LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun Oleh:
Kelompok 5 Offering C/2016
Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk
meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Prosedur Pewarnaan
sederhana mudah dan cepat, sehingga pewarnaan ini sering digunakan untuk melihat
bentuk ukuran dan penataan pada mikoorganisme bakteri pada bakteri dikenal bentu
yang bulat (coccus), batang (basil), dan spiral (Lay, 1994). Pewarnaan gram adalah
salah satu teknik pewarnaan diferensial yang paling penting dan paling luas
digunakan untuk bakteri. Bakteri yang diwarnai dengan metode gram ini dibagi
menjadi dua kelompok, salah satu diantaranya bakteri gram positif dan bakteri gram
negatif (Pelczar & Chan, 1986). Pada pewarnaan gram, bakteri yang telah difiksasi
dengan panas membentuk noda pada kaca objek diwarnai dengan pewarna basa yaitu
crystal violet.
Alat:
1. Inkubator
2. Loupe
Bahan:
1. 2 buah medium lempeng NA
D. Cara Kerja
1. Pengamatan morfologi koloni bakteri
Dua cawan petri berisi medium lempeng dibawa ke tempat yang banyak dilalui orang,
lalu tutup cawan petri itu dibuka selama 10-15 menit, kemudian ditutup kembali.
Dilakukan pada kedua cawan petri
Kedua biakan diinkubasikan pada medium lempeng tersebut dengan suhu 37°C
Setelah biakan berumur 1x24 jam atau 2x24 jam, dilakukan pengamatan terhadap koloni
bakteri yang tumbuh pada medium lempeng tersebut
Jumlah koloni bakteri yang tumbuh dihitung, koloni bakteri ditandai dengan adanya
bentuk seperti lender, tetesan mentega, tetesan sari buah
Dilakukan pengamatan morfologi koloni dari dua macam koloni bakteri meliputi, (1)
warna koloni, (2) bentuk koloni, (3) tepi koloni, (4) elevasi (kenaikan permukaan koloni),
(5) kepekatan koloni, (6) mengkilat atau suram, (7) diameter koloni. Hal ini dilakukan
pada masing-masing koloni bakteri dan hasil pengamatan ditulis dalam Tabel
Pengamatan Bakteri
Nomor koloni yang dipilih ditulis pada medium lempeng dan medium miring yang telah
tersedia
Bakteri diinokulasikan secara aseptik ke medium lempeng secara zig-zag memakai jarum
inokulasi ujung lurus, dan medium miring dengan arah lurus dari bawah ke atas
E. Hasil Pengamatan
F. Analisis Data
G. Pembahasan
Dwidjoseputro (2005) menjelaskan, dalam hal bentuk ada koloni bulat, ada
yang memanjang, ada yang tepiannya rata, dan ada tepiannya yang tidak rata, dalam
hal kenaikan permukaan, ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium, ada
pula yang timbul, yaitu menjulang tebal di permukaan medium, dalam hal halus
kasarnya permukaan ada koloni yang permukaanya halus, ada yang permukaannya
kasar (tidak rata), dalam hal wajah permukaan ada koloni yang permukaannya
mengkilat, ada yang permukaannya suram, dalam hal warna kebanyakan koloni
bakteri itu berwarna keputihan atau kekuning-kuningan, dan dalam hal kepekatan ada
koloni yang lunak seperti lender, ada yang lunak seperti mentega, ada yang keras dan
kering.
Keuntungan media agar miring adalah luas permukaan yang kecil sehingga
peluang kontaminai rendah dan dapat memperluas bidang untuk digunakan strain
murni (indukan murni). Sedangkan kerugiannya hanya memuat sedikit
mikroorganisme. Media agar untuk bakteri digunakan media NA (Nutrien Agar)
karena yang komposisinya ekstrak daging sapi didalamnya mengandung protein,
karbohidrat, vitamin dan sedikit lemak juga tersapat adanya beberapa faktor
pertumbuhan yang tidak mampu mensinteis mikroorganisme (Waluyo,2005).
DAFTAR PUSTAKA
Hadioetomo & Ratna, S. 2005. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan
Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta: Gramedia.
LAMPIRAN
Koloni bakteri A Koloni bakteri B