Wahyu Dwiana 180341617573
Tasha Nada Alrafifah 180341617520
Memanaskan cawan petri yang berisi biakan bakteri dan juga memanaskan
tabung reaksi yang berisi medium miring NA di dalam LAF.
Menggoreskan jarum pada medium miring dengan arah lurus mulai dari
permukaan bawah hingga atas lalu menutup media.
H. Analisis data
Pengamatan morfologi kami lakukan pada dua koloni bakteri yang telah kami
dapatkan dari kantin kantin Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) menggunakan cawan
petri yang berisi medium. Bakteri yang telah kami dapatkan kemudian
diinkubasikan selama 1x24 jam pada suhu kurang lebih 37oC. Hasil pengamatan
kami mengenai morfologi koloni bakteri menunjukan bahwa pada koloni bakteri
cawan petri A, koloni bakteri yang kami dapatkan dengan ukuran dan ciri
morfologi yang sama sebanyak dua koloni, dimana koloni bakteri tersebut
memiliki warna putih kekuningan dengan bentuk bundar tepi berkerang, tepi
berombak, elevasi timbul, suram, pekat dan berdiameter 0,9 cm. Pada cawan petri
A ini, tipe pertumbuhan pada medium miringnya memiliki bentuk seperti berduri.
Sementara pada koloni bakteri cawan petri B menunjukan adanya lima koloni
bakteri yang kami dapatkan dengan ukuran dan ciri morfologi yang sama, dimana
koloni bakteri tersebut memiliki warna putih kekuningan dengan bentuk bundar,
tepi licin, elevasi timbul, mengkilat, tidak pekat dan berdiameter 0,6 cm. Pada
cawan petri B, tipe pertumbuhan pada medium miringnya juga memiliki bentuk
seperti berduri.
I. Pembahasan
Dalam pengamatan yang dilakukan pada dua koloni bakteri dengan cawan petri
yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan diantara keduanya, dimana koloni
bakteri cawan petri A, koloni bakteri tersebut memiliki warna putih tulang dengan
bentuk bundar tepi berkerang, tepi berombak, elevasi timbul, suram, pekat dan
berdiameter 0,9 cm. Sementara pada koloni bakteri cawan petri B menunjukan
koloni bakteri tersebut memiliki warna putih tulang dengan bentuk bundar, tepi
licin, elevasi timbul, mengkilat, tidak pekat dan berdiameter 0,6 cm. Perbedaan
morfologi bakteri juga kami amati setelah melakukan pembiakan murni dengan
menggunakan medium agar miring, dimana hasil menunjukkan bahwa koloni pada
cawan petri A dan koloni pada cawan petri B sama-sama memiliki tipe
pertumbuhan seperti duri.
Perbedaan yang terdapat pada kedua koloni tersebut terjadi diakibatkan oleh
karakter setiap koloni tersebut, pernyataan tersebut didukung oleh Cappucino dan
Sherman (2005) yang menyatakan bahwa keragaman bentuk morfologi koloni ini
dapat mengindikasikan bahwa masing-masing koloni memiliki karakter yang
berbeda.
Selain itu perbedaan ciri morfologi pada kedua koloni bakteri tersebut
diakibatkan oleh faktor lingkungan, dimana bakteri koloni di cawan petri A
didapatkan dari kantin Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) yang kami letakkan di
bawah pohon rindang sementara koloni bakteri pada cawan petri B kami letakkan
di dekat selokan dimana Bahar (2003) menyatakan bahwa bakteri menyukai
lingkungan yang kotor dan produk yang kaya akan protein. Hal tersebut
mendukung pengamatan kami dimana pada cawan petri A yang kami letakkan di
bawah pohon rindang hanya sejumlah dua koloni bakteri yang mimiliki morfolgi
serupa sedangkan pada cawan petri B yang kami letakkan di dekat selokan
menunjukkan lebih banyak jumlah koloni yakni dengan lima koloni bakteri yang
sama.
Selain faktor lokasi, banyaknya koloni dipengaruhi oleh pertumbuhan bakteri.
Dimana faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri diantaranya
adalah sumber energi (diperlukan untuk reaksi-reaksi sintesis, pemeliharaan
keseimbangan cairan, gerak dan sebagainya), sumber karbon, sumber nitrogen
(sebagian besar untuk sintesis protein dan asam-asam nukleat), sumber garam-
garam anorganik (khusunya folt dan sulfat sebagai anion serta potasium, sodium
magnesium, kalsium, besi, mangan sebagai kation) dan pada bakteri tertentu
membutuhkan faktor-faktor tumbuh tambahan yang disebut dengan vitamin
bakteri (Koes Irianto, 2006).
J. Kesimpulan
Dari pengamatan yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
Morfologi koloni bakteri A terdapat dua koloni yang memiliki warna putih
kekuningan, berbentuk bentuk bundar dengan tepian kerang, tepi berombak, elevasi
timbul, suram, pekat, berdiameter 0,9 cm dan pada medium miring memiliki tipe
pertumbuhan berbentuk seperti duri. Sedangkan morfologi koloni B terdapat lima
koloni yang memiliki bentuk bundar, tepilicin, elevasi timbul, mengkilat, tidak
pekat, berdiameter 0,6 cm dan pada medium miring memiliki tipe pertumbuhan
berbentuk seperti duri.
K. Daftar Rujukan
Ansori, M. 2007. Analisa Jumlah Bakteri dan Keberadaan Esoherichis Coli pada
Pengolahan Ikan Teri Nasi Stopephosus spp di PT. Kelola Mina Unit
Sumenep. Madura: Universitas Trunojoyo.
Bahae, Burhan. 2003. Memilih Produk Daging Sapi. Jakarta: PT. Gramedia.
Cappucino, J.G. & Sherman, N. 2005. Microbiology A Laborarory Manual. New
York: Benjamin Cummings.
Hatuti, Utami. 2018. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press.
Jawetz, M. & Adelberg. 2004. Mikrobiologi Kedokteran, Edisi 23. Jakarta: EGC.
Koes, Irianto. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme, jilid 2.
Jakata: Yrama Widya.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Bandung: JICA.
Maryati, Sri. 2007. Pengertian Bakteri. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Waluyo, L. 2007. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.
L. Diskusi
1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi jumlah dan jumlah macam
bakteri pada suatu tempat? Jelaskan!
Jawab: Faktor yang mempengaruhi jumlah dan macam bakteri di suatu tempat
antara lain sumber mikroorganismenya (tanah, perairan, sampah, dll), suhu,
kelembapan, dan pH di tempat tersebut. Selain itu cuaca dan ketinggian suatu
tempat juga berpengaruh terhadap jumlah dan macam bakteri. Dengan adanya suhu
yang optimal maka bakteri akan memperbanyak diri dengan cepat sehingga jumlah
bakteri pada suhu optimal akan lebih banyak. Namun suhu optimal bagi
pertumbuhan bakteri bervariasi tergantung jenis bakterinya. Menurut Jawetz, dkk,
(2004), berdasarkan rentang suhu yang dapat terjadi pertumbuhan, bakteri
dikelompokkan menjadi tiga yaitu: 1) Bakteri psikofilik memiliki suhu optimal
sekitar 10-20ºC; 2) Bakteri mesofilik memiliki suhu optimal sekitar 20-40ºC; dan
3) Bakteri termofilik memiliki suhu optimal sekitar 50-60ºC. Dan bakteri yang
patogen bagi manusia biasanya tumbuh optimal pada suhu 37ºC. Kelembapan dan
pencahayaan juga berpengaruh pada jumlah bakteri di suatu tempat, karena bakteri
membutuhkan kelembapan yang tinggi dan kondisi atau tempat yang kurang
cahaya. Faktor yang memengaruhi jenis bakteri juga dari keadaan lingkungannya.
2. Apakah kegunaan biakan murni?
Jawab: Kegunaan biakan murni yaitu untuk mendapatkan koloni yang satu jenis
sehingga dapat digunakan untuk mempelajari morfologi, fisiologi, biokimia,
genetika dari mikroba yang hanya dapat dilakukan ketika sudah menjadi biakan
murni. Selain itu, dengan adanya biakan murni maka memudahkan kegiatan
selanjutnya karena tidak perlu lagi mencari dan mengisolasinya.
M. Lampiran
Gambar Keterangan Gambar Keterangan
Koloni A Biakan A
Koloni B Biakan B