Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KONSUMSI OKSIGEN

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Fisiologi Hewan
Dosen Pengampu: Drs. R. Ading Pramadi, M.Pd
Asisten Praktikum: Lela Nurlaila, S.Pd

Disusun oleh:
Siti Sarah Nurseptiani
(1142060077)
VB
Kelompok 3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG

2016
Praktikum II
I.
II.
III.

Judul Praktikum
: Konsumsi Oksigen
Tanggal Praktikum
: 10 Oktober 2016
Tujuan Praktikum :
Mengetahui laju konsumsi oksigen
dari beberapa hewan serangga kecil
Membanding laju konsumsi oksigen
pada serangga sejenis yang hidup di
habitat alami dengan habitat terpolusi

IV.

Hasil Pengamatan dan Analisis Pembahasan


Tabel I Hasil Laju Konsumsi Oksigen Semut Jepang

Nama

Mass

Hewan

a (gr) gan Skala

1
Tenebrio

0.009

molitor

gr

(Semut
1
Tenebrio

0.008

molitor

gr

(Semut
Jepang)
2

Volume

Laju

konsumsi

konsumsi

per 5

O2 rata-rata

O2

menit

per 5 menit

(ml/gram/ja

T1+T2+T3=
3
0.58+0.8+0.

m)
V x 12=
m
=0.766 ml x

92=

12

3
2.3=0.766
3

0.009 gr
=1022.2

0.34+0.42+

=0.41 ml x

0.47=

12

3
1.23=0.41
3

0.008 gr
=4.92 ml
0.008 gr
=615 ml/gr

T0 = 0 ml
T1 = 0.58
ml
T2 = 0.8
ml
T3 = 0.92

Jepang)
2

Perhitun

ml
T0 = 0 ml
T1 = 0.34
ml
T2 = 0.42
ml
T3 = 0.47
ml

ml/gr

Tenebrio

0.005

molitor

gr

(Semut
Jepang)
3

T0 = 0 ml
T1 = 0.71

0.71+0.9+0.

=0.8567 ml

96=

x 12

ml
T2 = 0.9

3
2.57=0.8566

ml
T3 = 0.96

667
3

0.005 gr
=10.28 ml
0.005 gr
=2.056 ml/gr

ml

Pembahasan
Pada

percobaan

praktikum

konsumsi

oksigen

serangga

dilakukan perlakuan pada Tenebrio molitor (Semut Jepang) dengan


menggunakan 3 kali percobaan. Langkah pertama timbang semut
jepang lalu bungkus Kristal KOH masukkan ke dalam botol
respirometer

dan

serangga

karena

senyawa

kemampuan untuk mengikat oksigen sehingga

ini

mempunyai

serangga didalam

botol masih tetap bernafas. Kemudian olesi bagian sambungan


botol dan pipa dengan vaslin agar tidak ada udara yang masuk dan
keluar,

setelah itu

respirometer

yang

teteskan larutan eosin


terbuka

sebagai

pada

indikator

ujung

yang

pipa

dihirup

organisme. Amati pergerakan eosin dan hitung volumenya selama 5


menit. Pada percobaan yang pertama pada semut jepang dengan
massa 0.009 gram perhitungan skala 5 menit menghasilkan 0.58
ml/gr.

Pada

percobaan

kedua

dengan

massa

0.008

gram

perhitungan skala 5 menit menghasilkan 615 ml/gr. Sedangkan


pada percobaan terakhir dengan massa 0.005 gram perhitungan
skala 5 menit menghasilkan 2.056 ml/gr.
Serangga merupakan hewan teresterial yang tidak memiliki

paru-paru tetapi menggunakan sistem trakea untuk pertukaran


gasnya. Sistem pernafasan serangga sangat berbeda pada hewan
lain.(Campbell,2005) Sistem pernafasan pada serangga mengenal
dua sistem, yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Digunakan
alat/organ yang disebut spirakulum (spiracle), juga tabung-tabung
trakea

dan

trakeola.

Tekanan

total

dari

udara

sebenarnya

merupakan jumlah tekanan gas N2, O2, CO2 dan gas-gas lain, O2
sendiri masuk ke dalam jaringan dengan satu proses tunggal
adanya tekanan udara dalam jaringan. Tekanan O 2 harus lebih besar
diibanding yang ada diudara. Pada uumnya, struktur dasar dari
sistem trakea atas 12 pasang spirakel yang terdiri atas tiga pasang
dibagian toraks dan yang lainnya berada di abdomen. Trakea-trakea
tersebut

saling

berhubungan

satu

sama

lain

sehingga

memungkinkan terjadinya aliran udara yang searah didalam tubuh


hewan. Akan tetapi, pada hewan-hewan yang sangat aktif bergerak,
terdapat modifikasi pada trakea yaitu dengan adanya kantungkantung udara yang merupakan pelebaran ari dinding trakea yang
tipis yang berfungsi sebagai pompa udara untuk keluar dan masuk
sistem respirasi. (Nilla, 2009)

http://perpustakaancyber.blogspot.co.id
(gambar sistem pernafasan serangga)
Untuk menghitung laju konsumsi oksigen tersebut, digunakan

alat

yang

konsumsi

bernama
oksigen

Respirometer.

bisa

diketahui

Dengan
lewat

respirometer

cairan

eosin

laju
yang

dimasukkan ke dalam pipa respirometer. Respirometer bekerja atas


suatu

prinsip

digunakan

bahwa

oleh

dalam

organisme

pernapasan
dan

ada

ada

karbon

oksigen

yang

dioksida

yang

dikeluarkan olehnya. Jika organism yang bernapas itu disimpan


dalam ruang tertutup dan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh
organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara
akan terjadi.(Wulangi,1990)

Grafik 1. Laju Konsumsi Oksigen Semut Jepang

2500
2000
1500
1000
500
0
massa (gr)

0.009

0.008

0.005

Berasarkan grafik tersebut dapat diketahui spesies dengan


berat badan lebih rigan memiliki laju respirasi lebih tinggi. Pada
percobaan semut jepang (Tenebrio molitor) yang memiliki berat
massa terkecil 0.005 gram dan memiliki laju respirasi yang tinggi
2.056 ml/gr , sedangkan pada semut jepang yang memiliki berat
massa besar 0.009 gram dan pada berat massa 0.008 gram
memiliki laju respirasi rendah. Hal ini sesuai berdasarkan Literatur
(Tobin,

2005)

yang

mengatakan

bahwa

ukuran

tubuh

juga

menentukan besarnya laju konsumsi oksigen per unit massa yang


lebih kecil dibanding hewan yang berukuran lebih besar.
Kebutuhan oksigen dan produksi karbondioksida dari suatu
hewan akan meningkat sebanding dengan massanya. Sedangkan
kecepatan gerak gas melintas membrane tergantung pada luas
permukaan tubuh. Pada hewan yang berukuran sangat kecil jarak
difusi kecil sehingga ratio luas permukaan dengan volume adalah
besar bila ukuran hewan lebih besar lagi maka jarak difusi akan
besar dan ratio kecil. (Yatim,1987)

Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen


antara lain tempertur, spesies hewan, ukuran badan, dan aktivitas.
Laju konsumsi oksigen dapat ditentukan dengan berbagai cara,
antara lain dengan mikrorespirometer, metode Winkler, maupun
respirometer Schoolander. (Patton, 1963) Sumber lain menyatakan
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses respisrasi yaitu:
a. Usia, perubahan usia akan juga menyebabkan perubahan
bentuk organ, misalnya paru-paru yang sebelumnya berisi
cairan menjadi berisi udara.
b. Suhu sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah
perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke
kulit.
c. Status

Kesehatan,

pada

orang

yang

sehat

sistem

kardiovaskuler dan pernafasan dapat menyediakan oksigen


yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
d. Jenis Kelamin, pada belalang jantan memiliki kecepatan
respirasi yang berbeda.
e. Ketinggian, mempengaruhi

pernapasan.

Makin

tinggi

daratan makin rendah O2 yang dapat dihirup belalang.


f. Haemoglobin, keberadaan pigmen haemoglobin dalam
darah

mamalia

dapat

meningkatkan

kapasitas

pengangkutan oksigen secara bermakna. (Yatim,1987)

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Reace. 2005. Biologi Edisi kelima Jilid III. Jakarta:
Erlangga.
Nilla, D, dkk. 2009. Buku Ajar Fisiologi Hewan. Jakarta: Erlangga.

Patton, Robert. 1963. Introductory Insect Physiology. London: WB


Saunders
Tobin, A,J. 2005. Asking About Life. Canada: Thomson Brooks.
Wulangi, kartolo. 1990. Prinsip-prinsip Fisiologi Hewan. Bandung:
ITB.
Yatim, Wildan. 1987. Biologi. Bandung: Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai