Anda di halaman 1dari 9

Denyut Nadi dan

Pernapasan

Kelompok 7
Anggota
Aulia Putri 1304620049
Annisa Zahra Nabila 1304620003
Fitria Miga Suryaningsih 1304620070
Suci Meigadiana 1304620042
Sukma Febryaningrum 1304620071
TABLE OF CONTENTS

01 HASIL

02 PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan pengukuran frekuensi denyut nadi pada
beberapa titik seperti yang telah ditentukan pada panduan praktikum. Pengukuran frekuensi
denyut nadi dilakukan sebelum dan sesudah berolahraga untuk mendapatkan hasil yang
berbeda. Pengukuran dilakukan selama 1 menit di setiap titik nya. Pengukuran dilakukan
ketika praktikan sedang dalam keadaan istirahat dan setelah melakukan aktivitas, baik
pengukuran denyut nadi maupun pengukuran laju pernapasan.
Berdasarkan hasil pengamatan pengukuran frekuensi denyut nadi, didapatkan hasil
yang berbeda-beda pada waktu yang sama, baik dari satu titik dengan titik pengukuran
lainnya, maupun antar OP yang melakukan pengukuran. Berdasarkan data hasil pengamatan
dapat dilihat rata-rata frekuensi denyut nadi seseorang dalam keadaan istirahat sekitar
50-80 kali per menit. Sedangkan hasil pengukuran setelah beraktivitas, dalam hal ini
olahraga ringan, frekuensi denyut nadi mengalami kenaikan yaitu antara 70-100 kali per
menit. Hal tersebut menandakan bahwa aktivitas tubuh mempengaruhi frekuensi denyut
nadi.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan diatas juga frekuensi pernapasan mengalami
kenaikan setelah tubuh melakukan aktivitas, dalam hal ini praktikan melakukan
olahraga ringan. Pada saat istirahat, dapat dilihat rata-rata frekuensi pernapasan
yaitu 15-30 kali per menit. Sedangkan frekuensi pernapasan setelah melakukan
aktivitas yaitu 20-50 kali per menit. Hal tersebut menunjukkan bahwa aktivitas tubuh
mempengaruhi frekuensi pernapasan.
PEMBAHASAN
Aktivitas tubuh mempengaruhi frekuensi denyut nadi dikarenakan, jika otot
berkontraksi, maka otot perlu suplai oksigen lebih banyak. Untuk memenuhi kebutuhan
tersebut, jantung memompa darah lebih cepat agar aliran darah ke otot meningkat
sehingga denyut nadi dan pernapasan juga meningkat. Ketika otot tersebut berhenti
berkontraksi, suplai darah segera kembali seperti normal, jantung segera memperlambat
pompanya sehingga denyut nadi dan pernapasan menjadi turun sampai nilai normal.
Selain aktivitas fisik, hal-hal yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi antara lain
usia, dimana frekuensi denyut nadi tertinggi dialami oleh bayi dan menurun seiring dengan
bertambahnya usia. Selanjutnya yaitu jenis kelamin, dimana pada umumnya, perempuan
memiliki frekuensi denyut nadi yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Lalu massa tubuh,
ketika massa tubuh seseorang semakin besar, maka semakin cepat pula frekuensi denyut
nadinya.
PEMBAHASAN
Perbedaan hasil dalam sebuah pengukuran merupakan suatu kewajaran, karena
memang pada dasarnya ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi baik dari pemeriksa,
seperti ketidaktepatan titik lokasi, ketidaktelitian, ketidakpuasan, sensitivitas dalam
perabaan, dan sebagainya.
Kualitas denyut nadi diindikasikan dengan kuat atau lemahnya denyut serta teratur
atau tidaknya irama denyut nadi tersebut. Ada beberapa hal yang bertanggungjawab atas
kekuatan atau amplitudo gelombang nadi yaitu jumlah isi sekuncup, volume darah, dan
elastisitas pembuluh nadi. Bila hasil denyut nadi lemah ada beberapa kemungkinan, yaitu
tubuh kekurangan unsur, berkeringat terlalu banyak, dehidrasi, adanya penurunan
elastisitas pembuluh darah (biasanya karena lemak/kolesterol) serta bila denyut tersebut
kuat karena beberapa faktor seperti stress, konsumsi obat, minum kopi, dan sebagainya.
Untuk irama yang tidak teratur mungkin terdapat suatu gangguan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai