Anda di halaman 1dari 25

Laporan Praktikum Anatomi dan

Fisiologi Manusia

“Denyut Nadi dan Tekanan Darah”

Dosen pengajar : Ibu Dr. apt. Aguslina Kirtishanti, S.Si.,M.Kes. (PJMK), Ibu Dr.
apt. Rika Yulia, S.Si., Sp.FRS., dan Bapak apt. Ridho Islamie, S.Farm., M.Si.,
Ph.D. (Koor Praktikum)

Disusun oleh Kelompok 1:

Orva Valeska Veshti The: 110123054


Abigail Liora Chan: 110123057
Aisyah Salsbila: 110123063
Delvyn Dihardjo: 110123073
I Made Satria Yuda Saputra: 110123095
Yuni Luthfiana Putri: 110123337

FAKULTAS FARMASI
Universitas Surabaya
2023
2
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka................................................................................................................1
BAB I...............................................................................................................................2
1.1. Latar Belakang.....................................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................2
1.3. Tujuan Praktikum................................................................................................2
1.4. Manfaat Praktikum..............................................................................................3
BAB II..............................................................................................................................4
2.1. Pengukuran Nadi dan Tekanan Darah Secara Palpasi dan Auskultasi..................4
2.1.1. Pengukuran Nadi..........................................................................................4
2.1.2. Tekanan Darah secara Palpasi dan Auskultasi...............................................7
2.1.2.1. Pengukuran Tekanan Darah Secara Palpasi............................................8
2.1.2.2. Pengukuran Tekanan Darah Secara Auskultasi.......................................9
2.2. Efek Posisi Pada Denyut Nadi dan Tekanan Darah.............................................10
2.3. Efek Aktivitas Fisik Pada Denyut Nadi dan Tekanan Darah.................................10
BAB III...........................................................................................................................12
3.1. Pemeriksaan Denyut Nadi, Tekanan Darah Palpasi, dan Tekanan Darah
Auskultasi.................................................................................................................12
3.2. Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekana Darah.....................12
3.3. Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah.................13
BAB IV..........................................................................................................................15
4.1. Pemeriksaan denyut nadi, tekanan darah palpasi dan tekanan darah auskultasi.
.................................................................................................................................15
4.2. Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah...................16
4.3 Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah..................17
BAB V...........................................................................................................................18
5.1. Aktivitas 1..........................................................................................................18
5.2. Aktivitas 2..........................................................................................................18
5.3. Aktivitas 3..........................................................................................................18
BAB V...........................................................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dengan meningkatnya aktivitas fisik seseorang maka kebutuhan darah
yang mengandung oksigen akan semakin besar. Kebutuhan ini akan dipenuhi
jantung dengan meningkatkan aliran darahnya. Hal ini juga akan direspon oleh
pembuluh darah dengan melebarkan diameter pembuluh darah sehingga akan
berdampak pada tekanan darah individu tersebut.

Pada praktikum ini kita akan mempelajari dan mencari tahu metode
pengukuran denyut nadi dan tekanan darah, serta meneliti beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi hasil baik karena ada perubahan terhadap posisi tubuh
maupun saat latihan fisik.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana metode mengukur denyut nadi dan tekanan darah.
2. Apa pengaruh posisi tbuh pada denyut nadi dan tekanan darah
3. Apa pengaruh latihan fisik pada denyut nadi dan tekanan darah

1.3. Tujuan Praktikum


Praktikum ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mempelajari metode mengukur denyut nadi secara palpasi dan
engukur tekanan darah secara palpasi dan auskultasi
4
2. Mempelajari dan mengetahui pengaruh posisi tubuh terhadap denyut
nadi dan tekanan darah.
3. Mempelajari dan mengetahui pengaruh latihan fisik terhadap denyut
nadi dan tekanan darah.

1.4. Manfaat Praktikum


Praktikum ini dilakukan karena manfaatnya sebagai berikut:
1. Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi denyut nadi dan tekanan
darah serta metode untuk mengukurnya

5
BAB II
Landasan Teori

2.1. Pengukuran Nadi dan Tekanan Darah Secara Palpasi dan Auskultasi

2.1.1. Pengukuran Nadi

Istilah denyut jantung merupakan manifestasi dari kemampuan


jantung, indikator dari denyut jantung adalah denyut nadi. Jadi untuk
mengetahui kerja jantung dapat dilihat dari denyut nadi yang merupakan
rambatan dari denyut jantung, denyut tersebut dihitung tiap menitnya
dengan hitungan repetisi (kali/menit) atau dengan denyut nadi maksimal
dikurangi umur.
Denyut nadi adalah denyutan pada arteri yang disebabkan oleh
gelombang aliran darah yang dipompa oleh jantung. Denyut ini mudah
diraba di suatu tempat dimana ada arteri melintas (Sandi, 2016). Darah
yang didorong ke arah aorta sistol tidak hanya bergerak maju dalam
pembuluh darah, tapi juga menimbulkan gelombang bertekanan yang
berjalan sepanjang arteri (Kasenda, Marunduh & Wungouw, 2014).
Gelombang yang bertekanan meregang di dinding arteri sepanjang
perjalanannya dan regangan itu dapat diraba sebagai denyut nadi.
Pada jantung manusia normal, tiap-tiap denyut berasal dari
nodus SA (irama sinus normal). Semakin besar metabolisme dalam
suatu organ, maka makin besar aliran darahnya. Hal ini menyebabkan
kompensasi jantung dengan mempercepat denyutnya dan memperbesar
banyaknya aliran darah yang dipompakan dari jantung ke seluruh tubuh
(Herru & Priatna, 2015).

6
Sedangkan menurut Hermawan, Subiyono & Rahayu (2012)
kerja jantung dapat dilihat dari denyut nadi yang merupakan rambatan
dari denyut jantung, denyut tersebut dihitung tiap menitnya dengan
hitungan repetisi (kali/menit) atau dengan denyut nadi maksimal
dikurangi umur.
Menurut Nurse (2012) letak perabaan denyut nadi yang sering
dilakukan yaitu :

1) Arteri Radialis
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas
pergelangan tangan pada sisi ibu jari. Relative mudah dan sering dipakai
secara rutin. Denyut nadi biasanya sama dengan denyut jantung, sekitar
70 hingga 80 denyut per menit saat istirahat.

2) Arteri Brankialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipat
siku (fossa antekubital) biasanya digunakan untuk mengukur tekanan
darah. Lambat Jantung istirahat atau denyut nadi di bawah 50 denyut /
menit.

3) Arteri Karotid
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri
carotid berjalan diantara trakea dan otot strenokleidomastoideus. Sering
digunakan untuk bayi dan untuk memantau sirkulasi darah ke otak.

Denyut nadi juga dapat dibedakkan menjadi macam-macam


Denyut Nadi. Berikut merupakan 3 jenis macam denyut nadi:

1) Denyut Nadi Basal

7
Denyut nadi basal adalah denyut nadi pada saat bangun tidur
sebelum melakukan aktifitas.

2) Denyut Nadi Istirahat


Denyut nadi istirahat adalah denyut nadi pada istirahat atau
sedang santai tanpa melakukan pekerjaan dan dalam kondisi rileks tanpa
emosi.

3) Denyut Nadi Latihan


Denyut nadi latihan adalah denyut nadi ketika sedang melakukan
aktifitas kerja atau latihan.

Ada beberapa factor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi


seseorang seperti halnya :

1) Usia
Frekuensi nadi secara bertahap akan menetap memenuhi
kebutuhan oksigen selama pertumbuhan. Usia seseorang sangat
berpengaruh terhadap denyut nadi, denyut nadi maksimum pada orang
lanjut usia sangat menurun (penurunan 50% dari usia remaja pada usia
80 tahun). Hal ini disebabkan berkurangnya massa otot, dan daya
maksimum otot yang dicapai sangat berkurang 2. Pada anak umur 5
tahun denyut nadi istirahat antara 96-100 denyut permenit, pada usia 10
tahun mencapai 80-90 denyut permenit, dan pada orang dewasa
mencapai 60-100 denyut permenit (Sandi, 2013).

2) Jenis Kelamin
Denyut nadi pada wanita lebih tinggi apabila dibandingkan
dengan laki-laki. Pada laki-laki dengan kerja 50% maksimal rata-rata

8
nadi kerja mencapai 128 denyut per menit, pada wanita 138 denyut per
menit (Potter & Perry, 2010).

3) Indeks Massa Tubuh (IMT)


Denyut nadi juga dipengaruhi oleh berat badan dengan
perbandingan berbanding lurus, sedangakan berat badan berkaitan
dengan IMT. Makin tinggi berat badan semakin tinggi IMT, begitu
sebaliknya makin rendah berat badan IMT semakin rendah. Sehingga
makin tinggi IMT denyut nadi istirahat semakin tinggi (Sandi, 2013).

4) Aktifitas Fisik
Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko kelebihan berat
badan. Orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi
denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja
lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung
memompa, dan makin tinggi tekanan yang dibebankan pada arteri
(Naesilla, Argarini & Mukono, 2016).

5) Rokok dan Kafein


Rokok dan kafein juga dapat meningkatkan denyut nadi. Pada
suatu studi yang merokok sebelum bekerja denyut nadinya meningkat
10 sampai 20 denyut per menit dibanding dengan seorang yang dalam
bekerja tidak didahului merokok. Hal tersebut dikarenakan, rokok dapat
mengakibatkan vasokonstriksi pada pembuluh darah (Suwitno, 2015).

2.1.2. Tekanan Darah secara Palpasi dan Auskultasi

Tekanan darah merupakan kekuatan lateral pada dinding arteri oleh


darah yang didorong dengan tekanan darah dari jantung. Puncak dari tekanan

9
maksimum saat ejeksi terjadi adalah tekanan darah sistolik dan pada saat
ventrikel berelaksasi, darah yang tetap dalam arteri menimbulkan tekanan
diastolik atau minimum (Potter & Perry, 2009). Rata-rata tekanan darah normal
biasanya 120/80 mmHg (Suddarth, 2013).
Jantung memasok darah ke organ dan jaringan tubuh. Setiap kali
berdetak, ia memompa darah ke pembuluh darah besar di sistem peredaran
darah. Saat darah bergerak ke seluruh tubuh, hal itu memberi tekanan pada
dinding pembuluh darah. Pembacaan tekanan darah terdiri dari dua nilai:

1. Tekanan darah sistolik


Tekanan sistolik adalah tekanan saat jantung berdetak – saat otot jantung
berkontraksi (meremas) dan memompa darah kaya oksigen ke dalam
pembuluh darah.

2. Tekanan darah diastolik


Tekanan darah diastolik adalah tekanan pada pembuluh darah saat otot
jantung berelaksasi. Tekanan diastolik selalu lebih rendah dibandingkan
tekanan sistolik.

Tekanan darah diukur dalam satuan milimeter air raksa (mmHg).


Pembacaannya selalu diberikan berpasangan, dengan nilai atas (sistolik)
terlebih dahulu, diikuti nilai bawah (diastolik). Jadi seseorang yang memiliki
angka 130/90 mmHg (sering diucapkan “130 over 90”) yang artinya :
Tekanan darah sistolik sebesar130 mmHg dan tekanan darah diastolik sebesar
90 mmHg.
Seseorang dapat dinyatakan mengalami hipertensi apabila tekanan darah
sistolik berkisar 140-159 dan tekanan darah diastolik kisaran 90-99. Pra-
hipertensi, saat tekanan darah sistolik 120-139 dan tekanan darah diastolik 80-
89. Tekanan darah kurang dari 120/80 adalah tekanan darah normal.

10
2.1.2.1. Pengukuran Tekanan Darah Secara Palpasi
Pengukuran secara palpasi hanya dapat mengukur tekanan sistolik
disebut juga pengukuran secara tidak langsung. Metode palpasi dilakukan
menggunakan manset 3 cm diatas fossa cubiti dan meraba arteri radialis dextra.
Dilanjutkan dengan memompa udara sampai denyut arteri radialis dextra
menghilang dan tetap dilakukan pemompaan sampai tinggi air raksa dalam
manometer 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut arteri radialis mulai
menghilang. Setelahnya, mengeluarkan udara dalam manset hingga denyut
arteri radialis teraba kembali yang diartikan sebagai tekanan sistolik. Pada
umumnya, metode palpasi digunakan ketika suara korotkoff I tidak terdengar
dengan menggunakan stetoskop.

2.1.2.2. Pengukuran Tekanan Darah Secara Auskultasi


Pengukuran tekanan darah secara auskultasi dapat mengukur tekanan
sistolik dan diastolik disebut juga sebagai pengukuran secara tidak langsung.
Pengukuran ini dilakukan dengan memberikan tekanan dalam manset yang
mula-mula dinaikkan sampai diatas tekanan sistolik arteri, untuk penentuannya
dengan cara mendengarkan dentuman detak nadi pada stetoskop dari arteri
brachialis dextra. Bunyi - bunyi pada setiap dentuman tersebut disebut bunyi
korotkoff. Bunyi korotkoff sendiri adalah keteraturan bunyi yang dapat
terdengar oleh stetoskop pada saat aliran darah mengalir kembali setelah
tadinya terjepit oleh tekanan udara manset. Terdapat 5 fase bunyi korotkoff
diantaranya sebagai berikut:
 Fase 1 merupakan bunyi pertama yang terdengar setelah tekanan cuff
diturunkan perlahan. Begitu bunyi ini terdengar, nilai tekanan yang
ditunjukkan pada manometer dinilai sebagai tekanan sistolik.
 Fase 2 merupakan perubahan kualitas bunyi menjadi bunyi berdesir.
11
 Fase 3 merupakan perubahan bunyi semakin jelas dan keras.
 Fase 4 merupakan perubahan bunyi menjadi meredam.
 Fase 5 merupakan perubahan bunyi menghilang seluruhnya setelah
tekanan dalam cuff turun lagi sebanyak 5 - 6 mmHg. Nilai tekanan yang
ditunjukkan manometer pada fase ini dinilai sebagai tekanan diastolik.

Lalu, manset dipompa sampai tinggi air raksa dalam manometer 20


mmHg lebih tinggi daripada titik dimana suara bising denyutan arteri radialis
dextra mulai menghilang. Tekanan udara pada manset kemudian dikempiskan
secara perlahan dan berkesinambungan. Pada saat tekanan manset mengempis
kemudian bunyi pertama terdengar, itu merupakan bunyi dari korotkoff I yang
menunjukkan besarnya tekanan sistolik dan ketika tekanan manset diturunkan
lebih lanjut, maka bunyi dentuman menjadi lebih lemah dan berkurang. Ketika
dentuman mulai melemah atau menghilang maka akan terdengar bunyi
korotkoff IV atau V yang menunjukkan besarnya tekanan diastolik.

2.2. Efek Posisi Pada Denyut Nadi dan Tekanan Darah


Efek gravitasi terjadi didalam tubuh manusia, tepatnya pada sistem
vaskular manusia akibat berat dalam pembuluh darah. Gravitasi adalah aktivitas
melawan gaya dari bawah ke atas. Faktor tekanan gravitasi pada sistem
sirkulasi disebabkan oleh perubahan posisi tubuh. Jantung memompa darah ke
seluruh tubuh dan darah yang telah di pompa akan balik lagi ke jantung dengan
melawan gravitasi, dimana hal tersebut membutuhkan tekanan yang besar untuk
melawan gaya gravitasi. Pada saat berbaring, letak jantung sejajar dengan tubuh
sehingga tidak dipengaruhi dengan gaya gravitasi. Pada saat duduk, tubuh
dalam posisi tegak atau vertikal sehingga jantung memompa darah lebih kuat
dari pada saat posisi berbaring karena melawan gaya gravitasi. Pada saat
berdiri, denyut nadi dan tekanan darah lebih tinggi karena energi yang
dibutuhkan oleh tubuh lebih besar. Pada saat tersebut, tekanan darah arteri

12
berpusat di kaki dan mendapatkan tekanan hidrostatis di badan sedangkan di
bagian kepala tidak.

2.3. Efek Aktivitas Fisik Pada Denyut Nadi dan Tekanan Darah
Pusat jantung merespons perubahan tekanan darah seperti yang
dilaporkan oleh baroreseptor dan terhadap perubahan konsentrasi arteri terlarut
oksigen dan karbon dioksida seperti yang dilaporkan oleh kemoreseptor.
Misalnya, saat penurunan tekanan darah atau konsentrasi oksigen atau
peningkatan tingkat karbon dioksida, umumnya berarti jantung harus bekerja
lebih keras untuk memenuhi tuntutan periferal jaringan. Pusat jantung
kemudian meminta peningkatan aktivitas jantung.
Saat beraktivitas, tubuh memerlukan oksigen untuk proses metabolisme
sel otot sebagai pembakar glikogen untuk mendapatkan tenaga untuk bergerak.
Semakin banyak tubuh bergerak, seperti berlari, mengayuh sepeda, naik turun
bangku, maka kebutuhan oksigen akan meningkat dan jantung akan bekerja
lebih keras untuk dapat memenuhi kebutuhan oksigen tersebut. Akibatnya,
jantung berkontraksi lebih cepat sehingga frekuensi denyut nadi dan tekanan
darah akan meningkat. Sebaliknya, semakin sedikit tubuh bergerak, seperti saat
tidur atau beristirahat, frekuensi denyut nadi dan tekanan darah semakin rendah.
Oleh karena itu, intensitas aktivitas yang dilakukan menjadi salah satu faktor
yang memengaruhi tinggi rendahnya denyut nadi dan tekanan darah.
Denyut nadi normal berada di angka 60-100 denyut per menit dan
tekanan darah berada di angka 120/80 mmHg. Apabila denyut nadi melebihi
130-185 denyut per menit, akan menyebabkan komplikasi seperti takikardia
yang membuat aliran darah yang masuk ke jantung berkurang yang
menyebabkan kematian. Namun, apabila tekanan darah melebihi 120/80
mmHg, akan menyebabkan peningkatan tekanan darah di arteri sehingga
meningkatkan resiko stroke, serangan jantung, dan berbagai penyakit lainnya.

13
14
BAB III
HASIL PRAKTIKUM

3.1. Pemeriksaan Denyut Nadi, Tekanan Darah Palpasi, dan Tekanan


Darah Auskultasi

3.1. Tabel pemeriksaan denyut nadi, tekanan darah palpasi dan tekanan darah
auskultasi.

Nama Manusia Denyut Nadi Tekanan Darah Tekanan Darah


Coba Palpasi Auskultasi
I Made Satria 1. 79 denyut/min 1. 80 mmHg 1.130/90mmHg
2. 77 denyut/min 2. 90 mmHg 2.130/80mmHg
3. 77 denyut/min 3. 75 mmHg 3.120/80mmHg

Mean 78 denyut/min 82 mmHg 123/87 mmHg

3.2. Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekana Darah

3.2. Data Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah.

Posisi Denyut Nadi Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik


Tubuh (auskultasi) (auskultasi)
Berbaring 1. 68 denyut/min 1. 80 mmHg 1. 75mmHg
terlentang 2. 70 denyut/min 2. 85 mmHg 2. 70 mmHg
3. 70 denyut/min 3. 85 mmHg 3. 75 mmHg

Mean=69 denyut/min Mean= 83 mmHg Mean= 73 mmHg

Duduk 1. 69 denyut/min 1. 100 mmHg 1. 80mmHg


2. 70 denyut/min 2. 110 mmHg 2. 80mmHg
3. 71 denyut/min 3. 100 mmHg 3. 80mmHg

Mean= 70 denyut/min Mean= 103 mmHg Mean= 80 mmHg

15
Berdiri 1. 68 denyut/min 1. 108 mmHg 1. 98 mmHg
2. 72 denyut/min 2. 105 mmHg 2. 97 mmHg
3. 74 denyut/min 3. 115 mmHg 3. 99 mmHg

Mean= 71 denyut/min Mean= 109 mmHg Mean= 98 mmHg

Grafik 3.1 Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Denyut Nadi

Grafik 3.2 Pengaruh Posisi Tubuh terhadap Tekanan Darah.

16
3.3. Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah

3.3. Data Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah.

Waktu Denyut Nadi Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik


(auskultasi) (auskultasi)
Pra Latihan 88 denyut/min 140 mmHg 110 mmHg
Menit ke-1 109 denyut/min 160 mmHg 120 mmHg
Menit ke-3 99 denyut/min 150 mmHg 110 mmHg
Menit ke-5 98 denyut/min 140 mmHg 110 mmHg
Menit ke-7 95 denyut/min 130 mmHg 110 mmHg

Grafik 3.3 Pengaruh Aktivitas fisik terhadap Tekanan Darah.

17
Grafik 3.3 Pengaruh Aktivitas fisik terhadap Denyut Nadi.

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Pemeriksaan denyut nadi, tekanan darah palpasi dan tekanan darah
auskultasi.
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan denyut nadi dan tekanan
darah dimana tujuannya untuk mengukur / menghitung denyut nadi pada
manusia. Pada praktikum ini digunakan praktikan sebagai sampel penelitian
untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara akivitas fisik terhadap
tekanan darah dan denyut jantung manusia. Tekanan darah yang diukur pada
praktikum ini adalah tekanan darah systole/palpasi dan diastole/auskultasi.

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada


pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota
tubuh manusia. Dalam kehidupan, tekanan darah setiap orang bervariasi secara

18
alami. Pada orang dewasa sehat, umumnya sistol sebesar 120 mmHg dan
diastole sebesar 80 mmHg atau dapat juga ditulis sebagai tekana arteri = 120/80
(sistol/diastol). Saat yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah
saat istirahat dan dalam keadaan berbaring.

Pada Hasil Pengamatan, hasil tekanan darah palpasinya dinyatakan


normal karena ketiga hasil yang didapat yakni 80 mmHg, 90 mmHg, dan 75
mmHg mendapat kan jumlah rata-rata 82 mmHg, tidak berjauhan dengan
standar atau normalnya tekanan darah manusia yakni 80 mmHg. Tekanan darah
setiap manusia berbeda, ini dipengaruhi karena faktor umur dan pikiran. Pada
tekanan darah 75 mmHg dapat dikatakan dibawah normal namun masih dapat
dikatakan normal karena tidak terlalu jauh dengan tekanan darah normal.
Sedangkan Untuk tekanan darah 90 mmHg dapat dikatakan tinggi namun untuk
beberapa orang masih dapat dikatakan normal ini terjadi karena faktor usia
yang telah disebutkan diatas. Kemudian pada tekanan darah 80 dan 82 mmHg
ini dikatakan normal. Sedangkan pada hasil pengamatan tekanan darah
auskultasi didapati 130 mmHg dan 120 mmHg dan rata-ratanya 123mmHg.
Data ini juga tergolong ke tekanan darah normal pada umunya karena berada
pada rentang atau tidak jauh dengan angka normal tekanan darah yakni 120
mmHg.

4.2. Pengaruh Posisi Tubuh Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah.
Pada aktivitas kedua, dilakukan pemeriksaan terhadap manusia coba
untuk mengetahui perubahan denyut nadi dan tekanan darah saat posisi tubuh
berbaring terlentang, duduk, dan berdiri. Darah vena yang akan dibawa ke
jantung harus melawan gravitasi saat mengalir ke vena cava inferior. Dua faktor
yang membantu tekanan vena yang rendah dalam mendorong darah menuju
jantung yaitu tekanan otot vena perifer dan pompa pernapasan saat menghirup
napas.

19
Sehingga hasil percobaan posisi berdiri dan duduk memberikan tekanan
yang berbeda dikarenakan saat berdiri otot-otot kaki ikut bekerja untuk
membantu menekan darah agar memasuki vena cava inferior. Namun ketika
berbaring, katup vena bekerja lebih santai dalam aliran balik vena, karena
jantung dan pembuluh darah utama berada pada tingkat yang sama sehingga
menghasilkan denyut dan tekanan yang lebih rendah daripada posisi duduk dan
berdiri.

4.3 Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah.
Sewaktu berolahraga terjadi peningkatan mencolok alir balik vena
(venous return), walaupun peningkatan ini bukan merupakan penyebab utama
peningkatan curah jantung. Aliran balik vena meningkat akibat peningkatan
aktivitas otot dan pompa toraks; akibat mobilisasi darah dari visera; akibat
peningkatan tekanan yang disalurkan melalui arteriol yang melebar ke vena;dan
akibat vasokonstriksi yang diperantarai oleh saraf adrenergik, yang menurunkan
volume darah dalam vena. Selama olahraga berat, jumlah darah yang
dimobilisasi dari daerah splanknik dan tempat cadangan lain dapat
meningkatkan jumlah darah dalam arteri sampai sebanyak 30%.

Setelah olahraga selesai, tekanan darah dapat secara sementara turun di


bawah normal, mungkin akibat penumpukan metabolit yang menyebabkan
pembuluh- pembuluh otot tetap berdilatasi dalam periode yang singkat. Namun,
tekanan darah segera kembali ke tingkat praolahraga. Kecepatan denyut jantung
kembali ke normal lebih lambat.

Pada hasil praktikum yang kami lakukan, dapat terlihat bahwa jumlah
denyut nadi, dan tekanan darah baik tekanan darah sistolik maupun diastolik
dapat mengalami peningkatan dalam jumlah yang cukup banyak. Di sisi lain,
seiring waktu manusia coba beristirahat, secara perlahan jumlah denyut nadi,

20
dan tekanan darah manusia coba menurun dan kembali seperti keadaan pra
latihan.

21
BAB V
KESIMPULAN

5.1. Aktivitas 1

Secara umum, denyut nadi orang dewasa dalam keadaan relaks adalah
dalam rentan 60-100 bpm (beat/min) dan tekanan darah orang dewasa dalam
rentan 90/60 mmHg sampai 120/80 mmHg. Apabila tekanan darah dibawah
90/60 mmHg maka kondisi tersebut disebut hipotensi dan diatas 120/80 mmHg
disebut hipertensi.

5.2. Aktivitas 2

Pada aktivitas ini, telah dibuktikan bagaimana pengaruh posisi tubuh


terhadap denyut nadi dan tekanan darah, dimana ketika posisi tubuh duduk dan
berdiri frekuensi denyut nadi nadi meningkat karena pada posisi tersebut darah
mengalir menuju bagian tubuh atas dengan melawan gravitasi. Sementara saat
posisi berbaring dan duduk, ketinggian antara badan dengan pusat bumi
berkurang sehingga dampak gravitasi berkuang dan mengakibatkan aliran darah
bekerja tidak sekeras saat berdiri. Oleh karena itu, denyut nadi akan berkurang.
Begitu pula dampak posisi tubuh terhadap tekanan darah. Perlu diingat bahwa
kenaikkan baik denyut jantung maupun tekanan darah dalam batas normal,
kecuali ada faktor external.

5.3. Aktivitas 3

Saat tubuh dengan beraktivitas, tubuh akan banyak mengeluarkan


karbon dioksida, terutama apabila aktivtias tersebut tergolong extreme, maka
22
tubuh memerlukan lebih banyak energi dan oksigen. Untuk mencukupi
kebutuhan ini, jantung akan berkontraksi kuat untuk memompa volume darah
yang lebih banyak sehingga denyuy nadi dan tekanan darah mengalami
kenaikkan.

23
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

Martini FH, 2018. Fundamentals of Anatomy & Physiology, 11th edition,


Benjamin Cummings, San Francisco, CA 94111, USA

Tortora Gerard J, 2016. Principles of Anatomy and Physiology, 14th Edition.


USA

Ganong, 2012. Fisiologi Kedokteran Ganong, Edisi 24, Mc-GrawHill, Inc.

Sandi IN 2016, 'Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Frekuensi Denyut Nadi',


Sport and Fitness Journal, 4(2), 1–6.

Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 3, Nomor 3, September-Desember 2015

Herru & Priatna, H. (2015). Penambahan Resistance Exercise Pada Senam


Aerobik Lebih Baik Terhadap Penurunan Denyut Nadi 2 Menit Setelah
Latihan Pada Remaja Putri Usia 17-21 Tahun. Journal fisioterapi. 15
(1).

Hermawan. L, Subiyono & Rahayu. (2012). Pengaruh Pemberian Asupan


Cairan (Air) Terhadap Profil Denyut Jantung Pada Aktivitas Aerobik
Journal of Sport Sciences and Fitness. 1 (2).

Nurse, I. (2012). Pemeriksaan Vital Sign. h t t p :


//nursecerdas.wordpress.com/tag/kdm/, diakses pada tanggal 27 D
esember 2016).

Naesilla, Argarini, R & Mukono, I.S. (2016) Latihan Interval Intensitas Tinggi
Menurunkan Tekanan Darah Sistol Istirahat Tetapi Tidak Menurunkan

24
Tekanan Darah Diastol Dan Denyut Nadi Istirahat Pada Dewasa Muda
Sehat Normotensif. Sport and Fitness Journal. 4 (1).

Suwitno, A., (2015). Perbedaan Tingkat Kebugaran Jasmani Pada Mahasiswa


Perokok dan Bukan Perokok di Fakultas Agama Islam UMY Semester 2.
Yogyakarta.

25

Anda mungkin juga menyukai