Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Denyut nadi mrupakan hal yang penting bagi kesehatan manusia karena,
denyut nadi merupakan faktor-faktor yang dapat di pakai sebagai indikator
untukmenilai sistem kardiovaskuler seseorang. Denyut nadi seseorang
dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya adalah perubahan posisi
tubuh dan aktifitas fisik. Dengan mengamati serta mempelajari hasil
pengaruh perubahan posisi tubuh dan aktifitas fisik terhadap denyut nadi,
kita akan memperoleh sebagian gambaran mengenai sistem kardiovaskuler
seseorang. Pemerikasaan denyut nadi juga termasuk dalam salah satu
pemeriksaan tanda-tanda vital yang digunakan untuk menilai fisiologis
dari sistem tubuh secara keseluruhan.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran denyut nadi ?
2. Apa saja tujuan dari dilakukannya pemeriksaan denyut nadi?
3. Apa saja indikasi dan kontra indikasi untuk pemeriksaan denyut nadi ?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengarugi denyut nadi?
5. Bagaimana cara penilaian pemeriksaan denyut nadi ?
6. Bagaimana cara pemeriksaan denyut nadi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemeriksaan denyut
nadi
2. Untuk mengetahui bagaimana cara yang baik dan benar dalam
pelaksanaan dan penilaian pemeriksaan denyut nadi
3. Untuk memperdalam pengetahuan tentang pemeriksaan denyut nadi

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Denyut nadi merupkan denyutan atau dorongan yang dirasakan
dari proses pemompaan jantung. Setiap kali bilik kiri jantung menegang
untuk menyemprotkan darah ke aorta yang sudah penuh, maka dinding
arteria dalam sistem peredaran darah mengembang atau mengembung
untuk mengimbangi bertambahnya tekanan. Mengembangnya aorta
menghasilkan gelombang di dinding aorta yang akan menimbulkan
dorongan atau denyutan.
Proses perubahan denyut nadi tersebut dipengaruhi oleh perubahan
kecepatan jantung terhadap rangsangan yang ditimbulkan oleh sistem saraf
simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Rangsangan simpatis dapat
menambah kecepatan denyut jantung seperti ketika tubuh dalam keadaan
cemas, emosi, takut dan marah, sedangkan rangsangan parasimpatis dapat
mengurangi kecepatan denyut nadi.
Pemeriksaan nadi seharsnya dilaukan dalam keadaan tidur atau
istirahat. Pemeriksaan nadi dapat disertai pemeriksaan jantung untuk
mengetahui adanya pulsus defisit, yaitu denyut jantung tidak cukup kuat
untukmenimbulkan denyut nadi sehingga kecepatan denyut jantung lebih
tinggi daripada kecepatan denyut nadi. Trakikardia adalah kasus dimana
denyut jantunglebih cepat dari keadaan normal. Hal ini dapat dijumpai
pada keadaan hiperterimia,aktifitastinggi, kecemasan, miokarditis, gagal
jantung, dehidrahi, dan lain-lain. Hiperterimia dapat meningkatkan denyut
nadi sebanyak 15-20kali permenit setiap peningkatan suhu 1 derajat
celcius.

2
B. Tujuan Pemeriksaan Denyut Nadi
1. Untuk mengetahui keadaan umum pasien
2. Untuk mengetahui denyut nadi (irama,frekuensi, dan kekuatan)
3. Menilaikemampuan fungsi kardiovaskuler
4. Mengikuti perkembangan penyakit
5. Membantu menegakandiagnosis

C. Indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan


a. Indikasi :
1. Secara rutin bersamaan dengan pengukuran suhu,tekanan darah dan
respirasi
2. Sewaktu diperlukan
3. Atas intruksi dokter
4. Pada waktu pasien akan,sedang,sesudah di operasi
b. Kontra indikasi :
1. Jika pengukuran denyut nadi yang dilakukan oleh pelayanan
kesehatan di bawah normal.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi


Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak faktor
yang mempengaruhi yaitu :

1. Usia
Frekuensi nadi secara bertahap akan menetap memenuhi kebutuhan
oksigenselama pertumbuhan. Pada orang dewasa efek fisiologi usia
dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler. Pada usia yang lebih
tua lagi dari usia dewasa penentuan nadi kurang dapat dipercaya
Frekuensi denyut nadi pada berbagai usia, dengan usia antara bayi
sampaidengan usia dewasa. Denyut nadi paling tinggi ada pada bayi
kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring dengan pertambahan
usia.

3
2. Jenis Kelamin
Denyut nadi yang tepat dicapai pada kerja maksimum pada wanita
lebih tinggi dari pada pria. Pada laki-laki muda dengan kerja 50%
maksimal rata-rata nadi kerja mencapai 128 denyut per menit, pada
wanita 138 denyut per menit. Pada kerja maksimal pria rata-rata nadi
kerja mencapai 154 denyut per menit dan pada wanita 164 denyut per
menit

3. Ukuran Tubuh
Ukuran tubuh yang penting adalah berat badan untuk ukuran tubuh
seseorangyaitu dengan menghitung IMT (Indeks Masa Tubuh) dengan
Rumus :
BB (Kg) IMT = TB (m) X TB (m)
Keterangan :
IMT = Indek Masa Tubuh
BB = Berat Badan
TB = Tinggi Badan.

4. Kehamilan
Frekuensi jantung meningkat secara progresif selama masa kehamilan
dan mencapai maksimal sampai masa aterm yang frekuensinya
berkisar 20% diatas keadaan sebesar hamil.

5. Keadaan Kesehatan
Pada orang yang tidak sehat dapat terjadi perubahan irama atau
frekuensi jantung secara tidak teratur. Kondisi seseorang yang baru
sembuh dari sakit makafrekuensi jantungnya cenderung meningkat.

6. Riwayat Kesehatan
Riwayat seseorang berpenyakit jantung, hipertensi, atau hipotensi akan
mempengaruhi kerja jantung. Demikian juga pada penderita anemia
(kurang darah)akan mengalami peningkatan kebutuhan oksigen

4
sehingga Cardiac output meningkat yang mengakibatkan peningkatan
denyut nadi.

7. Rokok dan Kafein


Rokok dan kafein juga dapat meningkatkan denyut nadi. Pada suatu
studi yang merokok sebelum bekerja denyut nadinya meningkat 10
sampai 20 denyut permenit dibanding dengan orang yang dalam
bekerja tidak didahului merokok. Pada kafein secara statistik tidak ada
perubahan yang signifikan pada variable metabolickardiovaskuler
kerja maksimal dan sub maksimal.

8. Intensitas dan Lama Kerja


Berat atau ringannya intensitas kerja berpengaruh terhadap denyut
nadi. Lama kerja, waktu istirahat, dan irama kerja yang sesuai dengan
kapasitas optimal manusia akan ikut mempengaruhi frekuensi nadi
sehingga tidak melampaui batas maksimal. Batas kesanggupan kerja
sudah tercapai bila bilangan nadi kerja (rata-rata24nadi selama kerja)
mencapai angka 30 denyut per menit dan di atas bilangan nadi
istirahat. Sedang nadi kerja tersebut tidak terus menerus menanjak dan
sehabis kerja pulih kembali pada nadi istirahat sesudah ± 15 menit.

9. Sikap Kerja
Posisi atau sikap kerja juga mempengaruhi tekanan darah. Posisi
berdiri mengakibatkan ketegangan sirkulasi lebih besar dibandingkan
dengan posisi kerja duduk.

5
10. Faktor Fisik
Kebisingan merupakan suatu tekanan yang merusak pendengaran.
Selama itu dapat meningkatkan denyut nadi, dan mempengaruhi
parameter fisiologis yang lain yang dapat menurunkan kemampuan
dalam kerja fisik. Penerangan yang buruk menimbulkan ketegangan
mata, hal ini mengakibatkan kelelahan mata yang berakibat pada
kelelahan mental dan dapat memperberat beban kerja.

11. Kondisi Psikis


Kondisi psikis dapat mempengaruhi frekuensi jantung. Kemarahan dan
kegembiraan dapat mempercepat frekuensi nadi seseorang. Ketakutan,
kecemasan, dankesedihan juga dapat memperlambat frekuensi nadi
seseorang.

6
E. Penilaian dennyut nadi
Umur Frekuensi nadi rata-rata/menit
Lahir 140
1 bulan 130
1-6 bulan 130
6-12 bulan 115
1-2 tahun 110
2-5 tahun 105
6-10 tahun 95
10-14 tahun 85
14-18 tahun 82
Usia lebih dari 21 tahun 69-100

Penilaian denyut nadi yang lain adalah tarkiradia sinus yang ditandai
dengan variasi 10-15 denyutan dari menit ke menit dan tarkiradia
supraventrikular paroksimal yang ditandai dengan nadi sulit dihitung karena
terlalu cepat (lebih dari 200 kali/menit) dan kecepatan nya konstan sepanjang
serangan. Disamping tarkikaradi terdapat bardirkardia yang merupakan frekuensi
denyut jantung lebih lambat dari normal. Dalam penilaian bardikardia terdapat
bardikardiasinus dan bardikardia relatif, yaitu apabila denyutan nadi lebih sedikit
dibandingkan kenaikan suhu.

Pemerksaan nadi yang lain adalah iramanya, yaitu apakah iramanya


normal atau tidak. Distritmia (aritmia) sinus merupakan ketidak teraturan nadi,
denyut nadi lebih cepat saat inspirasi dan akan lebih lambat saat ekspirasi.
Kemudian, apabila teraba nadi sepasang-sepasang dinamakan pulsus begiminus
dan apabila teraba tiga kelompok tersebut pulsus trigiminus. Untuk melihat
kelainan lebih lanjut dapat dilakukan dengan elektrokardigrafi.

Selain itu, pemeriksaan terhadap kualitas nadi apakah normal atau cukup
dapat dinilai dari adanya pulsus seler, yang ditandai nadi teraba sangat kuat dan
turun dengan cepat akibat tekanan nadi (perbedaan tekanan sistolik dan diastolik
yang sangat besar), dan apabila lemah menunjukan adanya kegagalan dalam
sirkulasi. Adanya pulsus parvus et tardus ditandai dengan amplitudo nadi yang
rendah dan teraba lambat naik dapat terjadi pada stenosis aorta. Pulsus alternans
ditandai dengan denyut nadi yang berselang seling kuat dan lemah menunjukan
adanya beban ventrikel kiri yang berat. Pulsus paradoksus ditandai dengan nadi

7
yang teraba jelas lemah saat inspirasi dan teraba normal atau kuat saat ekspirasi
yang menunjukan tanponade jantung.

Pola nadi

Pola nadi Deskripsi


Bradikardia Frekuensi nadi lambat.

Takikardia
Frekuensi nadi meningkat, dalam
keadaan tidak pada ketakutan,
menangis, aktivitas meningkat,
atau demam yang menunjukan
penyakit jantung.

Sinus Aritmia Frekuensi nadi meningkat selama


inspirasi, menurun selama
ekspirasi. Sinus Aritmia
merupakan variasi normal pada
anak, khususnya selama tidur.

Pulsus Alternans Denyut nadi yang silih berganti


kuat lemah dan kemungkinan
menunjukan gagal jantung.

Pulsus Begeminus Denyut berpasangan dan


berhubungan dengan denyut
prematur

Pulsus Paradoksus Kekuatan nadi menurun dengan


inspirasi

Thready Pulse Denyut nadi cepat dan lemah


menunjukan adanya tanda shock,
nadi sukar di palpasi tampak
muncul dan menghilang

Pulsus Corrigen Denyut nadi kuat dan berdetak


detak. Hal itu disebabkan oleh
variasi yang luas pada tekanan
nadi.

8
F. Pemeriksaan denyut nadi
Nilai denyut nadi merupakan indikator untuk menilai sistem
kardiovaskuler. Denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah dengan jari
tangan atau palpasi atau dapat juga dilakukan dengan alat elektronik yang
sederhana maupun canggih. Pemeriksaan denyut nadi dapat dilaukan di
daerah arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri barkialis pada siku
bagian dalam, arteri karatis pada leher, arteri temporalis, arteri femoralis,
arteri dorsalis pedis, dan pada arteri frontalis pada bayi.

9
G. Tahap Pelaksanaan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

CHECKLIST MENGHITUNG DENYUT NADI

Nama :................................... Nim :............................................


Definisi
Memeriksa kecepatan, irama, volume, denyut nadi, dll. Untuk menilai kondisi
sirkulasi
Tujuan
1. Untuk mendapatkan data awal
2. Untuk memeriksa abnormalitas kecepatan, irama, dan volume.
3. Untuk memantau perubahan apapun yang terjadi pada status kesehatan
pasien
4. Untk mmeriksa sirkulasi perifer

NILAI
ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
Indikasi :

 Secara rutin bersamaan dengan pengukuran suhu,tekanan


darah dan respirasi
 Sewaktu diperlukan
 Atas intruksi dokter
 Pada waktu pasien akan,sedang,sesudah di operasi

Kontra indikasi :

 Jika pengukuran denyut nadi yang dilakukan oleh pelayanan


kesehatan di bawah normal.

Tahap Pra Interaksi :


1. Persiapan pasien :

10
- cuci tangan
- memperkenalkan diri
- bina hubungan saling percaya
- menyarankan pasien untuk mengambil posisi senyaman
mungkin
2. Persiapan alat :
 Arloji/jam
 Buku catatan
 Alat tulis/pena

Tahap Orientasi :
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang
disenangi
2. Memperkenalkan nama perawat
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau
keluarga
4. Menjelaskan tentang kerahasiaan
Tahap Kerja :
1. Pilih lokasi pemeriksaan deyut nadi
2. Bantu pasien untuk berada dalam posisi yang nyaman. Untuk
pemeriksaan deyut nadi radialis, posisikan lengan diatas dada
atau disamping dengan telapak tangan menghadap ke bawah.
Pada posisi duduk, posisikan lengan di atas paha dengan
telapak tangan menghadap ke bawah.
3. Raba dan periksa deyut nadi
 Letakkan 3 ujung jari selain ibu jari secara ringan
pada lokasi pengukuran deyut nadi.
 Setelah mendapatkan deyut nadi secara teratur.
Hitunglah kecepatan deyut nadi selama satu menit
penuh dengan melihat jarum detik pada jam tangan.
 Lakukan penilaian terhadap kecepatan, irama, dan
volume deyut nadi dan kondisi pembuluh darah
4. Catat dan laporkan hasil pemeriksaan

11
5. Cuci tangan
Tahap Terminasi :
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
Tahap Evaluasi :
Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan
kegiatan
Tahap Dokumentasi :
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.
Keterangan :
0 = Tidak dikerjakan
1 = Dikerjakan tapi tidak lengkap/ tidak sempurna
2 = Dikerjakan dengan sempurna

Pembimbing/Penguji Praktek

(.............................................)

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
denyut nadi merupakan salah satu pemeriksaan tanda-tanda vital untuk
memeriksa fisiologis tubuh manusia. Pemeriksaan denyut nadi bertujuan
untuk mengetahui kekuatan kardiovaskuler dalam tubuh manusia. Denyut
nadi tiap orang berbeda-beda tergantung dari beberapa faktor yang
mempengaruhi.

B. Saran
Pengukuran denyut nadi harus dilaksanakan berdasarkan prosedur yang
ada, agar pasien merasa aman dan nyaman terhadap pelayanan yang
diberikan dan petugas kesehatan mendapatkan hasil pengukuran yang
akurat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, aziz alimul A.2006.Kebutuhan Dasar Manusia.jakarta;salemba medika

Hidayat, A.Aziz Alimul, Musrifatul Uliyah.2004.Kebutuhan Dasar


Manusia.Jakarta: EGC

Mubarak , wahid iqbal. 2015. Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta;salemba medika

Sputra,lyndon.2013.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Tanggerang:Bina Rupa


Aksara publisher

http://ikmnursing.blogspot.co.id

14

Anda mungkin juga menyukai