Disusun Oleh :
Aurina Dwi Febrianti (P27824419007)
Istiqomatul Laila (P27824419024)
Rizki Wulansari (P27824419039)
Rosa Permata Sari (P27824419041)
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini merupakan tugas kelompok bagi mahasiswa Prodi Profesi Bidan
Kampus Sutomo Poltekkes Kemenkes Surabaya untuk memenuhi tugas mata kuliah
Asuhan Kebidanan Kehamilan. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada :
2. Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes selaku ketua prodi pendidikan profesi
bidan Kampus Poltekkes Kemenkes Surabaya
3. Evi Pratami, SST., M.Keb selaku dosen mata kuliah Kampus Poltekkes
Kemenkes Surabaya
4. Seluruh pihak yang turut membantu dan kerja sama dalam menyelesaikan
makalah yang berjudul perubahan anatomi dan fisiologis sistem perkemihan
pada ibu hamil
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampe akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita, Amin.
Penulis
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
2.1 Definisi.........................................................................................................................3
2.2 Fungsi Sistem Perkemihan..........................................................................................3
2.3 Anatomi dan Fisiologi Organ Sistem Perkemihan.....................................................4
2.4 Perubahan Fisiologis Saluran Kemih pada Kehamilan............................................7
2.5 Perubahan anatomi dan Adaptasi Fisiologis pada Ibu Hamil Trimester I,II,III....9
2.6 Kelainan-Kelainan Sistem Perkemihan pada Ibu Hamil........................................11
2.7 Cara Penanggulangan Perubahan Sistem Perkemihan pada Ibu Hamil...............13
BAB III.................................................................................................................................14
PENUTUP............................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................14
3.2 Saran...........................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................i
Bibliography.............................................................................................................................i
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
secara prevalensi di RS, sebagai contoh jika kita lihat di Jakarta, di RS Cipto
Mangunkusumo ditemukan 423 kasus pembesaran prostat jinak yang dirawat selama
tiga tahun (1994-1997) dan di RS Sumber Waras sebanyak 617 kasus dalam periode
yang sama (Ponco Birowo, 2002). Ini dapat menunjukkan bahawa kasus BPH adalah
antara kasus yang paling mudah dan banyak ditemukan. Kanker prostat, juga
merupakan salah satu penyakit prostat yang lazim berlaku dan lebih ganas berbanding
BPH yang hanya melibatkan pembesaran jinak daripada prostat. Kenyataan ini adalah
berdasarkan bilangan dan presentase terjadinya kanker prostat di dunia secara umum
dan Indonesia secara khususnya.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi hamil
b. Untuk mengetahui fungsi sistem perkemihan
c. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi organ sistem perkemihan
d. Untuk mengetahui fisiolosis saluran kemih pada kehamilan
e. Untuk mengetahui perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada ibu
hamil Trimester I, II, III
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
3
2.2 Fungsi Sistem Perkemihan
Saluran kemih secara fisiologis berfungsi untuk menyaring darah dari zat-zat
yang tidak diperlukan tubuh dan sekaligus menyerap zat-zat yang masih dibutuhkan.
Sistem perkemihan terdiri dari ginjal yang menyaring darah dan menghasilkan urin,
ureter yang menyalurkan urin dari ginjal ke kandung kemih, kandung kemih yang
bekerja sebagai penampung, uretra yang mengeluarkan urin dari kandung kemih
(Pearce, 2017)
4
. Gambar 1. Sistem Urinaria Manusia(Nuari & Widayati, 2017)
5
konstituen ini melalui saluran lain sangat bervariasi. Organ ginjal melakukan
tugasnya mempertahankan homeostasis sehingga komposisi urin dapat bervariasi.
Ginjal mempunyai fungsi yang sebagian besar membantu mempertahankan stabilitas
lingkungan cairan internal antara lain: pengaturan keseimbangan air dan elektrolit di
tubuh, pengaturan keseimbangan asam basatubuh, pengaturan volume plasma,
mengeluarkan ( mengekskresikan ) produkproduk akhir (sisa) metabolism tubuh,
mengeluarkan banyak senyawa asing, meghasilkan eritropoietin dan rennin
(Sherwood,2009).
Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan
urin dari pielum ginjal ke dalam kandung kemih. Ureter merupakan saluran yang
bersambung dengan ginjal dan dari ginjal berjalan ke kandung kemih. Panjangnya
yaitu 35 sampai 40 sentimeter. Ureter mulai sebagai pelebaran hilum ginjal dan
berjalan ke bawah melalui rongga abdomen masuk ke dalam pelvis dan dengan arah
oblik bermuara ke dalam sebelah posterior kandung kemih (Pearce, 2017).
Kandung kemih adalah satu kantung berotot yang dapat mengempis, terletak
di belakang simfisis pubis. (Luklukaningsih, 2014).Dinding kandung kemih terdapat
dua bagian besar yakni ruangan yang berdinding otot polos yang terdiri dari badan
(korpus) yang merupakan bagian utama dimana urin berkumpul dan leher (kolum)
yang merupakan lanjutan dari badan yang berbentuk corong. Kandung kemih bekerja
sebagai penampung urin. Kandung kemih berfungsi menampung urin dari ureter dan
kemudian mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi (berkemih).
Kandung kemih mempunyai kapasitas maksimal dalam menampung urin, dimana
pada orang dewasa besarnya adalah ± 300-450 ml. Letaknya di dalam panggul besar,
di depan isi lainnya, dan dibelakang simfisis pubis. Pada wanita kandung kemih
terletak di antara simfisis pubis, uterus, dan vagina. Urin yang ditampung pada
kandung kemih akan dialirkan keluar tubuh melalui uretra (Pearce, 2017).
Uretra ialah sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kemih ke lubang
luar, dilapisi membran mukosa yang bersambung dengan membran yang melapisi
6
kandung kemih. Meatus urinarius terdiri atas serabut otot lingkar, yang membentuk
sfingter uretra. Pada wanita panjang uretra adalah 2,5 sampai 3,5 sentimeter, pada
pria 17 sampai 22,5 sentimeter (Pearce, 2017).
Pada masa kehamilan terjadi perubahan pada tubuh yang dapat menimbulkan
ketidaknyamanan pada ibu hamil. Kebanyakan dari perasaan ketidaknyamanan
tersebut berhubungan dengan perubahan anatomi dan fisiologi yang berhubungan
dengan aspek emosi dalam masa kehamilan (Walsh, 2007).
Perubahan terjadi secara signifikan pada system perkemihan selama kehamilan, selain
mengelola zat- zat sisa dan kelebihan yang dihasilkan akibat peningkatan volume
7
darah dan curah jantung organ perkemihan juga mengelola produk sisa metabolism
dan menjadi organ utama yang mengekresi produk sisa dari janin (Irianti,Bayu,dkk.
2015:45)
1. Ginjal
Ukuran ginjal akan membesar lebih kurang 1,5 cm dibandingkan saat tidak
hamil. Laju filtrasi glomerulus (GFR/ Glomerular Filtration Rate) dan aliran plasma
ginjal (renal plasma flow) juga akan meningkat. Peningkatan GFR sebesar 25%
terjadi 2 minggu setelah konsepsi dan sebesar 50% pada awal trisemester II
Peningkatan GFR ini akan menyebabkan frekuensi berkemih yang lebih sering
(Dielubanza & Schaeffer, 2011).
2. Ureter
Ukuran uterus yang semakin membesar dan keluar dari rongga pelvis akan
menyebabkan tekanan di dalam ureter semakin meningkat sehingga ureter akan
berdilatasi. Dilatasi ureter ini dapat terjadi sebelum usia kehamilan 14 minggu, dan
lebih sering terjadi pada bagian kanan(86%) dibandingkan bagian kiri. Hormon
progesteron yang meningkat selama kehamilan akan menyebabkan relaksasi otot
polos ureter sehingga peristaltik ureter akan berkurang (Dielubanza & Schaeffer,
2011)
3. Kandung Kemih
8
Perubahan yang terjadi pada kandung kemih lebih sering terjadi setelah
kehamilan 12 minggu. Tekanan oleh kepala janin yang semakin membesar akan
menghambat aliran darah dan limfe dari kandung kemih, sehingga menjadi edem dan
rentan terhadap trauma. Penekanan ini juga dapat menyebabkan terjadinya refleks
vesikoureteral. Hormon progesteron menyebabkan relaksasi otot polos kandung
kemih sehingga kontraksi melemah. Melemahnya kontraksi kantung kemih ini akan
menyebabkan retensi urin yang memudahkan pertumbuhan bakteri. Perubahan
fisiologis pada saluran kemih selama kehamilan ini membawa konsekuensi yang
cukup serius. Peningkatan GFR dan aliran plasma ginjal, dilatasi ureter dan pelvis
ginjal, kelemahan otot polos ureter dan kandung kemih akibat hormon progesteron,
adanya refluks vesikoureteral, dan terjadinya retensi urin menciptakan lingkungan
yang memudahkan terjadinya pertumbuhan bakteri sepanjang saluran kemih.
(Dielubanza & Schaeffer, 2011).
2.5 Perubahan anatomi dan Adaptasi Fisiologis pada Ibu Hamil Trimester
I,II,III
a. Trimester 1
Pada bulan pertama kehamilan, kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang
mulai membesar sehingga menimbulkan sering kencing. Pada saat kehamilan, fungsi
ginjal berubah karena adanya hormon kehamilan, peningkatan volume darah,
postur,wanita, aktivitas fisik dan asupan makanan. Bila satu organ membesar ,maka
organ lain akan mengalami tekanan dan sering mengalami gangguan berkemih pada
saat kehamilan. Ibu hamil sering merasa ingin buang air kecil Pada awal kehamilan,
kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada kehamilan
normal, fungsi ginjal cukup berubah banyak. Laju filtrasi glomerulus dan aliran
plasma ginjal meningkat pada saat awal kehamilan. Keadaan ini akan hilang dengan
makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul dan naik ke
abdomen sehingga ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan
9
sirkulasi tubuh ibu yang meningkat dan juga mengekresi produk sampah janin. Sejak
minggu ke-20 gestasi pelvik ginjal dan ureter berdilatasi.
Ginjal pada kehamilan sedikit bertambah berat dan ukuran bertambah 1-1,5 cm,
kecepatan filtrasi dari glomerolus dan aliran darah renal meningkat sampai 50%
volume sekitar 60 ml dari 10 ml pada wanita yang tidak hamil sebagai akibat dari
kenaikan cardiac output. Kecepatan filtrasi glomerulus (GFR) biasanya akan mulai
meningkat pada minggu ke-6 kehamilan dan mencapai puncak pada akhir trimester
pertama. Terjadi pula peningkatan pada volume cairan serta aliran plasma ginjal
(RPF) menjadi meningkat sekitar 60-80 % pada pertengahan trimester kedua dan
akan menetap pada trimester ketiga, selanjutnya 50 % selama kehamilan. Terjadi pula
sedikit hidronefrosis atau hidroureter, hal bisa dikarenakan menurunnya tonus otot
atau adanya tekanan dari uterus yang membesar pada kandung kemih.
Pada ekskresi akan dijumpai kadar asam amino dan viitamin yang larut air dalam
jumlah yang lebih banyak. Protein urin secara normal disekresikan 200-300 mg/hari
bila melebihi 300mg/hari maka harus diwaspadai terjadi komplikasi. Wanita hamil
juga akan mengalami akumulasi natrium 500-900 mEq dan 6-8 L air.
Ginjal berfungsi paling efisien saat wanita berbaring pada posisi rekumbeng
lateral dan paling tidak efisien pada posisi terlentang. Saat wanita hamil berbaring
terlentang berat uterus akan menekan vena ekava dan aorta, sehingga curah jantung
menurun, begitu juga dengan volume darah ginjal .
b. Trimester 2
Uterus yang membesar mulai keluar dari rongga pelvis sehingga penekanan pada
vesica urinaria pun berkurang. Pada trimester kedua, kandung kemih tertarik ke atas
dan keluar dari panggul sejarti kearah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm
10
karena kandung kemih bergeser kearah ke atas. Kongesti panggul pada masa hamil
ditujukkan oleh hiperemia kandung kemih dan uretra.
Memasuki usia kehamilan trimester kedua, perubahan sistem urinaria yang terjadi
adalah ukuran dan pembuluh kandung kemih meningkat, edema fisiologis terjadi
pada jaringan kandung kemih. Menurunnya frekuensi kencing serta meningkatnya
ukuran ginjal dan ureter, terutama pada sisi kanan ginjal membesar. Laju filtrasi
glomelurus meningkat sekitar 50% untuk memproses limbah dari ibu dan janin.
c. Trimester 3
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul atau PAP
sehingga keluhan sering kencing akan timbul kembali karena kandung kemih tertekan
kembali. Selain itu, terjadi hemodilusi yang menyebabkan metabolisme air menjadi
lancar. Pada kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdelatasi
daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat
kolon rektosigmoid di sebelah kiri. Perubahan- perubahan ini membuat pelvis dan
ureter mampu menampung urin dalam volume yang lebih besar dan juga
memperlambat laju aliran urin. Selain itu, terjadi peningkatan sirkulasi darah di ginjal
yang kemudian berpengaruh pada peningkatan laju filtrasi glomerulus dan renal
plasma flow sehingga timbul gejala poliuria. Pada ekskresi akan dijumpai kadar asam
amino dan vitamin yang larut air lebih banyak.
11
2.6 Kelainan-Kelainan Sistem Perkemihan pada Ibu Hamil
1. Traktus urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering kencing
dan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Disamping itu,
terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah
diginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69
%. Rearbsorpsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk ekresi seperti urea,
uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.
Keluhan sering buang air kecil merupakan keluhan yang sering terjadi pada awal
kehamilan dan berulang lagi pada akhir kehamilan. Hal ini disebabkan oleh
perubahan anatomi dan merupakan hal yang wajar selama kehamilan. Keluhan sering
buang air kecil merupakan keluhan yang sering terjadi pada awal kehamilan dan
berulang lagi pada akhir kehamilan. Hal ini disebabkan oleh perubahan anatomi dan
merupakan hal yang wajar selama kehamilan. Pada kehamilan dini uterus membesar
meski masih dalam panggul sehingga menimbulkan tekanan pada kandung kemih
dan akibatnya adalah pasien sering buang air kecil. Pada pertengahan kehamilan
uterus sudah keluar dari panggul sehingga proses miksi berlangsung normal. Pada
akhir kehamilan terjadi desensus kepala kedalam panggul sehingga keluh sering
buang Air kecil terulang kembali.
2. Retensi akut
12
Retensi akut merupakan komplikasi yang jarang terjadi pada kehamilan.
Kadang-kadang timbul pada kira-kira minggu ke 12 kehamilan apabila uterus dalam
posisi retroversi. Retensi akut terjadi akibat dari uterus yang tidak dapat muncul ke
atas melampaui lengkung sacrum pada saat vesica urinaria penuh uterus tergencet dan
terdapat circulus visiosus (lingkaran setan) yaitu kondisi dimana uterus hanya dapat
muncul keatas kalau vesica urinaria kosong, tetapi vesica urinaria terjepit antara
symphisis pubis dan uterus yang membesar. Pengobatan yang dapat dilakukan yaitu
dengan pemasangan kateter urine dan pengosongan vesica urinaria perlahan, setelah
itu jarang terjadi komplikasi kembali karena uterus kemudian dapat berdiri tegak dan
menonojol keatas keluar dari cavitas pelvis.
Infeksi saluran kemih diakibatkan adanya tekanan rahim pada ureter yang
dapat menyebabkan Infeksi pielonefritis ginjal kanan. Terjadi juga Poliuria
dikarenakan adanya penaikan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan, sehingga
filtrasi di glomerulus menjadi naik sampai 69%. Reabsorpsi di tubulus tidak berubah
sehingga lebih banyak dikeluarkan urea, asamurik, glukosa, asam amino, asam folik
dalam kehamilan. Mendekati akhir kehamilan, khususnya nullipara, dimana bagian
presentasinya sering engage sebelum terjadi persalinan, seluruh basis VU terdorong
ke depan dan ke atas sehingga mengubah permukaan yang cembung menjadi cekung.
Tekanan bagian Paresentasi tersebut mengganggu drainase darah dalam limfe dari
basis VU, sering membentuk area edematus, mudah cedera dan lebih peka terhadap
infeksi. Baik tekanan maupun panjang uretra telah diperlihatkan berkurang pada
bumil atau ibu terebut setelah kelahiran vaginal tetapi tidak pada kehamilan
abdominal.
13
Kebutuhan cairan tubuh selama masa kehamilan juga dapat mempengaruhi urin
yang dikeluarkan. Sirkulasi janin, cairan ketuban, dan volume darah yang lebih tinggi
harus didukung dengan banyaknya cairan yang dikonsumsi. Banyaknya cairan yang
dikonsumsi oleh ibu akan menyebabkan konsentrasi protein darah menurun. Darah
menjadi terlalu encer, sehingga sekresi ADH terhalang. Maka penyerapan air oleh
dinding tubulus kurang efektif, sehingga, terbentuk urin yang banyak (Sherwen,
1999).Cara mengatasi sering berkencing dengan batasi minum sebelum tidur,
perbanyak minum di siang hari tanpa mengurangi kebutuhan minum minimal 8 gelas
per hari, dan anjurkan ibu untuk melakukan senam kegel (Bobak, dkk., 2005)
Peran Tenaga kesehatan dapat membantu para ibu hamil yang mengalami
kesulitan dalam mengatasi perubahan yang biasa muncul selama masa kehamilan.
Mengatasi hal tersebut dengan menganjurkan kepada para ibu hamil untuk lebih
banyak mengkonsumsi air putih, sehingga kebutuhan yang diperlukan oleh ibu akan
terpenuhi secara maksimal. Selain itu, juga dapat menganjurkan pada ibu yang
mengalami perasaan mual atau muntah saat mengkonsumsi air putih, dengan
mengganti asupan cairannya pada makanan yang mengandung banyak cairan seperti
buah ataupun sayur yang berkuah. Hal tersebut juga dapat diterapkan oleh ibu yang
kurang suka mengkonsumsi air putih.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada setiap kehamilan akan terjadi perubahan-perubahan anatomi sesuai tingkat
usia kehamilan ibu hamil tersebut. Perubahan tersebut dimulai pada trimester awal
sampai trimester terakhir kehamilan yaitu trimester III. Pada sistem perkemihan pada
awal trimester sudah menunjukkan gejala sering buang air kecil akibat didesak oleh
fetus dan berlangsung sampai trimester III. Perubahan struktur ginjal merupakan
aktifitas hormonal (estrogen dan progesterone), tekanan yang timbul
akibat pembesaran uterus, dan peningkatan volume darah.
3.2 Saran
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu Kami sangat mengharap kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca, agar Kami dapat memperbaiki pembuatan makalah saya di waktu yang
akan datang. Terimakasih kepada dosen/guru selama pembuatan makalah ini,
dosen/guru dapatmenyempatkan waktu untuk bersosialisasi tentang makalah Kami.
15
DAFTAR PUSTAKA
Bibliography
Prawirohardjo, Sarwono.2018. Ilmu Kebidanan. Jakarta. PT.Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Ningrum, Rahayu Budi Setya. 2019. HUBUNGAN FAKTOR RESIKO PADA
WANITA HAMIL DENGAN KEJADIAN ISK PADA MASA KEHAMILAN DI
RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG TAHUN 2019.