Anda di halaman 1dari 33

TUGAS INSTRUMEN

ALAT – ALAT DAN FUNGSI SECTIO CAESAREA, VACCUM

DAN FORCEPS

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Instrumen

Dosen Pengampu : Hj. Suyatini, SPd, M. Kes

Nama : Vani Septidian Sari

Nim : P27904117051

TINGKAT IV/VII

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PRODI D IV KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. INSTRUMEN SECTIO CESARIA CEASAREA
1. Desinfeksi klem

Fungsi dari desinfeksi klem adalah untuk mengambil bola kasa steril yang
sudah dibasahi dengan desinfektan lalu dioleskan pada kulit yang akan
dilakukan pembedahan.

2. Duk klem

Towel clamp merupakan clamp pemegang dengan ujungnya yang runcing


untuk menahan tepi handuk/ doek pada tempatnya.Berguna untuk menjepit
kain operasi juga untuk memegang tulang coste ketika dilakukan traksi
eksternal pada dinding dada.
3. Pinset anatomis
Pinset Anatomi digunakan saat jahitan dilakukan, berupa eksplorasi
jaringan dan membentuk pola jahitan tanpa melibatkan jari.
4. Pinset sirugis

Pinset bergigi inidigunakan pada jaringan; harus dengan perhitungan tepat,


oleh karena dapat merusak jaringan.Alat ini memilikifungsi yang untuk
membentuk pola jahitan, meremove jahitan.
5. Scalp blade dan Handle

Kegunaanya adalah untuk menyayat berbagai organ atau bagian tubuh


manusia. Mata pisau disesuaikan dengan bagian tubuh yang akan disayat.
6. Musquito klem pean bengkok kecil

Alat ini memiliki fungsi yang sama dengan Klem lurus yakni untuk meng-
klem/ menjepit jaringan tubuh maupun pembuluh darah untuk
menghentikan pendarahan dalam operasi
7. Retractor Us Army (Langeenbeck)

Penggunaannya untuk menguakkan luka.


8. Klem koher

Alat ini memiliki fungsi untuk meng-klem/ menjepit jaringan tubuh


maupun pembuluh darah untuk menghentikan pendarahan dalam operasi
serta fungsi-fungsi lainnya. Klem Kocher persis seperti klem Lurus,
namun mempunyai ujung Capit.
9. Gunting metzenbaum
yang digunakan untuk untuk menggunting benang, menggunting jaringan
dan menggunting balutan.
10. Gunting benang lurus

untuk menggunting benang. Gunting ini berbentuk lurus dan berujung


tajam.Gunakan hanya untuk menggunting benang, tidak untuk jaringan.
Gunting ini juga digunakan saat mengangkat benang pada luka yang sudah
kering dengan tehnik selipan dan sebaiknya pemotongan benang
menggunakan bagian ujung gunting
11. Nald voeder

Fungsinya untuk pemegang jarum dalam tindakan penjahitan luka.


12. Surgical needle : round body , taper, cuting

Round/taper untuk jaringan yang rapuh seperti organ-organ intra abdomen.


Cutting biasanya untuk kulit, sternum.
Reverse cutting sering untuk menjahit subkutikular dan jaringan-jaringan
keras lainnya seperti tendon.
13. Klem ring
Jenis klem lainnya adalah klem ring yang berfungsi untuk menyangga
corong pisah saat melakukan ekstraksi. Klem ring memiliki bentuk
lingkaran pada ujungnya yang berfungsi untuk meletakkan alat kimia
yakni corong pisah. 
14. Peritonium klem

fungsi yang sama untuk memegang dan menekan, akan tetapi keduanya
memiliki peredaan yaitu pada klem arteri lebih ditujukan untuk memegang
atau menekan pembuluh darah arteri, sedangkan klem peritoneum lebih
ditujukan untuk memegang atau menekan selaput peritoneum.

15. Abdominal retractor (hak berdaun dalam)


Digunakan sebagai penarik tepi luar jaringan yang disayat agar
memperluas lapang pandang operator saat melakukan tindakan.
16. Hak tajam gigi 4

Berfungsi untuk menarik tepi luka agar lapangan operasi menjadi lebih
luas dan memadai tetapi kerusakan jaringan minimal sangat minim.
17. Canule suction

Mengeluarkan secret/ cairan

PERSIAPAN LINEN STERIL


1. Meja Operasi / Operating table adalah alat yang berfungsi untuk

meletakkan pasien sesuai dengan posisi yang dikehendaki dalam


melakukan tindakan operasi atau pembedahan
2. Duk bermanfaat untuk memudahkan dokter atau petugas medis ketika
melakukan suatu pembedahan agar fokus pada luka/bagian tubuh yang
hendak di bedah sehingga darah tidak bercecer kemana mana.

3. Sarung Meja mayo digunakan sebagai alas pada meja yang digunakan
untuk meletakkan berbagai instrument medis saat operasi.
4. Schort Tujuan menggunakan adalah Melindungi petugas dari
kemungkinan genangan atau percikan darah atau cairan tubuh lainnya
yang dapat mencemari baju petugas adalah Penghalang bagian depan
tubuh petugas kesehatan.

5. Suction Pump merupakan alat kesehatan yang berfungsi untuk menghisap


cairan yang tidak dibutuhkan oleh tubuh pada proses operasi, seperti
darah, isi lambung, dan sebagainya.

6. Kabel Pad Adapter Couter merupakan aksesoris alat couter yang


digunakan sebagai kabel adapter / ekstensi sebagai penyambung antara
rubber pad disposable couter.
7. Bengkok Fungsi Tempat alat / kotoran2 pada waktu bekerja/ operasi.

8. Kom Fungsi tempat untuk menaruh kasa, betadine, sputum/dahak, kasa


yang steril.

9. Perlak steril berfungsi melapisi meja mayo, instrument dan meja operasi
supaya caiaran tidak langsung terrkena ke alat ataupun gaun lainnya.
10. handuk steril digunakan setelah petugas kamar operasi melakukan cuci
tangan bedah

BAHAN HABIS PAKAI STERIL

1. Pisau bedah(Paragon mess) no 22. Berfungsi untuk melakukan insisi kulit


sampek fasia dengan bantuan pemegang pisau, menginsisi uterus

2. Handscoon adalah untuk mencegah terjadinya infeksi silang serta


mencegah terjadinya penularan kuman.

3. Kassa, Media yang digunakan untuk membersihkan dan menyerap darah


yang tidak terlalu banyak.
4. Normaln Saline 0,9% merupakan cairan yang digunakan dalam operasi
yaitu sebagai pengganti cairan yang hilang dan sebagai cairan irigasi.

5. Catgut Plain 1.0 digunakan untuk menjahit peritoneum.

6. Catgut chromic, benang operasi yang digunakan untuk penjahitan luka


seperti luka karena trauma dan menjahit luka terbuka karena operasi /
pembedahan.
7. vicryl 1.0/safil 1.0 untuk menjahit fasia

8. monosyn 3.0 digunakan untuk menjahit permukaan kulit.

B. Urutan kerja pembedahan Sectio Caesaria. Langkah sistematis sebagai


berikut:

1. Pertama-tama, Instrumentator cuci tangan secara steril, kemudian


memasang jas operasi, memasang sarung tangan dan menyusun instrumen
di atas meja instrumen yang telah di alas duk steril.
2. Langkah berikutnya, assisten ( Perawat / dokter ) dan operator ( dokter
ahli) juga memasang baju dan sarung tangan dengan cara di pasangkan
oleh Instrumentator.
3. Instrumentator memberikan desinfektan porcep dan 4 helai Qaas steril
kepada tangan kanan Assisten/ Operator , serta memberikan betadin yang
ada dalam kom ke arah tangan kiri assisten atau operator.
4. Assisten/ Operator melakukan desinfeksi pada lokasi pembedahan.
5. Kemudian Assisten melakukan drapping, menyelimuti tubuh pasien
dengan duk besar dan duk kecil, yang terbuka hanya lokasi sayatan.
6. Setelah proses draping selesai, Instrumentator memberikan pinset chirurgi
dan gagang pisau pada operator. Dan operator menjepit lokasi sayatan
dengan pinset chirurgi untuk menguji apakah bius sudah berjalan dengan
baik? Jika berjalan dengan baik, maka operator melakuan sayatan hingga
terlihat lapisan putih dan keras, yang disebut juga fasia (jaringan keras
yang melapisi otot perut).
7. Fasia di robek dengan gunting sampai kelihatan otot perut.
8. Kemudian otot perut di kuak oleh 4 tangan, assisten dan operator, hingga
menganga lebar, sampai terlihat lapisan peritoneum, yaitu jaringan tipis
pelindung rongga perut.
9. Instrumentator memberikan gunting pada tangan kanan operator dan pinset
chirurgi pada tangan kirinya, sedangkan assisten mendapatkan pinset
chirurgi. Operator dan assisten menjepit lapisan peritoneum dengan
chirurgi, lalu mengangkat, diantara jepitan lalu di gunting hati-hati agar
usus atau isi dalam perut lainnya tidak kena.
10. Setelah menganga, dinding rahim bagian luar terlihat jelas, Instrumentator
memberikan hak blass pada assisten, dan assisten memasukan serta
menarik ke arah bawah paha pasien, agar leher rahim kelihatan jelas oleh
operator.
11. Lalu Instrumentator memberikan pisau pada operator, kemudian operator
menyayat dinding rahim (uterus) hingga kepala atau rambut bayi
kelihatan, jika kehamilan letak kepala.
12. Pada langkah no.11 diatas, ada cara lainnya, operator tidak langsung
menyayat dengan pisau, tapi di gunting perimetrium (dinding luar rahim)
dan di kelupas selebar 2 cm, kemudian baru menggunakan pisau untuk
menyayat miometrium (otot tengah rahim) hingga kepala/ rambut bayi
kelihatan.
13. Setelah kepala bayi kelihatan, operator memasukan lengan pada dinding
rahim yang telah bolong tadi, untuk menarik kepala bayi agar pas untuk di
dorong dan di keluarkan.
14. Setelah bayi keluar dari rahim melalui dinding perut, maka instrumentator
memberikan 2 buah klem lurus dan 1 gunting kepada assisten. Dan,
assisten menjepit tali pusat, di antara 2 jepitan, di tengahnya di potong
oleh assisten, sementara operator membersihkan jalan nafas bayi dengan
alat hisap suction pump.
15. Plasenta ( Kakak bayi) dikeluarkan dari rahim pasien oleh operator,
sementara itu Instrumentator memberikan penster klem kepada operator,
dan operator menjepit rahim bekas sayatan sebanyak 3-4 lokasi dengan
penster klem.
16. Sisa-sisa plasenta yang tertinggal dalam rahim dikeruk oleh operator
dengan tangan kiri di alas pakai kapas dilumuri betadin.
17. Setelah bersih, otot rahim, endometrium dan miometrium di satukan
kembali dengan jahitan benang Chromich no. 2. Sedangkan perimetrium
dijahit dengan benang chromich no. 2/0.
18. Setelah merasa aman, dinding rahim tidak lagi berdarah, maka
Instrumentator memberikan Kocher sebanyak 4 buah untuk menjepit
peritoneum, dan memberikan hak blass pada assisten untuk menguak perut
yang menganga, lalu Instrumentator memberikan Allys yang ujungnya
dijepitkan Qaas (depper) untuk mengeksplorasi rongga perut, serta
mengeluarkan sisa-sisa darah yang ada dalam rongga perut. Jika sudah
bersih dari sisa-sisa darah, Instrumentator memberikan depper lagi yang
telah di lumuri betadin kepada operator, dan operator mengusapkan depper
betadin pada bekas sayatan dinding rahim.
19. Dan, Instrumentator kembali memberikan benang Chromich no 2/0 yang
telah melekat di ujung Needle holder . Lalu operator menjahit dan
menyatukan lapisan tipis peritoneum.
20. Sementara assisten menjepit fasia dengan Kocher.
21. Instrumentator kembali memberikan Needle holder yang di ujungnya
sudah ada terjepit benang Chromich no. 2 kepada operator, dan operator
menjahit otot perut.
22. Setelah otot perut menyatu, Instrumentator memberikan kepada operator
benang Safil/Vicryl no 1, untuk menjahit dan menyatukan fasia. Setelah
fasia menyatu, operator melanjutkan menjahit sub kutis ( lapisan lemak
bawah kulit) dengan benang yang sama.
23. Setelah sub kutis menyatu oleh jahitan, Instrumentator kembali
memberikan benang terakhir, bernama plain 3/0 kepada operator untuk
menyatukan kulit, dengan teknik jahitan subkutikuler, kata orang awam
jahitan ini kayak di lem, karena benang jahitan tidak terlihat di permukaan
kulit.
24. Sementara itu, assisten sejak proses menjahit memegang gunting.
25. Setelah proses jahitan subkutikuler selesai, luka ditutup dengan plester
tahan air. Dan pasien dibersihkan serta dirapikan.
26. Pembedahan Sectio Carsaria selesai.

C. Persiapan pasien sebelum tindakan operasi sectio caesarea :


1. Pasien diminta untukmandi dengan sabun antiseptik pada malam atau
pagi hari sebelum operasi
2. Pasien juga akan diminta untuk tidak mencukur rambut kemaluan
dalam kurun waktu 24 jam sebelum prosedur karena akan
meningkatkan resiko infeksi
3. pemasangan infus
4. pemasangan dauer kateter
5. puasa
6. meninggalkan semua perhiasan dan gigi palsu
7. klisma
8. personal hygine
9. Informent Consent
10. persiapan psikologi
A. Alat – alat Ekstrasi Vakum

No Alat Gambar
1 Sikat Kuku

2 4 Buah Handuk Kecil

3 Jas Operasi

4 Masker

5 4 buah Handscoon steril

6 Sugery Cap
7 2 Buah Bengkok (Nierbekken)

8 Lodine povidum

9 5 buah duk steril

10 5 buah duk klem

11 Alat ekstraktor (vakum) 1 set

12 1 buah gunting episiotomy


13 1 buah gunting tali pusat

14 1 buah pengikat tali pusat

15 Oksitosin

16 1 buah kom besar/piring plasenta

17 2 buah nald foeder

18 2 buah gunting benang


19 2 cat gut kromik no 2.0 / 3.0

20 Prokain 1%

21 1 buah tampon vagina

22 1 buah kocher

23 Kassa

24 Klorin 0,5%
25 Waskom

1. Alat yang digunakan dalam ekstraksi vakum adalah:


• Mangkok (cup)
Mangkok ini dibuat untuk membuat kaputsuksedeniu buatan
sehingga mangkuk dapat mencekam kepala janin. Sekarang ini
terdapat dua macam mangkuk yaitu mangkuk yang terbuat dari
baha logam dan plastic. Beberapa laporan menyebutkan bahwa
mangkuk plastic kurang traumatis disbanding dengan mangkuk
logam. mangkuk umumnya berdiameter 4 cm sampai dengan 6 cm.
pada punggung mangkuk terdapat:
- Tonjolan berlubang tempat insersi rantai penarik
Tonjolan berlubang yang menghubungkan rongga mangkuk
dengan pipa penghubung.
- Tonjolan landai sebagai tanda untuk titik petunjuk kepala janin
(point of direction).
Pada vacuum bagian depan terdapat logam/ plastic yang berlubang
untuk menghisap cairan atau udara.
• Rantai Penghubung
Rantai mangkuk tersebut dari logam dan berfungsi
menghubungkan mangkuk denga pemegang.
• Pipa Penghubung
Terbuat dari pipa karet atau plastic lentur yang tidak akan berkerut
oleh tekanan negative.pipa penghubung berfungsi penghubung
tekanan negative mangkuk dengan botol.
- Botol
Merupakan tempat cadangan tekanan negatif dan tempat
penampungan cairan yang mungkin ikut tersedot ( air ketuban,
lendir servicks, vernicks kaseosa, darah, dll )
Pada botol ini terdapat tutup yang mempunyai tiga saluran :
 Saluran manometer
 Saluran menuju ke mangkuk
 Saluran menuju ke pompa penghisap
B. Persiapan Pasien
1) Inform Consent (Surat Persetujuan)
2) Cairan dan selang infus sudah terpasang. Perut bawah dan lipat
paha sudah dibersihkan dengan air dan sabun.
3) Siapkan alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah.
4) Uji fungsi dan perlengkapan peralatan vakum.
5) Medikamentosa
- Oksitosin
- Ergometrin
- Prokain 1%
- Larutan antiseptic (povidon iodine 10%)
6) Oksigen dengan regulator
7) Instrumen
- Set partus : 1 set
- Vakum ekstraktor : 1 set.
- Klem ovum: 2 buah
- Cunam tampon: 1 buah
- Tabung 5 ml dan jarum suntik No. 23 (sekali pakai): 2 buah
- Spekulum Sim’s atau L dan kateter karet: 2 buahdan 1 buah
C. Persiapan Penolong/Perawat
1) Baju kamar tindakan, pelapis plastic, masker dan kacamata pelindung:
3 set
2) Sarung tangan DTT/steril: 4 pasang
3) Alas kaki (sepatu/”boot” karet): 3 pasang
4) Instrumen
5) Lampu sorot
6) Stetoskop dan tensimeter

Prosedur pemasangan dan Ekstaksi forseps


A. Persiapan Pasien

1. Berikan O2 2-4 l/m.


2. Infus terpasang.
3. Uji fungsi dan perlengkapan peralatan resusitasi kardiopulmoner.
4. Rambut vulva dicukur.
5. Siapkan alas bokong, sarung kaki, dan penutup perut bawah.
6. Posisi litotomi
7. Kandung kemih dikosongkan.
8. Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan dengan air sabun.

B. Persiapanalat dan bahan :


1. Larutan antiseptik: Povidon iodin 10%adalah obat luar yang berfungsi
sebagai antiseptik, yang umumnya digunakan untuk membersihkan serta
membunuh bakteri, jamur, dan virus pada daerah kulit, termasuk kulit
yang yang terdapat luka

2. Uterotonika: Oksitosin 20 IU, Ergometrin tab 1000 mgmerupakan


oksitosika utama yang dipakai dalam pencegahan dan penanganan
perdarahan pascasalin, diberikan pada saat penanganan aktif kala tiga
sebagai sebuah tindakan preventif.

3. Prokain 1% 2 cc obat anestesi lokal dari kelompok amino ester , hal ini


juga digunakan untuk mengurangi rasa sakit injeksi
intramuskular penisilin 

4. Set partus: 1 setsebagai media pertolongan pada ibu yang hendak ingin
melahirkan

5. Ekstraktor cunam/forceps: 1 set adalah tindakan obstetrik yang bertujuan


untuk mempercepat kala pengeluaran dengan jalan menarik bagian bawah
janin (kepala) dengan alat cunam.
6. Klem ovum: sebanyak 2 buahmerupakan alat medis yang berfungsi untuk
menjepit jaringan atau dinding rahim 

7. Tampon vagina berfungsi adalah sejenis “pembalut” berbentuk silinder


yang terbuat dari kapas lembut. Gunanya sama seperti pembalut, yaitu
untuk menyerap aliran darah

8. Tabung 5 ml dan jarum suntik no.23: sebanyak 2 buah berfungsi untuk


menyuntikkan atau menghisap cairan atau gas
9. Spekulum Sim’s atau L dan kateter karet: masing-masing 2 dan 1 buah
berfungsi untuk membuka lubang vaginal depan, guna memungkinkan
pemeriksa melihat bagian vaginal belakang dan mulut rahim

10. Gunting episiotomiuntuk memperbesar lubang vagina sehingga proses


melahirkan lebih mudah dan cepat

11. Hecting setadalah alat bedah minor atau alat yang digunakan untuk
menjahit luka

Persiapan untuk janin

1. O2 2-4 liter
2. Kain bersih
3. Alat resusitasi memperbaiki fungsipernapasan dan jantung bayi yang tidak
bernapas /bernapas tidak teratur
4. Penghisap lendir berfungsi untuk menghisap lendir di jalan nafas, sundep
berfungsi untuk menekan lidah agar dapat dilakukan pemeriksaan mulut
dan tenggorokan

5. Kain penyeka muka dan badan berungsi untuk membersihkan muka dan
badan bayi dari sisa lendir dan darah saat proses lahir.
6. Inkubator bayi berfungsi untuk memastikan lingkungan yang terkontrol
bagi bayi untuk tumbuh di dunia yang masih asing baginya.

7. Pemotong dan pengikat tali pusat berfungsi untuk memmotong dan


mengikat tali pusat bayi yang baru lahir
8. Semprit 10 ml dan jarum suntik No.23

9. Kateter intravena atau jarum kupu-kupu rum/Needle OneMed adalah


jarum yang digunakan untuk pengambilan secara vakum

10. Popok dan selimut


11. Medikamentosa: Larutan Bikarbonas Natrikus 7,5% atau 8,4% dan
antibiotikaobat untuk mengatasi asidosis metabolik, urine yang terlalu
asam, dan asam lambung berlebih
12. Akuabidestilata dan Dekstrose 10%adalah obat yang membantu memenuhi
kebutuhan gula di dalam tubuh

Persiapan penolong

1. Baju kamar tindakan, pelapis plastik, masker, dan kacamata pelindung


berfungsi untuk alat perlindungan diri petugas

2. Sarung tangan DTT/steriladalah untuk mencegah terjadinya infeksi silang


serta mencegah terjadinya penularan kuman
3. Alas kaki (sepatu/”boot” karet) berfungsi untuk mengamankan kaki Anda
dari benda-benda tajam

4. Lampu sorot berfungsi untuk menghangatkan bayi

5. Monoaural stetoskop adalah sebuah alat medis akustik untuk memeriksa


suara dalam tubuh. Digunakan untuk mendengar suara jantung dan
pernapasan

6. Tensimeter untuk mengukur tekanan darah pasien


C. Prosedur
1) Identifikasi kebutuhan pasien
2) Persiapan klien (pemasangan infus, pemasangan dauer kateter, inform
consent (surat-surat persetujuan tindakan), mencukur rambut vulva).
3) Persiapan alat
4) Jelaskan tujuan dan prosedur pada pasien
5) Dekatkan alat ke pasien
6) Cuci tangan
7) Tutup sampiran
8) Memakai jas operasi dan APD
9) Mengatur posisi klien litotomi
10) Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan dengan air dan sabun
11) Memasang alas bokong , sarung kaki dan penutup perut bawah, lalu
fiksasi dengan klem
12) Pemeriksaan dalam memastikan pembukaan lengkap, kepala engaged
13) Memasukan tangan ke dalam larutan clorine 0,5% dan sarung tangan
dilepaskan secara terbalik dan direndam dalam larutan tersebut
14) Memakai sarung tangan DTT/steril yang baru
15) Cunam dimasukkan dengan bimbingan tangan, dimasukkan diantara
telapaktangan dan kepala janin (dua jari telunjuk dan jari tengah atau
empat jari). Dilakukan penguncian, dengan penyilangan ataupun tanpa
penyilangan
16) Menilai kedudukan cunam dan menilai bagian jaringan ibu yang
mungkin terjepit cunam dengan memasukkan jari kanan untuk menilai
daerah cunam kiri dan memasukkan jari kiri untuk menilai daerah
cunam kanan
17) Setelah kedudukan baik dan tidak ada bagian ibu yang terjepit,
dilakukan tarikan percobaan. Bila tarikan berat maka tarikan
dihentikan. Bila tarikan terasa ringan maka tarikan dilanjutkan sampai
kepala janin lahir
18) Memberikan gunting episiotomi untuk merobek perineum, saat terjadi
kontraksi atau timbul his
19) Bila dahi, muka dan dagu, sudah lahir maka cunam dilepas
20) Melahirkan bayi
21) Membersihkan muka bayi (hidung dan mulut) bayi dengan kain bersih
22) Memberikan gunting umbilicus untung memotong tali pusat
23) Tunggu tanda lepasnya plasenta, lahirkan plasenta dengan menarik tali
pusat dan mendorong uterus ke arah dorsokranial
24) Periksa kelengkapan plasenta (perhatikan bila terdapat bagian-bagian
yang lepas atau tidak lengkap)
25) Masukkan plasenta ke dalam kom besar
26) Eksplorasi jalan lahir
27) Memberikan hecting set dan benang cat gut kromik no 2.0 atau 3
28) Memberikan anesthesi lokal dengan Prokain 1% (yang telah disiapkan
dalam tabung suntik) pada sisi dalam luka episiotomi (otot, jaringan,
submukosa dan subkutis) bagian atas dan bawah
29) Masukkan tampon vagina kemudian jepit tali pengikat tampon dan
kain penutup perut bawah dengan kocher
30) Menarik tali pengikat tampon vagina secara perlahan-lahan sehingga
tampon dapat dikeluarkan.
31) Memasang kassa yang dibasahi oleh Pavidon Iodin pada tempat
jahitan episiotomi
32) Sementara masih menggunakan sarung tangan kumpulkan instrumen
dan masukkan kedalam wadah berisi cairan klorin 0,5 %
33) Masukkan tangan kedalam wadah yang berisi larutan klorin 0,5%
bersihkan darah atau cairan tubuh pasien yang melekat pada sarung
tangan, lepaskan terbalik dan rendam dalam wadah tersebut
34) Cuci tangan
35) Rapihkan pasien
36) Rapihkan alat
37) Terminasi
38) Cuci tangan
39) Dokumentasi.

Anda mungkin juga menyukai