Transgenesis pada tanaman merupakan sebuah langkah inovasi yang tidak mungkin dapat dicapai dengan metode hibridisasi konvensional. Transgenesis tersebut dapat menghasilakan. • Tahan terhadap herbisida • Tahan hama •Vaksin Beberapa metode dalam transgenesis adalah: fusi protoplas untuk membuat hibrida tanaman, transgen - gen untuk sifat yang diinginkan yang dimasukkan ke dalam organisme baru, transformasi dengan metode agrobakterium, teknik fragmen daun, transformasi dengan, metode gun gen, teknik kloroplas, pemuliaan dan pengujian tanaman, teknologi antisense, dan RNA interferensi (rnai). Dalam aplikasi praktis di lapangan, transgenesis dapat berguna sabagai berikut: resistensi penyakit, pengendalian serangga, pengelolaan gulma, penyimpanan aman, serat yang lebih kuat, nutrisi yang ditingkatkan, dan produk transgenik masa depan. Selain itu juga, metode transgenesis dapat membantu dalam menciptakan energi alternatif berupa bahan bakar biologis seperti pada bioethanol dan biodiesel. Namun, pada penggunaannya ada beberapa aspek yang masih perlu diperhatikan ulang seperti aspek kesehatan dan lingkungan. kesehatan pada manusia: alergen & antibiotik resistensi kesehatan; dampak lingkungan: efek pada spesies non-target & gulma super. Semua permasalahan tersebut di-cover oleh badan pengawas sebagai tindak dalam meregulasi penerapan transgenesis: US Department of Agriculture (USDA), Food and Drug Administration (FDA), & Environmental Protection Agency (EPA). Status dan Peluang terkini untuk Bioteknologi dalam Budidaya Perikanan Negara Berkembang.
Pertumbuhan pesat budidaya perikanan telah mendapatkan keuntungan yang
signifikan dari perkembangan teknologi konvensional dan bioteknologi serta diharapkan dengan optimasi pada bioteknologi akan lebih membantu sektor ini dalam memenuhi permintaan global pada sektor makanan akuatik dalam beberapa dekade mendatang. Sementara diterapkannya bioteknologi dalam industri perikanan, memiliki penggunaan yang cukup terbatas jika dibandingkan dengan budidayanya. Empat bidang utama di mana bioteknologi telah digunakan dalam budidaya perikanan meliputi perbaikan genetik dan pengendalian reproduksi; pengamanan biologis dan pengendalian penyakit; pengelolaan lingkungan dan bioremediasi; serta konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan perikanan. Salah satu alasan utama keberhasilan budidaya perikanan adalah keanekaragaman spesies yang ada dalam budidayanya (lebih dari 230 spesies) dan keanekaragaman genetik yang dapat dieksploitasi melalui penangkaran dan domestikasi. Namun, pemeliharaan banyak spesies yang baru dibudidayakan sebagian besar didasarkan pada benih dan / atau induk yang diperoleh dari alam liar. Untuk membangun program pemuliaan praktis yang dapat menghasilkan benih di tempat pembenihan, diperlukan pemahaman yang mendetail tentang siklus produksi secara lengkap. Pengetahuan tersebut juga diperlukan untuk menyebarluaskan perbaikan pemuliaan ke sektor produksi. Perbaikan dapat memungkinkan pengaplikasian yang lebih luas dari bioteknologi genetika reproduksi yang sesuai, sehingga akan meningkatkan produksi akuakultur yang berdampak pada produksi pangan global. Bioteknologi ini meliputi poliploidi, ginogenesis, androgenesis, perkembangan populasi monoseksual, dan kriopreservasi. Wabah penyakit merupakan kendala serius bagi pengembangan akuakultur. Pengendalian penyakit dan manajemen kesehatan dalam budidaya akuakultur berbeda dari sektor peternakan non akuakulur, terutama karena lingkungan hidupa yang berbeda pula. Serangan penyakit terjadi di semua sistem, dari ekstensif hingga intensif, dan kerugian mungkin terjadi di semua jenis sistem produksi. Terdapat kebutuhan untuk manajemen yang lebih baik dari sistem intensif, dan bioteknologi digunakan untuk tujuan ini. Metode diagnostik berbasis immunoassay dan DNA saat ini digunakan untuk menyaring dan / atau memastikan diagnosis dari banyak patogen penting dalam budidaya perikanan pada negara berkembang. Selain itu, salah satu faktor terpenting yang menyebabkan berkurangnya penggunaan antibiotik pada sektor akuakultur adalah ketersediaan profilaksis yang baik untuk penyakit yang menyebabkan kematian parah pada ikan dan kerang budidaya. Penggunaan vaksin memberikan imunoprofilaksis yang baik untuk beberapa penyakit menular pada ikan bersirip. Karena prosedur produksi vaksin berbasis molekuler, maka sangat bergantung pada alat bioteknologi, beberapa vaksin diproduksi terutama di negara maju. Mengurangi dampak lingkungan dari akuakultur adalah tugas yang cukup penting. Budidaya sering kali dituding tidak lestari dan tidak ramah lingkungan. Mengurangi dampak pembuangan limbah, meningkatkan kualitas air dan penggunaan air yang bertanggung jawab adalah area utama yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan budidaya. Beberapa bioteknologi digunakan untuk menangani bidang-bidang ini, termasuk bioremediasi untuk degradasi limbah berbahaya dan penggunaan metodologi berbasis DNA untuk deteksi dini alga penghasil racun. Dalam perikanan hasil tangkap, pengelolaan dan konservasi perikanan yang berkelanjutan menjadi prioritas. Oleh karena itu, pemahaman yang lebih baik tentang struktur populasi perikanan menjadi sangat penting. Beberapa bioteknologi telah diaplikasikan, tetapi terdapat potensi yang luas untuk penggunaan bioteknologi dalam pengelolaan perikanan di seluruh dunia. Penggunaan penanda molekuler dan prinsip genetika populasi telah terbukti sangat efektif untuk menilai tingkat keragaman genetik yang sebenarnya dalam populasi asal serta untuk mengukur sejauh mana diferensiasi antar populasi.