Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM 2

KONSUMSI OKSIGEN
Diajukan sebagai salah satu Tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan
Dosen Pengampu:
Drs. R. Ading Pramadi, M.S
Asisten Praktikum:
Lela Nurlaila, S.Pd

Oleh:
Nama

: Mia Sulistiani (1142060052)

Kelompok

: 7 (Tujuh)

Kls/smt

: B/V

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2016

PRAKTIKUM 1

A. Judul Praktikum : Konsumsi Oksigen


B. Tanggal Praktikum
: 12 Oktober 2016
C. Tujuan Praktikum :
Mengetahui laju konsumsi oksigen dari beberapa hewan

serangga kecil
Membandingkan laju konsumsi oksigen pada serangga sejenis
yang hidup di habitat alami dengan habitat terpolusi

D. Hasil Pengamatan dan Analisis Pembahasan


Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Konsumsi Oksigen Pada Semut Alami
N

Binatan

Berat

Perhitungan

Volume

Laju

o.

(gram)

skala per 5

konsumsi O2

konsumsi O2

menit

rata-rata per 5

(ml/gram/ja

0,01

T1 = 0,55 ml

gram

T2 = 1,66 ml

menit
1,72
=0,57
3

m)
0,57 x 12
=684 ml / gr / jam
0,01

(Kecil)
0,02

T3 = 0,11 ml
T1 = 0,42 ml

gram

T2 = 0,68 ml

1,87
=0,62
3

0,62 x 12
=372 ml /gr / jam
0,02

(Sedang

T3 = 0,78 ml

)
0,03

T1 = 0,5 ml

gram

T2 = 0,69 ml

2,35
=0,64
3

0,64 x 12
ml
=256 / jam
0,03
gr

(Besar)

T3 = 0,72 ml

Semut 1

Semut 2

Semut 3

Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Konsumsi Oksigen Pada Semut Terpolusi


N

Binatan

Berat

Perhitungan

Volume

Laju

o.

(gram)

skala per 5

konsumsi O2

konsumsi O2

menit

rata-rata per 5

(ml/gram/ja

0,01

T1 = 0,6 ml

gram

T2 = 1 ml

menit
2,35
=0,78
3

m)
0,78 x 12
=936 ml / gr / jam
0,01

(Kecil)
0,02

T3 = 1 ml
T1 = 0,74 ml

gram

T2 = 1 ml

2,63
=0,87
3

0,87 x 12
=522ml / gr / jam
0,02

(Sedang

T3 = 1 ml

)
0,03

T1 = 0,75 ml

gram

T2 = 1 ml

2,85
=0,95
3

0,95 x 12
=380 ml/ gr / jam
0,03

(Besar)

T3 = 1 ml

Semut 1

Semut 2

Semut 3

Analisis pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan untuk mengetahui laju konsumsi oksigen
dengan menggunakan beberapa jenis serangga, dikarenakan ada 8
kelompok maka dibagi menjadi 8 yaitu semut alami, semut terpolusi,
semut jepang alami, kupu-kupu alami belalang alami, jangkrik terpolusi,
kecoa alami, kupu-kupu alami, semut terpolusi. Sehingga kelompok kami
mendapatkan bagian untuk menguji laju konsumsi oksigen pada semut
terpolusi. Pertama-tama menimbang hewan yang akan di uji agar
mengetahui beratnya ditimbang dari semut yang paling besar sampai
yang paling besar. Setalah itu masukan semut ke dalam botol You C1000
untuk dimasuki asap obat nyamuk agar semut tersebut menjadi terpolusi.
Kemudian masukkan Kristal NaOH atau KOH yang sudah dibungkus kain
ke dalam botol respirometer. Digunakan alat yang bernama Respirometer.
Respirometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur rata-rata
pernapasan organisme dengan mengukur rata-rata pertukaran oksigen
dan karbon dioksida. Dengan respirometer laju konsumsi Oksigen bisa

diketahui lewat cairan eosin yang dimasukkan ke dalam pipa respirometer.


Karena hewan yang ada dalam botol respirometer hanya mengkonsumsi
oksigen yang ada dalam pipa, cairan eosin perlahan-lahan akan maju
sesuai dengan pengambilan oksigen yang dilakukan hewan tersebut
sehingga menunjukkan skalanya. Sedangkan hasil respirasi (CO 2) yang
dikeluarkan oleh hewan, diikat oleh KOH yang disimpan ditempat yang
sama dengan hewan yang diuji, sehingga dalam botol maupun dalam pipa
respirometer hanya ada oksigen saja. Semut yang telah diukur beratnya
dimasukkan

ke

dalam

botol

respirometer

kemudian

tutup

botol

respirometer dengan pipa respirometer yang berskala. Respirometer


bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam pernapasan ada oksigen yang
digunakan oleh organisme dan ada karbon dioksida yang dikeluarkan
olehnya. Jika organisme yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup
dan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam ruang
tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan
penyusutan udara dalam ruang itu dapat dicatat (diamati) pada pipa
kapiler berskala. Selanjutnya untuk menghindari kebocoran, olesi dengan
vaseline sambungan antara botol dengan pipa respirometer, karena
apabila bocor akan sangat berpengaruh kepada laju konsumsi oksigen dan
bisa-bisa laju konsumsi yang dihitung itu tidak murni hasil respirasi hewan
yang sedang diuji, digunakan vaselin agar oksigen tidak keluar. Setelah
rapi maka respirometer diletakkan sejajar dengan meja agar lebih mudah
diamati laju konsumsi oksigennya yang selanjutnya akan ditetesi eosin
pada ujung pipa respirometer yang terbuka sehingga dapat diamati
pergerakan eosin tersebut. Dengan adanya pergerakan eosin maka dapat
di catat jarak yang ditempuh eosin selama waktu tertentu, kemudian
dapat dihitung volume udara selama 5 menit, percobaan ini dilakukan
sampai tiga kali yaitu pada semut kecil, sedang, dan besar.
Pada semut yang terpolusi karena bernapas di udara sehingga
memperoleh keuntungan karena tidak memerlukan banyak energi untuk
mengalirkan udara ke dalam organ pernapasannya, tepai udara yang
dihirup oleh semut ini sudah tercemari oleh obat nyamuk sehingga laju
konsumsi oksigen di respirometer pun mengalir dengan cepat saat menit-

menit awal tetapi saat sudah melewati 0,6 ml sudah mulai lambat aliran
eosinnya. (Isnaeni, 2006: 195).
Pernafasan serangga mempunyai alat pernafasan berupa sistem
trakea yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O 2 ke seluruh
tubuh serta mengangkut dan mengeluarkan CO2 dari tubuh. Trakea
memanjang dan bercabang-cabang menjadi saluran hawa halus yang
masuk ke seluruh jaringan tubuh karena itu, pengangkutan O 2 dan CO2
dalam sistem ini tidak membutuhkan bantuan sistem transportasi atau
darah (Nurhayati, 2008). Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi
mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama
spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Serangga
memiliki organ pernapasan yang khas. Pertukaran oksigen dan karbon
dioksida dilakukan melalui trakea. Trakea merupakan bagian tubuh
serangga yang terbuat dari pipa/tabung udara. Jumlah trakea di dalam
tubuh

serangga

sangat

pernapasan serangga
1. Saat

serangga

banyak.

dinamakan

melakukan

Oleh

karena

sistem trakea.

pernapasan,

udara

itu,

sistem

Perhatikan Gambar
masuk

ke

trakea

melalui bagian yang terletak pada permukaan tubuh. Bagian tersebut


dinamakan spirakel. Spirakel dilindungi oleh bulu halus dengan fungsi
sebagai penyaring debu dan benda asing yang masuk menuju trakea.

Gambar 1.1 Sistem trakea pada belalang


Sumber: http://perpustakaancyber.blogspot.co.id
Setelah itu, udara tersebut akan melewati pipa kecil

yang

disebut trakeola. Trakeola juga ini akan terhubung dengan membran


sel. Trakeola memiliki ujung kecil tertutup dan mengandung cairan dengan
warna biru gelap. Oksigen akan berdifusi masuk ke dalam sel tubuh
melalui trakeola, sedangkan karbondioksida akan berdifusi keluar. Setelah
melewati

trakeola,

karbondioksida

akan

dikeluarkan ke

lingkungan

melewati trakea.
Apabila

serangga

sedang

aktif

dan

menggunakan

banyak oksigen,

sebagian besar cairan yang berwarna biru akan ditarik ke dalam tubuh.
Akibatnya, luas permukaan udara yang berkontak langsung dengan sel
menjadi semakin luas. Seekor serangga yang sedang terbang mempunyai
laju metabolisme lebih tinggi dibandingkan saat istirahat. Otot akan
berkontraksi dan berelaksasi secara bergantian sehingga tubuh bisa
memampat dan menggembung. Oleh karenanya udara akan secara cepat
terpompa melalui sistem trakea. Sebagian besar serangga hidup di
daratan. Namun, ada juga serangga yang hidup pada perairan seperti
larva capung. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi ini yaitu:

Usia, semakin tua usia, semakin sedikit rspirasi yang dibutuhkan. Hal ini
disebabkan oleh penurunan regenerasi sel sehingga respirasi yang
dibutuhkan pun sedikit; Berat Badan, organisme yang berat badannya
lebih berat,lebih banyak respirasi yang dibutuhkan karena jumlah sel yang
dimiliki lebih banyak dibanding organisme yang lebih ringan berat
tubuhnya; Jenis Kelamin, betina lebih banyak melakukan respirasi
karena betina memiliki sistem hormonal yang lebih kompleks dibanding
jantan; Suhu, semakin tinggi suhunya, semakin banyak respirasi yang
dibutuhkan karena H2O yang dihasilkan oleh respirasi berguna untuk
menyesuaikan tubuh dengan menurunkan suhu; Aktivitas, semakin
banyak aktivitas, semakin banyak respirasi yang dibutuhkan. Hal ini
disebabkan akibat banyaknya energi yang dibutuhkan; dan Emosi,
semakin tinggi emosi, semakin banyak respirasi yang dilakukan karena
adanya
sehingga

hormon-hormon
respirasi

lebih

tertentu

yang

cepat.

Namun,

memengaruhi
serangga

metabolisme

memiliki

proses

tambahan untuk mengatur pertukaran gas, termasuk penggunaan pola


pernapasan yang kompleks, ventilasi aktif, dan aktivitas katup spiracular
sepanjang sisi lateral tubuh. Meskipun jelas bahwa pola pertukaran gas
dalam serangga diatur oleh tekanan parsial gas dalam (PCO 2 dan PO2) dan
tingkat metabolisme (Djambur, 1995: 73).
Praktikum ini tidak hanya bertujuan untuk mengetahui laju konsumsi
oksigen dari beberapa hewan serangga kecil, akan tetapi ada tujuan lain
yaitu membandingkan laju konsumsi oksigen pada serangga sejenis yang
hidup di habitat alami dengan habitat terpolusi. Dari tabel 1.1 dan 1.2 di
atas dapat digrafikkan menjadi:

Grafik Berat Badan terhadap Laju Konsumsi Oksigen pada Semut Terpolusi
1000
936
800
600

522

400

380

200

30

20

010
1

Laju Konsumsi Oksigen (ml/gram/jam)


Berat (gram)

Grafik 1.1 Grafik Berat Badan (gram) terhadap Laju Konsumsi O2


(ml/gram/jam) pada Semut Terpolusi

Grafik Berat Badan terhadap Laju Konsumsi Oksigen pada Semut Alami
800
700684
600
500
400
300
200
100
001
1

372
256

30

20
2

Laju Konsumsi Oksigen (ml/gram/jam)


Berat (gram)

Grafik 1.2 Grafik Berat Badan (gram) terhadap Laju Konsumsi O2


(ml/gram/jam) pada Semut Alami

Dari kedua grafik di atas dapat diketahui perbandingan diantara


semut terpolusi dan semut alami yaitu: Serangga yang memiliki berat
badan

lebih

ringan

memiliki

laju

konsumsi

oksigen

lebih

tinggi

dibandingkan serangga yang memiliki berat badan yang lebih berat.

Serangga yang hidup di lingkungan alami memiliki laju konsumsi oksigen


lebih tinggi dibandingkan serangga yang hidup pada lingkungan terpolusi.
Pembuktian grafik, membandingkan semut kecil yang alami memiliki laju
konsumsi O2 yaitu 684 dengan semut kecil yang terpolusi memiliki laju
konsumsi O2 yaitu 936. Berdasarkan literature, tingkat konsumsi oksigen
sangat dipengaruhi oleh berat badan yang harus memiliki rentang yang
sangat luas yaitu berat (1 -50 unit). (Djambur, 1995: 53).

Daftar Pustaka

Djambur, 1995. Fisiologi Hewan dan Tumbuhan. Jakarta: Universitas


Terbuka
Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius
Nurhayati, Nunung. 2008. Biologi. Bandung: Yrama Widya

Paraf

Nilai

Konsumsi oksigen dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu:


1
2
3
4
5
6
7

Temperatur suhu cuaca


Spesies hewan
Ukuran badan
Faktor aktifitas
Jenis Kelamin
Intensitas dari metabolisme oksidatif dalam sel
Kecepatan pertukaran yang mengkontrol perpindahan air disekitar insang yang

berdifusi melewatinya
Factor internal yaitu kecepatan sirkulasi darah dan volume darah yang dibawa

9
1

menuju insang
Afinitas oksigen dari haemoglobin. (Isnaeni:2006)
Dalam praktikum konsumsi oksigen, Alat dan bahan yang di gunakan yaitu:
Eosin, eosin berfungsi sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh organisme
(hewan yang di uji) pada respirator sederhana. Larutan eosin selama percobaan
selalu bergerak mendekati botol respirometer sederhana karena organisme yang di
uji dalam respirometer dapat menghirup udara O2 melalui pipa sederhana sehingga

larutan eosin yang berwarna dapat bergerak.


Vaselin, vaselin berfungsi agar udara yang berada di dalam tabung tidak dapat
keluar dan udara yang di luar yidak dapat masuk melalui celah-celah antar mulut

tabung dengan penutup.


KOH, KOH berfungsi untuk mengikat CO2 hasilsampingan respirasi, kegunaan
pengikat gas karbondioksida tersebut adalah agar terjadinya penyusutan udara di

dalam tabung. Sehingga pergerakan dari larutan eosin benar-benar disebabkan


oleh konsumsi oksigen dari hewan yang kita uji. Adapun reaksi yang terjadi antara

4
5

KOH dengan CO2 adalah sebagai berikut:


KOH + CO2 K2CO3 + H2O
Obat nyamuk yang digunakan untuk membuat udara terpolusi
Respirometer, respirator adalah alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan
pernapasan beberapa beberapa hewan kecil seperti serangga. Prinsip kerja
respirometer adalah alat ini bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam pernafasan ada
oksigen yang digunakan oleh organisme ada karbondioksida yang dikeluarkan
olehnya. Jika organiseme yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan
karbondioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam ruang tertutup itu diikat,
maka penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu
dapat di amati pada pipa kapiler berskala. Hal ini memungkinkan penyelidikan

tentang apa saja faktor yang mempengaruhi pernapasan.


Pipet tetes alat yang digunakan untuk memasukan eosin ke lubang kecil yang
berada diujung Respirometer.

Keterangan Tabel:
T = Waktu
M = Massa atau berat beban
V = Volume
Menghitung Volume Konsumsi = ( T1+T2+T3 ) / 3
Menghitung Laju Reaksi = ( V/M ) X 12
Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa:

Serangga yang kami pakai adalah semut yang habitatnya alami dan serangga
yang memiliki berat badan lebih ringan memiliki laju konsumsi oksigen lebih
tinggi dibandingkan serangga yang memiliki berat badan yang lebih berat.
Pembuktian tabel, Massa semut paling kecil yaitu 0, 01 dengan laju konsumsi

O2 terbesar 684.
Serangga yang hidup di lingkungan alami memiliki laju konsumsi oksigen
lebih rendah dibandingkan serangga yang hidup pada lingkungan terpolusi.
Pembuktian tabel, mengambil satu sample yaitu membandingkan semut kecil
yang tidak terpolusi memiliki laju konsumsi O2 yaitu 684 dengan semut kecil

yang terpolusi memiliki laju konsumsi O2 yaitu 936


Faktor yang mempercepat laju konsumsi pada praktikum ini yaitu:
1 Berat badan (Massa) hewan
2 Aktifitas hewan
3 Ukuran badan hewan (Besar/Kecil)

DAFTAR PUSTAKA

Tim, pengajar.2015. Modul praktikum Fsiologi Hewan: Prodi Pendidikan Biologi. UIN

SGD: Bandung
Isnaeni, Wiwi. 2006. FisiologiHewan. Yogyakarta: Kanisius.
http://dikapurnayanthi.blogspot.com/2012/04/laporan-pratikum-biologi.html.
pada tanggal 24 Oktober 2015 pukul 15:42

Diakses

Anda mungkin juga menyukai