BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui pergerakan cairan tubuh manusia
2. Untuk mengetahui pengaturan pertukaran cairan (difusi, osmosis, filtrasi) pada tubuh manusia
3. Untuk mengetahui sistem koloid pada manusia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENDAHULUAN
Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi cairan interstisial yang mengandung konsentrasi
nutrient, gas, dan elektrolit yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi normal sel.
Kelangsungan hidup sel memerlukan lingkungan internal yang konstan
(homeostatis).Mekanisme regulator penting untung mengendalikan keseimbangan volume,
komposisi, dan keseimbangan asam-basa cairan tubuh selama fluktuasi metabolik normal atau
saat terjadi abnormalitas, seperti penyakit atau trauma.
Mekanisme Homeostatis
Homeostasis adalah proses untuk mempertahankan lingkungan internal dalam keadaan stabil
yang melibatkan semua sistem organ yang dimiliki manusia.
1) Cairan interstisial adalah Cairan di sekitar sel tubuh dan limfe adalah cairan dalam pembuluh
limfatik. Gabungan kedua cairan ini mencapai tiga perempatan CES.
2) Plasma darah adalah bagian cairan dari darah dan mencapai seperempat CES.
3) Serebrospinal adalah cairan yang terdapat di otak sampai sumsum tulang belakang.
4) Intraokuler adalah sifat khusus, sekresi &difusi
5) GITadalah cairan yang terdapat pada pencernaan.
6) Potensial space adalah cairan interpleura, peritoneal space, perikardial, ruang sendi. Bertambah
pada beberapa penyakit.
3. Komposisi Kompartemen Cairan
CES. Plasma darah dan cairan interstisial memiliki isi yang sama yaitu ion natrium dan klorida
serta ion bikarbonat dalam jumlah besar, tetapi sedikit ion kalium, kalsium, magnesium, fosfat,
sulfat, dan asam organik.Perbedaannya adalah dalam hal protein ; plasma mengandung lebih
banyak protein dan cairan interstisial mengandung sangat sedikit protein.
CIS. Akibat pompa natrium-kalium dependen ATP, konsentrasi ion natrium dan kalium
interaselular berlawanan dengan yang ada dalam CES. Ion kalium intraselular berkonsentrasi
tinggi dan ion natrium intraselular berkonsentrasi rendah.Konsentrasi protein dalam sel tinggi,
yaitu sekitar empat kali konsentrasi dalam plasma.
4. Pergerakan Cairan AntarKompartemen
a. Antara Sel dan CES
Distribusi air di dalam dan di luar sel bergabtung pada tekanan osmotic
Tekanan osmotik berkaitan dengan konsentrasi zat terlarut total (osmolalitas) di dalam dan
diluar sel. Air akan bergerak dari regia berosmolalitas rendah ke regia berosmolalitas tinggi.
Normalnya, osmolalitas di dalam dan luar sel adalah sama dan tidak ada penarikan atau
pengeluaran air menuju dan keluar sel.
Jika zat terlarut atau air tidak bertambah atau hilang,ekuilibrium osmotic sementara akan
tergantung. Air kemudian akan bergerak masuk atau keluar sel sampai ekuilibrium baru tercapai.
b. Antara plasma dan cairan interstisial
Pergerakan air menembus membrane sel kapiler di atur oleh tekanan hidrostatik dan osmotic
sesuai tekanan yang di jelskan dalam hopetesis starling-landis.
Peningkatan tekanan hidrostatik kapilar atau penuran tekanan osmotic koloid plasma
mengakibatkan semakin banyak cairan inters tisial. Sebaliknya, penurunan tekanan hidrostatik
kapilar atau peningkatan tekanan osmotic koloid plasma menyebabkan pergerakan cairan
interstisial kedalam kapilar.
D. Keadaan Keadaan Khusus
1) Asupan dan Output air harian dari seseorang dengan aktivitas sedang dan suhu tubuh adalah
seimbang, yaitu sekitar 2.500 ml. dalam tubuh yang sehat, penyesuaian terhadap keseimbangan
air terjadi melalui peningkatan asupan air dalam mekanisme haus atau melalui penurunan
keluaran air oleh ginjal.
a. Asupan air dalam 24 jam da dapat terutama dari diet.
1) Makanan yang ditelan mengandung sekitar 700 ml air. Daging mengandung 50% sampai 75%
dan beberapa jenis buah dan sayuran mengandung 95% air.
2) Air atau minuman lain yang konsumsi mencapai sekitar 1.600 ml.
3) Air metabolic yang dihasilkan melalui katabolisme mencapai sekitar 300ml. Katabolisme 1 g
lemak menghasilkan 1,07 ml air; 1g karbohidrat, 0,55 ml air; dan 1 g protein , 0,41 ml air.
b. Keluaran air (kehilangan air) terjadi melalui beberapa rute.
1) Ginjal bertanggung jawab untuk kehilangan air terbesar (sekitar 1.500 ml).
2) Air juga hilang melalui kulit, yaitu saat berkeringatan dan melalui perspirasi tak kasat mata
(sekitar 500 ml), melalui evaporasi paru (300 ml), dan melalui saluran gastrointestinal (200
ml).
2) Haus atau keinginan secara sadar untuk mendapatkan air adalah pengatur utama asupan air.
a. Pengaturan haus. Mekanisme haus di kendalikan oleh pusat haus dalam hipotalamus. Pusat ini
mengandung saraf spesifik yang disebut osmoreseptor yang letaknya dekat dengan neuron yang
mensekresi hormon antidiuretik (ADH).
b. Stimulus utama untuk pusat haus adalah peningkatan osmolatitas plasma dan penurunan volume
darah.
1) Peningkatan osmolatitas CES, seperti yang di akibatkan oleh ingesti natrium klorida
menyebabkan osmoreseptor kehilangan air, mengecil dan berdepolarisasi. Implus member sinyal
korteks serebral untuk memulai sensasi haus yang dapat dihilangkan dengan meminium air.
2) Penurunan volume darah (tekanan darah), seperti yang terjadi akibat hemoragi, dirasakan oleh
baroreseptor kardiovaskular, dan mengaktifkan mekanisme haus. Juga, pelepasan renin oleh
ginjal mengakibatkan produksi angiotensin yang berlangsung bekerja pada otak intuk
menstimulasi sensasi haus.
3) Mulut dan kerongkongan kering menyebabkan sensasi haus.
3) Pengaturan hormonal untuk keluaran air.
a. ADH diproduksi untuk merespon stimulus osmotik dan nonosmotik yang sama yang
menyebabkan sensasi haus. ADH mengakibatkan retensi air oleh ginjal dan penurunankeluaran
urine.
1) Peningkatan osmolatitas plasma menstimulasi osmoreseptor hipotalamus dan menyebabkan
refleks sekresi ADH. Peningkatan konsentrasi ion natrium (hipernatremia) dan glukosa
(hiperglikemia) plasma merupakan stimulus utama untuk pelepasan ADH.
2) Penurunan volume darah sekitar 10% sampai 15% dirasakan oleh osmoreseptor hipotalamus
dan mengakibatkan peningkatan produksi ADH.
b. Mekanisme renin-angiotensin-aldosteron mengendalikan reabsorpsi ginjal terhadap ion
natrium dan ekskresi ion kalium. Angiontensin menstimulasi aldosteron yang di sekresi oleh
korteks adrenal untuk bekerja pada tubulus kontortus distal agar reabsorpsi natrium meningkat.
Karena air secara osmotik mengikuti natrium, maka terjadi retensi air. Peningkatan volume CES
akibat retensi air akan menghambat produksi rennin.
E. Gangguan keseimbangan air
1) Dehidrasi adalah kekurangan air dalam satu periode waktu yang tidak dapat diganti melalui
mekanisme regulator normal. Dengan demikian tubuh berada dalam keseimbangan air yang
negative. Kehilangan air akibat kondisi abnormal atau stress terjadi melalui hemoragi, demam,
luka bakar, hiperventilasi, muntah, diare, atau keringat yang berlebiah.
3.1. KESIMPULAN
Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi cairan interstisial yang mengandung konsentrasi
nutrient, gas, dan elektrolit yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi normal sel.
Kelangsungan hidup sel memerlukan lingkungan internal yang konstan (homeostatis).
1. Keseimbangan Cairan
Pengertian
Cairan tubuh adalah satu kesatuan cairan dalam tubuh, dengan adanya regulasi dalam hal volume
dan unsur-unsur yang dikandungnya melalui pertukaran antar kompartemen (hubungan osmotik).
Jumlah dan Distribusi
Jumlah cairan tubuh hampir 57 %
Sumber : air diminum dan metabolisme
Kehilangan cairan :
Kehilangan cairan meningkat pada suhu panas (3400 ml) dan pd gerak (6700 ml)
Kompartemen Cairan Tubuh
Kompertemen Cairan Intraselular (CIS)
Kompertemen Cairan Ekstraselular (CES)
Komposisi Kompartemen Cairan
Pergerakan Cairan AntarKompartemen
Antara Sel dan CES
Antara plasma dan cairan interstisial
Keadaan Keadaan Khusus
Asupan dan Output air harian
Asupan air dalam 24 jam da dapat terutama dari diet.
Keluaran air (kehilangan air) terjadi melalui beberapa rute.
Haus atau keinginan secara sadar untuk mendapatkan air adalah pengatur utama asupan air.
Pengaturan hormonal untuk keluaran air.
Gangguan keseimbangan air
Dehidrasi adalah kekurangan air dalam satu periode waktu yang tidak dapat diganti melalui
mekanisme regulator normal.
2. Keseimbangan Elektrolit
Gambaran Singkat
a. Pemeliharaan keseimbangan air dalam tubuh diatur melalui volume CES dan osmolatitas yang
pada gilirannya bergantung pada keseimbangan elektrolit CES karena osmolalitas menentukan
daya penarikan air suatu larutan.
b. Ion Natrium merupakan ion paling banyak (90%) dari kation yang ada dalam CES. Dengan
demikian Natrium dan Anion pasangannya bertanggung jawab untuk osmolatitas CES.
c. Gangguan pada CES menyebabkan perubahan volume plasma dan tekanan darah. Dengan
demikian mekanisme pengaturan volume dan tekanana darah melibatkan pengendalian
kandungan Natrium dalam tubuh.
d. Konsentrasi elektrolit dalam cairan tubuh dinyatakan dalam milliequivalen per liter (mEQ/L)
yaitu ukuran sejumlah ion dalam larutan dikali jumlah muatan listrik yang dibawa oleh ion dalam
setiap liternya.
Natrium
Kalium
Kalsium dan Fosfat
Anion lain
Daftar Pustaka
Sloane, Ethel. 2003.Anatomi dan Fisiologi.Buku Kedokteran EGC;Jakarta.