Anda di halaman 1dari 23

Laporan Praktikum Mikrobiologi

Isolasi Mikroba dari Lingkungan

Oleh :

Nama : Fitria Miga Suryaningsih

NIM : 1304620070

Kelompok :6

Tanggal Praktikum : Senin, 03 Oktober 2022

Dosen : Annisa Wulan Agus Utami, S.Si., M.Si

Pendidikan Biologi A 2020

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Jakarta

2022
A. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui adanya mikroba di lingkungan sekitar
2. Mengetahui teknik-teknik isolasi mikroba
3. Mengamati keanekaragaman mikroorganisme dari lingkungan sekitar

B. Pendahuluan
Mikroba yang terdapat di alam sangatlah banyak. Umumnya
keberadaan mikroorganisme di alam bercampur antara bakteri, kapang,
khamir/khamir, dan mikroorganisme sejenis lainnya. Untuk mendapatkan
mikroorganisme murni diperlukan suatu teknik yang disebut isolasi. Isolasi berarti
bahwa spesies harus dipisahkan dari sekelompok mikroorganisme atau spesies lain,
mengetahui bahwa sel-sel mikroba sangat kecil. Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba
Bakteri merupakan domain yang terdiri dari makhluk hidup yang tidak
memiliki membran inti (prokariotik). Mikroba ataupun bakteri sangat erat
kaitannya dengan kehidupan manusia. Bakteri berperan penting dalam
semua bentuk kehidupan karena mereka dapat memecah bahan organik kompleks
dan mengembalikan unsur hara ke dalam tubuh. Peran utama beberapa bakteri
adalah sebagai pengurai atau dekomposer. Beberapa dekomposer seperti
bakteri dan cendawan mampu menghasilkan selulase (Juariah, 2018).
Isolasi bakteri merupakan suatu proses mengambil bakteri dari
lingkungan asalnya dan menumbuhkan di medium buatan sehingga diperoleh biakan
murni. Biakan pertaman hasil isolasi disebut isolat. Pembuatan isolat dilakukan
dengan cara mengambil sampel dari lingkungan baik dari air, udara,
maupun tanah. Selanjutnya sampel tersebut kemudian dibiakan dengan
menggunakan media universal atau media selektif. Dari media universal
tersebut akan diperoleh mikroba campuran. Untuk proses identifikasi maupun
isolasi jenis tertentu saja, dilakukaan proses pembuatan isolat tunggal dar isolat
campuran tersebut (Lestari,2017).
Inokulasi merupakan suatu cara ntuk memindahkan biakan murni dari suatu
media ke media lain yang sama atau berbeda. Biakan murni disebut inokulum, yaitu
biakan hasil isolasi yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme. Inkubasi merupakan
cara menumbuhkan mikroorganisme pada waktu dan temperatur tertentu
(Harti, 2015).
Nutrien agar (NA) merupakan media yang tidak selektif. Oleh karena
itu, semua bakteri dapat tumbuh pada media ini. Medium NA mengandung nutrisi
yang dapat mendukung pertumbuhan bakteri. Dengan media pertumbuhan dapat
diperoleh isolat mikroorganisme menjadi kultur murni. Media NA
banyak mengandung sumber nitrogen sehingga media ini banyak digunakan
dalam prosedur bakteriologi untuk pertumbuhan sample pada uji bakteri dan
untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Media ini digunakan
sebagai pertumbuhan mayoritas dari mikroba yang tidak selektif (Putri, 2018).
Menurut Lukman (2018), ada beberapa teknik isolasi bakteri, yaitu:
1) Teknik cawan tuang (Pour plate method)
Pada teknik ini memerlukan agar yang belum mengeras, dituangkan ke
dalam cawan petri yang berisi suspensi bakteri, dihomogenkan dan dibiarkan
mengeras. Akibatnya, sel bakteri tidak hanya ada di permukaan media agar, tetapi
juga di dalam dan di permukaan belakang media agar sehingga bisa diketahui sel
yang dapat tumbuh di permukaan medium agar yang kaya O2 dan di dalam
medium agar yang tidak begitu banyak mengandung O2.

2) Teknik cawan gores (Streak plate method)


Prinsip dari metode ini adalah untuk mendapatkan koloni yang benar-benar
terpisah dari koloni lain, menyederhanakan proses pemisahan. Cara ini dilakukan
dengan membagi 3-4 cawan petri. Ose steril yang telah disiapkan ditempatkan
pada sumber isolat dan digoreskan ke dalam cawan petri yang berisi media steril.
Gosok 3-4 kali untuk membuat garis horizontal pada cawan. Ose didesinfeksi
dengan api bunsen lagi. Setelah kering, gunakan osse tersebut untuk menggores
goresan sebelumnya padasisi cawan kedua.. Lanjutkan langkah ini sampai
keempat sisi cawan tergores.

3) Teknik cawan sebar (Spread plate method)


Dalam teknik ini, suspensi bakteri disebarkan di atas permukaan media
agar-agar untuk mendapatkan kultur murni. Prosedur kerjanya adalah mengambil
0,1 ml suspensi dengan mikropipet dan menjatuhkannya ke permukaan agar yang
memadat. Trigarski kemudian dibakar dengan bunsen dan didinginkan selama
beberapa detik. Suspensi kemudian diratakan dengan menggosokkannya pada
permukaan agar. Cangkir juga dapat diputar untuk distribusi yang lebih efektif.

4) Teknik dilusi
Tujuan dari teknik ini adalah melarutkan atau melepaskan mikrobadari
substratnya ke dalam air sehingga lebih mudah penanganannya. Sampel
yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril. Teknik
penanaman ini merupakan lanjutan dari teknik pengenceran bertingkat.
Teknik dilusi sangat penting dalam analisa mikrobiologi karena hampir semua
metode penelitian dan perhitungan jumlah sel mikroba menggunakan
teknik ini, seperti TPC (Total Plate Count).

Pengamatan tentang karakteristik morfologi koloni bakteri perlu


dilakukan, agar mempermudah dalam proses identifikasi jenis bakteri. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Lay: 1994 ( dalam Fitri dan Yasmin, 2011),
bahwa berdasarkan ciri morfologi koloni bakteri dan biakan murni maka dapat
dilakukan proses identifikasi jenis-jenis mikroorganisme, namun untuk
memperoleh hasil identifikasi yang sempurna maka harus dilanjutkan dengan uji
biokimia (Fitri danYasmin, 2011)
Pada umumnya ukuran tubuh bakteri sangat kecil, sehingga memerlukan
mikroskop untuk dapat mengamatinya. Ada juga bakteri yang ukuran tubuhnya agak
besar yang dapat dilihat tanpa menggunakan mikroskop. Satuan ukuran
tubuh bakteri adalah mikron atau mikrometer. Satu mikron (µ) sama
dengan1/1000 milimeter (mm) atau 10-3 mm. Panjang tubuh bakteri sekitar
1-2 µ, sedangkan lebarnya sekitar 2-5 µ. Sel-sel individu bakteri mempunyai
beragam variasi bentuk seperti bola (kokus), batang (basil), dan spiral (spirillum).
Masing-masing bentuk atau ciri ini penting dalam mencirikan morfologi suatu
spesies (Saleh et al., 2016).
Dalam mengidentifikasi suatu bakteri dapat dilakukan dengan mengamati
karakteristik makroskopis, mikroskopis, dan uji biokimia bakteri tersebut.
Karakteristik makroskopis yang dapat diamati meliputi bentuk koloni yaitu
berbentuk titik, bulat, tidak teratur, seperti akar, dan filamen atau berbenang, serta
kumparan. Karakteristik mikroskopis yang dapat diamati meliputi bentuk
sel, ukuran sel, dan pewarnaan. Bentuk sel bakteri seperti berbentuk batang (basil),
bulat (kokus), dan spiral dengan masing-masing kombinasinya. Pengukuran sel
bakteri secara mikroskopis dapat dilakukan dengan mikrometer. Serta pewarnaan
yang dilakukan meliputi pewarnaan gram dan pewarnaan endospora (Holdermanet
al., 2017).

C. Bahan dan Metode Praktikum


 Alat dan bahan :
1) Medium Nutrient Agar steril 8) Jarum ose
2) PDA 9) Bunsen
3) Es teh manis (sampel) 10) Plastik seal
4) Cawan petri steril 11) Plastik tahan panas
5) Gelas beker 12) Label
6) Pipet serologis 13) Pulpen
7) Mikropippet
 Cara kerja

Meja kerja disterilisasi dengan alkohol 70%

Disterilisasi cawan petri dengan memanaskan diatas bunsen,


kemudian dibuka sedikit tutup cawan petri yang telah berisi medium
NA yang telah memadat, kemudian dihembuskan nafas ke
permukaan medium. Tutup kembali cawan petri dan disterilkan lagi
diatas dan direkatkan dengan plastik seal

Disterilisasi cawan petri yang kedua, yang berisi medium NA yang


telah memadat, dengan memanaskan diatas bunsen kemudian dibuka
sedikit tutup cawan petri, selanjutnya menggunakan mikropippet
ditambahkan 0,1 ml sampel yaitu es teh manis diatas permukaan
medium NA. Selanjutnya diratakan dengan menggunakan batang L
yang telah disterilisasi dengan bunsen sebelumnya. Tutup kembali
cawan petri dan disterilkan lagi diatas dan direkatkan dengan plastik
seal

Disterilisasi cawan petri yang ketiga, yang berisi medium NA yang


telah memadat, dengan memanaskan diatas bunsen kemudian dibuka
sedikit tutup cawan petri, selanjutnya menggunakan jarum ose yang
telah disterilisasi dengan bunsen sebelumnya, diambil sampel (es teh
manis) secukupnya, kemudian digoreskan pada permukaan medium
NA secara perlahan. Tutup kembali cawan petri dan disterilkan lagi
diatas dan direkatkan dengan plastik seal
Disterilisasi cawan petri yang keempat, dengan memanaskan diatas
bunsen kemudian dibuka sedikit tutup cawan petri, kemudian
sebanyak 1 ml sampel (es teh manis) dituangkan ke dalam cawan
petri dengan menggunakan pipet serologis. Selanjutnya ditambahkan
medium PDA secukupnya ke dalam cawan petri, tutup kembali cawan
petri, lalu diratakan dengan cara menggesernya ditatas meja searah
angka delapan. Setelah dingin dan medium memadat, cawan petri
direkatkan dengan plastik seal

Kemudian seluruh cawan petri yang telah berisi medium dan sampel
didiamkan/diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang untuk
perkembang biakkan bakteri. Setelah 24 jam dilakukan pengamatan
terhadap bakteri yang tumbuh pada media

D. Hasil Pengamatan
 Tabel 1. Kelompok 6 (Sampel : es teh manis)

Media Jumlah Bentuk Diameter Warna Tepian Elevasi

Bundar - 8 mm
NA gores 2 Putih Licin Datar
irreguler - 10 mm

- 0,5 mm
Bundar, - 1 mm Licin, Timbul,
NA sebar 10 tidak - 3 mm Putih berombak, cembung,
beraturan - 4 mm bercabang datar,
- 5 mm
- 6 mm
seperti
- 7 mm
kawah
- 10 mm
Timbul,
NA nafas 6 Bundar 10 mm Putih Licin datar,
cembung

PDA - 0,1 mm Datar,


4 Bundar Putih Licin
tuang - 1 mm timbul

 Tabel 2. Hasil gambar kelompok 6

Media Gambar

Sebelum inkubasi

NA gores
NA sebar

NA nafas

PDA tuang

 Tabel 3. Kelompok 7 (Sampel : jus tomat)


Media Jumlah Bentuk Diameter Warna Tepian Elevasi

Circular, - 2,4 mm Kuning, Berombak


NA sebar TBUD Datar
curled - 0,5 mm putih, , licin
- 1,0 mm orange

Tak
- 3,2 mm
NA gores 11 beraturan Kuning Berombak Timbul
- 0,5 mm
, bundar

NA gores Irreguler, - 2,6 mm Putih Berombak


jari TBUD turoloid, - 5,0 mm kekuning , tak Timbul
tangan circular - 4,0 mm an beraturan

PDA - 5,0 mm
73 Circular Putih Licin Cembung
tuang - 7,0 mm

 Tabel 4. Hasil gambar kelompok 7

Media Gambar

Sebelum inkubasi

NA sebar
NA gores

NA gores jari
tangan

PDA tuang
 Tabel 5. Kelompok 8
Media Jumlah Bentuk Diameter Warna Tepian Elevasi

NA gores 5 Bundar 3 mm Putih Licin Datar

Bundar,
- 4 mm Putih Licin, tak
NA sebar 85 tak Timbul
- 10 mm kekuningan beraturan
beraturan

NA Putih
1 Bundar 5 mm Licin Datar
lapangan bening

PDA Putih Seperti


13 Bundar 7 mm Licin
tuang kekuningan tombol

 Tabel 6. Hasil gambar kelompok 8

Media Gambar

Sebelum inkubasi

NA gores
NA sebar

NA lapangan

PDA tuang
 Tabel 7. Kelompok 9 (Sampel: jus jeruk)
Media Jumlah Bentuk Diameter Warna Tepian Elevasi

- 1 mm
Timbul,
- 2 mm
masuk
- 3 mm
ke Licin,
- 5 mm Putih
NA sebar 75 Bundar medium tidak
- 8 mm kekuningan
(tidak beraturan
- 10 mm
terlalu
- 25 mm
banyak)
- 70 mm
Bundar,
- 4 mm Putih Timbul,
NA gores 2 tidak Licin
- 50 mm kekuningan datar
beraturan
-1 mm
NA gores Bundar,
- 2 mm Putih Timbul,
kulit 17 tidak Licin, silia
- 5 mm kekuningan datar
tangan beraturan
- 6 mm

- 1 mm
- 2 mm
- 5 mm
Bundar, - 6 mm Seperti Licin,
PDA Putih
TBUD tidak - 7 mm tetesan, silia, tidak
tuang kekuningan
beraturan - 9 mm cembung beraturan
- 10 mm
- 11 mm
 Tabel 8. Hasil gambar kelompok 9

Media Gambar

Sebelum inkubasi

NA sebar

NA gores
NA gores kulit tangan

PDA tuang

 Tabel 9. Kelompok 10

Media Jumlah Bentuk Diameter Warna Tepian Elevasi

Tidak
NA sebar 14 Circular 5 mm Putih berbukit
beraturan
Bundar, - 22 mm
Tidak
NA gores 3 tidak - 1 mm Putih Timbul
beraturan
bersturan - 30 mm
- 5 mm
- 3 mm
NA gores Putih Licin, Seperti
42 Bundar - 4 mm
meja keruh timbul tetesan
- 7 mm
- 2 mm
PDA TBUD Tidak - Putih Siliat Tumbuh
tuang beraturan ke dalam
medium

 Tabel 10. Hasil gambar kelompok 10

Media Gambar

NA gores

NA sebar
NA lingkungan (meja)

PDA tuang

E. Pembahasan
Praktikum isolasi bakteri dilakukan untuk mempelajari dan mempraktikkan
beberapa tahapan dalam isolasi bakteri. Menurut Sudjito (2018), isolasi bakteri
merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari
lingkungan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.
Medium biakan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba
dalam praktikum ini adalah medium padat yaitu agar. Agar digunakan sebagai media
pertumbuhan karena agar tidak dapat diuraikan oleh mikroba. Media
yang digunakan dalam praktikum ini adalah Nutrient Agar (NA) dan Potato
Dextrose Agar (PDA), karena salah satu kelompok mikroba yang akan dibiakan
adalah bakteri. Menurut Yusriana et. al.,(2014), media Nutrient Agar (NA)
digunakan untuk pertumbuhan bakteri. Media NA dipilih karena merupakan media
yang paling cocok dimana tidak mengandung sumber karbohidrat dan
konsistensinya padat.
1) Streak Plate Method (Metode cawan gores)
Pada praktikum kali ini dilakukan isolasi bakteri metode cawan gores, yaitu
isolasi bakteri dengan metode goresan (streak plate). Menurut Arini
(2017), prinsip dari metode cawan gores yaitu mendapatkan koloni yang
benar-benar terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses
isolasi.
Pada metode ini mula-mula cawan petri yang telah berisi medium NA
disterilkan menggunakan bunsen, kemudian buka sedikit cawan petri lalu
goreskan jarum ose yang telah disterilisasi dengan bunsen sampai pijar
sebelumnya, yang berisi sampel (es teh manis) secara perlahan diatas permukaan
medium NA. Kemudia ditutup kembali cawan petri tersebut dan rekatkan dengan
plastik seal. Kemudian inkubasi selama 24 jam pada suhu ruang.
Hasil pengamatan dari percobaan isolasi bakteri dengan metode cawan gores
ini didapatkan bakteri yang tidak menyebar ke semua bagian karena pada
saat penggoresan dilakukan dengan kurang baik. Bakteri yang berhasil di isolasi
dari sampel es teh manis dengan metode ini juga tidak sebanyak pada saat
menggunakan metode yang lainnya. Selain itu koloni yang dihasilkan pun kurang
terlihat jelas, sehingga diperlukan ketelitian untuk mengamati nya. Hasil
pengamatan dari perlakuan ini didapatkan bentuk koloni yang menyebar secara
merata dan tidak teratur.

2) Spread Plate Method (Metode cawan sebar)


Spread plate method ialah salah satu teknik isolasi mikroba. Teknik ini
dilakukan inokulasi kultur mikroba dengan cara disebar atau dipulas pada
permukaan media agar padat dimana dilakukan pengenceran biakan kultur
mikroba.
Pada metode ini mula-mula cawan petri yang telah berisi medium NA
disterilkan menggunakan bunsen, kemudian buka sedikit cawan petri lalu
menggunakan mikropippet sebanyak 0,1 ml sampel (es teh manis) dituangkan ke
atas permukaan medium. Kemudian menggunakan batang L yang telah
disterilisasi sebelumnya menggunakan bunsen, sampel diratakan hingga ke
seluruh permukaan medium. Lalu ditutup kembali cawan petri tersebut dan
rekatkan dengan plastik seal. Kemudian inkubasi selama 24 jam pada suhu ruang.
Hasil pengamatan dari percobaan isolasi bakteri dengan metode cawan
sebar ini didapatkan bakteri yang menyebar kesetiap permukaan medium NA,
tetapi tidak beraturan dan tidak saling menyambung. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa pada permukaan agar tersebut terjadi pertumbuhan bakteri
yang berwarna putih berbentuk bulatan kecil, bakteri terlihat menyebar di
permukaan medium.

3) Pour Plate Method (Metode cawan tuang)


Pada praktikum kali ini dilakukan isolasi bakteri dengan metode cawan
tuang. Menurut Harti (2015), prinsip metode cawan tuang adalah
mencampur sejumlah suspensi bahan atau seri pengenceran pada media agar yang
dicairkan, lalu dituang pada cawan petri steril secara aseptik, biarkan padat, lantas
diinkubasi.
Pada metode ini mula-mula cawan petri disterilkan menggunakan bunsen,
kemudian buka sedikit cawan petri lalu sebanyak 1 ml sampel (es teh manis)
menggunakan pipet serologis dituangkan ke dalam cawan petri tersebut,
selanjutnya dituangkan medium PDA secukupnya, sampai bagian dasar cawan
petri terisi penuh oleh medium PDA. tutup kembali cawan petri, lalu diratakan
dengan cara menggesernya ditatas meja searah angka delapan. Setelah dingin dan
medium memadat, cawan petri direkatkan dengan plastik seal yang selanjutnya
akan diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang.
Hasil pengamatan pada percobaan isolasi bakteri dengan medium PDA ini
didapatkan bentuk koloni yang menyebar. Bakteri yang diisolasi juga tidak terlalu
banyak dan tidak terlalu jelas sehingga perlu ketelitian untuk mengamati koloni
bakteri tersebut

4) Medium NA dengan hembusan nafas


Pada praktikum kali ini, kelompok kami menggunakan hembusan nafas
sebagai sampel untuk isolasi bakteri dari lingkungan.
Pada metode ini mula-mula cawan petri yang telah berisi medium NA
disterilkan menggunakan bunsen, kemudian buka sedikit cawan petri lalu
hembuskan nafas secara perlahan ke atas permukaan medium NA selama kurang
lebih satu menit. Kemudia ditutup kembali cawan petri tersebut dan rekatkan
dengan plastik seal. Kemudian inkubasi selama 24 jam pada suhu ruang.
Hasil pengamatan menunjukkan bakteri yang menyebar kesetiap permukaan
medium NA, tetapi tidak beraturan dan tidak saling menyambung. Selain itu, hasil
pengamatan juga menunjukkan bakteri yang terbentuk tidak terlalu banyak,
bakteri berbentuk bulat berwarna putih. Bakteri yang dihasilkan tidak terlalu
banyak bisa jadi dikarenakan pada saat menghembuskan nafas posisi hidung
kurang dekat dengan medium dan nafas yang dihembuskan tidak terlalu kuat.

F. Kesimpulan
 Isolasi bakteri merupakan suatu proses mengambil bakteri dari
lingkungan asalnya dan menumbuhkan di medium buatan sehingga diperoleh
biakan murni.
 Nutrien agar (NA) merupakan media yang tidak selektif. Oleh karena
itu, semua bakteri dapat tumbuh pada media ini.
 Menurut Lukman (2018), ada beberapa teknik isolasi bakteri, yaitu: pour plate
method, streak plate method, spread plate method, dan teknik dilusi
 Pengamatan tentang karakteristik morfologi koloni bakteri perlu
dilakukan, agar mempermudah dalam proses identifikasi jenis bakteri.
 Dalam mengidentifikasi suatu bakteri dapat dilakukan dengan mengamati
karakteristik makroskopis, mikroskopis, dan uji biokimia bakteri tersebut.

G. Daftar Pustaka
Arini, L.D.D. (2017). Pengaruh Pasteurisasi terhadap Jumlah Koloni Bakteri pada
Susu Segar dan UHT sebagai Upaya Menjaga Kesehatan. Indonesian Journal
On Medical Science. Vol. 4 (1): 119-132
Fitri, L. Yekki, Yasmin. (2011). Isolasi dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
Kitinolitik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi. Vol. 3 (2): 20-25
Harti, Agnes Sri. (2015). Mikrobiologi Kesehatan: Peran Mikrobiologi dalam
Bidang Kesehatan. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Holderman MV, Edwin DQ, Sendy BR. (2017). Identifikasi Bakteri pada Pegangan
Eskalator di Salah Satu Pusat Perbelanjaan di Kota Manado. Jurnal Ilmiah
Sains Vol. 17 (1)
Juriah, S. Wulan, PS. (2018). Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai
Media Alternatif Pertumbuhan Bacillus sp. Jurnal Analis Kesehatan Klinikal
Sains. Vol. 6 (1)
Lestari, Purwaning Budi & Triasih Wahyu Hartati . (2017). Mikrobiologi Berbasis
Inkuiry. Malang: Gunung Samudera
Putri, Adde Lolita Octavia Putri & Endang Kusdiyantini. (2018). Isolasi
dan Identifikasi Bakteri Asam Laktat dari Pangan Fermentasi Berbasis Ikan
(Inasua) yang Diperjualbelikan di Maluku-Indonesia. Jurnal Biologi
Tropika, 1(2): 6-12.
Saleh, A. William, KP. Rahma, DY. (2016). Peningkatan Persentase Metana pada
Biogas Menggunakan Variasi Ukuran Pori Membran Nilon dan Variasi
Waktu Purufikasi. Jurnal Teknik Kimia. Vol. 4 (22)
Sudjito, Y.L. (2018). Smart Book Biologi Trik Meraih Nilai 100 SMA/MA Kelas X,
XI, XII. Jakarta: PT. Grasindo
Yusriana, C.S., C.S. Budi, dan T. Dewi. (2014). Uji Hambat Infusa Daun Nangka
(Artocarpus heterophyllus) terhadap Pertumbuhan Bakteri
(Staphylococcusaureus). Jurnal Permata Indonesia. Vol. 5 (2): 1-7

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai