Anda di halaman 1dari 14

Fungsi cairan tubuh :

Air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir semua reaksi di
dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme tubuh berjalan dengan baik,
dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk menggantikan cairan yang hilang
Fungsi cairan tubuh antara lain:
1. Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.
2. Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah
tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan
jantung.
3. Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air
membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernafasan.
4. Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh berguna
untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar
tubuh.
5. Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk
segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan
di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan
lancar.
6. Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam bekerja
memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat
dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun dari
nafas yang dihembuskan pada kaca.
7. Sendi dan otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis
apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan cukup selama
beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.
8. Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai berfungsi untuk
menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
B. Komposisi cairan tubuh
Cairan yang bersikulasi di seluruh tubuh di dalam ruang cairan intrasel dan ekstrasel
mengandung elektrolit, mineral dan sel.
Elektrolit merupakan sebuah unsure atau senyawa yang jika melebur atau larut di dalam air
atau pelarut lain akan pacah menjadi ion dan mampu membawa muatan listrik.
Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Jumlah kation dan
anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur dalam miliekuivalen).
1. Ion positif ( kation )
Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na+), sedangkan
kation utama dalam cairan intraselular adalah potassium (K+). Suatu sistem pompa terdapat di
dinding sel tubuh yang memompa keluar sodium dan potassium ini.
2. Ion negative ( anion )
Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO3-), sedangkan
anion utama dalam cairan intraselular adalah ion fosfat (PO43-).

Karena kandungan elektrolit dalam plasma dan cairan interstitial pada intinya sama maka
nilai elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari cairan ekstraseluler tetapi tidak
mencerminkan komposisi cairan intraseluler.
1. Natrium
Natrium sebagai kation utama didalam cairan ekstraseluler dan paling berperan di dalam
mengatur keseimbangan cairan. Kadar natrium plasma: 135-145mEq/liter.12 Kada natrium dalam
plasma diatur lewat beberapa mekanisme:
 Left atrial stretch reseptor
 Central baroreseptor
 Renal afferent baroreseptor
 Aldosterone (reabsorpsi di ginjal)
 Atrial natriuretic factor
 Sistem renin angiotensin
 Sekresi ADH
 Perubahan yang terjadi pada air tubuh total (TBW=Total Body Water)
Kadar natrium dalam tubuh 58,5mEq/kgBB dimana + 70% atau 40,5mEq/kgBB dapat
berubah-ubah. Ekresi natrium dalam urine 100-180mEq/liter, faeces 35mEq/liter dan keringat
58mEq/liter. Kebutuhan setiap hari = 100mEq (6-15 gram NaCl).
Natrium dapat bergerak cepat antara ruang intravaskuler dan interstitial maupun ke dalam
dan keluar sel. Apabila tubuh banyak mengeluarkan natrium (muntah,diare) sedangkan
pemasukkan terbatas maka akan terjadi keadaan dehidrasi disertai kekurangan natrium.
Kekurangan air dan natrium dalam plasma akan diganti dengan air dan natrium dari cairan
interstitial. Apabila kehilangan cairan terus berlangsung, air akan ditarik dari dalam sel dan apabila
volume plasma tetap tidak dapat dipertahankan terjadilah kegagalan sirkulasi.
2. Kalium
Kalium merupakan kation utama (99%) di dalam cairan ekstraseluler berperan penting di
dalam terapi gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Jumlah kalium dalam tubuh sekitar 53
mEq/kgBB dimana 99% dapat berubah-ubah sedangkan yang tidak dapat berpindah adalah kalium
yang terikat dengan protein didalam sel. Kadar kalium plasma 3,5-5,0 mEq/liter, kebutuhan setiap
hari 1-3 mEq/kgBB. Keseimbangan kalium sangat berhubungan dengan konsentrasi H+
ekstraseluler. Ekskresi kalium lewat urine 60-90 mEq/liter, faeces 72 mEq/liter dan keringat 10
mEq/liter.
3. Magnesium
Magnesium ditemukan di semua jenis makanan. Kebutuhan unruk pertumbuhan + 10
mg/hari. Dikeluarkan lewat urine dan faeces.
4. Kalsium
Kalsium dapat dalam makanan dan minuman, terutama susu, 80-90% dikeluarkan lewat
faeces dan sekitar 20% lewat urine. Jumlah pengeluaran ini tergantung pada intake, besarnya
tulang, keadaan endokrin. Metabolisme kalsium sangat dipengaruhi oleh kelenjar-kelenjar
paratiroid, tiroid, testis, ovarium, da hipofisis. Sebagian besar (99%) ditemukan didalam gigi dan
+ 1% dalam cairan ekstraseluler dan tidak terdapat dalam sel.
5. Karbonat
Asam karbonat dan karbohidrat terdapat dalam tubuh sebagai salah satu hasil akhir daripada
metabolisme. Kadar bikarbonat dikontrol oleh ginjal. Sedikit sekali bikarbonat yang akan
dikeluarkan urine. Asam bikarbonat dikontrol oleh paru-paru dan sangat penting peranannya
dalam keseimbangan asam basa.
2.4 Proporsi cairan dan elektrolit tubuh
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang
memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh. Sementara
itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, kategori presentase cairan
tubuh berdasarkan umur adalah : bayi baru lahir 75% dari total berat badan, pria dewasa 57% dari
total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari berat badan.
Presentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada factor usia, lemak dalam tubuh, dan jenis
kelamin. Jika lemak tubuh sedikit, maka cairan dalam tubuh pun lebih besar. Wanita dewasa
mempunyai jumlah cairan tubuh lebih sedikit disbanding pria karena pada wanita dewasa jumlah
lemak dalam tubuh lebih banyak disbanding pada pria.
Kebutuhan Air bardasarkan Umur dan Berat Badan :
Kebutuhan Air
Umur Jumlah air dalam 24 jam ml/kg berat badan
3 hari 250-300 80-100
1 tahun 1150-1300 120-135
2 tahun 1350-1500 115-125
4 tahun 1600-1800 100-110
10 tahun 2000-2500 70-85
14 tahun 2200-2700 50-60
18 tahun 2200-2700 40-50
dewasa 2400-2600 20-30
A. PENGATURAN VOLUME CAIRAN TUBUH
Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan antara jumlah cairan yang
masuk dan jumlah cairan yang keluar.
1. Asupan
Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah ± 2500cc per hari.
Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah dari makanan lain. Pengaturan
mekanisme keseimbangan cairan ini menggunakan mekanisme haus. Pusat pengaturan rasa haus
dalam rangka mengatur keseimbangan cairan adalah hipotalamus. Apabila terjadi
ketidakseimbangan volume cairan tubuh di mana asupan cairan kurang atau adanya perdarahan,
maka curah jantung menurung, menyebabakan terjadinya penurunan tekanan darah.
2. Pengeluaran
Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi asupan cairan pada orang
dewasa, dalam kondisi normal adalah ±2300 cc. Jumlah air yang paling banyak keluar berasal dari
ekskresi ginjal (berupa urine), sebanyak ±1500 cc per hari pada orang dewasa. Hal ini juga
dihubugkan dengan banyaknya asupan air melalui mulut. Asupan air melalui mulut dan
pengeluaran air melalui ginjal mudah diukur, dan sering dilakukakan melalui kulit (berupa
keringat) dan saluran pencernaan (berupa feses). Pengeluaran cairan dapat pula dikategorikan
sebagai pengeluaran cairan yang tidak dapat diukur karena, khususnya pada pasien luka bakar
atau luka besar lainnya, jumlah pengeluaran cairan (melalui penguapan) meningkat sehingga sulit
untuk diukur. Pada kasus seperti ini, bila volume urine yang dikeluarkan kurang dari 500 cc per
hari, diperlukan adanya perhatian khusus. Setipa 1 derajat celcius akam berpengaru pada output
cairan
Pasien dengan ketidakadekuatan pengeluaran cairan memerlukan pengawasan asupan dan
pengeluaran cairan secara khusus. Peningkatan jumlah dan kecepatan pernapasan, deman,
keringat, dan diare dapat menyebabkan kehilangan cairan secara berlebihan adalah muntah secara
terus menerus.
Hasil-hasil pengeluaran cairan adalah:
1. Urine
Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui vesika urinaria (kandung kemih).
Proses ini merupakanproses pengeluaran cairan tubuh yang utama. Cairan dalam ginjal disaring
pada glomerulus dan dalam tubulus ginjal untuk kemudian diserap kembali ke dalam aliran darah.
Hasil ekskresi terakhir proses ini adalah urine. Jika terjadi penurunan volume dalam sirkulasi
darah, reseptor atrium jantung kiri dan kanan akan mengirimkan impuls kembali nke ginjal dan
memproduksi ADH sehingga memengaruhi pengeluaran urine.
2. Keringat
Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat pengaruh suhu yang panas. Keringat banyak
mengandung garam, urea, asam laktat, dan ion kalium. Banyaknya jumlah keringat yang keluar
akan memengaruhi kadar natrium dalam plasma.
3. Feses
Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk padat. Pengeluaran air melalui feses
merupakan pengeluaran cairan yang paling sedikit jumlahnya. Jika cairan yang keluar melalui
feses jumlahnya berlebihan,maka dapat mengakibatkan tubuh menjadi lemas. Jumlah rata-rata
pengeluaran cairan melalui feese adalah 100 ml/hari.
2.5 Regulasi cairan dan elektrolit tubuh
Cairan tubuh tidak statis. Cairan dan elektrolit berpindah dari satu kompartemen ke
kompartemen lain untuk memfasilitasi proses - proses yang terjadi dalam tubuh, seperti oksigenasi
jaringan, respon terhadap penyakit, dan respon terhadap terapi obat. Cairan tubuh dan elektrolit
berpindah melalui difusi, osmosis, transport aktif, atau filtrasi. Perpindahan tersebut bergantung
pada permeabilitas membran sel atau kemampuan membran untuk ditembus cairan dan elektrolit.
Proses pergerakan cairan tubuh antar kompertemen dapat berlangsung secara:
1. Difusi
Adalah proses ketika materi padat, partikel, seperti gula di dalam cairan, berpindah dari daerah
berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi rendah,sehingga distribusi partikel dalam cairan
menjadi merata.
2. Osmosis
Adalah perpindahan pelarut murni seperti air melalui membran semipermiabel yang berpindah dari
larutan yang memiliki konsentrasi solute rendah ke tinggi. Kecepatan osmosis bergantung pada
konsentrasi solute di dalam larutan, suhu larutan, muatan listrik solute. Dan perbedaan antara
tekanan osmosis yang dikeluarkan oleh larutan. Tekanan osmotik larutan disebut osmolalitas,
suatu larutan yang osmolitasnya sama dengan plasma darah disebut isotonik
3. Filtrasi
Adalah suatu proses perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersamaan sebagai
respon terhadap adanya tekanan cairan. Proses ini bersifat aktif di dalam bantalan kapiler, tempat
pembedahan hidrostatik tau gradient yang menentukan perpindahan air, elektrolit, dan substansi
pelarut lain yang berada diantara cairan kapiler dan cairan intertisial.
4. Transpor aktif
Transpor aktif memerlukan aktifitas metabolik dan pengeluaran energy untuk menggerakkan
materi guna menembus membran sel. Hal ini memungkinkan sel menerima molekul yang lebih
besar dari sel tersebut , selain itu sel dapat menerima atau memindahkan molekul dari daerah
berkonsentrasi rendah ke tinggi.
Proses regulasi cairan dan elektrolit dipengaruhi oleh beberapa faktor :
1. Tekanan
Proses difusi dan osmosis melibatkan adanya tekanan cairan. Proses osmotic juga
menggunakan tekanan osmotic, yang merupakan kemampuan partikel pelarut untuk mebarik
larutan melalui membrane.
Bila dua larutan dengan perbedaan konsentrasi dan larutan yang mempunyai konsentrasi
lebih pekat molekulnya tidak dapat bergabung maka larutan tersebut disebut koloid. Sedangkan,
larutan yang mempunyai kepekatan yang sama dan dapat bergabung disebut sebagai kristaloid.
Sebagai contoh, larutan kristaloid adalah larutan garam, tetapi dapat menjadi koloid apabila protein
bercampur dengan plasma. Secara normal, perpindahan cairan menembus membrane sel
permeable tidak terjadi. Prinsip tekanan osmotic ini sangant penting dalam proses pemberian
cairan intravena. Biasanya, larutan yang sering digunakan dalam pemberian infuse intravena
bersifat isotonic karena mempunyai konsentrasi yang sama dengan plasma darah. Hal ini penting
untuk mencegah perpindahan cairan dan elektrolit ke dalam intrasel. Larutan intravena bersifat
hipotonik, yaitu larutan yang konsentrasinya kurang pekat disbanding konsentrasi plasma darah.
Tekanan osmotic plasma akan lebih besar dibandingkan tekanan osmotik cairan interstisial karena
konsentrasi protein dalam plasma dan molekul protein lebih besar disbanding cairan interstisial,
sehingga membentuk larutan koloid dan sulit menembus membrane semipermiabel. Tekanan
hidrostatik adalah kemampuan tiap molekul larutan yang bergerak dalam ruang tertutup. Hal ini
penting guna mengatur keseimbangan cairan ekstra dan intrasel.
2. Membran
Membrane semipermiabel merupakan penyaring agar cairan yang bermolekul besar tidak
bergabung. Membrane semipermiabel terdapat pada dinding kapiler pembuluh darah, yang
terdapat di seluruh tubuh sehingga molekul atau zat lain tidak berpindah ke jaringan.
2.6 Variabel yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
Kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh di pengaruhi oleh faktor – faktor :
1. usia.
Perbedaan usia menentukan luas permukaan tubuh serta aktivitas organ, sehingga dapat
mempengaruhi jumlah kebutuhan cairan dan elektrolit.

2. Temperatur.
Temperatur yang tinggi menyebabkan proses pengeluaran cairan melalui keringat cukup
banyak, sehingga tubuh akan banyak kehilangan cairan.

3. Diet.
Apabila kekurangan nutrien, tubuh akan memecah cadangan makanan yang tersimpan di
salamnya sehingga dalam tubuh terjadi pergerakan cairan dari interstisial, yang dapat berpengaruh
pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan.

4. Stres.
Stres dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrulit melalui proses
pemingkatan produksi ADH, karena proses ini dapat meningkatkan metabolisme sehingga
mengakibatkan terjadinya glikolisis otot yang dapat menimbulkan retensi sodium dan air.

5. Sakit.
Pada keadaan sakit terdapat banyaksel yang rusak, sehingga untuk memperbaiki sel yang
rusak tersebut di butuhkan adanya proses oemenuhan kebutuhan cairan yang cukup. Keadaan sakit
menimbulkan ketidk seimbangan sistem dalam tubuh, seperti ketoidak seimbangan hormonal,
yang dapat menggangu keseimbangan kebutuhan cairan.
2.7 Macam - macam cairan dan elektrolit
A. Cairan nutrient
Pasien yang istirahat ditempat tidur memerlukan sebanyak 450 kalori setiap harinya. Cairan
nutrien ( zat gizi ) melalui intravena dapat memenuhi kalori ini dalam bentuk karbohidrat, nitrogen,
dan vitamin yang penting untuk metabolisme. Kalori yang terdapat dalam cairan nutrien dapat
berkisar antara 200 – 1500 kalori per liter. Cairan nutrien terdiri atas :
1. Kabohidrat dan air, contoh; dexstrose (glukosa), levulose(fruktosa), invert sugar(½ dexstrose dan
½ levulose ).
2. Asam amino. Contoh : amigen, aminosol dan travamin
3. Lemak, contoh: lipomul dan liposyn

B. Blood volume Expanders


Blood volume Expanders merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi meningkatkan
volume pembulu darah setelah kehilangan darah atau plasma. Apabilah keadaan darah sudah tidak
sesuai , misalnya pasien dalam kondisi pendarahan berat, maka pemberian plasma akan
mempertahankan jumlah volume darah. Pada pasien luka bakar berat, sejumlah besar cairan hilang
dari pembulu darah di daerah luka. Plasma sangat perlu diberikan untuk menggantikan cairan ini.
Jenis blood volume exspanders antara lain: human serum albumin dan dexstran dengan konsentrasi
yang berbeda. Kedua cairan ini mempunyai tekanan osmotik, sehingga secara langsung dapat
meningkatkan jumlah volume darah.
2.8 Kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh
A. Hipovolume atau Dehidrasi
Kekurangan cairan external terjadi karena penurunan asupan cairan dan kelebihan
pengeluaran cairan . tubuh akan merespons kekurangan cairan tubuh dengan menggosongkan
cairan vaskuler. Sebagai kompensasi akibat penurunan cairan intersetisial, tubuh akan mengalirkan
cairan keluar sel. Pengosongan cairan ini pada pasien diare dan muntah. Ada 3 macam kekurangan
volum cairan external, yaitu:
1. Dehidrasi isotonik, terjadi jika tubuh kehilangan sejumlah cairan dan elektrolit secara seimbang.
2. Dehidrasi hipertonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak air dari pada elektrolit.
3. Dehidrasi hipotonik, terjadi jika tubuh kehilangan lebih banyak elektrolit dari pada air.
Kehilangan cairan ekstrasel secara berlebihan menyebabkan volume ekstrasel berkurang
(hipo volume) dan perubahan hematokrit. Pada keadaan ini, tidak terjadi perpindahan cairan
daerah intrasal kepermukaan, sebab osmolaritasnya sama. Jika terjadi kekurangan cairan ekstrasel
dalam waktu yang lama, kadar urea, nitrogen, dan kreatinin meningkat dan menyebabkan cairan
intrasel kepembulu darah. Kekurangan cairan dalam tubuh dapat terjadi secara lambat atau cepat
dan tidak selalu cepat diketahui. Kelebihan asupan pelarut seperti protein dan klorida/ natrium
akan menyebabkan eskresi atau pengeluaran urin secara berlebihan serta berkeringat dalam waktu
lama dan terus menerus. Hal ini dapat terjadi pada pasien yang mengalami hipotalamus, kelenjar
gondok, ginjal, diare, muntah secara terus menerus, pemasangan drainase, dan lain – lain.
Macam dehidrasi berdasarkan derajatnya :
1. Dehidrasi berat, dengan ciri – ciri
a. Pengeluaran / kehilangan cairan sebanyak 4 – 6lt
b. Serum natrium mencapai 159 – 166 mEq/lt
c. Hipotensi
d. Turgor kulit buruk
e. Oliguria
f. Nadi dan pernapasan meningkat
g. Kehilangan cairan mencapai > 10% BB
2. Dehidrasi sedang, dengan ciri –ciri :
a. Kehilangan cairan 2-4 lt atau antara 5-10% BB
b. Serum natrium mencapai 152 – 158 mEq/lt
c. Mata cekung
3. Dehidrasi ringan, dengan ciri – ciri kehilangan cairan mencapai 5% BB atau 1,5-2 lt
B. Hipervolume atau overhidrasi
Terdapat 2 hal yang ditimbulkan, yaitu hipervolume dan edema :
a. Hipervolume ( peningkatan volume darah )
b. Edema ( kelebihan cairan pada intertisial )
 Pitting edema
Merupakan edema yang berada pada darah perifer atau akan berbentuk cekung setelah ditekan di
daerah yan bengkak, hal ini disebabkan oleh perpindahan cairan ke jaringan melalui titik tekan.
Cairan dalam jaringan yang edema tidak digerakkan kepermukaan lain dengan penekanan jari
 Nonpitting edema
Tidak menunjukan tanda kelebihan cairan extrasel, tetap sering karena infeksi dan trauma yang
menyebabkan membekunya pembukaan jaringan. Kelebihan cairan vaskular meningkatkan
hidrostatik cairan dan akan menekan cairan kepermukaan interstisial.
 Edema anasarka
Merupakan edema yang terletak pada seluruh tubuh
C. Kebutuhan elektrolit
 Komposisi
 Natrium : 135-145mEq/lt
 Kalium : 3,5-5,3mEq/lt
 Kalsium : 4-5mEq/lt
 Magnesium : 1,5-2,5mEq/lt
 Klorida : 100-106 mEq/lt
 Bikarbonat : 22-26mEq/lt
 Fosfat : 2,5-4,5mg/100ml
 Pengaturan
 Pengaturan keseimbangan natrium
Natrium merupakan kation dalam tubuh yang berfungsi mengatur osmolaritas dan volume cairan
tubuh. Natrium paling banyak terdapat pada cairan ekstrasel. Pengaturan konsentrasi cairan
ekstrasel di atur oleh ADH dan aldosteron. Aldosteron dihasilkan oleh korteks suprarenal dan
berfungsi mempertahankan keseimbangan konsentrasi natrium dalam plasma dan prosesnya di
bantu oleh ADH. ADH mengatur sejumlah air yang di serap kambali ke dalam ginjal dari tubulus
renalis. Aldosteron juga mengatur keseimbangan jumlah natrium yang di serap kembali oleh darah.
Natrim tidak hanya bergerak ke dalam atau keluar tubuh, tetapi juga mengatur keseimbangan
cairan tubuh. Ekskresi dari natrium dapat dilakukan melalui ginjal atau sebagian kecil melalui
feses, kringat, dan air mata.
 Pengturan Keseimbangan Kalium
Kalium merupakan kalium merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel dan
berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit. Keseimbangan kalium diatur oleh ginjal dangan
mekanisme perubahan ion natrium dalam tubulus ginjal dan sekresi aldosteron. Aldosteron juga
berfungsi mengatur keseimbangan kadar kalium dalam plasma (cairan ekstrasel). System
pengaturan keseimbangan kalium melalui tiga langkah, yaitu:
1. Peningkatan konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel yang menyebabkan peningkatan produksi
aldosteron .
2. Peningkatan jumlah aldosteron akan mempengaruhi jumlah kalium yang dikeluarkan melalui
ginjal.
3. Peningkatan pengeluaran kalium; konsentrasi kalium dalam cairan ekstrasel menurun
Kalium berpengaruh terhadap fungsi system pernafasan. Partikel penting dalam kalium berfungsi
menghantar impuls listrik ke jantung, otot lain, jaringan paru, dan jaringan usus pencernan.
Ekskresi kalium di lakukan melalui urine, sebagian melalui feses dan keringat.
 Pengaturan Keseimbangan Kalsium
Kalsium dalam tubuh berfungsi membentuk tulang, menghantar impuls kontraksi otot, koagulasi
(pembekuan) darah, dan membantu beberapa enzim pancreas. Kalsium diekskresi melalui urine
dan keringat. Konsentrasi kalsium dalam tubuh di atur langsung oleh hormone paratiroid dalam
reabsorpsi tulang. Jika kadar kalsium darah menurun, kelenjar paritorid akan merangsang
pembentukan hormon paratiroid yang langsung meningkatkan jumlah kalsium dalam darah.
 Pengaturan Keseimbangan Klorida
Klorida merupakan anion utama dalam cairan ekstrasel, tetapi tidak dapat ditemukan pada cairan
ekstrasel dan intrasel. Fungsi klorida biasanya bersatu dengan natrium, yaitu mempertahankan
keseimbangan tekanan osmosik dalam darah. Hipokloromia merupakan suatu keadaan kekurangan
kadar klorida dalam darah, sedangkan hiperkloromia merupakan kelebihan klor dalam darah.
Normalnya, kadar klorida dalam darah pada orang dewasa adalah 95-108 mEq/lt.
 Pengaturan Keseimbangan Magnesium
Magnesium merupakan kation dalam tubuh, merupakan yang terpenting kedua dalam cairan
intrasel. Keseimbangannya di atur oleh kelenjar paratirioid. Magnesium diabsorpsi dari saluran
pencernaan. Magnesium diabsorpsi dari saluran pencernaan. Magnesium dalam tubuh di pengaruhi
oleh konsentrasi kalsium. Hipomagnesium terjadi bila konsentrasi serum turun menjadi <1,5
mEq/ltd an hipermagnesium terjadi bila kadar magnesium serta serum meningkat menjadi .2,5
mEq/lt
 Pengaturan keseimbangan bikarbonat
Bikarbonat merupakan elektrolit utama larutan bufter (penyangga) dalam tubuh.
 Pengaturan keseimbangan fosfat
Fosfat (PO4) bersama-sama dengan kalsium berfungsi membentuk gigi dan tulang. Posfat di serap
dari asluran pencernaan dan di keluarkan melalui urine.
2.9 Masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
A. Hiponatremia
Hiponatremia merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang
ditandai dengan adanya kadar natrium dalam plasma tinggi. Cirri – ci yang dapat ditimbulkan yaitu
mukosa kering, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah
kering dan kemerahan, suhu badan naik. kondisi demikian dapat disebabkan karena dehidrasi,
diare, pemasukan air yang berlebihan sementara asupan garam sedikit.
B. Hipernatremia
Etiologi :
- asupan berlebih peroral/enteral
- Perpindahan K+ ke ekstrasel pada asidosis
- Pseudohiperkalemia: pada pem. Penderita dg. Lekositosis/trombositosis ok.proses
koagulasi/hemolisis.
Gejala:
- kelemahan otot s/d paralisa
- Utk.menurunkan K+, meningkatkan hormon2 aldosteron, insulin, epinephrin, glukagon u/
menstabilkan gula darah
- Jantung: aritmia/arrest
C. Hipokalsemia
Etiologi :
1. Def.vit.D: makanan kurang lemak, sindrom malabsorbsi( gastrektomi, pankreatitis, obat
pencahar), ggn.metab.vit.D (vit.D deficient Rickets= kel.otosomal resesif), renal insuf.,
ggn.fgs.hati, obat anti kejang
2. Hipoparatiroidism
3. Pseudohipoparatiroidism
4. Keganasan
5. Hipofosfatemia
Pengobatan : koreksi defisiensi dg kalsium iv( Ca.Gluconat/ klorida 10%) atau peroral
(Ca.Gluconas/karbonat); dpt. Disertai pemberian vit.D dosis besar
D. Hiperkalsemia
Etiologi:
1. Hiperparatiroidisme
2. Tumor ganas yg mengeluarkan PTH
3. Intoksikasi vit.D
4. Intoksikasi vit. A
5. Hipertiroid
6. Insufisiensi adrenal
7. Milk Alkali Syndrome: ok pemberian antasid disertai pemberian susu> pada ulkus peptikum atau
pemberian tiasid lama bersama vit.D.
E. Gangguan keseimb.fosfor
Etiologi:
1. Antasid pengikat fosfat dosis besar
2. Luka bakar yg luas & berat
3. Diet rendah fosfat
4. Alkalosis respiratorik
5. Ketoasidosis diabetik
6. alkoholisme
Gejala
1. Kerusakan eritrosit
2. Gangguan fungsi lekosit
3. Gangguan fungsi trombosit
4. Gangguan fingsi saraf pusat
5. Rabdomiolisis
Pengobatan
Pemberian garan fosfat peroral/intravena
Dan masih banyak lagi gangguan yang dapt disebabkan oleh gangguan keseimbangan asam basa

Anda mungkin juga menyukai