Anda di halaman 1dari 13

PENGAMATAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI DAN PENGUKURAN SEL

BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk Memenuhi Tugas Mikrobiologi
Yang dibina oleh Bapak Agung Witjoro, S.Pd., M.Kes.

Disusun oleh :
Kelompok 5 Offering H 2017
Amalia Shita Devi 170342615574
Bella Aulia 170342615567
Dimas Nur Ramadhani 170342615596
Maria Dwi Cahyani 170342615515

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PRODI BIOLOGI
Februari 2019
A. Tanggal Kegiatan : Kamis, 31 Januari 2019
B. Tujuan
1. Untuk mempelajari koloni bakteri
2. Untuk memperoleh ketrampilan menera skala micrometer okuler
3. Untuk mengukur sel bakteri
C. Dasar Teori
Mikroba merupakan organisme yang memiliki ukuran yang kecil (mikro), dapat
melakukan aktifitas untuk hidup, berdasarkan struktur selnya dapat tergolong prokariot
dan eukariot. Mikroba terdiri atas bakteri, virus, dan jamur yang memiliki morfologi dan
struktur anatomi yang berbeda (Nester, dkk., 2012). Mikroba mempunyai keuntungan
yang besar bagi manusia yaitu sebagai sebagai pengurai bahan-bahan organik. Mikroba
dapat dengan mudah tumbuh dalam media buatan dan pembiakannya relatif cepat ketika
di dukung dengan gizi dan kondisi lingkungan yang baik (Darkuni, 2001).
Bakteri merupakan salah satu mikroba yang dapat dengan mudah dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Bakteri adalah kelompok mikroba yang sederhana tanpa memiliki
membran inti sel dan termasuk dalam prokariota serta mikroskopik. Bentuk bakteri bisa
bermacam-macam dan umumnya berukuran 0,5-5 mikrometer, tetapi ada juga bakteri
yang berdiameter hingga 700 mikrometer, yaitu Thiomargarita. Bakteri umumnya
mempunyai dinding sel seperti jamur dan tumbuhan, tetapi dengan bahan pembentuk
yang berbeda yaitu peptidoglikan (Madigan, dkk., 2009).
Nama bakteri berasal dari bahasa Yunani yaitu “Bakterion” yang berarti tongkat
atau batang. Berdasarkan bentuk dari morfologinya, bakteri dapat digolongkan menjadi
basil, kokus, dan spiral (Dwidjoseputro, 1990).
a. Basil (bacillus) berbentuk seperti tongkat yang pendek dan silindris. Bentuk basil
dapat dikatakan streptobasil apabila bergandengan-gandengan secara panjang, dan
dapat dikatakan diplobasil apabila bergandengan dua-dua.
b. Kokus (coccus) berbentuk seperti bola-bola kecil. Bentuk kokus dapat dikatakan
streptokokus apabila bergandengan panjang serupa dengan tali leher, dan dapat
dikatakan diplokokus apabila bergandengan dua-dua. Tetrakokus apabila
berkelompok empat, stafilokokus apabila mengelompok secara untaian, dan sarsina
apabila mengelompok serupa kubus.
c. Spiral berbentuk berbengkok-bengkok dan jarang ditemui dibandingan dengan
golongan bakteri yang lain.

Gambar 1. Bentuk sel bakteri (Pelczar. 1999)

D. Alat dan Bahan


1. Alat dan bahan pengamatan morfologi koloni bakteri:
Alat Bahan:
- Inkubator - 2 buah medium lempeng NA
- Loupe
2. Alat dan bahan pengukuran sel bakteri:
Alat: Bahan:
- Mikroskop - Sediaan bakteri yang telah diwarnai
- Mikrometer okuler (occuler micrometer) - Kertas penghisap
- Mikrometer meja (stage micrometer) - Kertas lensa
- Alcohol 70%
- Lisol
- Sabun cuci
- Lap
E. Prosedur Kerja
1. Pengamatan morfologi koloni bakteri

Dibawa cawan petri yang berisi medium lempeng ke tempat yang


banyak dilalui orang, dibuka tutup cawan petri selama 10-15 menit,
kemudian ditutup kembali

Diinkubasi biakan pada medium lempeng tersebut pada suhu 37◦C

Setelah dibiakkan selama 1x24 jam atau 2x24 jam, dilakukan


pengamatan terhadap koloni bakteri yang tumbuh pada medium
lempeng tersebut

Dihitung jumlah koloni bakteri yang tumbuh, ditandai dengan bentuk


seperti lender, tetesan mentega, dan tetesan sari buah.

Dipilih dua macam koloni yang tumbuh

Dilakukan pengamatan morfologi koloni dari dua macam koloni


bakteri

2. Pengukuran sel bakteri

Disediakan 2 buah medium lempeng dan dua buah medium miring

Dipilih dua macam koloni bakteri yang berasal dari biakan campuran.
Ditulis nomor koloni yang dipilih pada medium lempeng dan
medium miring

Diinokulasikan bakteri secara aseptik ke medium lempeng dengan


arah zig-zag memakai jarum inokulasi ujung lurus dank e medium
miring dengan arah lurus mulai dari permukaan medium miring
bagian bawah menuju ke atas
Diinkubasi biakan pada suhu 37◦C dan dilakukan pengamatan setelah
biakan berumur 1x24 jam atau 2x24 jam

Dicatat bentuk koloni bakteri yang tumbuh pada medium miring

F. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Tabel hasil pengamatan morfologi koloni bakteri
Ciri Koloni no. 1 Koloni no. 2
Morfologi koloni
a) Warna koloni Putih Kuning
b) Bentuk koloni Bundar Bundar dengan tepi kerang
c) Tepi koloni Licin Berombak
d) Elevasi koloni Cembung Timbul
e) Mengkilat/suram Mengkilat Suram
f) Diameter koloni 0,3 mm 0,8 mm
g) Kepekatan koloni - -
h) Jumlah koloni 6 2
Ciri lainnya
Asal bakteri Green house Green house
Tipe pertumbuhan pada
medium miring

G. Analisis Data
Pengamatan morfologi bakteri dilakukan dengan mengambil 2 koloni yang
berbeda pada cawan petri. Kemudian diamati bentuk morfologinya yang terdiri atas
warna koloni, bentuk koloni, tepi koloni, elevasi koloni, mengkilat/suram, diameter
koloni dan jumlah koloni.
Berdasarkan pengamatan dengan menggunakan sampel yang diambil di Green
House Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang di
dapatkan beberapa koloni bakteri, tetapi pada praktikum ini diambil 2 koloni. 2 koloni ini
kemudian diberi kode dengan menyebutkan koloni 1 dan koloni 2. Pada koloni pertama
warna koloni adalah putih, bentuk koloni bundardengan tepi koloni licin, elavasi koloni
cembung mengkilat, diameter koloni sebesar 0,3 mm dan diameter koloni yaitu 6.
Sedangkan pada koloni kedua didapatkan warna koloni kuning, bentuk koloni bundar
dengan tepi karang, tipe koloni berombak dengan elavasi timbul suram, diameter koloni
0,8 mm dan jumlah koloni yaitu 2. Dengan tipe pertumbuhan pada medium miring dari 2
koloni ini tidak dapat diamati dengan jelas.
Selanjutnya dilanjutkan dengan pengukuran sel bakteri. Sebelum melakukan
pengukuran, mikrometer okuler yang akan digunakan harus ditera terlebih dahulu. Pada
pengukuran ini digunakan dua koloni yang sudah diamati morfologi dan telah melewati
pewarnaan gram. Pada koloni 1 di amati dan didapatkan sel bakteri bentuk kokus
menggunakan mikroskop perbesaran 400 x, didapatkan hasil diameter sebesar 2,5 µm
dengan hasil perhitungan telah dicantumkan atau dijabarkan pada data diatas.
Kemudian pada pengukuran sel koloni kedua didapatkan bentuk basil, dengan
pengamatan dilakukan menggunakan mikroskop 1000 x. Dari pengukuran yang telah
dilakukan didapatkan bakteri berbentuk basil dengan panjang 9 µm, sedangkan diameter
tidak dapat kami lakukan karena keterbatasan waktu ketika praktikum.
H. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan dua topik praktikum, yaitu pengamatan
morfologi koloni bakteri dan pengukuran sel bakteri. Adapun tujuan praktikum ini yaitu:
1) Untuk mempelajari morfologi koloni bakteri, 2) Untuk mengukur sel bakteri.
Pengambilan dan penangkapan bakteri ini dilakukan di Green House Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Malang. Penangkapan
bakteri ini dilakukan menggunakan cawan petri yang telah berisi medium, dan dibawa ke
Green house. Kemudian cawan petri dibuka dan diletakkan di Green house dengan durasi
waktu sekira 10-15 menit lalu cawan petri ditutup kembali dan di bawa kembali ke
laboratorium.
Bakteri merupakan organisme yang jumlahnya paling banyak dan tersebar luas
dibandingkan dengan organisme lainnya. Bakteri memiliki bentuk dan struktur yang
berbeda. Bentuk dan struktur ini yang disebut dengan morfologi bakteri. Setiap bakteri
memiliki bentuk yang berbeda. Ini juga dipengaruhi oleh kondisi tempat hidupnya.
Umumnya bakteri dapat diperoleh atau didapatkan hampir setiap tempat, misalnya di
udara, direrumputan, disela-sela gigi, di dalam tanah dan sebagainya. Untuk mengetahui
dan mempelajari morfologi koloni bakteri, perlu dilakukan penangkapan dan
penumbuhan bakteri pada medium lempeng. Umumnya bakteri yang tertangkap pada
medium lempeng akan tumbuh setelah 1x 24 jam (Hastuti, 2012).
Menurut Hastuti 2012, bakteri mempunyai ukuran yang beragam, mulai dari 1
µm. Dimensi sel umumnya dinyatakan dalam satuan micrometer, yaitu suatu satuan yang
besarnya 1/1000 mm. pengukuran yang tepat terhadap sel bakteri dapat dilakukan
menggunakan micrometer okuler. Namun sebelum digunakan, makrometer okuler ini
harus ditera lebih dahulu harga skalanya dengan menggunakan micrometer objektif yang
telah memiliki harga skala yang pasti.
Dalam pengamatan morfologi bakteri, dilakukan secara langsung. Atau
menggunakan mata telanjang dengan alat bantu berupa loupe. Pada pengamatan
morfologi di amati sifat-sifat dari koloni bakteri yang berada dalam cawan petri yang
telah berisi medium. Sifat-sifat dari koloni yang kami amati pertama adalah warna, pada
koloni 1 didapatkan koloni berwarna putih dan koloni 2 berwarna kuning. Pada cawan
petri yang kami gunakan, kami mendapatkan koloni 1 berjumlah 6 dengan ukuran yang
beragam tetapi dominan koloni berukuran kecil, dan koloni 1 berjumlah 2 dengan ukuran
sedang. Koloni bakteri dapat berukuran besar dan kecil, terkadang ada yang hanya berupa
satu titik saja dan adapula yang sampai menutup permukaan medium (Dwidjoseputro,
2015).
Berdasarkan hasil analisis di atas, kami menemukan bentuk koloni yang kami
temukan pada koloni 1 adalah bundar dengan tepi licin, sedangkan koloni 2 bentuk koloni
nya bundar dengan tepi kerang dengan tipe koloni berombak. Elavasi koloni pertama
cembung mengkilat, elavasi koloni kedua timbul suram. Koloni bakteri pertama ini
memiliki diameter sebesar 0,3 mm dan koloni bakteri kedua 0,8 mm. Hastuti, 2012
menjelaskan bentuk koloni terdiri atas bermacam-macam bentuk, yaitu bundar, bundar
dengan tepian kerrang, bundar dengan tepian timbul, keriput, konsentris, tak beraturan&
menyebar, berbenang-benang, bentuk L, bundar dengan tepian menyebar, filiform,
Rizoid, dan kompleks. Tepian koloni juga disebutkan berbagai macam seperti, licin,
berombak, berlekuk, tak beraturan, siliat, bercabang, seperti wol, seperti benang, seperti
ikal rambut dengan elevasi dasar, timbul, cembung,seperti tetesan, seperti tombol,
berbukit-bukit, tumbuh kedalam medium, dan seperti kawah.
Proses pertumbuhan koloni dipengaruhi oleh beberapa faktor, dengan beberapa
syarat seperti: tersedianya makanan yang cukup, serta keadaan lingkungan baik Ph
ataupun suhu, temperature serta bahan kimia yang berada disekitar (Irianto,2006).
Ukuran bakteri bervariasi, tergantung dari spesiesnya. Ukuran bakteri pathogen
berbentuk batang rata-rata memiliki diameter dan panjang kira-kira 0,5 µm dan 2 µm,
sedangkan bakteri non pathogen yang berbentuk batang ukuran diameter nya mencapai 4
µm dengan panjang 20 µm. Bentuk sel bakteri dapat terlihat dibawah mikroskop cahaya,
berbentuk kokus (bulat), basil (batang), dan spiral (Kusnadi, 2003). Hal ini telah sesuai
dengan hasil pengamatan, dengan mendapatkan koloni pertama berbentuk kokus dan
koloni kedua berbentuk basil. Pada praktikum pengukuran sel bakteri koloni pertama
menggunakan perbesaran 400 x, yang dapat di hitung adalah hanya diameternya saja.
Sedangkan koloni kedua, seharusnya panjang dan diameter dapat dihitung, tetapi karena
kekurangan waktu, menyebabkan pada saat praktikum tidak sempat melakukan
pengukuran diameter bakteri.
I. Diskusi
 Pengukuran sel bakteri
1. Tulislah hasil perhitungan peneraan harga skala micrometer okuler pada perbesaran
400x dan 1000x. Mengapa perlu dilakukan peneraan pada kedua macam pembesaran
tersebut?
Jawab:
 Perbesaran 400 x
1 skala mikr okuler = 1 skala mikr. Objektif
= 1 x 0,01 = 0,01 mm
1 skala mikr okuler = 0,01 = 0,01 mm = 10 µm
 Perbesaran 1000 x
40 skala mikrokuler = 4 skala objektif
= 4 x 0,01 = 0,04 mm
1 skala mik. Okuler = 0,04 = 0,001 mm = 1 µm
40
Peneraan mirkoskop dilakukan karena pada setiap mikroskop memiliki harga
tera yang berbeda, oleh karena itu peneraan mikroskop perlu dilakukan. Alasan lain
yaitu supaya mempermudah ketika melakukan praktikum sehingga dapat dengan
mudah, karena telah mempunyai data teraan mikroskop.

2. Tulislah hasil pengukuran sel bakteri yang diamati dalam 3 ulangan, lalu hitunglah
nilai reratanya. Mengapa sel bakteri yang berbentuk basil harus diukur Panjang dan
diameter selnya, sedang sel bakteri yang berbentuk kokus hanya diukur diamternya
saja?
Jawab:
Hasil perhitungan pada kedua koloni bakteri yang telah diamati
 Koloni 1
Berdasarkan praktikum, kami hanya melakukan satu kali ulangan.
Perhitungan = 1 x 2,5 µm
Dengan rata-rata= 2,5 µm
 Koloni 2
Perhitungan 1= 9 x 1 µm
Dengan rata-rata= 9 µm
Sel bakteri berbentuk basil harus diukur panjang dan diameter selnya
sedangkan sel bakteriyang berbentuk kokus hanya diukur diameter sel saja karena
pada sel bakteri dengan bentuk basil atau batang memiliki ukuran yang berbeda
antara panjang dan lebarnya. sedangkan pada kokus dari semua bidang pengukuran
menunjukkan diameter yang sama sehingga cukup dilakukan pengukuran pada
diameternya saja.
 Pengamatan morfologi koloni bakteri
1. Faktor-faktor apakah saja yang mempengaruhi jumlah dan macam bakteri pada suatu
tempat? Jelaskan!
Jawab:
Umumnya ada dua faktor yang mempengaruhi jumlah dan macam bakteri
pada suatu tempat, yaitu: faktor nutrisi dan faktor fisik.
Faktor nutrisi terdiri atas beberapa bagian, yaitu karbon, ion organic, oksigen
serta karbon dioksida. Karbon menjadi sesuatu yang dibutuhkan oleh bakteri, oksigen
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan energi bakteri, sedangkan ion organik
dibutuhkan bakteri dalam jumlah kecil, ion organik tersusun atas nitrogen, sulfur,
fosfor, magnesium dan kalsium.
Faktor fisik meliputi, temperature, ph, kondisi osmotik. Temperature yang
optimal dapat membuat pertumbuhan bakteri semakin cepat. Bakteri memiliki rentang
temperature yang dapat membuat bakteri dapat tumbuh.Bakteri juga membutuhkan ph
yang berbeda setiap jenis bakteri. Perbedaan ini disebabkan oleh proses metabolisme
yang terjadi di dalam sel. Selanjutnya kondisi larutan yang osmotic didalam sel
bakteri biasanya lebih tinggi dibandingkan dilaur sel. Umumnya sebagian bakteri
akan kerusakan dinding sel, oleh karena itu kondisi osmotik harus pada keadaan yang
normal.

2. Apakah kegunaan biakan murni bakteri?


Jawab:
Kegunaan dari biakan murni bakteri adalah untuk mempermudah pengamatan
supaya dengan mudah mendapatkan suatu spesies atau jenis bakteri. Biakan murni
umumnya ditumbuhkan pada biakan medium agar, supaya ketika mikroba tumbuh
jarak antar bakteri tidak berdekatan dan terbentuk koloni.
J. Kesimpulan
1. Penampakan koloni bakteri dalam media lempeng agar menunjukkan bentuk dan
ukuran koloni yang khas, dapat dilihat dari bentuk keseluruhan penampakan koloni,
tepi dan permukaan koloni. Pada koloni 1 mempunyai warna putih, bentuk koloni
bundar, tepi koloni licin, elevasi koloni cembung, mengkilap, diameter koloni 0,3
mm, dan jumlah koloni 6. Sedangkan pada koloni 2, warna koloni kuning, bentuk
koloni bundar dengan tepi kerang, tepi koloni berombak, elevasi koloni timbul, suram
dengan diameter koloni 0,8 mm, dan jumlah koloni 2.
2. Pada mikroskop yang digunakan no. 7, pada perbesaran 40x didapatkan peneraan
untuk 1sakal mikroskop lensa okuler sebesar 25 µm, perbesaran 100x didapatkan 10
µm, perbesaran 400x didapatkan 2,5 µm, dan perbesaran 100x didapatkan 1 µm.
3. Bentuk bakteri yang didapatkan dari green house lantai 1 adalah bentuk kokus dan
basil. Pada koloni bakteri 1 (kokus), diameter selnya adalah 2,5 µm sedangkan pada
koloni bakteri 2 (basil), diameternya 9 µm.
Daftar Pustaka

Darkuni, N. 2001. Mikrobiologi. Malang: JICA.

Dwidjoseputro. 1990. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Dwidjsoputro, D. 2005. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan.

Hastuti, U. 2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press.

Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Jilid 2. Bandung: CV Yrama Widya.

Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. JICA. Bandung: FMIPA UPI.

Madigan, M.T., dkk. 2009. Biology of Microorganisms. 12th ed. New York: Prentice Hall
International.

Nester, E., dkk. 2012. Microbiology A Human Perspective. Edisi tujuh, 461-467. New York: Mc
Graw-Hill.

Pelczar, M. 1999. Microbiology. New York: Mc Graw-Hill.

.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai