Anda di halaman 1dari 3

RESUME ARTIKEL

TEKNOBIOLOGI
Dosen pengampu:
Hendra Susanto, S.Si., M.Kes., Ph.D
Wira Eka Putra, S.Si., M.Med.Sc

Nama : Muhamad Arjuna Salim


NIM : 180341617565
Off : B/2018

Chapter 6: Bioteknologi Tumbuhan


Transgenesis pada tanaman merupakan sebuah langkah inovasi yang tidak
mungkin dapat dicapai dengan metode hibridisasi konvensional. Transgenesis
tersebut dapat menghasilakan.
• Tahan terhadap herbisida
• Tahan hama
•Vaksin
Beberapa metode dalam transgenesis adalah: fusi protoplas untuk membuat
hibrida tanaman, transgen - gen untuk sifat yang diinginkan yang dimasukkan ke
dalam organisme baru, transformasi dengan metode agrobakterium, teknik
fragmen daun, transformasi dengan, metode gun gen, teknik kloroplas, pemuliaan
dan pengujian tanaman, teknologi antisense, dan RNA interferensi (rnai).
Dalam aplikasi praktis di lapangan, transgenesis dapat berguna sabagai berikut:
resistensi penyakit, pengendalian serangga, pengelolaan gulma, penyimpanan
aman, serat yang lebih kuat, nutrisi yang ditingkatkan, dan produk transgenik
masa depan. Selain itu juga, metode transgenesis dapat membantu dalam
menciptakan energi alternatif berupa bahan bakar biologis seperti pada bioethanol
dan biodiesel.
Namun, pada penggunaannya ada beberapa aspek yang masih perlu
diperhatikan ulang seperti aspek kesehatan dan lingkungan. kesehatan pada
manusia: alergen & antibiotik resistensi kesehatan; dampak lingkungan: efek pada
spesies non-target & gulma super. Semua permasalahan tersebut di-cover oleh
badan pengawas sebagai tindak dalam meregulasi penerapan transgenesis: US
Department of Agriculture (USDA), Food and Drug Administration (FDA), &
Environmental Protection Agency (EPA).
Status dan Peluang terkini untuk Bioteknologi dalam Budidaya Perikanan
Negara Berkembang.

Pertumbuhan pesat budidaya perikanan telah mendapatkan keuntungan yang


signifikan dari perkembangan teknologi konvensional dan bioteknologi serta
diharapkan dengan optimasi pada bioteknologi akan lebih membantu sektor ini
dalam memenuhi permintaan global pada sektor makanan akuatik dalam beberapa
dekade mendatang. Sementara diterapkannya bioteknologi dalam industri
perikanan, memiliki penggunaan yang cukup terbatas jika dibandingkan dengan
budidayanya. Empat bidang utama di mana bioteknologi telah digunakan dalam
budidaya perikanan meliputi perbaikan genetik dan pengendalian reproduksi;
pengamanan biologis dan pengendalian penyakit; pengelolaan lingkungan dan
bioremediasi; serta konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan perikanan.
Salah satu alasan utama keberhasilan budidaya perikanan adalah
keanekaragaman spesies yang ada dalam budidayanya (lebih dari 230 spesies) dan
keanekaragaman genetik yang dapat dieksploitasi melalui penangkaran dan
domestikasi. Namun, pemeliharaan banyak spesies yang baru dibudidayakan
sebagian besar didasarkan pada benih dan / atau induk yang diperoleh dari alam
liar. Untuk membangun program pemuliaan praktis yang dapat menghasilkan
benih di tempat pembenihan, diperlukan pemahaman yang mendetail tentang
siklus produksi secara lengkap. Pengetahuan tersebut juga diperlukan untuk
menyebarluaskan perbaikan pemuliaan ke sektor produksi. Perbaikan dapat
memungkinkan pengaplikasian yang lebih luas dari bioteknologi genetika
reproduksi yang sesuai, sehingga akan meningkatkan produksi akuakultur yang
berdampak pada produksi pangan global. Bioteknologi ini meliputi poliploidi,
ginogenesis, androgenesis, perkembangan populasi monoseksual, dan
kriopreservasi.
Wabah penyakit merupakan kendala serius bagi pengembangan akuakultur.
Pengendalian penyakit dan manajemen kesehatan dalam budidaya akuakultur
berbeda dari sektor peternakan non akuakulur, terutama karena lingkungan hidupa
yang berbeda pula. Serangan penyakit terjadi di semua sistem, dari ekstensif
hingga intensif, dan kerugian mungkin terjadi di semua jenis sistem produksi.
Terdapat kebutuhan untuk manajemen yang lebih baik dari sistem intensif, dan
bioteknologi digunakan untuk tujuan ini. Metode diagnostik berbasis
immunoassay dan DNA saat ini digunakan untuk menyaring dan / atau
memastikan diagnosis dari banyak patogen penting dalam budidaya perikanan
pada negara berkembang. Selain itu, salah satu faktor terpenting yang
menyebabkan berkurangnya penggunaan antibiotik pada sektor akuakultur adalah
ketersediaan profilaksis yang baik untuk penyakit yang menyebabkan kematian
parah pada ikan dan kerang budidaya. Penggunaan vaksin memberikan
imunoprofilaksis yang baik untuk beberapa penyakit menular pada ikan bersirip.
Karena prosedur produksi vaksin berbasis molekuler, maka sangat bergantung
pada alat bioteknologi, beberapa vaksin diproduksi terutama di negara maju.
Mengurangi dampak lingkungan dari akuakultur adalah tugas yang cukup
penting. Budidaya sering kali dituding tidak lestari dan tidak ramah lingkungan.
Mengurangi dampak pembuangan limbah, meningkatkan kualitas air dan
penggunaan air yang bertanggung jawab adalah area utama yang harus
dipertimbangkan dalam pengembangan budidaya. Beberapa bioteknologi
digunakan untuk menangani bidang-bidang ini, termasuk bioremediasi untuk
degradasi limbah berbahaya dan penggunaan metodologi berbasis DNA untuk
deteksi dini alga penghasil racun.
Dalam perikanan hasil tangkap, pengelolaan dan konservasi perikanan yang
berkelanjutan menjadi prioritas. Oleh karena itu, pemahaman yang lebih baik
tentang struktur populasi perikanan menjadi sangat penting. Beberapa
bioteknologi telah diaplikasikan, tetapi terdapat potensi yang luas untuk
penggunaan bioteknologi dalam pengelolaan perikanan di seluruh dunia.
Penggunaan penanda molekuler dan prinsip genetika populasi telah terbukti
sangat efektif untuk menilai tingkat keragaman genetik yang sebenarnya dalam
populasi asal serta untuk mengukur sejauh mana diferensiasi antar populasi.

Anda mungkin juga menyukai