Anda di halaman 1dari 12

PENGAMATAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi


yang dibimbing oleh Bapak Agung Witjoro, S.Pd, M.Kes.

Disusun Oleh:
Kelompok 5 Offering C/2016

Bagus Yoga Suwandaru (160341606053)


Cindy Olivia S (160341606010)
Dara Norisha (160341606096)
Elviana Nur’aini (160341606014)
Robiatul A’dawiyah (160341606036)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Februari 2018
A. Tujuan
Untuk mempelajari morfologi koloni bakteri.
B. Dasar Teori
Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah untuk
diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan. Hal tersebut juga
berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel
bakteri melalui serangkaian pengecatan. Pewarnaan atau pengecatan terhadap
mikroba banyak dilakukan baik secara langsung (bersama bahan yang ada) ataupun
secara tidak langsung (melalui biakan murni). Tujuan dari pewarnaan tersebut ialah
untuk mempermudah dan memperjelas ukuran serta bentuk tubuh suatu
mikroba.Salah satu fungsi lain adalah untuk mengetahui sifat dan karakteristik
mikroba.

Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk
meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Prosedur Pewarnaan
sederhana mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini sering digunakan untuk melihat
bentuk ukuran dan penataan pada mikoorganisme bakteri pada bakteri dikenal bentu
yang bulat (coccus), batang (basil), dan spiral (Lay, 1994). Pewarnaan gram adalah
salah satu teknik pewarnaan diferensial yang paling penting dan paling luas
digunakan untuk bakteri. Bakteri yang diwarnai dengan metode gram ini dibagi
menjadi dua kelompok, salah satu diantaranya bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif (Pelczar & Chan, 1986). Pada pewarnaan gram, bakteri yang telah difiksasi
dengan panas membentuk noda pada kaca objek diwarnai dengan pewarna basa yaitu
crystal violet.

Pengamatan morfologi koloni dapat dilakukansecara langsung dengan


menggunakan medium agar padat miring yang berisi media mikroorganisme dalam
suatu wadah yang diletakan secara miring. Dengan cara menginokulasikan bakteri
dengan jarum ose ke medium dan dibiarkan hingga 24 jam maka pertumbuhan
bakteri akan terjadi dan membentuk koloni, dimana koloni setiap bakteri memiliki
karakteristik tertentu yang menjadi ciri khas bagi mereka. Karakteristik tersebut
adalah ukuran koloni, pigmentasi, karakteristik optik, bentuk, elevasi, permukaan,
dan margin. Pengamatan morfologi bakteri meliputi bentuk, ukuran, tekstur, dan
warna koloni. Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus,
spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa
macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan
tripobasil. Sedangkan pada coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai
stophylococcus. Khusus pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung
dan melengkung (Hadioetomo, 1993).
Ciri fisiologi ataupun biokimia merupakan kriteria yang amat penting di
dalam identifikasi spesimen bakteri yang tak dikenal karena secara morfologis biakan
atau pun sel bakteri yang berbeda dapat tampak serupa, tanpa hasil pengamatan
fisiologis yang memadai mengenai organik yang diperiksa maka penentuan
spesiesnya tidak mungkin dilakukan. Karakteristik dan klasifikasi sebagian mikroba
seperti bakteri berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia. Mikroba dapat
tumbuh pada beberapa tipe media memproduksi tipe metabolit tentunya yang
dideteksi dengan interaksi mikroba dengan reagen test yang mana menghasilkan
perubahan warna reagen.

C. Alat dan Bahan

 Alat:
1. Inkubator
2. Loupe

 Bahan:
1. 2 buah medium lempeng NA

D. Cara Kerja
1. Pengamatan morfologi koloni bakteri

Dua cawan petri berisi medium lempeng dibawa ke tempat yang banyak dilalui orang,
lalu tutup cawan petri itu dibuka selama 10-15 menit, kemudian ditutup kembali.
Dilakukan pada kedua cawan petri

Kedua biakan diinkubasikan pada medium lempeng tersebut dengan suhu 37°C

Setelah biakan berumur 1x24 jam atau 2x24 jam, dilakukan pengamatan terhadap koloni
bakteri yang tumbuh pada medium lempeng tersebut

Jumlah koloni bakteri yang tumbuh dihitung, koloni bakteri ditandai dengan adanya
bentuk seperti lender, tetesan mentega, tetesan sari buah

Dipilih dua macam koloni bakteri yang tumbuh

Dilakukan pengamatan morfologi koloni dari dua macam koloni bakteri meliputi, (1)
warna koloni, (2) bentuk koloni, (3) tepi koloni, (4) elevasi (kenaikan permukaan koloni),
(5) kepekatan koloni, (6) mengkilat atau suram, (7) diameter koloni. Hal ini dilakukan
pada masing-masing koloni bakteri dan hasil pengamatan ditulis dalam Tabel
Pengamatan Bakteri

2. Pembuatan Biakan Murni Bakteri

Disediakan 2 buah medium lempeng dan 2 buah medium miring


Dipilih 2 macam koloni bakteri yang berasal dari biakan campuran

Nomor koloni yang dipilih ditulis pada medium lempeng dan medium miring yang telah
tersedia

Bakteri diinokulasikan secara aseptik ke medium lempeng secara zig-zag memakai jarum
inokulasi ujung lurus, dan medium miring dengan arah lurus dari bawah ke atas

Biakan diinkubasi pada suhu 37°C

Biakan bakteri diamati setelah berumur 1x24 jam

Bentuk koloni yang tumbuh pada medium miring dicatat

E. Hasil Pengamatan

Ciri Koloni Nomor 1 (A) Koloni Nomor 2 (B)


Morfologi koloni

a. Warna koloni Kuning Putih susu


b. Bentuk koloni
Rizoid Rizoid
c. Tepi koloni
d. Elevasi koloni Seperti wol Berombak
e. Mengkilat/ suram
Datar Datar
f. Diameter koloni
g. Kepekatan koloni Suram Suram
h. Jumlah koloni
0,5 cm 0,9 cm
Pekat Pekat
10 3
Asal bakteri Sungai FMIPA Sungai FMIPA

Tipe pertumbuhan pada Bentuk berduri Bentuk berduri


medium miring

F. Analisis Data

Praktikum ini bertujuan untuk mengamati morfologi bakteri yang ada di


sekitar kampus. Pengambilan bakteri dilakukan di sekitar sungai FMIPA. Cara
pengambilannya adalah dengan meletakkan cawan petri pada masing-masing posisi
dalam waktu yang bersamaan. Setelah 5 menit, cawan petri ditutup kembali dan
dibawa ke laboratorium untuk diinkubasi selama 2 x 24 jam. Pengamatan morfologi
bakteri dilakukan dengan mengambil 2 koloni yang berbeda pada masing-masing
cawan petri. Pengamatan pertama dilakukan pengamatan morfologi bakteri secara
langsung dan pewarnaan gram. Pengamatan kedua dilakukan pengamatan koloni dan
pertumbuhan bakteri dalam medium miring.

1. Pengamatan morfologi secara langsung dan pewarnaan gram.


Pengamatan pertama, bakteri dari masing-masing cawan petri diamati bentuk
morfologinya yang meliputi warna koloni, bentuk koloni, tepi koloni, elevasi
koloni, diameter koloni, kepekatan koloni, dan jumlah koloni.
 Koloni A memiliki warna kuning dengan bentuk koloni rizoid dan tepi
seperti wol. Elevasi koloni dilihat dari sisi samping datar. Koloni ini
bersifat suram.Diameter koloni berukuran 0.5 cm. koloni bakteri
bersifat pekat yaitu saat bakteri diambil dengan jarum oase
menunjukkan adanya serat seperti benang. Jumlah koloni bakteri A
sebanyak 10 koloni.
 Koloni B memiliki warna putih susu dengan bentuk koloni rizoid dan
tepi berombak. Elevasi koloni dilihat dari sisi samping datar. Koloni
ini bersifat suram. Diameter koloni berukuran 0.9 cm. koloni bakteri
bersifat pekat yaitu saat bakteri diambil dengan jarum oase
menunjukkan adanya serat seperti benang. Jumlah koloni bakteri B
sebanyak 3 koloni.

2. Pengamatan koloni dan pertumbuhan bakteri dalam medium miring.


Pengamatan kedua yaitu pengamatan bakteri pada medium miring. Masing-
masing koloni bakteri A dan B diinokulasi terlebih dahulu pada medium
miring dan didiamkan selama 1 x 24 jam. Cara inokulasi (penanaman bakteri)
adalah dengan mengambil bakteri dari cawan petri dengan jarum oase dan
memindahkannya pada medium miring. Penanaman bakteri pada bidang
miring dilakukan dengan pola zig-zag. Inokulasi dilakukan di dalam LAF
(Laminar Air Flow). Semua peralatan untuk inokulasi harus dalam keadaan
steril yaitu dipanaskan terlebih dahulu. Setelah 1 hari, bakteri pada medium
miring diamati. Tipe pertumbuhan koloni A pada medium miring adalah
berbentuk berduri. Sedangkan pertumbuhan koloni B pada medium miring
juga berbentuk berduri.

G. Pembahasan

Pengamatan bakteri dimulai dari pengambilan bakteri yang dilakukan di


sekitar sungai FMIPA. Setelah itu diletakkan pada cawan petri dalam waktu yang
bersamaan selama 2 x 24 Jam. Pada umumnya koloni bakteri yang tertangkap pada
medium lempeng ini akan tumbuh setelah lebih kurang 1 x 24 Jam (Hastuti,2012).
Satu koloni bakteri yang berada di dalam cawan petri/medium agar adalah sams, dan
dianggap semua sel yang berada dalam satu koloni tersebut adalah keturunan
(progeny) satu mikroorganisme dan dijadikan sebagai biakan murni (Kusnasi, dkk).

Menurut Kusnadi, dkk (2003) penampakan koloni bakteri dalam media


lempeng agar menunjukkan bentuk dan ukuran koloni yang khas, dapat dilihat dari
bentuk keseluruhan penampakan koloni, tepi dan permukaan koloni. Menurut
Dwidjoseputro (2005) menjelaskan bahwa, besar kecilnya koloni dapat hanya berupa
satu titik, adapula yang sampai menutup permukaan medium. Dari hasil pengamatan
morfologi koloni A memiliki diameter koloni berukuran 0,5 cm, sedangkan Koloni B
memiliki diameter koloni berukuran 0,9 cm. Sehingga jika dibandingkan, koloni B
dapat tumbuh dengan baik pada cawan petri.

Dwidjoseputro (2005) menjelaskan, dalam hal bentuk ada koloni bulat, ada
yang memanjang, ada yang tepiannya rata, dan ada tepiannya yang tidak rata, dalam
hal kenaikan permukaan, ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium, ada
pula yang timbul, yaitu menjulang tebal di permukaan medium, dalam hal halus
kasarnya permukaan ada koloni yang permukaanya halus, ada yang permukaannya
kasar (tidak rata), dalam hal wajah permukaan ada koloni yang permukaannya
mengkilat, ada yang permukaannya suram, dalam hal warna kebanyakan koloni
bakteri itu berwarna keputihan atau kekuning-kuningan, dan dalam hal kepekatan ada
koloni yang lunak seperti lender, ada yang lunak seperti mentega, ada yang keras dan
kering.

Berdasarkan hasil analisis data pada koloni bakteri, Bakteri A menunjukkan


ciri-ciri berwarna kuning dengan bentuk rhizoid dan tepi seperti wol. Elevasi koloni
dilihat dari sisi samping datar. Koloni ini bersifat suram. Koloni bersifat pekat yaitu
saat bakteri diambil dengan jarum oase menunjukkan adanya serat seperti benang.
Jumlah koloni bakteri A sebanyak 10 koloni dengan penghitungan menggunakan
colony counter. Bakteri B memiliki warna putih susu dengan bentuk koloni rhizoid
dan tepi berombak. Elevasi koloni dilihat dari sisi samping datar. Koloni ini bersifat
pekat yaitu saat bakteri diambil dengan jarum oase menunjukkan adanya serat seperti
benang. Jumlah koloni bakteri B sebanyak 3 koloni. Hal ini menunjukkan bahwa
pertumbuhan koloni A lebih lebih cepat. Menurut Irianto (2006) proses pertumbuhan
optimal jika berdasarkan syarat yaitu dengan tersedianya makanan dan energi yang
cukup serta keadaan lingkungan (pH,suhu). Selain itu juga pertumbuhan bakteri
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti substrat pertumbuhan yaitu mengginakan
medium agar pada praktikum ini, pH, temperatur, dan bahan kimia (Dwidjoseputro,
1990).

Selanjutnya, dilakukan pembiakan bakteri pada media agar miring dalam


tabung reaksi. Medium agar miring berwarna kekuningan berfungsi sebagai tempat
menggoreskan koloni bakteri dan tempat pertumbuhan koloni bakteri. Hasil dari
biakan bakteri selama i1x 24 jam dalam inokulasi LAF (Laminar Air Flow) yang
menggunakan alat dalam keadaan steril. Tipe pertumbuhan koloni A pada medium
agar miring adalah bentuk berduri. Sedangkan pertumbuhan koloni B pada medium
agar miring juga sama dengan bentuk berduri.

Keuntungan media agar miring adalah luas permukaan yang kecil sehingga
peluang kontaminai rendah dan dapat memperluas bidang untuk digunakan strain
murni (indukan murni). Sedangkan kerugiannya hanya memuat sedikit
mikroorganisme. Media agar untuk bakteri digunakan media NA (Nutrien Agar)
karena yang komposisinya ekstrak daging sapi didalamnya mengandung protein,
karbohidrat, vitamin dan sedikit lemak juga tersapat adanya beberapa faktor
pertumbuhan yang tidak mampu mensinteis mikroorganisme (Waluyo,2005).

Irianto (2006) menjelaskan, beberapa faktor yang berpengaruh terhadap


pertumbuhan mikroba yang didalamnya termasuk bakteri ialah: (1) Konsentrasi
nutrient, makin banyak bahan nutrisi yang diperlukan makin cepat pertumbuhan
mikroba; (2) pH (keasaman dan kebasaan), beberapa mikroba mempunyai sifat pH
yang berbeda-beda untuk menunjang pertumbuhannya; (3) konsentrasi air, untuk
pertumbuhan mikroba memerlukan konsentrasi yang cukup dan sangat spesifik; (4)
bahan alami, bahan alami tertentu bersifat antimikrobia, yaitu sifat menghambat
pertumbuhan mikrobia, misalnya golongan rempah-rempah; (5) suhu, mikrobia
mempunyai sifat spesifi terhadap suhu untuk pertumbuhannya; dan (6) tekanan
osmosis, mempengaruhi kestabilan dari dinding dan membrane sel mikroba.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.


Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : PT Gramedia.

Hadioetomo, R. 1993. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta : Gramedia.

Hadioetomo & Ratna, S. 2005. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan
Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta: Gramedia.

Hastuti, U. S. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press.

Irianto, K. 2006. Mikrobiologi: Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 2. Bandung:


CV. Yrama Widya.

Kusnadi, dkk. 2003. Common Text Book Mikrobiologi. Bandung: JICA-IMSTEP,


DGHE, dan FPMIPA UPI.
Lay, B. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta : Rajawali.
Pelczar & Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press.
Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press.

LAMPIRAN
Koloni bakteri A Koloni bakteri B

Koloni bakteri A Koloni bakteri B


dalam medium miring dalam medium
miring

Anda mungkin juga menyukai