Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum Anatomi dan

Fisiologi Manusia

“Denyut Nadi dan Tekanan Darah”

Dosen pengajar : Ibu Dr. apt. Aguslina Kirtishanti, S.Si.,M.Kes. (PJMK), Ibu
Dr. apt. Rika Yulia, S.Si., Sp.FRS., dan Bapak apt. Ridho Islamie, S.Farm.,
M.Si., Ph.D. (Koor Praktikum)

Disusun oleh Kelompok 1:

Orva Valeska Veshti The 110123054


Abigail Liora Chan: 110123057
Aisyah Salsbila 110123063
Delvyn Dihardjo: 110123073
I Made Satria Yuda Saputra: 110123095
Yuni Luthfiana Putri: 110123337

FAKULTAS FARMASI
Universitas Surabaya
2023
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka..................................................................................................................
BAB I...............................................................................................................................
1.1. Latar Belakang......................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................
1.3. Tujuan Praktikum..................................................................................................
1.4. Manfaat Praktikum...............................................................................................
BAB II..............................................................................................................................
2.1. Pengukuran Nadi dan Tekanan Darah Secara Palpasi dan Auskultasi..................
2.1.1. Pengukuran Nadi............................................................................................
2.1.2. Tekanan Darah secara Palpasi dan Auskultasi...............................................
2.1.2.1. Pengukuran Tekanan Darah Secara Palpasi............................................
2.1.2.2. Pengukuran Tekanan Darah Secara Auskultasi.......................................
2.2. Efek Posisi Pada Denyut Nadi dan Tekanan Darah............................................
2.3. Efek Aktivitas Fisik Pada Denyut Nadi dan Tekanan Darah..............................
BAB III..........................................................................................................................
3.1. Pemeriksaan Denyut Nadi, Tekanan Darah Palpasi, dan Tekanan Darah
Auskultasi..................................................................................................................
3.2. Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekana Darah....................
3.3. Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah................
BAB IV..........................................................................................................................
4.1. Pemeriksaan denyut nadi, tekanan darah palpasi dan tekanan darah
auskultasi...................................................................................................................
4.2. Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah..................
4.3 Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah.................
BAB V...........................................................................................................................
5.1. Aktivitas 1...........................................................................................................
5.2. Aktivitas 2...........................................................................................................
5.3. Aktivitas 3...........................................................................................................
BAB V...........................................................................................................................

2 UNIVERSITAS SURABAYA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dengan meningkatnya aktivitas fisik seseorang maka kebutuhan
darah yang mengandung oksigen akan semakin besar. Kebutuhan ini akan
dipenuhi jantung dengan meningkatkan aliran darahnya. Hal ini juga akan
direspon oleh pembuluh darah dengan melebarkan diameter pembuluh darah
sehingga akan berdampak pada tekanan darah individu tersebut.

Pada praktikum ini kita akan mempelajari dan mencari tahu metode
pengukuran denyut nadi dan tekanan darah, serta meneliti beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi hasil baik karena ada perubahan terhadap posisi
tubuh maupun saat latihan fisik.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana metode mengukur denyut nadi dan tekanan darah.
2. Apa pengaruh posisi tbuh pada denyut nadi dan tekanan darah
3. Apa pengaruh latihan fisik pada denyut nadi dan tekanan darah

1.3. Tujuan Praktikum


Praktikum ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mempelajari metode mengukur denyut nadi secara palpasi dan
engukur tekanan darah secara palpasi dan auskultasi
2. Mempelajari dan mengetahui pengaruh posisi tubuh terhadap
denyut nadi dan tekanan darah.
3. Mempelajari dan mengetahui pengaruh latihan fisik terhadap
denyut nadi dan tekanan darah.

3 UNIVERSITAS SURABAYA
1.4. Manfaat Praktikum
Praktikum ini dilakukan karena manfaatnya sebagai berikut:
1. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi denyut nadi dan
tekanan darah serta metode untuk mengukurnya

4 UNIVERSITAS SURABAYA
BAB II
Landasan Teori

2.1. Pengukuran Nadi dan Tekanan Darah Secara Palpasi dan


Auskultasi

2.1.1. Pengukuran Nadi

Istilah denyut jantung merupakan manifestasi dari


kemampuan jantung, indikator dari denyut jantung adalah denyut
nadi. Jadi untuk mengetahui kerja jantung dapat dilihat dari denyut
nadi yang merupakan rambatan dari denyut jantung, denyut tersebut
dihitung tiap menitnya dengan hitungan repetisi (kali/menit) atau
dengan denyut nadi maksimal dikurangi umur.
Denyut nadi adalah denyutan pada arteri yang disebabkan
oleh gelombang aliran darah yang dipompa oleh jantung. Denyut ini
mudah diraba di suatu tempat dimana ada arteri melintas (Sandi,
2016). Darah yang didorong ke arah aorta sistol tidak hanya
bergerak maju dalam pembuluh darah, tapi juga menimbulkan
gelombang bertekanan yang berjalan sepanjang arteri (Kasenda,
Marunduh & Wungouw, 2014). Gelombang yang bertekanan
meregang di dinding arteri sepanjang perjalanannya dan regangan itu
dapat diraba sebagai denyut nadi.
Pada jantung manusia normal, tiap-tiap denyut berasal dari
nodus SA (irama sinus normal). Semakin besar metabolisme dalam
suatu organ, maka makin besar aliran darahnya. Hal ini
menyebabkan kompensasi jantung dengan mempercepat denyutnya
dan memperbesar banyaknya aliran darah yang dipompakan dari
jantung ke seluruh tubuh (Herru & Priatna, 2015).
Sedangkan menurut Hermawan, Subiyono & Rahayu (2012)
kerja jantung dapat dilihat dari denyut nadi yang merupakan
rambatan dari denyut jantung, denyut tersebut dihitung tiap menitnya

5 UNIVERSITAS SURABAYA
dengan hitungan repetisi (kali/menit) atau dengan denyut nadi
maksimal dikurangi umur.
Menurut Nurse (2012) letak perabaan denyut nadi yang
sering dilakukan yaitu :

1) Arteri Radialis
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas
pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relative mudah dan sering
dipakai secara rutin. Denyut nadi biasanya sama dengan denyut
jantung, sekitar 70 hingga 80 denyut per menit saat istirahat.

2) Arteri Brankialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipat
siku (fossa antekubital) biasanya digunakan untuk mengukur tekanan
darah. Lambat Jantung istirahat atau denyut nadi di bawah 50 denyut
/ menit.

3) Arteri Karotid
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri
carotid berjalan diantara trakea dan otot strenokleidomastoideus.
Sering digunakan untuk bayi dan untuk memantau sirkulasi darah ke
otak.

Denyut nadi juga dapat dibedakkan menjadi macam-macam


Denyut Nadi. Berikut merupakan 3 jenis macam denyut nadi:

1) Denyut Nadi Basal


Denyut nadi basal adalah denyut nadi pada saat bangun tidur
sebelum melakukan aktifitas.

6 UNIVERSITAS SURABAYA
2) Denyut Nadi Istirahat
Denyut nadi istirahat adalah denyut nadi pada istirahat atau
sedang santai tanpa melakukan pekerjaan dan dalam kondisi rileks
tanpa emosi.

3) Denyut Nadi Latihan


Denyut nadi latihan adalah denyut nadi ketika sedang
melakukan aktifitas kerja atau latihan.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi frekuensi denyut


nadi seseorang seperti halnya :

1) Usia
Frekuensi nadi secara bertahap akan menetap memenuhi
kebutuhan oksigen selama pertumbuhan. Usia seseorang sangat
berpengaruh terhadap denyut nadi, denyut nadi maksimum pada
orang lanjut usia sangat menurun (penurunan 50% dari usia remaja
pada usia 80 tahun). Hal ini disebabkan berkurangnya massa otot,
dan daya maksimum otot yang dicapai sangat berkurang 2. Pada
anak umur 5 tahun denyut nadi istirahat antara 96-100 denyut
permenit, pada usia 10 tahun mencapai 80-90 denyut permenit, dan
pada orang dewasa mencapai 60-100 denyut permenit (Sandi, 2013).

2) Jenis Kelamin
Denyut nadi pada wanita lebih tinggi apabila dibandingkan
dengan laki-laki. Pada laki-laki dengan kerja 50% maksimal rata-rata
nadi kerja mencapai 128 denyut per menit, pada wanita 138 denyut
per menit (Potter & Perry, 2010).

7 UNIVERSITAS SURABAYA
3) Indeks Massa Tubuh (IMT)
Denyut nadi juga dipengaruhi oleh berat badan dengan
perbandingan berbanding lurus, sedangakan berat badan berkaitan
dengan IMT. Makin tinggi berat badan semakin tinggi IMT, begitu
sebaliknya makin rendah berat badan IMT semakin rendah.
Sehingga makin tinggi IMT denyut nadi istirahat semakin tinggi
(Sandi, 2013).

4) Aktifitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko kelebihan
berat badan. Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai
frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya
harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan
sering otot jantung memompa, dan makin tinggi tekanan yang
dibebankan pada arteri (Naesilla, Argarini & Mukono, 2016).

5) Rokok dan Kafein


Rokok dan kafein juga dapat meningkatkan denyut nadi.
Pada suatu studi yang merokok sebelum bekerja denyut nadinya
meningkat 10 sampai 20 denyut per menit dibanding dengan seorang
yang dalam bekerja tidak didahului merokok. Hal tersebut
dikarenakan, rokok dapat mengakibatkan vasokonstriksi pada
pembuluh darah (Suwitno, 2015).

2.1.2. Tekanan Darah secara Palpasi dan Auskultasi

Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri


oleh darah yang didorong dengan tekanan darah dari jantung. Puncak
dari tekanan maksimum saat ejeksi terjadi adalah tekanan darah
sistolik dan pada saat ventrikel berelaksasi, darah yang tetap dalam
arteri menimbulkan tekanan diastolik atau minimum (Potter & Perry,
2009). Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg
(Suddarth, 2013).

8 UNIVERSITAS SURABAYA
Jantung memasok darah ke organ dan jaringan tubuh. Setiap kali
berdetak, ia memompa darah ke pembuluh darah besar di sistem
peredaran darah. Saat darah bergerak ke seluruh tubuh, hal itu
memberi tekanan pada dinding pembuluh darah. Pembacaan tekanan
darah terdiri dari dua nilai:

1. Tekanan darah sistolik


Tekanan sistolik adalah tekanan saat jantung berdetak – saat otot
jantung berkontraksi (meremas) dan memompa darah kaya oksigen
ke dalam pembuluh darah.

2. Tekanan darah diastolik


Tekanan darah diastolik adalah tekanan pada pembuluh darah saat
otot jantung berelaksasi. Tekanan diastolik selalu lebih rendah
dibandingkan tekanan sistolik.

Tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg).


Pembacaannya selalu diberikan berpasangan, dengan nilai atas
(sistolik) terlebih dahulu, diikuti nilai bawah (diastolik). Jadi
seseorang yang memiliki angka 130/90 mmHg (sering diucapkan “130
over 90”) yang artinya :
Tekanan darah sistolik sebesar130 mmHg dan tekanan darah
diastolik sebesar 90 mmHg.
Seseorang dapat dinyatakan mengalami hipertensi apabila
tekanan darah sistolik berkisar 140-159 dan tekanan darah diastolik
kisaran 90-99. Pra-hipertensi, saat tekanan darah sistolik 120-139 dan
tekanan darah diastolik 80-89. Tekanan darah kurang dari 120/80
adalah tekanan darah normal.

9 UNIVERSITAS SURABAYA
2.1.2.1. Pengukuran Tekanan Darah Secara Palpasi

Pengukuran secara palpasi hanya dapat mengukur tekanan


sistolik disebut juga pengukuran secara tidak langsung. Metode
palpasi dilakukan menggunakan manset 3 cm diatas fossa cubiti dan
meraba arteri radialis dextra. Dilanjutkan dengan memompa udara
sampai denyut arteri radialis dextra menghilang dan tetap dilakukan
pemompaan sampai tinggi air raksa dalam manometer 20 mmHg lebih
tinggi dari titik dimana denyut arteri radialis mulai menghilang.
Setelahnya, mengeluarkan udara dalam manset hingga denyut arteri
radialis teraba kembali yang diartikan sebagai tekanan sistolik. Pada
umumnya, metode palpasi digunakan ketika suara korotkoff I tidak
terdengar dengan menggunakan stetoskop.

2.1.2.2. Pengukuran Tekanan Darah Secara Auskultasi


Pengukuran tekanan darah secara auskultasi dapat mengukur
tekanan sistolik dan diastolik disebut juga sebagai pengukuran secara
tidak langsung. Pengukuran ini dilakukan dengan memberikan
tekanan dalam manset yang mula-mula dinaikkan sampai diatas
tekanan sistolik arteri, untuk penentuannya dengan cara
mendengarkan dentuman detak nadi pada stetoskop dari arteri
brachialis dextra. Bunyi - bunyi pada setiap dentuman tersebut disebut
bunyi korotkoff. Bunyi korotkoff sendiri adalah keteraturan bunyi
yang dapat terdengar oleh stetoskop pada saat aliran darah mengalir
kembali setelah tadinya terjepit oleh tekanan udara manset. Terdapat 5
fase bunyi korotkoff diantaranya sebagai berikut:
 Fase 1 merupakan bunyi pertama yang terdengar setelah tekanan
cuff diturunkan perlahan. Begitu bunyi ini terdengar, nilai tekanan
yang ditunjukkan pada manometer dinilai sebagai tekanan sistolik.
 Fase 2 merupakan perubahan kualitas bunyi menjadi bunyi
berdesir.

10 UNIVERSITAS SURABAYA
 Fase 3 merupakan perubahan bunyi semakin jelas dan keras.
 Fase 4 merupakan perubahan bunyi menjadi meredam.
 Fase 5 merupakan perubahan bunyi menghilang seluruhnya setelah
tekanan dalam cuff turun lagi sebanyak 5 - 6 mmHg. Nilai
tekanan yang ditunjukkan manometer pada fase ini dinilai sebagai
tekanan diastolik.

Lalu, manset dipompa sampai tinggi air raksa dalam manometer


20 mmHg lebih tinggi daripada titik dimana suara bising denyutan
arteri radialis dextra mulai menghilang. Tekanan udara pada manset
kemudian dikempiskan secara perlahan dan berkesinambungan. Pada
saat tekanan manset mengempis kemudian bunyi pertama terdengar,
itu merupakan bunyi dari korotkoff I yang menunjukkan besarnya
tekanan sistolik dan ketika tekanan manset diturunkan lebih lanjut,
maka bunyi dentuman menjadi lebih lemah dan berkurang. Ketika
dentuman mulai melemah atau menghilang maka akan terdengar
bunyi korotkoff IV atau V yang menunjukkan besarnya tekanan
diastolik.

2.2. Efek Posisi Pada Denyut Nadi dan Tekanan Darah


Efek gravitasi terjadi didalam tubuh manusia, tepatnya pada sistem
vaskular manusia akibat berat dalam pembuluh darah. Gravitasi adalah
aktivitas melawan gaya dari bawah ke atas. Faktor tekanan gravitasi pada
sistem sirkulasi disebabkan oleh perubahan posisi tubuh. Jantung memompa
darah ke seluruh tubuh dan darah yang telah di pompa akan balik lagi ke
jantung dengan melawan gravitasi, dimana hal tersebut membutuhkan
tekanan yang besar untuk melawan gaya gravitasi. Pada saat berbaring, letak
jantung sejajar dengan tubuh sehingga tidak dipengaruhi dengan gaya
gravitasi. Pada saat duduk, tubuh dalam posisi tegak atau vertikal sehingga
jantung memompa darah lebih kuat dari pada saat posisi berbaring karena
melawan gaya gravitasi. Pada saat berdiri, denyut nadi dan tekanan darah
lebih tinggi karena energi yang dibutuhkan oleh tubuh lebih besar. Pada saat

11 UNIVERSITAS SURABAYA
tersebut, tekanan darah arteri berpusat di kaki dan mendapatkan tekanan
hidrostatis di badan sedangkan di bagian kepala tidak.

2.3. Efek Aktivitas Fisik Pada Denyut Nadi dan Tekanan Darah
Pusat jantung merespons perubahan tekanan darah seperti yang
dilaporkan oleh baroreseptor dan terhadap perubahan konsentrasi arteri
terlarut oksigen dan karbon dioksida seperti yang dilaporkan oleh
kemoreseptor. Misalnya, saat penurunan tekanan darah atau konsentrasi
oksigen atau peningkatan tingkat karbon dioksida, umumnya berarti jantung
harus bekerja lebih keras untuk memenuhi tuntutan periferal jaringan. Pusat
jantung kemudian meminta peningkatan aktivitas jantung.
Saat beraktivitas, tubuh memerlukan oksigen untuk proses
metabolisme sel otot sebagai pembakar glikogen untuk mendapatkan tenaga
untuk bergerak. Semakin banyak tubuh bergerak, seperti berlari, mengayuh
sepeda, naik turun bangku, maka kebutuhan oksigen akan meningkat dan
jantung akan bekerja lebih keras untuk dapat memenuhi kebutuhan oksigen
tersebut. Akibatnya, jantung berkontraksi lebih cepat sehingga frekuensi
denyut nadi dan tekanan darah akan meningkat. Sebaliknya, semakin sedikit
tubuh bergerak, seperti saat tidur atau beristirahat, frekuensi denyut nadi dan
tekanan darah semakin rendah. Oleh karena itu, intensitas aktivitas yang
dilakukan menjadi salah satu faktor yang memengaruhi tinggi rendahnya
denyut nadi dan tekanan darah.
Denyut nadi normal berada di angka 60-100 denyut per menit dan
tekanan darah berada di angka 120/80 mmHg. Apabila denyut nadi melebihi
130-185 denyut per menit, akan menyebabkan komplikasi seperti takikardia
yang membuat aliran darah yang masuk ke jantung berkurang yang
menyebabkan kematian. Namun, apabila tekanan darah melebihi 120/80
mmHg, akan menyebabkan peningkatan tekanan darah di arteri sehingga
meningkatkan resiko stroke, serangan jantung, dan berbagai penyakit
lainnya.

12 UNIVERSITAS SURABAYA
BAB III
HASIL PRAKTIKUM

3.1. Pemeriksaan Denyut Nadi, Tekanan Darah Palpasi, dan Tekanan


Darah Auskultasi

3.1. Tabel pemeriksaan denyut nadi, tekanan darah palpasi dan tekanan darah
auskultasi.

Nama Manusia Denyut Nadi Tekanan Darah Tekanan Darah


Coba Palpasi Auskultasi
I Made Satria 1. 79 denyut/min 1. 80 mmHg 1.130/90mmHg
2. 77 denyut/min 2. 90 mmHg 2.130/80mmHg
3. 77 denyut/min 3. 75 mmHg 3.120/80mmHg

Mean 78 denyut/min 82 mmHg 123/87 mmHg

3.2. Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekana Darah

3.2. Data Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah.

Posisi Denyut Nadi Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik


Tubuh (auskultasi) (auskultasi)
Berbaring 1. 68 denyut/min 1. 80 mmHg 1. 75mmHg
terlentang 2. 70 denyut/min 2. 85 mmHg 2. 70 mmHg
3. 70 denyut/min 3. 85 mmHg 3. 75 mmHg

Mean=69 denyut/min Mean= 83 mmHg Mean= 73 mmHg

Duduk 1. 69 denyut/min 1. 100 mmHg 1. 80mmHg


2. 70 denyut/min 2. 110 mmHg 2. 80mmHg
3. 71 denyut/min 3. 100 mmHg 3. 80mmHg

Mean= 70 denyut/min Mean= 103 mmHg Mean= 80 mmHg

13 UNIVERSITAS SURABAYA
Berdiri 1. 68 denyut/min 1. 108 mmHg 1. 98 mmHg
2. 72 denyut/min 2. 105 mmHg 2. 97 mmHg
3. 74 denyut/min 3. 115 mmHg 3. 99 mmHg

Mean= 71 denyut/min Mean= 109 mmHg Mean= 98 mmHg

Grafik 3.1 Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi

Grafik 3.2 Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Tekanan Darah.

14 UNIVERSITAS SURABAYA
3.3. Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan
Darah

3.3. Data Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah.

Waktu Denyut Nadi Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik


(auskultasi) (auskultasi)
Pra Latihan 88 denyut/min 140 mmHg 110 mmHg
Menit ke-1 109 denyut/min 160 mmHg 120 mmHg
Menit ke-3 99 denyut/min 150 mmHg 110 mmHg
Menit ke-5 98 denyut/min 140 mmHg 110 mmHg
Menit ke-7 95 denyut/min 130 mmHg 110 mmHg

Grafik 3.3 Pengaruh Aktivitas fisik terhadap Tekanan Darah.

15 UNIVERSITAS SURABAYA
Grafik 3.3 Pengaruh Aktivitas fisik terhadap Denyut Nadi.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Pemeriksaan denyut nadi, tekanan darah palpasi dan tekanan


darah auskultasi.
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan denyut nadi dan
tekanan darah dimana tujuannya untuk mengukur / menghitung denyut nadi
pada manusia. Pada praktikum ini digunakan praktikan sebagai sampel
penelitian untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara akivitas fisik
terhadap tekanan darah dan denyut jantung manusia. Tekanan darah yang
diukur pada praktikum ini adalah tekanan darah systole/palpasi dan
diastole/auskultasi.

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada


pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh
anggota tubuh manusia. Dalam kehidupan, tekanan darah setiap orang
bervariasi secara alami. Pada orang dewasa sehat, umumnya sistol sebesar
120 mmHg dan diastole sebesar 80 mmHg atau dapat juga ditulis sebagai
tekana arteri = 120/80 (sistol/diastol). Saat yang paling baik untuk
mengukur tekanan darah adalah saat istirahat dan dalam keadaan berbaring.

16 UNIVERSITAS SURABAYA
Pada Hasil Pengamatan, hasil tekanan darah palpasinya dinyatakan
normal karena ketiga hasil yang didapat yakni 80 mmHg, 90 mmHg, dan 75
mmHg mendapat kan jumlah rata-rata 82 mmHg, tidak berjauhan dengan
standar atau normalnya tekanan darah manusia yakni 80 mmHg. Tekanan
darah setiap manusia berbeda, ini dipengaruhi karena faktor umur dan
pikiran. Pada tekanan darah 75 mmHg dapat dikatakan dibawah normal
namun masih dapat dikatakan normal karena tidak terlalu jauh dengan
tekanan darah normal. Sedangkan Untuk tekanan darah 90 mmHg dapat
dikatakan tinggi namun untuk beberapa orang masih dapat dikatakan normal
ini terjadi karena faktor usia yang telah disebutkan diatas. Kemudian pada
tekanan darah 80 dan 82 mmHg ini dikatakan normal. Sedangkan pada hasil
pengamatan tekanan darah auskultasi didapati 130 mmHg dan 120 mmHg
dan rata-ratanya 123mmHg. Data ini juga tergolong ke tekanan darah
normal pada umunya karena berada pada rentang atau tidak jauh dengan
angka normal tekanan darah yakni 120 mmHg.

4.2. Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah.
Pada aktivitas kedua, dilakukan pemeriksaan terhadap manusia coba
untuk mengetahui perubahan denyut nadi dan tekanan darah saat posisi
tubuh berbaring terlentang, duduk, dan berdiri. Darah vena yang akan
dibawa ke jantung harus melawan gravitasi saat mengalir ke vena cava
inferior. Dua faktor yang membantu tekanan vena yang rendah dalam
mendorong darah menuju jantung yaitu tekanan otot vena perifer dan pompa
pernapasan saat menghirup napas.

Sehingga hasil percobaan posisi berdiri dan duduk memberikan


tekanan yang berbeda dikarenakan saat berdiri otot-otot kaki ikut bekerja
untuk membantu menekan darah agar memasuki vena cava inferior. Namun
ketika berbaring, katup vena bekerja lebih santai dalam aliran balik vena,
karena jantung dan pembuluh darah utama berada pada tingkat yang sama
sehingga menghasilkan denyut dan tekanan yang lebih rendah daripada
posisi duduk dan berdiri.

17 UNIVERSITAS SURABAYA
4.3 Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan
Darah.
Sewaktu berolahraga terjadi peningkatan mencolok alir balik vena
(venous return), walaupun peningkatan ini bukan merupakan penyebab
utama peningkatan curah jantung. Aliran balik vena meningkat akibat
peningkatan aktivitas otot dan pompa toraks; akibat mobilisasi darah dari
visera; akibat peningkatan tekanan yang disalurkan melalui arteriol yang
melebar ke vena;dan akibat vasokonstriksi yang diperantarai oleh saraf
adrenergik, yang menurunkan volume darah dalam vena. Selama olahraga
berat, jumlah darah yang dimobilisasi dari daerah splanknik dan tempat
cadangan lain dapat meningkatkan jumlah darah dalam arteri sampai
sebanyak 30%.

Setelah olahraga selesai, tekanan darah dapat secara sementara turun


di bawah normal, mungkin akibat penumpukan metabolit yang
menyebabkan pembuluh- pembuluh otot tetap berdilatasi dalam periode
yang singkat. Namun, tekanan darah segera kembali ke tingkat praolahraga.
Kecepatan denyut jantung kembali ke normal lebih lambat.

Pada hasil praktikum yang kami lakukan, dapat terlihat bahwa jumlah
denyut nadi, dan tekanan darah baik tekanan darah sistolik maupun diastolik
dapat mengalami peningkatan dalam jumlah yang cukup banyak. Di sisi
lain, seiring waktu manusia coba beristirahat, secara perlahan jumlah denyut
nadi, dan tekanan darah manusia coba menurun dan kembali seperti keadaan
pra latihan.

18 UNIVERSITAS SURABAYA
BAB V
KESIMPULAN

5.1. Aktivitas 1

Secara umum, denyut nadi orang dewasa dalam keadaan relaks


adalah dalam rentan 60-100 bpm (beat/min) dan tekanan darah orang
dewasa dalam rentan 90/60 mmHg sampai 120/80 mmHg. Apabila tekanan
darah dibawah 90/60 mmHg maka kondisi tersebut disebut hipotensi dan
diatas 120/80 mmHg disebut hipertensi.

5.2. Aktivitas 2

Pada aktivitas ini, telah dibuktikan bagaimana pengaruh posisi tubuh


terhadap denyut nadi dan tekanan darah, dimana ketika posisi tubuh duduk
dan berdiri frekuensi denyut nadi nadi meningkat karena pada posisi
tersebut darah mengalir menuju bagian tubuh atas dengan melawan
gravitasi. Sementara saat posisi berbaring dan duduk, ketinggian antara
badan dengan pusat bumi berkurang sehingga dampak gravitasi berkuang
dan mengakibatkan aliran darah bekerja tidak sekeras saat berdiri. Oleh
karena itu, denyut nadi akan berkurang. Begitu pula dampak posisi tubuh
terhadap tekanan darah. Perlu diingat bahwa kenaikkan baik denyut jantung
maupun tekanan darah dalam batas normal, kecuali ada faktor external.

5.3. Aktivitas 3

Saat tubuh dengan beraktivitas, tubuh akan banyak mengeluarkan


karbon dioksida, terutama apabila aktivtias tersebut tergolong extreme,
maka tubuh memerlukan lebih banyak energi dan oksigen. Untuk
mencukupi kebutuhan ini, jantung akan berkontraksi kuat untuk memompa

19 UNIVERSITAS SURABAYA
volume darah yang lebih banyak sehingga denyuy nadi dan tekanan darah
mengalami kenaikkan.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Ganong, 2012. Fisiologi Kedokteran Ganong, Edisi 24, Mc-GrawHill, Inc.

Hermawan. L, Subiyono & Rahayu. (2012). Pengaruh Pemberian Asupan


Cairan (Air) Terhadap Profil Denyut Jantung Pada Aktivitas
Aerobik Journal of Sport Sciences and Fitness. 1 (2).

Herru & Priatna, H. (2015). Penambahan Resistance Exercise Pada Senam


Aerobik Lebih Baik Terhadap Penurunan Denyut Nadi 2 Menit
SetelahLatihan Pada Remaja Putri Usia 17-21 Tahun. Journal fisioterapi.
15 (1).

Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 3, September-Desember 2015

Martini FH, 2018. Fundamentals of Anatomy & Physiology, 11th edition,


Benjamin Cummings, San Francisco, CA 94111, USA

Naesilla, Argarini, R & Mukono, I.S. (2016) Latihan Interval Intensitas


Tinggi Menurunkan Tekanan Darah Sistol Istirahat Tetapi Tidak
Menurunkan Tekanan Darah Diastol Dan Denyut Nadi Istirahat Pada
Dewasa Muda Sehat Normotensif. Sport and Fitness Journal. 4 (1).

Nurse, I. (2012). Pemeriksaan Vital Sign. h t t p :


//nursecerdas.wordpress.com/tag/kdm/, diakses pada tanggal 27
D esember 2016).

Sandi IN 2016, 'Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Frekuensi Denyut Nadi',


Sport and Fitness Journal, 4(2), 1–6.

Suwitno, A., (2015). Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Pada


Mahasiswa Perokok dan Bukan Perokok di Fakultas Agama Islam UMY
Semester 2. Yogyakarta.

20 UNIVERSITAS SURABAYA
Tortora Gerard J, 2016. Principles of Anatomy and Physiology, 14th
Edition. USA

21 UNIVERSITAS SURABAYA

Anda mungkin juga menyukai