PEWARNAAN MAJEMUK
(PEWARNAAN GRAM)
A. Landasan Teori
Pewarnaan bakteri bertujuan untuk memudahkan melihat bakteri
dengan mikroskop, memperjelas ukuran dan bentuk bakteri, untuk
melihat struktur luar dan struktur dalam bakteri seperti dinding sel dan
vakuola, menghasilkan sifat-sifat fisik dan kimia yang khas daripada
bakteri dengan zat warna, serta meningkatkan kontras mikroorganisme
dengan sekitarnya. Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat
dibedakan
menjadi
tiga
macam
yaitu
pengecatan
sederhana,
mengeskstrak
lipid,
yang
menyebabkan
poisitas
atau
terwarnakan.
Keterangan
lain
yang
hampir
sama
juga
faktor-faktor
seperti
fiksasi,
peluntur
warna,
substrat,
Alat
1.
Bunsen
2.
Jarum
3.
Bahan
Spirtus Larutan Iodium
Kaca Objek
4.
Gentia Violet
Tabung Reaksi
5.
Aquadest
Pipet Tetes
6.
Mikroskop
7.
Tissue
D. Langkah Kerja
Buat preparat
bakteri, keringkan
dan fiksasi
Preparat diberi
larutan iodium/lugol
selama 30 detik
Preparat dibilas
dengan aquadest
Preparat dibilas
dengan aquadest
Preparat perlu
dihilangkan
warnanya
dihilangkan dengan
menambah larutan
Preparat diwarnai
kembali dengan zat
warna lawan yaitu
fuchsin selama 30
detik
Kelebihan air
dihilangkan dengan
aquadest
E. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
Preparat bakteri
yang sudah siap,
diamati dibawah
mikroskop dengan
pembesaran lensa
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan praktikum proses pewarnaan
gram, harus gelas obyek yang bersih. Pembersihan ini dilakukan
supaya gelas obyek bebas lemak dan debu. Pembersihan biasanya
menggunakan alkohol. Setelah di cuci kemudian di beri satu tetes
aquades pada permukaan gelas obyek. Kultur bakteri murni diambil
dan diratakan diatas kaca obyek. Pengambilan kultur bakteri tidak
diambil terlalu banyak, karena jika terlalu banyak akan sulit diratakan
dan apabila kultur bakteri tidak dapat diratakan tipis-tipis maka bakteri
akan tertimbun hal ini akan mengakibatkan pemeriksaan bentuknya
satu per satu menjadi tidak jelas.
Apabila sudah kering, dilakukan fiksasi dengan cara melewatkan
diatas nyala api. Proses fiksasi dilakukan supaya bakteri benar-benar
melekat pada kaca obyek sehingga olesan bakteri tidak akan terhapus
apabila dilakukan pencucian. Yang perlu diperhatikan dalam proses
fiksasi adalah bidang yang mengandung bakteri dijaga agar tidak
terkena nyala api.
Setelah dilakukan fiksasi kemudian ditetesi dengan larutan
Gentia Violet sebanyak 1-2 tetes dan dibiarkan selama 30 detik.
Kemudian bilas dengan aquades dan dibiarkan sampai kering dengan
cara dianginkan dan menggunakan tissue untuk mengeringkan bagian
bawah ojek gelas.
Kemudian ditambahkan larutan iodium larutan yang berfungsi
untuk meningkatkan afinitas pengikatan zat warna oleh bakteri
sehingga pengikatan zat warna oleh bakteri lebih kuat, memperjelas
warna dari zat warna tersebut, mempersulit pelarutan zat warna.
Kemudian bilas dengan aquades dan dibiarkan sampai kering dengan
cara dianginkan dan menggunakan tissue untuk mengeringkan bagian
bawah ojek gelas.
Alkohol 95% ditambahkan atau diteteskan pada biakan bakteri
untuk melakukan penetrasi ke dalam dinding sel dan melunturkan
pewarnaan biru dari komplek methylen blue pada gram negatif, karena
mengandung lipid sedangkan pada gram positif akan tetap
mempertahankan warna biru karena mengandung peptidoglikan.
Larutan ini juga berfungsi untuk melarutkan lipida pada membrane
bakteri gram negatif yang akan menyebabkan pori-pori sel membesar
sehingga meningkatkan daya larut persenyawaan methylene blue.
Biarkan selama 15 detik.
Pewarnaan selanjutnya dengan menggunakan safranin sebanyak
1-2 tetes dan diamkan selama 30 detik. Cat yang terdiri dari campuran
safranin 0, 25 gram , etil alkohol 95% 10 ml, dan akuades 90 ml.
Safranin tidak akan menyebabkan perubahan warna pada bakteri
positif karena persenyawaan kompleks methylene blue tetap terikat
pada dinding sel. Pada bakteri gram negatif penambahan safranin akan
menyebabkan warna bakteri berubah menjadi merah karena warna
biru yang dihasilkan oleh methylene blue telah luntur dengan lisisnya
membran sel sehingga safranin dapat terikat. Oleh sebab itu, gram D
atau zat pewarna kedua berfungsi sebagai pembeda terhadap zat
warna kristal violet (Lay, 1994). Kemudian bilas dengan aquades dan
kering dianginkan, Cat ini berwarna merah. Cat ini merupakan cat
sekunder atau kontras. Cat ini berfungsi untuk memberikan warna
mikroorganisme non target. Cat sekunder mempunyai spektrum warna
yang berbeda dari cat primer. Kemudian preparat dikeringkan dengan
cara diangin-anginkan lalu dilakukan pengamatan di bawah mikroskop.
Berdasarkan hasil pengamatan di bawah mikroskop, diidentifikasi
bakteri jenis termofilik yang mempunyai bentuk coccus (bulat) dan
berwarna biru, bakteri ini digolongkan ke dalam bakteri gram positif
karena ciri-cirinya menunjukkan ciri bakteri gram positif. Sedangkan
untuk sampel bakteri kedua, diidentifikasi bakteri E.coli yang
mempunyai bentuk basil (batang) dan berwarna merah, bakteri ini
digolongkan ke dalam bakteri gram negatif, karena menunjukkan ciriciri dari bakteri gram negatif.
Hasil pengamatan tersebut dapat dinyatakan berhasil dan benar,
karena berdasarkan literatur yang ada bakteri E.coli merupakan
golongan bakteri gram negatif.
F. Diskusi
1. Apa yang dimaksud pewarnaan majemuk?
Pewarnaan majemuk ini digunakan lebih dari satu macam bahan
cat. Dengan cara ini bahan-bahan cat yang dipakai ada kalanya
terpisahdan ada kalanya tercampur dan digunakan dalam satu
G. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Pewarnaan gram merupakan pewarnaan difrensial karena dapat
digunakan untuk membedakan antara bakteri gram negatif dan gram
positif. Pewarnaan ini sering digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi
bakteri. Komposisi dinding sel bakteri gram positif berbeda dengan
bakteri gram negatif sehingga hasil pewarnaan gram akan berbeda.
Bakteri gram positif adalah bakteri yang mempertahankan warna
methylene blue sewaktu proses pewarnaan gram. Bakteri ini
mempunyai lapisan peptidoglikan yang tebal.
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan
warna methylene blue sewaktu prose pewarnaan gram. Bakteri ini